Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SHERLY YOLANDA, S.

Gz

NIP : 199507042019022011

INSTANSI : UPT PUSKESMAS PAUH

ANGKATAN :I

TUGAS E LEARNING : AKUNTABILITAS

1. Setujukah Anda jika PPATK langsung mempublikasikan rekening


“gendut” yang dimiliki oleh seorang PNS? Jelaskan alasan Saudara!

Tidak setuju, sebaiknya tidak langsung dipublikasikan. Temuan tersebut


hendaknya diserahkan terlebih dahulu kepada pihak yang berwenang
seperti Polri, Badan Kepegawaian, Inspektorat, KPK dan pihak terkait
lain agar dapat dilakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap rekening
tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah pemilik rekening mentransfer
dana di rekeningnya ke rekening lain yang akan mempersulit pembuktian.

Alasan lain adalah, asas praduga tak bersalah. Belum tentu rekening
“gendut” tersebut bersumber dari kegiatan “terlarang”, mungkin saja
bersumber dari warisan orang tua, atau bisnis yang sah dan legal.
Bila memang setelah dilakukan penyidikan dan penyelidikan terbukti
bahwa rekening tersebut bersumber dari kegiatan “terlarang”, maka
barulah dipublikasikan.

2. Menurut Saudara faktor-faktor apa yang mendorong atau menyebabkan


seorang PNS memiliki rekening “gendut”?

Faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan seorang PNS memiliki


rekening “gendut” antara lain, sebagai berikut :

a. Sumber pendapatan yang sah


i. Sudah kaya semenjak sebelum jadi Pns
ii. Usaha atau pendapatan lain yang sah
iii. Warisan dari Orang Tua
iv. dll

b. Sumber pendapatan yang tidak sah (illegal)


i. Gratifikasi
ii. Pungli
iii. Penggelapan keuangan
iv. Penyalahgunaan wewenang
v. Pemerasan
vi. Korupsi yang berhubungan dengan pengadaan,
vii. dll

3. Menurut Saudara apa upaya yang mesti dilakukan untuk menciptakan PNS
yang akuntabel?

Untuk menciptakan PNS yang akuntabel, maka yang harus dilakukan


adalah :
a. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui  penentuan tujuan dari
rencana strategis organisasi, mengembangkan indikator, ukuran dan
tujuan kinerja, dan mengidentifikasi peran dan tanggung jawab setiap
individu dalam organisasi.
b. Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan. Cara ini dapat dilakukan melalui identifikasi program atau
kebijakan yang perlu dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan
akan dilaksanakannya dan biaya yang dibutuhkan. Selain itu, perlu
dilakukannya identifikasi terhadap sumberdaya yang dimiliki organisasi
serta konsekuensinya, apabila program atau kebijakan tersebut berhasil
atau gagal untuk dilakukan
c. Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui hambatan dari
impelementasi kebijakan atau  program yang telah dilakukan
d. Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat
waktu. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud untuk menjalankan
akuntabilitas dalam menyediakan dokumentasi dengan komunikasi
yang benar serta mudah dipahami
e. Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback
untuk memperbaiki kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan yang bersifat korektif.

4. Kemenag sebagai kementerian yang semestinya menjadi teladan


pelaksanaan moral agama justru muncul menjadi kementerian yang
banyak penyelewengan. Bagaimana pendapat Saudara terhadap kondisi
ini?

Di antara kementerian yang lain mungkin Kementerian Agama merupakan


kementerian yang sangat sensitif. Dikatakan sensitif karena di samping
terisi orang-orang yang notabene “bermoral” juga membawa nama
“agama”, sehingga orang memandang sebagai lembaga yang suci, tanpa
noda atau “dosa”. Namun ironinya, Kemenag justru menjadi kementerian
yang banyak penyelewengan, hal ini menunjukkan bahwa didalam tubuh
Kemenag bercokol aparatur yang tidak amanah, aparatur yang tidak
memiliki integritas, dan tidak akuntabel. Kemenag perlu melakukan
reformasi kedalam secara menyeluruh mulai dari pola recruitment
pegawai, pengawasan dan perlu menerapkan model sanksi yang mampu
memberikan efek preventif.

5. Setujukah Saudara terhadap statement: “Lingkungan birokrasi sekarang ini


harus bersih dari praktek korupsi, gratifikasi, suap, dan sebagainya”?
Berikan argumentasi untuk memperkuat pendapat Saudara!

Setuju, praktek-praktek korupsi, gratifikasi, suap dan sebagainya adalah


bentuk perbuatan terlarang yang bertentangan dengan norma-norma
kehidupan, bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Praktek-praktek korupsi dan segala bentuk turunannya adalah
perbuatan yang merugikan Negara, menggerogoti sendi-sendi keadilan,
serta merusak tatanan normatif dalam penyelenggaraan Negara.

Anda mungkin juga menyukai