Anda di halaman 1dari 6

Nama:Elen Louitha Tanone

Nim:1931B0036

INTERAKSI ANTARA HYPOTOLAMUS,HIPOFISIS DAN OVARIUM

Hipotalamus (bahasa Inggris: hypothalamus) adalah bagian dari otak yang


terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka
terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu. Hipotalamus juga
merupakan pusat kontrol autoniom.

Kelenjar pituitari (hipofisis) adalah kelenjar kecil yang terletak di dasar


otak. Meskipun kecil, kelenjar ini bertanggung jawab untuk menghasilkan
sejumlah hormon yang diperlukan untuk pertumbuhan, sistem regulasi, dan
fungsi tubuh lainnya.

Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin yang dibawa oleh hewan
betina. Vertebrata, termasuk manusia, memiliki dua ovarium yang
berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Sel telur pada
wanita (manusia) berada bagian dalam di kiri dan kanan pinggul.

siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan
endometrium. Haid atau menstruasi merupakan suatu tanda  bahwa  alat kandungan
menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu
dan mulainya haid yang baru.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus
setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun
dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun).
Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.

Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana
pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari
terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Siklus menstruasi
normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus
(rahim). Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi
dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi atau
deskuamasi, fase post menstruasi atau stadium regenerasi, fase intermenstruum atau stadium
proliferasi, dan fase pramenstruum atau stadium sekresi

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari
3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di
bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).  Endometrium adalah lapisan yangn
berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang
terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus -endometrium. Pada
akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca
ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih
aktif – fase sekresi.

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan
uterus. Fase-fase tersebut adalah :

 Fase menstruasi atau deskuamasi

Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya
lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan  lendir dari cervik. Darah
tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan - potongan mukosa

 Fase menstruasi atau stadium regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur - angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar
endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium
menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

 Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9.fase ini dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar
kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi
: sel - sel kelenjar mengalami mitosis
 Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14.

Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar  yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti
epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.

Fase pramenstruum atau stadium sekresiFase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari
ke 14 sampai ke 28.

Pada fase ini endometrium kira - kira  tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan
untuk telur yang dibuahi.

tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi.
Fase ini dibagi atas :

1)      Fase sekresi dini 

Dalam fase ini endometrium lebih  tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan,
tebalnya  ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu :

      stratum
basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan   dengan lapisan
miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.

      stratum
spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh
banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya.

      stratum
kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran saluran kelenjar sempit, lumennya
berisi sekret dan stromanya edema.

2)      Fase sekresi lanjut

Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase
sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk
keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sitoplasma sel sel stroma bertambah. 

Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan
siklus luteal.

Hubungan antara hipotolamus dan hipofisid ;hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar
pituitari (kelenjar hipofisis). Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland  karena banyak
menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di
dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus
memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan atau
menghambat produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan. Hipotalamus
sangat penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem hormon dan
sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu
dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon.

Misalnya, jika tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar
hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yang
menyebabkan tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon yang
disebut releasing hormone dan inhibiting hormone.

Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon tertentu. Inhibiting


hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis
hormon yang disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior)
hipofisis dan 2 lainnya oleh bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior
tersusun atas jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar
hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan menyekresikan beberapa
hormon ke dalam darah.

a.      Hipofisis Anterior

Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut (Campbell, 1998:
925).

1)      FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de Graaf tempat sel
telur berada.

2)      LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel gonad pada wanita.

3)     ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang kelenjar adrenal
untuk mengeluarkan hormon tertentu.

4)     TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin.

5)     Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.

6)     GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya dan berperan
membantu penyerapan nutrisi tubuh.

7)     Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa narkotika
menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.

b.      Hipofisis Posterior

Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :


1)      ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme
pengeluaran urine.

2)      Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat seorang
wanita melahirkan.

Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan Balik antara Hipotalamus-
Pituitary-Ovarium (HPO Axis).

Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary) untuk


mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang berfungsi mematangkan folikel dan LH
(luteinizing hormone) yang berperan dalam proses ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang
mengalami proses pematangan berjumlah lebih dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada
satu folikel yang disiapkan untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang
matang tersebut mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam
awal siklus relatif meningkat.

9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan
(anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis
posterior tersusun atas jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus.
Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan menyekresikan
beberapa hormon ke dalam darah.

setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih dari satu,
namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan untuk ovulasi,
sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut mengluarkan
hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal siklus relatif
meningkatsetiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih
dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan untuk
ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut
mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal
siklus relatif meningkat.

setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah lebih dari satu,
namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan untuk ovulasi,
sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut mengluarkan
hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal siklus relatif
meningkat.

selanjutnya corpus luteum akan dipelihara oleh hCG. Bila tidak terjadi konsepsi, secara
perlahan corpus luteum menjadi atresia menjadi corpus albicans disertai dengan
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
memberikan negative feedback pada hipotalamus dan hipofisis hingga memulai siklus
baru.

Jadi kesimpulannya: Pembentukan sel telur pada siklus menstruasi disebut siklus ovarium
yang terdiri atas fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Sedangkan pada Siklus endometrium
terdiri dari 4 fase yaitu, fase menstruasi, fase regenerasi, fase proliferasi dan fase sekresi.
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis). Kelenjar hipofisis
disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam tubuh.

Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu
dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon.

Anda mungkin juga menyukai