Anda di halaman 1dari 10

TABEL TRANSKIP DATA GAMBARAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN BROKEN HOME

Wawancara I Subjek I

Pukul 10.00-14.00

Medan, 17 Mei 2020

Koding Subjek Verbatim Interpretasi


Peneliti Bisa tidak abang menceritakan
kepada saya seperti apa
masalah abang dirumah ketika
bersama orang tua abang?

Informan Sebenarnya masalah saya


seperti kebanyakan anak
korban broken home lainnya
(sambil tersenyum masam),
tidak mendapatkan kasih
sayang tetapi selalu
mendapatkan tekanan (disini
informan mulai mengepalkan
kedua tangannya sambil
mengkerutkan dahinya
menahan rasa kesalnya). Saya
selalu ditekankan untuk
menjadi yang paling terbaik
diantara yang terbaik, jujur
sebenernya itu membuat saya
kurang nyaman ( disini
infoman mulai menghela
nafasnya sambil memijit
pangkal batang hidungnya).
Karena saya ingin menjalani
kehidupan saya sebagai
manusia bukan sebagai
boneka mereka. Mereka selalu
mengatakan kesuksesan
mereka mendidik kami anak-
anaknya, padahal saya dan
adik-adik saya tidak pernah
berbiaya untuk pendidikan
(disini informan mulai
memasang ekspresi datarnya
dan pandangannya lebih
menusuk) . Saya punya orang
tua angkat yang punya
pengaruh didunia pendidikan,
dia yang selalu membantu
keperluan saya. Walaupun
untuk dunia pendidikan kami
tidak menggunakan biaya
karena kami selalu
mendapatkan beasiswa full.
Bisa dibilang orang tua
kandung saya mendapatkan
nama atas apa yang dilakukan
orang tua saya, kami
diperlakukan seperti boneka
oleh keluarga kandung sendiri.
Namun orang tua angkat saya
menganggap kami manusia,
memberikan kami kasih
sayang yang tidak kami
dapatkan dari orang tua kami
(ketika informan sedang
membahas keluarga
angkatnya, perubahan
ekspresinya sangat drastic. Dia
kembali tersenyum dan
tertawa kecil seolah
menunjukkan dia bahagia
dengan keluarga itu).
Peneliti Melihat sulitnya masalah yang
abang hadapi, apakah abang
pernah merasakan putus asa?
Informan Saya selalu merasa putus asa
disetiap saat, dulu saya putus
asa karena bingung
bagaimana kelanjutan hidup
kami nantinya apakah akan
terus seperti ini? Saya
menunggu perubahan orang
tua saya tapi sampai detik
inipun tidak menunjukkan
respon yang baik (disini
infoman beberapa kali
menghela nafas dan diakhiri
dengan tersenyum tipis).
Peneliti Bagaimana akhirnya abang
melewati masa putus asa
abang tersebut?
Informan Disaat saya sudah sangat
putus asa, saya teringat saya
anak pertama dikeluarga ini.
Jika saya menyerah apa yang
akan terjadi kepada adik-adik
saya? Mereka sudah cukup
minder diluaran sana, jadi
setidaknya saya harus
membuat mereka yakin saya
saja bisa bangkit mengapa
mereka tidak bisa (disini
pandangan informan mulai
kosong, seperti tidak
memperhatikan saya padahal
dia melihat saya). Akhirnya
doa saya dikabulkan tuhan,
saya bertemu keluarga baru
yang sangat menyanyangi
saya. Saya dianggap anak,saya
dianggap saudara disana, tidak
ada perbedaan yang terjadi
dikeluarga itu. Walaupun
keluarga itu sangat kaya tapi
mereka tetap harmonis,
awalnya saya kira mereka
menganggap saya karena saya
termasuk siswa berprestasi
dikabupaten tapi akhirnya
saya sadar kasih sayang
mereka kepada saya itu tulus,
saya bangkit dari rasa putus
asa saya untuk membalas jasa
mereka dihidup saya (lagi-lagi
informan tersenyum dan raut
wajahnya terlihat tanpa beban
walaupun wajahnya sempat
seperti memikirkan sesuatu
tapi itu hanya sebentar).
Peneliti Boleh berbagi kesaya apa saja
masukan yang diberikan saat
anda menghadapi masa-masa
sulit tersebut?

Informan Mereka selalu mengatakan


cara membalaskan rasa sakit
adalah ketika kita menjadi
orang sukses yang berguna
untuk orang lain, kita tidak
perlu memiliki keluarga yang
sempurna karena setiap
manusia tidak ada yang
sempurna. Kita tidak perlu
jatuh mendengar omongan
menyakitkan dari orang lain,
tapi kita harus menjadikannya
cambuk agar kelak kita bisa
membungkam kesombongan
mereka dengan kesuksesan
yang kita miliki (disini
informan terlihat santai
menceritakannya dan sesekali
dia memainkan kedua
tangannya).
Peneliti Mendengar cerita abang
tersebut bisakah abang
menceritakan siapa orang
yang sangat berpengaruh
memberikan masukan kepada
abang sampai saat ini?

Informan Keluarga angkat saya, teman-


teman saya, sepupu saya
mereka semua sangat
menyanyangi saya sehingga
selalu memberikan kritik dan
saran untuk hidup saya (disini
informan hanya tersenyum
hangat ketika menjawab
pertanyaan itu).
Peneliti Baiklah terimakasih untuk
waktu abang hari ini,
terimakasih juga sudah mau
berbagi kisah dengan saya.
Sesi hari ini saya rasa cukup
untuk selanjutnya saya akan
saya kabari kepada abang.
Informan Iya sama-sama, akan saya
luangkan waktu saya.
Wawancara II Subjek I

Pukul : 14.00-17.00

Medan, 18 Mei 2020

Koding Subjek Verbatim Interpretasi


Peneliti Halo sepertinya semalam kita
tidak bertegur sapa dengan
baik, bagaimana kabar abang
disituasi pandemi ini?
Informan Hahaha ( disini informan
tertawa lepas seperti tidak
ada beban, sehingga itu
menular kepada saya) kamu
ini seperti orang asing saja
merasa sungkan seperti itu,
kabar saya baik seperti yang
bisa anda lihat sendiri.
Peneliti Hahaha syukurlah kalau
begitu, jika kabar abang baik-
baik saja boleh ceritakan
kesaya kegiatan apa saja yang
abang lakukan dikampus
abang?
Informan Sebelum pandemi saya
mengikuti beberapa organisasi
maupun perlombaan yang
ada dikampus saya entah itu
organisasi pecinta alam,
komunitas pecinta debat,
olahraga basket. Saya
termasuk ketua dan anggota
diorganisasi-organisasi
tersebut. Untuk bidang
perlombaan saya pernah
menjadi wakil dari kampus
saya untuk melawan kampus
negeri lainnya dipulau
sumatera dan banyak hal lain
yang mengundang saya untuk
bergabung diorganisasi
ataupun perlombaan mereka,
tetapi karena waktu saya
sedang padat saya tidak
terlalu focus kesana lagi (disini
informan hanya menunjukkan
raut wajah yang serius ketika
membahas tentang
kegiatannya).
Peneliti Lalu Bagaimana dengan
penyusunan skripsi abang?

Informan Saya sudah terlalu banyak


menunda waktu saya untuk
menyusun skripsi apalagi
ditambah situasi pandemi ini,
tapi setidaknya sejauh ini
sudah cukup rampung (disini
informan menghela nafas dan
tersenyum masam).
Peneliti Apakah abang menemui
kendala ketika harus
melakukan kegiatan disaat
sedang membuat skripsi?

Informan Kalau bahas soal kendala pasti


banyak, apalagi kondisi
sekarang sedang pandemi
membuat ruang gerak saya
semakin terbatas, dulu ketika
stress menghadapi tugas saya
masih bisa nongkrong
bersama teman-teman saya.
Tapi karena pandemi saya
tidak bisa kemana-mana,
kadang jenuh saya bermain
game atau melakukan hal
positif lainnya. Sangat susah
mengumpulkan data mini riset
saya ketika kondisi sedang
tidak memungkinkan seperti
ini (disini informan beberapa
kali membenarkan tatanan
rambutnya sambil
mengkerutkan dahinya).
Peneliti Apakah semua kegiatan yang
abang lakukan mempengaruhi
kesehatan abang?

Informan Ya sangat mempengaruhi


untuk saat ini, apalagi tekanan
yang saya dapatkan cukup
membuat saya mengalami
stress dan jenuh, saya jadi
sering mengkonsumsi kafein
dan sejenisnya untuk
menghilangkan rasa jenuh dan
stress saya (disini informan
mulai memainkan kembali
rambutnya).
Peneliti Baiklah saya rasa cukup sekian
untuk hari ini, terimakasih
atas partisipasi positif yang
abang berikan kepada saya.
Jika tidak keberatan saya akan
mengadakan sesi wawancara
selanjutnya jika abang
mempunyai waktu luang.
Informan Ya tidak masalah, saya juga
senang bisa membantu. Nanti
akan saya kabarin kapan saya
bisa melakukan wawancara
kembali.

Wawancara III Subjek I

Pukul: 19.00-22.00

Medan, 20 Mei 2020

Koding Subjek Verbatim Interpretasi


Peneliti Halo bang, bagaimana hari-
hari abang apakah cukup
menyenangkan?
Informan Ya, tentu saja menyenangkan
ketika bisa berkumpul dengan
semua adik-adik saya (disini
informan terlihat lebih
bahagia karena dia menjawab
pertanyaan saya dengan
semangatnya).
Peneliti Wah sepertinya seru sekali ya
berada disana, lalu bisa tidak
abang menceritakan kepada
saya apa saja pengalaman
menyenangkan yang abang
rasakan?
Informan Pengalaman paling
menyenangkan saat saya bisa
melihat saya cukup berguna
untuk kehidupan orang lain,
mereka tidak lagi menolak
kehadiran saya seperti
sebelumnya walaupun kadang
masih banyak orang yang
sepele terhadap keluarga
broken home namun nyatanya
pemikiran anak broken home
akan patah ketika melihat
semua bidang prestasi saya.
Karena menurut saya tidak
semua manusia nakal itu
berasal dari keluarga broken
home sehingga menurut saya
pemikiran seperti itu harus
terhapuskan ketika menemui
saya (disini informan
beberapa kali tersenyum
kecut tapi dia langsung
merubah ekpresi wajahnya
kembali ceria).
Peneliti Jika seperti itu selanjutnya
rencana abang kedepannya
bagaimana?
Informan Tentu saja saya ingin
melanjutkan kehidupan saya,
membantu pendidikan adik-
adik saya agar terjamin,
berguna untuk bidang politik
Negara yang saat ini menurut
saya kurang memadai. Saya
ingin membuat perubahan
yang lebih baik lagi, sehingga
orang akan mengenal saya
sebagai orang yang membawa
perubahan bukan orang yang
dikenal sebagai keluarga
broken home. Saya ingin
membuat orang-orang
disekitaran saya bangga
terhadap kemampuan saya
(disini informan hanya
menunjukkan raut wajah yang
sangat serius).
Peneliti Jadi berkat orang-orang
disekitaran abang memotivasi
abang untuk bertahan sejauh
ini?
Informan ya tentu saja, mereka banyak
berjasa dalam kehidupan saya.
Kalau saja dulu saya tidak
bertemu orang-orang baik
seperti mereka mungkin saya
tidak tau akan menjadi apa
saat ini, penolakan dari
keluarga saya sudah cukup
menyakitkan apalagi saya
harus menerima penolakan
dari masyarakat terhadap
kehadiran saya yang menurut
mereka berbeda dengan
mereka (pandangan infoman
disini seperti sedang mengunci
satu objek yang dia fikirkan).
Peneliti Setelah semua yang abang
lalui selama ini, menurut
abang bagaimana pendapat
abang melihat orang-orang
yang menjalani kehidupan
seperti abang?
Informan Saya harap mereka tidak
pernah putus asa untuk
menjalani hidup, karena
kehidupan mereka adalah
pilihan mereka sendiri bukan
berdasarkan omongan atupun
penilaian orang lain (disini
informan mulai kembali rileks
dan tersenyum hangat).
Peneliti Bisakah abang memberikan
pesan kepada mereka agar
tidak menyerah?
Informan Jangan pernah takut
bermimpi, karena semua
orang memiliki hak untuk
bermimpi. Jangan pernah
jadikan keluargamu adalah
alasan kegagalanmu, karena
kita semua sama. Walaupun
keharmonisan keluarga kita
mungkin berbeda dengan
mereka tetapi sebenernya kita
semua sama, sama-sama akan
kembali ketanah nantinya
(diakhir jawaban ini informan
hanya memberikan senyuman
tipisnya).
Peneliti Wah merinding saya denger
perkataan abang hahaha,
terimakasih atas partisipasi
abang selama ini. Sesi
wawancara terakhir ini saya
sudahi sampai disini saja, maaf
jika saya menyinggung
ataupun menyakiti perasaan
abang sengaja ataupun tanpa
sengaja.
Informan Hahaha tidak masalah, saya
juga pernah diposisi anda jadi
tolong menolongkan tugas
manusia.

Anda mungkin juga menyukai