Gambar 7.
Aterosklerosis
(Steinl, 2015)
Perbedaan patogenesis pada unstable angina, NSTEMI dan STEMI
(12)
;Tabel 1. Perbedaan Patogenesis pada Sindrom Koroner Akut
Stenosis arterri koroner kritis (≥70%) Aliran darah terbatas pada waktu Stable angina
latihan fisik
Ruptur plak yang tidak stabil Trombus mulai terbentuk dan kondisis Unstable angina
istirahat
Pembentukan thrombus tidak stabil Oklusi vascular transien atau inkomplit NSTEMI
Thrombus pada rupture plak Oklusi vaskuler komplit (tidak terjadi STEMI
proses lisis)
Patofisiologi
Gambar 8. Proses Oklusi Pembuluh Darah
Gambar 9.
Patofisiologi Okslusi
Diagnosis STEMI
Anamnesis
•Angina tipikal
– Gambaran angina tipikal adalah rasa tertekan/berat daerah retrosternal yang
menjalar ke lengan kiri, leher, area interskapularis, bahu atau epigastrium,
berlangsung intermitten atau persisten (>20 menit). Sering disertai dengan
diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas dan sinkop.
•Angina Atipikal
– Gambaran angina atipikal adalah nyeri dipenjalaran angina tipikal, gangguan
pencernaan (indigestion), sesak napas yang tidak dapat dijelaskan,lemah mendadak.
Keluhan ini sering ditemui pada golongan muda (25-40 tahun) dan tua (>75 tahun),
wanita, penderita diabetes, gagal ginjal kronik, atau demensia. Keluhan ini patut
dicurigai menjadi angina equivalen apabila ditemukan setelah dipicu oleh aktivitas. (9)
Keluhan di perkuat apabila ditemukan karakteristik seperti ;
•Pria
•Diketahui memiliki penyakit aterosklerosis non coroner (penyakir arterial perifer)
•Memiliki riwayat pernah mengalami infark miokard, coronary bypass ataupun PCI
(Percutaneous Coronary Intervention)
•Memiliki faktor resiko ; hipertensi, merokok, dyslipidemia, diabetes mellitus, riwayat
penyakit jantung coroner dikeluarga, atau klasifikasi resiko menurut NCEP
Gambar 10. Gambar 10. Kriteria NCEP
***Nyeri bukan khas iskemia berupa nyeri
pleuritik (tajam saat inspirasi atau respirasi),
nyeri abdomen tengah atau bawah, nyeri dada
yang dapat ditunjuk dengan 1 jari, nyeri dada
akibat pergerakan tubu, nyeri dada dengan
durasi beberapa detik, nyeri dada yang
menjalar ke ekstremitas bawah.
EKG
•Gambaran infark miokard menjadi kuat jika
ditemukan gambaran EKG ;
1. Concordant, spesifisitas tinggi dan
sensitivitas rendah :
•Gambaran LBBB baru + elevasi segmen ST ≥ 1
mm pada sadapan dengan QRS kompleks
positif
•Gambaran depresi segmen ST ≥ 1 mm di V1-
V3
2. Discordant, spesifisitas dan sensitivitas
rendah :
•ST segmen diskordan dengan kompleks QRS
negative
3. Jika tidak didapatkan elevasi segmen ST, maka kemungkinan dapat berupa
NSTEMI / Angina pektoris tidak stabil, spesifisitas tinggi :
Depresi segmen ST ≥ 0,05 mm di sadapan V1-V3 dan ≥ 0,1mV di sadapan lainnya.
Elevasi segmen ST yang persisten (<20 menit)
Inversi gelombang T yang simetris ≥ 0,2 mV
insufisiensi ginjal
Troponin I/T