Disusun Oleh :
1. Fadhlika Dwi A. (182030199)
2. Maulana milleniawan (182030201)
3. Cikal azril canigia ros (1812030203)
4. Dwi Anisa Josriani (182030205)
5. Mohamad diland septaviand (182030209)
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala kehendak, keridhoan dan
rahmatnya yang telah diberikan kepada hambanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang observasi masyarakat adat kampung naga.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
pengantar antropologi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Begitupun hal nya yang terjadi di masayarkat kampung Naga, kampung Naga sebagai
sebuah lokasi merupakan permukiman yang terletak di lembah subur dengan lereng curam
sebagai batas alam, dimana seratus dua belas bangunan beratap ijuk berdiri teratur membentuk
sebuah kampung tradisional di tatar Sunda. Di balik keseragaman fisik arsitekturnya, pemukiman
ini masih banyak mempertahankan nilai-nilai kehidupan masyarakat tradisional yang dipegang
teguh oleh masyarakatnya. Mereka bermukim sambil mempertahankan tradisi leluhur dan
mengadaptasikannya dengan pengaruh baru dari nilai-nilai zaman modern. Dengan yang semua
hal yang diuraiakan kan diatas, menjidakan alasan penulis untuk meniliti berdasarkan paparan
yang sudah diuraikain diatas
1.2 Rumusan Masalah
Meskipun Berada di tengah masyarakat global, masyarakat Kampung Naga pun tetap
tidak melupakan dunia luar dan dapat bersikap kooperatif dengan masyarakat umum maupun
pemerintah. Mereka dapat menerima kemajuan-kemajuan teknologi asalkan tidak bertentangan
dengan hukum adat yang dipegang. Adat yang dipegang teguh banyak mengajarkan kepada
kesederhanaan, pelestarian lingkungan dan sifat gotong royong yang masih cukup kental. Ini
semua hal-hal yang mulai terkikis ditengah masyarakat umum pada masa sekarang ini. Hal
demikian memberikan inspirasi untuk mengkaji lebih jauh bagaimana sebenarnya pola-pola
komunikasi masyarakat Kampung Naga yang ada sehingga dapat mempertahankan warisan
budaya dalam kurun waktu yang cukup lama. Berikut hasil pengamatan tentang pola interaksi
sosial masyarakat Kampung Naga serta wawancara dari beberapa narasumber :
1. Bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari sama yaitu bahasa Sunda,
baik itu bahasa Sunda asli. Bahasa ini menjadi simbol pemersatu mereka tetapi mereka tetap
tidak melupakan bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia.
2. Masyarakat kampung adat memiliki Prinsip gotong royong mereka anut sebagai
pegangan hidup masyarakat karena mereka beranggapan bahwa sikap gotong royong merupakan
hal paling penting dan utama yang harus terus dijaga dalam berkehidupan
1. Sesepuh atau pimpinan bersikap demokratis dan menghargai pendapat warga. Seperti
pada pergantian ketua RT dilakukan semacam pemilihan oleh warga. Namun pada lembaga
informal pergantian pengurus dilakukan secara turun-temurun karena sudah menjadi adat.
Adapun warga Kampung Naga telah mengenal dan mengikuti pemilu.
2. Sesepuh atau pimpinan dapat mengayomi warga. Mereka selalu memberi arahan
kepada warga untuk hidup sesuai dengan adat dan agama. Terbukti hingga sekarang belum
pernah ada warga yang melanggar adat.
3. Sesepuh dan warga bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan adat. Mereka
tidak pernah sekali pun menyentuh hutan larangan apalagi merusak karena mereka meyakini
hutan merupakan penyeimbang kehidupan.
1. Antara suami dengan istri terjalin hubungan yang rukun. Beraktifitas dan berkegitan
sesuai dengan peranan masing-masing.
Dengan Pola-pola intearaksi masyarakat Kampung Naga dapat mempertahankan warisan budaya
dan bisa memelihara kelestarian nilai-nilai luhur yang sudah di wariskan sejak dahulu. Pola-pola
komunikasi tersebut tercipta dari hubungan antar sesama warga, antara sesepuh atau pimpinan
dengan warga dan antar anggota keluarga Kampung Naga.
2.2 Perkembangan Teknologi Kampung Naga
Sistem teknologi masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam suatu
kebudayaan. Teknologi dan peralatan merupakan perkakas yang membantu masyarakat dalam
melaksanakan setiap kegiatan penunjang kehidupan pribadi dan sosialnya. Masyarakat kampung
naga menyikapi perkembangan teknologi dan globalisasi dengan selektif,karena mereka tidak
mau budaya dan adat mereka hilang oleh adanya budaya baru yang akan merusak bahkan
menggantikannya.
Masyarakat kampung naga konsisten mempertahankan adat dan tradisi mereka, sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman termasuk perkembangan teknologi. Seperti
listrik, kampung ini menolak aliran listrik dari pemerintah, karena semua bangunan penduduk
menggunakan bahan kayu dan injuk yang mudah terbakar, sehingga khawatir akan terjadi
kebakaran. Pada malam hari, masyarakat memilih menggunakan lampu petromak sebagai alat
penerangan.
3.1 kesimpulan
Kampung Naga adalah suatu perkampungan adat yang masih betahan di Jawa Barat. Kampung ini masih tetap
bertahan dengan segala adat istiadat, kebiasaan, serta aturan-aturan. Mereka mempercayai aturan yang
turun-menurun dari leluhurnya, dan mereka yakin dengan aturan tersebut. Kampung Naga tidak mengikuti alur
modernisasi karena menjaga kesenjangan sosial di dalam kehidupan sehari-harinya, karena modernisasi
ditakutkan akan mengubah kebudayaan yang telah lama di anut oleh kampung Naga. Penataan lingkungan di
kampung Naga, mencerminkan suatu pola pikir ke depan atau yang disebut dengan pembangunan lingkungan
berkelanjutan.
LAMPIRAN