Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA

KELAS X TSM 1 SMK BINA NUSANTARA UNGARAN

disusun guna memenuhi tugas matakuliah Praktik Bimbingan Konseling Belajar

Dosen Pengampu: Dra. Ninik Setyowani, M.Pd

Muslikah, S.Pd., M.Pd

Oleh

Maria Ulfa

1301413066

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga laporan diagnosis kesulitan belajar ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan hasil diagnosis kesulitan belajar yang dilakukan
oleh penulis terhadap siswa kelas X TSM 1 SMK Bina Nusantara Ungaran. Di
dalam laporan ini terdapat langkah-langkah dalam mendiagnosis kesulitan belajar
siswa beserta hasilnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini, terutama pihak sekolah SMK Bina
Nusantara yang telah mengizinkan penulis melakukan diagnosis kesulitan belajar
pada siswanya.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membancanya dan dapat menjadi referensi dalam pembuatan laporan diagnosis
kesulitan belajar selanjutnya, tentunya dengan tidak hanya menggunakan referensi
laporan ini saja tetapi juga referensi laporan-laporan yang lain.
Tak ada gading yang tak retak. Maka dari itu penulis menerima segala
kritik dan saran kepada subjek agar laporan ini menjadi lebih baik.

Semarang, 31 Desember 2014

penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan manfaat................................................................................ 2
1.4 Waktu dan Tempat................................................................................. 3
1.5 Profil Sekolah......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kesulitan Belajar....................................................................... 4
2.2 Ciri Anak yang mengalami Kesulitan belajar........................................ 4
2.3 Faktor penyebab kesulitan Belajar......................................................... 6
2.4 Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar..................................................... 10
2.5 Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar.................................................. 10
BAB III METODE
1.1 Legger.................................................................................................. 15
1.2 Wawancara........................................................................................... 15
1.3 Observasi ............................................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Konseli 1
1.1.1 Hasil pengumpulan Data.......................................................... 22
1.1.2 Alasan Pemilihan Konseli........................................................ 31
1.1.3 Identitas Konseli...................................................................... 32
1.1.4 Identifikasi Kasus..................................................................... 33
1.1.5 Analisis.................................................................................... 34
1.1.6 Sintesis .................................................................................... 36
1.1.7 Diagnosis.................................................................................. 36
1.1.8 Prognosis.................................................................................. 37
1.1.9 Treatment................................................................................. 37

3
1.2 Konseli 2
1.2.1 Hasil pengumpulan Data.......................................................... 38
1.2.2 Alasan pemilihan Konseli........................................................ 47
1.2.3 Identitas Konseli...................................................................... 49
1.2.4 Identifikasi Kasus..................................................................... 50
1.2.5 Analisis.................................................................................... 50
1.2.6 Sintesis .................................................................................... 53
1.2.7 Diagnosis.................................................................................. 53
1.2.8 Prognosis.................................................................................. 54
1.2.9 Treatment ................................................................................ 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.1.1 Konseli 1....................................................................................... 56
5.1.2 Konseli 2....................................................................................... 56
5.2 Saran
5.2.1 Guru BK....................................................................................... 57
5.2.2 Wali Kelas.................................................................................... 57
5.2.3 BK Sekolah................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 59
Lampiran 1: Legger
Lampiran 2: Analisis Legger dan Tabulasi
Lampiran 3: Dokumentasi
Lampiran 4: Surat Keterangan Observasi
Lampiran 5: RPLBK, Materi RPL, dan Media
Lampiran 6: Lembar Konsultasi

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siswa adalah makhluk tuhan yang unik. Mereka lahir dengan
segala perbedaan-perbedaan, kelebihan dan kekurangannya. Siswa
mempunyai perbedaan di bidang bakat, minat, kemampuan serta
kecerdasan dalam memahami sesuatu. Atas perbedaan-perbedaan itulah
seringkeli ditemukan iswa yang mengalami banyak hambatan dalam
proses belajarnya.
Pendidikan sebagai wadah utnk mencerdasakn siswa yang
didalamnya terdapat tenaga kependidikan seperti guru maple dan guru BK
mempunyai tuga atau peran untuk membantu siswa yang m3ngalami
kesullitan belajar. untuk bisa membantu siswa, seorang gru BK perlu
mendiagnosis terlebih dahulu kesulitan belajar siswa tersebut agar dapat
ditemukan solusi yang terbaik.
Beberapa alasan yang menyebabkan perlunya gur BKmelakukan
diagnosis kesulitan belajar antara lain pertama bahwa setiap murid
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, setiap murid berasal dari latar
belakang sosial yang berbeda sehingga wajar jika ada siswa yang cepat
dan lambat dalam menerima materi pelajaran. Kedua setiap siswa yang
sekolah mempunyai hak yang sama yaituu untuk menjadi pribadi yang
cerdas. Dengan melihat latar belakang yang seperti itu, maka guru BK
sebagai guru pembimbing mempunyai kewajiban untuk membantun
perkembagan belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar aitu dengan
cara melakukan diagnosis terlebih dahlu.
Diagnosis sangat diperlukan sebelum giri BK akan memberikan
treatmen kepada siswa agar treatment yang diberikan tepat sehingga
masalah kesulitan belajar siswa dapat teratasi dengan baik. Sering kali
guru BK gagal dalam membatu siswa yang mengalami kesulitan belajar
kareana kurang tepat dalam mendiagnosis kesulitannnya. Maka dari itu

5
disgnosis kesulitan belajar merupakan suatu hal yang sanagt urgen
dilakukan oleh guru BK sebelum memeberikan treatment. Dalam laporan
ini penulis akan memaparkan mengenai diagnosis kesulitan belajar dua
siswa di SMK Bina Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana langkah-langkah mendiagnosis kesulitan belajar?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi kesulitan belajar siswa?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar?
4. Bagaimana treatmen yang akan diberikan untuk mengtasi kesultan
belajar siswa?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam diagnosis kesulitan belajar
2. Untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar
4. Untuk memberi treatment yang tepat kepada siswa
Manfaat bagi Guru BK
1. Guru BK dapat memberikan layanan yang baik kepada siswa
2. Guru BK dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dengan baik
3. Guru BK dapat memberikan treatmen yang sesuia dengan kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa.
Manfaat bagi Siswa
1. siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman
2. kesulitan belajar siswa dapat teratasi
3. siswa dapat bekembang dengan baik
Manfaat bagi Penulis
1. menambah pengetahuan mengenai karakteristik siswa
2. menambah pengetahuan bagaimana cara mendiagnosis kesulitanbelajar
3. penulis dapat mempunyai gambaran treatmen apa yang akan diberikan

6
1.4 Waktu dan Tempat
Observasi
Tempat : ruang kelas X TSM 1SMK Bina Nusantara Ungaran
Waktu : Kamis, 4 Desember 2014 pukul 11.00 WIB
Wawancara (1)
Tempat : perpustakaan SMK Bina Nusantara Ungaran
Waktu : Sabtu, 29 November 2014 pukul 09.30 WIB
Wawancara (2)
Tempat : ruang guru BK, dan ruang guru
Waktu : Kamis, 4 Desember 2014 pukul 12.30 WIB

1.5 Profil Sekolah


Di sini penulis melakukan diagnosis kesulitan belajar di SMK Bina
Nusantara. Adapun profilnya adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : SMK BINA NUSANTARA Ungaran
Alamat : Jalan Ki Sarino Mangun Pranoto No. 05 Ungaran
Visi Sekolah : mencetak tenaga terampil menegah yang cerdas,
santun dan berbudi luhur agar siap berkompetisi dan
siap kerja
Misi Sekolah : menyiapkan lulusan yang siap mengisi pasar kerja
sesuai dengan bidang kompetensi (a) teknik
komputer dan jaringan, (b) garmen, (c) Teknik
sepeda motor.
Jumlah Guru BK : jumlah guru BK ada empat

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kesulitan Belajar


Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-
kadang teramat sulit. Setiap individu memang tidak ada yang sama.
Perbedaan individu ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar
di kalangan anak didik. Menurut Ahmadi (2004:77) kesulitan belajar
adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya.
Sedangkan Mulyadi (2004:6) mengatakan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya
hambatan-hambatan tertenntu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-
hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang
yang mengalaminya dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun
fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.
Berdasarkan dua pendapat dari ahli di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa
mengalami hambatan-hambatan tertentu sehingga ia tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya.

B. Ciri Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar


Anak yang mengalami kesulitan belajar akan menampakkan gejala.
Gejala yang nampak meliputi aspek kognitif, motoris dan afektif baik
dalam proses belajar maupun hasil yang dicapai. Ciri-ciri tingkah laku
yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain (mulyadi,
2010:7)
1. Menunjukkan hasil belajar rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimiliki.

8
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Mungkin saja ada siswa yang sudh belajar dengan giat, tetapi nilai
yang dicapainya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan tingakh laku yang kurang wajar seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan PR, mengganggu di dalam kelas
atau di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri,
tidak mau bekerjaama dengan tean lainnya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira, dalam mengahadapi
nilai rendah tidak mennukkan perasaan sedih dan menyesal dan
sebagainya.

H.W.Burton (dalam Mulyadi, 2010) mengatakan seorang murid dapat


diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan
kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan tersebut
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. murid dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau
mencapai tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu seperti
yang telah ditetapkan oleh guru (criterion referenced).
2. murid dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan
ukuran tingkat kemampuannya, inteligensi, bakat, dapat diramalkan
bahwa ia bisa mengerjakan atau mencapai prestasi tersebut) maka
murid ini dapat digolongkan ke dalam underachiever.

9
3. murid dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial.
4. murid dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat berhasil
mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi
kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Murid ini dapat
digolongkan ke dalam slow learner.

C. Faktor-faktor yang Penyebab Kesulitan Belajar


Menurut Muhibbin, faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor Intern siswa dan faktor
ekstern siswa.
1. Faktor intern
Faktor intern adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa sendiri. Faktor intern ini meliputi gangguan psiko-
fisik siswa, yakni:
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas inteligensi siswa.
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern siswa adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua semua situasi
dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar
siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan
antara ayah dan ibu, rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan masyarakat, contohnya: teman spermainan yang nakal

10
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang
berkualitas rendah.
Abu Ahmadi (2004:78) juga mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar siswa meliputi dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern (faktor dalam diri siswa)
a. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik fisik siswa. Faktor ini meliputi:
1) Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga
saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang
diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
2) Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab
ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya
berkurang, dan pikiran terganggu.
3) Karena cacat tubuh
Cacat tubuh ini meliputi kurang pendengaran, kurang penglihatan,
gangguan psikomotor.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi hal-hal berikut ini
1) Inteligensi
Tingkat inteligensi siswa yang rendah juga berpebgaruh terhadap
kesulitan belajar siswa. Apabila mereka harus menyelesaikan
persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tidak mampu dan
banyak mengalami kesulitan.
2) Bakat
Seorang anak akan mudah mempealajari sesuatu yag sesuai dengan
bakatnya. Apabila seorang anak harus mempelajari bahan yang lain
dari bakatnya akan cepat bosan, putus asa, tidak senang.

11
3) Minat
Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu pelajaran akan
timbul kesulitan belajar.
4) Motivasi
Motivasi merupakan faktor intern yang berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. seorang yang
motivasinya besar akan giat berusaha, tampak gigih dan tidak mau
menyerah, giat membaca buku untuk eningkatkan prestasinya
untuk memcahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang
motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan
pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
2. Faktor ekstern (faktor lingkungan)
a. Faktor keluarga
Kelurag merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi
juga sebagi faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk faktor ini
adalah sebagai berikut:
1) Cara mendidik anak
Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-
anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan
belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Orang tua yang bersikap kejam, otoriter akan menimbulkan mental
yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat
tentram, tidak senang di rumah, hingga lupa belajar.
2) Hubungan orang tua dan anak
Hubungan orang tua dan anak yang dapat menyababkan kesulitanb
bealajar adalah kurangnya kasih saying orang tua terhadap anak.
3) Keadaan ekonomi keluarga
Ekonomi yang kurang/miskin akan menimbulkan kurangnya alat-
alat belajar, kurangynya biaya yang disediakan oleh orang tua,

12
tidak mempunyai tempat belajar yang baik, hal ini dapat
menyebabkan seorang abank mmengalami kesulitan belajar.
Ekonomi yang berlebihan (kaya) juga dapat menyebabkan anak
mengalami kesulitan belajar karena ia terlalu bnayak bersenag-
senang shingga segan untuk belajar. bisa juga dimanjakan oleh
orang tuanya.
b. Faktor sekolah
Yang dimaksud faktor sekolah antara lain yaitu:
1) Guru
Guru dapat menjadi sebab kesulitan belajar, apabila:
a) Guru tidak kualfied, baik dalam pengambilan metode yang
digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegagnya.
Sehingga cara menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti
oleh murid-muridnya.
b) Hubungan guru dengan murid kurang baik. Misalnya guru
bersikap kasar, suka marah, suka mengejek, tak pernah
senyum, suka membentak, tak pandai menerangkan, sinis,
sombong, menjengkelkan, tak adil dan tinggi hati.
c) Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan
anak.
d) Metode mengajar yang tidak sesuai dengan siswa.
c. Lingkungan sosial
1) Teman bergaul
Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk
dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang
tidak sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hhidup anak
yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak bersekolah.
2) Aktivitas dalam masyarakat
Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan kursus itu akan
menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.

13
D. Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Syah (2003:184) diagnosis kesulitan belajar merupakan
upaya mengenali gejala dengan cermat terhadap fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa.
Tujuan dari diagnosis adalah menetapkan jenis penyakit yakni jenis
kesulitan belajar.

E. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar


Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang
terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada
ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami oleh siswa.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi murid yang mengalami kesulitan belajar
Tujuan identifikasi adalah untuk menemukan siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar. adapu langkah yang dilakukan dalam
mengidentifikasi murid yang mengalami kesulitan belajar yaitu
a. Menandai murid dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik yang sifatnya umum
maupun khusus dalam mata pelajaran.
b. Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain:
- Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record
academic”. Kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal
kompetensi yang dituntut.
- Menganalisis hasil ulangan dengan melihat kesalahan yang
dibuat.
- Melakukan observasi pada saat murid dalam proses belajar
mengajar, yaitu dengan mengamati tingkah laku dan kebiasaan
murid dalam mengikuti mata pelajaran tertentu, mengamati
tingkah laku murid dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu,

14
berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar murid di
rumah melalui checklist atau melalui kunjungan rumah.
2. Melokalisasi Jenis dan Sifat Kesulitan Belajar
Sesudah ditemukan murid yang dapat diduga mengalami kesulitan
belajar, maka langkah selanjutnya adalah melokalisasi jenis dan sifat
kesulitan belajar. langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
Cara yang dilakukan adalah dengan membandingkan angka nilai
prestasi individu yang bersangkutan dari mata pelajaran lain yang
diikutinya.
b. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar
Hasil analisis empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian
tugas, ketidakhadiran, kurang aktif, partisipasi, dan kurang
penyesuaian sosial.
Pada tahap ini dapt dilakukan juga documenter, wawancara,
observasi (Depdikbud dalam mulyadi:2010).
Sedangkan untuk prosedurnya dapat menggunakan langkah sepert
berikut:
- Menganalisis hasil pekerjaan murid dalam bidang studi tertentu
- Wawancara dengan guru yang bersangkutan
- Wawancara dengan murid yang diduga mengalami kesulitan
3. Memperkirakan Sebab-sebab Kesulitan Belajar
Pada tahap ini konselor dihadapkan pada masalah bagaimana menduga
penyebab pola kekuatan dan kelemahan pada murid. Hal yang sering
menyebabkan seorang guru BK tidak tepat dalam menentukan
diagnosis adalah sedikit sekali gambaran yang dimiliki tentang sebab-
sebab yang memungkinkan pola kesulitan belajar tertentu dan kurang
memiliki cara yang efektif dalam menentukan penyebab yang
sebenarnya diantara kemungkinan sebab.
4. Proses Pemecahan Kesulitan Belajar

15
Adapun langkah-langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar
meliputi:
1) Memperkirakan kemungkinan bantuan
Kalau letak kesulitan belajar sudah dipahami baik jenis maupun
jenis kesuitan dengan berbagai macam latar belakangnya maupun
faktor-faktor penyebabnya, maka guru Bk akan memperkirakan
a. Apakah murid tersebut masih mungkin ditolong untuk
mengtasi kesulitannya atau tidak.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan
yang dialami oleh murid.
c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan/bantuan
e. Bagaimana cara menolong murid yang efektif, sehingga murid
dapat mengatasi kesulitan
f. Siapa saja yang harus dilibatkan dalam menolong murid dan
pranan apa yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak.
2) Menetapkan kemungkinan cara mengatasi
Dalam langkah ini perlu diadakan dari rapat staf bimbingan dan
konseling. Setelah hal itu dilaksanakan maka perlu disusun suatu
rencana yang berisi tentang beberapa alternative yang mungkin
dilakuakan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami murid.
Rencana itu hendaknya berisi:
a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menymbuhkan kesulitan
yang dialami murid.
b. Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang
lagi.
Alangkah baiknya jika rencana ini dapat didiskusiskan dan
dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
pemberian bantuan tersebut, misalnya kepala sekolah, guru
klas, orang tua murid, dan lain sebagainya.
3) Tindak lanjut

16
Kegiatan tindak lanjut dapat berupa:
a. Melaksanakan bantuan berupa pengajaran remedial pada
bidang studi tertentu.
b. Pembagian tugas dan peran kepada wali kelas atau guru
pembimbing dalam memberikan bantuan kepada murid.
c. Senantiasa mencek kemajuan yang dicapai murid.
d. Mentransfer murid yang diperkirakan tidak mungkin ditolong
karena diluar kemampuan atau wewenang konselor.
Menurut Ahmadi (2004:96) langkah-langkah yang diperlukan dalam
rangka mengatasi kesulitan belajar dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu (1)
pengumpulan data, (2) pengolahan data, (3) diagnosis, (4) prognosis, (5)
treatment, dan (6) evaluasi. Adapun penjelasan dari enam langkah tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan
banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu
diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan
data. Menurut Sam Isbani dan R. Isbani (dalam Ahmadi,2004) dalam
pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode, diantaranya
adalah observasi, kunjungan rumah, case study, case history, daftar
pribadi, meneliti pekerjaan anak, tugas kelommpok, melaksanakn tes.
Dalam pelaksanaannya, metode-metode tersebut tidak harus
semuanya digunakan secara bersama-sama akan tetapi tergantung pada
masalahnya, kompleks atau tidak. Semakin masalahnya rumit, maka
semakin banyak kemungkinan metode yang dapat digunakan. Sebaliknya
semakin masalahnya itu sederhana, mungkin dengan satu metode
observasi saja sudah bisa ditemukan faktor apa saja yang menyebabkan
kesulitan belajar anak.
2) Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tidak ada
artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus

17
diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa.
Dalam pengolahan data, langkah yang dapat ditempuh antara lain
adalah identifikasi kasus, membandingkan antar kasus, membandingkan
dengan hasil tes, dan menarik kesimpulan.
3) Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan
data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal seperti berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa (berat ringannya)
b. Keputusan mengenai faktor-fakor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar
c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar
4) Prognosis
Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam
tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan
menetapkan ramalan mengenai bantuuan apa yang harus diberikan
kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya.
Dalam prognosis ini antara lain akan dtetapkan mengenai bentuk
treatment (perlakuan) sebagai follow up dari diagnosis. Dalam hal ini
dapat berupa (a) bentuk treatment yang harus diberikan, (b) bahan/materi
yang diperukan, (c) metode yang akan digunakan, (d) alat-alat bantu
belajar mengajar yang diperlukan, (e) waktu (kapan kegiatan itu
dilaksanakan).
5) Treatment (perlakuan)
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada
anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan
program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk
treatment ysng mungkin dapat diberikan adalah (a) bimbingan belajar
kelompok, (b) bimbingan belajar individual, (c) pengajaran remedial, dan
(d) bimbingan pribadi. Siapa yang harus memberikan treatment,
tergantung pada bidang garapan yang harus dilakukan.

18
BAB III
METODE

Diagnosis kesulitan belajar membutuhkan teknik pengumpulan data yang


baik agar data yang terkumpul valid dan dapat dipercaya. Dalam diagnosis ini
penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu analisis legger,
observasi dan wawancara.
3.1 Legger
Dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, penulis terlebih dahulu
mengumpulkan data melalui legger. Pengumpulan data melalui legger ini adalah
sebagai awal untuk mengetahui siapa saja dalam kelas X TSM 1 yang mengalami
kesulitan belajar. Selain itu, legger juga berguna sebagai pedoman penulis di
dalam menganalisis letak kesulitan belajar siswa di mata pelajaran tertentu.
Adapun lembar leggernya terlampir.

3.2 Wawancara
Menurut Sutoyo (2012: 152) wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sitematis guna mencapai
tujuan penelitian. Dua hal yang harus digarisbawahi adalah wawancara dilakukan
secara sistematis dan wawancara digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian/tujuan yang dikehendaki. Sistematis artinya wawancara dilakukan
dengan teratur, ada perjanjian terlebih dahulu dengan subyek yang diwawancarai
sebelum melakukan proses wawancara. Tujuan yang dikehendaki artinya bahwa
sebelum melakukan sesi Tanya jawab dengan subyek, pewawancara harus tahu
apa yang menjadi tujuan wawancara. Sehingga pertanyaan yang diajukan kepada
subyek tidak melenceng dari tujuan yang diharapkan.
Hal yang menjadi tujuan dari wawancara ini adalah (1) penulis dapat
mengetahui aktivitas belajar siswa selama KBM, (2) penulis dapat mengetahui
kesulitan belajar apa saja yang biasanya dialami oleh siswa, (3) penulis dapat
mempunyai gambaran mengenai faktor penyebab siswa mengalami kesulitan
belajar, (4) penulis dapat mengetahui upaya yang sudah pernah dilakukan untuk

19
mengatasi kesulitan belajar oleh pihak yang berwajib, dan (5) penulis dapat
merekomendasikan layanan yang akan digunakan untuk mengatasi kesulitan
beljar siswa.
Agar wawancara berjalan sistematis dan tujuan wawancara tercapai
dengan baik, penulis membuat pedoman wawancara yang ditujukan kepada siswa
yang bersangkutan, guru BK, wali kelas, guru mapel, orang tua/wali, dan teman
siswa. Adapun pedoman wawancaranya adalah sebagai berikut:
PEDOMAN WAWANCARA
a) Wawancara kepada siswa

N PERTANYAAN
O
1. Menurut Anda, bagaimana proses belajar Anda selama ini?
2. Menurut Anda, seberapa penting memperhatikan penjelasan materi dari
guru?
3. Coba anda jelaskan Apa yang anda lakukan ketika guru sedang mengajar?
4. Adakah mata pelajaran yang tidak anda sukai? Mengapa?
5. Menurut anda, seberapa penting menanyakan materi yang kurang paham
kepada guru?
6. Apakah anda sering mengalami kesulitan belajar?
7. Kesulitan belajar apa yang biasanya anda alami?
8. Kira-kira hal apa yang menyebabkan anda mengalami kesulitan?
9. Apakah anda tinggal bersama kedua orang tua?
10. Bagaimana peran orang tua dalam proses belajar anda? Apakah selalu
memotivasi anda untuk belajar?
10. Apa yang anda lakukan setelah pulang sekolah?
11. Upaya apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang
anda alami?

b) Wawancara kepada Guru BK dan Wali Kelas

N
PERTANYAAN
O

20
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan belajar?
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
5. Apakah anda mempunyai buku pribadi siswa?
6. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan belajar?
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan ASM?
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa?
10. Lalu, bagaimana hasilnya?

c) Wawancara kepada Orang Tua

N PERTANYAAN
O
1. Bagaimana kegiatan belajar anak anda selama ini?
2. Apakah anak Bapak/Ibu belajar setiap harinya?
3. Apakah Bapak/Ibu sering menanyakan mengenai perkembangan belajar
anak anda?
4. Apakah Bapak/Ibu sering memotivasi anak anda untuk belajar?
5. Apakah anak Anda sering mengalami kesulitan belajar?
6. Menurut Anda kesulitan belajar yang seperti apa yang biasanya dialami
oleh anak anda?
7. Lalu yang menyebabkan anak anda mengalami kesulitan belajar apa?
8. Upaya apa yang sudah anda lakukan untuk menangani kesulitan belajar
anda?
9. Lalu bagaimana hasilnya?

d) Wawancara kepada Guru Mapel

N
PERTANYAAN
O
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan belajar?
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
5. Apakah anda mempunyai buku pribadi siswa?
6. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan belajar?

21
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan ASM?
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa?
10. Lalu, bagaimana hasilnya?

e) Wawancara kepada Teman siswa

N PERTANYAAN
O
1. Apakah anda mengenal BS dan ASM?
2. Menurut anda BS dan ASM siswa yang bagaimana?
3. Bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM di kelas?
4. Apkah menurut anda BS dan ASM mengalami kesulitan belajar?
5. Kira-kira apa yang menyebabkan dia mengalami kesulitan belajar?
6. Siapa teman bergaul BS dan ASM?
7. Apa yang dilakukan BS dan ASM setelah pulang sekolah?
8. Apakah BS dan ASM tinggal bersama keluarganya?
9. Bagaimana lingkungan tempat tinggal BS dan ASM?

3.3 Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap gejala yang diteliti
(Sutoyo,2012:84). Pengamatan di sini tidak sama dengan melihat, karena melihat
hanya menggunakan penglihatan (mata), sedangkan dalam pengamatan
menggunakan panca indera bukan hanya sekedar alat indera mata.
Selain legger dan wawancara, penulis juga memperkuat data malui
observasi. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan mengobservasi keaktifan
siswa dalam KBM di kelas, penulis dapat mengetahui aktivitas atau kegiatan
siswa selama mengikuti pelajaran di kelas. Penulis menggunakan observasi
partisipan dimana penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. dalam observasi ini ada kelebihanyang didapat penulis yaitu observe bisa
jadi tidak mengetahui kalau sedang diobservasi sehingga perilaku yang nampak
wajar dan tidak dibuat-buat.

22
Indikator yang digunakan untuk observasi meliputi visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor
activities, dan mental activities. Adapun kisi-kisi observasinya dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi

VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR


Keaktifan belajar 1. Visual Activities 1. perhatian terhadap guru
siswa SMP… 2. perhatian terhadap materi
3. perhatian terhadap sarana
prasarana

2. Oral Activities 1. diskusi dengan guru


2. diskusi dengan teman

3. Listening 1. Mendengarkan terkait guru


Activities 2. mendengarkan terkait teman

4. Writing 1. Menulis terkait materi


Activities 2. menulis terkait materi penunjang.

5. Drawing 1. Menggambar terkait materi


Activities 2. menggambar terkait materi
penunjang

6. Motor Activities 1. gesture tubuh saat KBM

7. Mental Activities 1. keberanian saat KBM

Berdasarkan kisi-kisi observasi tersebut, penulis membuat pedoman


observasi yang siap digunakan untuk mengobservasi keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun pedoman observasinya adalah sebagai
berikut.

PEDOMAN OBSERVASI

Tujuan observasi : untuk mengetahui keaktifan siswa kelas X TSM 1 SMK


Bina Nusantara Ungaran dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas.

Observer : Maria Ulfa

Observee : BS dan ASM

23
Obsevasi ke : 1/2/3/4

Pelaksanaan observasi

Hari,tanggal : Kamis, 4 Desember 2014

Jam : 11.00

Nama sekolah : SMK BINA NUSANTARA

Alamat sekolah : jalan Ki Sarino Mangun Pranoto No. 05 Ungaran

NO KRITERIA
PERNYATAAN KETERANGAN
YA TDK
1. Siswa memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru
2. Siswa membaca materi pelajaran
3. Siswa mempersiapkan buku
pelajaran sebelum KBM dimulai
4. Siswa bertanya saat penjelasan guru
kurang jelas
5. Siswa menyatakan pendapat
mengenai materi yang sedang
dibahas
6. Siswa berdiskusi dengan teman
tentang meteri yang disampaikan
oleh guru
7. Siswa bertanya pada teman jika
penjelasan guru kurang jelas.
8. Siswa mendengarkan uraian
penjelasan guru saat KBM.
9. Siswa mendengarkan jika ada teman
yang bertanya pada guru
10. Siswa mendengarkan jika ada yang
sedang berdiskusi
11. Siswa mencatat materi yang
disampaikan oleh guru
12. Siswa meringkas penjelasan guru
13. Siswa mempunyai rangkuman
materi
14. Siswa mempunyai buku referensi
15. Siswa mencatat materi dalam bentuk
gambar.

24
16. Siswa membuat peta konsep untuk
materi pelajaran
17. Siswa mengangkat tangan saat mau
bertanya

18. Posisi duduk siswa tegap


19. Siswa menangapi materi yang
disampaikan guru.
20. Siswa berani mengungkapkan
pendapatnya mengenai materi yang
disampaikan oleh guru.
21. Siswa berani maju di depan saat
disuruh oleh guru.
22. Siswa mengajari teman ketika ada
teman yang mengalami kesulitan.
23. Siswa berani bertanya pada guru

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konseli 1 (BS)


4.1.1 Hasil Pengumpulan Data
a. Legger
Di dalam legger yang penulis peroleh dari pihak sekolah menunjukkan
bahwa di kelas X TSM 1 terdiri atas 29 siswa dan semuanya berjenis
kelamin laki-laki. Di legger tersebut terdapat banyak angka yang
menunjukkan status nilai siswa pada semua mata pelajaran. Sehingga
melalui legger ini penulis dapat memperkirakan siapa saja siswa di kelas X
TSM 1 yang mengalami kesulitan belajar. Salah satu siswa yang
diperkirakan penulis mengalami kesulitan belajar adalah BS, dimana BS

25
memperoleh rangking 28 atau 2 terbawah dan nilai 14 pelajaran di bawah
KKM. Adapun legger dan hasil analisis leggernya terlampir.

b. Wawancara
Adapun hasil wawancara penulis kepada siswa, guru BK, wali kelas, guru
mata perlajaran bahasa inggris, dan teman siswa yang bersangkutan adalah
sebagai berikut:
Wawancara kepada siswa
NO PERTANYAAN
1. Menurut Anda, bagaimana proses belajar Anda selama ini?
= proses belajar saya biasa-biasa saja, tidak ada masalah. Mengalami
kesulitan bagi saya suatu hal yang wajar dan tidak menjadi masalah
karena masih belajar.
2. Menurut Anda, seberapa penting memperhatikan penjelasan
materi dari guru?
= penting, soalnya kalau tidak memperhatikan nanti gak mudeng
pelajarannya.
3. Coba anda jelaskan Apa yang anda lakukan ketika guru sedang
mengajar?
= kadang memperhatikan, kadang tidur, dan ngobrol dengan teman.
Tergantung gurunya, kalau gurunya menjelaskan pelajaran dengan
jelas sehingga saya mudeng, saya memperhatikan. Tetapi kalau
gurunya dalam menjelaskan pelajaran tidak jelas, maka biasanya tak
tinggal tidur, percuma memperhatikan nantinya gak mudeng.
4. Adakah mata pelajaran yang tidak anda sukai? Mengapa?
= ada. Mata pelajaran yang peling tidak saya sukai adalah bahasa
inggris. Karena sulit dan guru yang mengajar bahasa inggris kurang
jelas dalam menjelaskan, suaranya pelan banget sehingga tidak
terdengar sam[ai belakang.
5. Menurut anda, seberapa penting menanyakan materi yang
kurang paham kepada guru?
= penting. Kalau belum paham Tanya sama guru.
6. Apakah anda sering mengalami kesulitan belajar?

26
= iya, saya sering mengalami kesulitan belajar.
7. Kesulitan belajar apa yang biasanya anda alami?
= sulit memahami pelajaran bahasa inggris, tidak bisa diajak berpikir
cepat. Terkdang ada guru yang mengajarnya sangat cepat, sehingga
seringkali saya ketinggalan dan membuat saya malas belajar.
8. Kira-kira hal apa yang menyebabkan anda mengalami
kesulitan?
= kalau mata pelajaran bahasa inggris karena faktor guru yang kurang
jelas dalam menjelaskan dn karena saya sulit memahami kosakata
bahasa inggis. Lalu kalau untuk keseluruhan mungkin karena saya
jarang belajar dan sering main malam-malam.
9. Apakah anda tinggal bersama kedua orang tua?
= iya saya tinggal bersama orang tua dan dua saudara
10. Bagaimana peran orang tua dalam proses belajar anda? Apakah
selalu memotivasi anda untuk belajar?
=iya, orang tua sering menyuruh saya belajar biar jadi orang sukses.
10. Apa yang anda lakukan setelah pulang sekolah?
= main sama teman-teman sampai sore, kadang pergi ke bengkel.
11. Upaya apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang anda alami?
=belajar, meskipun hanya kalau ada tes.

Wawancara kepada Guru BK


NO PERTANYAAN
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= untuk kelas TSM 1 itu termasuk kelas yang bagus, rapi, tidak nakal
dan tertib
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= secara umum, kelas X TSM 1 siswanya tidak mengalami kesulitan
belajar. tetapi kalau berdasarkan curhatan beberapa siswa kesulitan
belajar yang sering dialami siswa adalah kurang bisa menyesuaikan
diri dengan metode mengajar guru.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan
belajar?

27
= siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah BS dan KH. Untuk
BS karena dia itu pendiam dan sangat tertutup. Sedangkan untuk KH
sering menyepelekan pelajaran.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= Kalau BS itu diam, kurang aktif. Sedangkan kalau ASM itu anaknya
aktif tapi sering gojekan, sering bercanda dan sering buat kegaduhan di
kelas.
5. Apakah anda mempunyai buku pribadi siswa?
= sebenarnya ada, tapi belum selesai dikerjakan karena ini kan masih
kelas X semester 1.
6. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
= iya, BS dan ASM masuk dalam kategori sisewa yang mengalami
kesulitan belajar, meskipun mereka memounyai karakter yang
berbeda.
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan ASM?
= kalau BS dia sukanya pelajaran praktik jadi teori kurang begitu suka.
Kalau ASM sulit memahami bahasa inggris.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= kalau BS karena dia itu pemdiem, jarang Tanya karena kurang aktif
sehingga sulit memahami teori. Kalau ASM karena dia itu jaran serius
kalau mengikuti pelajaran sering gojekan.
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa?
= konseling individu, memotivasi siswa untuk belajar
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
=hasilnya lumayan agak mendingan. Namun untuk BS dan ASM saya
belum pernah melakukan konseling individu pada mereka karena
mereka masih semester 1.

Wawancara kepada wali kelas


NO PERTANYAAN
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= kegiatan belajar kelas X TSM 1 berlancar dengan lancar, kelasnya

28
dapat dikendalikan dan mudah diatur.
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= masalah yang sering dialami oleh siswa saya adalah dalam hal
hitung-hitungan.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan
belajar?
= amirudin, karena dia jarang berangkat sekolah.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= kalau BS itu siswanya pendiam, tertutup, dan kurang aktif dalam
pembelajaran di kelas. kalau ASM itu anaknya aktif dalam
pembelajaran di kelas namun dia sering buat kegaduhan di kelas,
sering gojekan doi kelas.
5. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
=menurut saya iya bisa jadi karena kalau di lihat dari nilai mereka
tergolong rendah dan juga sinkron dengan kegiatan belajar di kelas
dimana kalau BS tidak aktif, sedangkan ASM aktif tapi sering disertai
guyonan.
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan ASM?
= menurut saya kalau BS tidak begitu menguasai teori langsung pada
praktiknya. Sedangkan kalau ASM itu sulit di bahasa inggris.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= kalau BS mungkin karena kurang aktif di kelas dan kurang belajar.
kalau ASM karena kurang belajar dan kurang bisa membagi waktu
bermain dan belajar.
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa?
= untuk mengatasi kesulitan belajar, pertama saya melakukan
bimbingan dulu di kelas secara keseluruhan, baru setelah itu saya
memanggil siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
= Alhamdulillah hasilnya baik, siswa yang mengalami kesulitan
belajar nilainya membaik.

29
Wawancara kepada Guru Mata Pelajaran bahasa Inggris

NO PERTANYAAN
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= kegiatan belajar di kelas ini kondusif. Kelasnya tidak seramai di
kelas TSM yang lain.
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= kalau di mata pelajaran saya siswa baisanya sulit dalam memahami
kosakata inggris yang baru dan sulit juga untuk membaca kosakata
dengan benar.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan
belajar?
= ASM karena dia itu yang sering buat kelas gaduh dan nilai
ulangannya pun jelek.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= kalau BS itu pendiam orangnya dan kurang aktif. Sedangkan kalau
ASM aktif bertanya tapi tanyanya tidak serius dan sering buat gaduh
kelas.
5. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
= kalau secara keseluruhan iya. Mereka sama-sama sulit dalam belajar
bahasa inggris karena nilai ulngannya jelek.
6. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan ASM?
= dua-duanya sama-sama sulit dalam memahami kosakata dan
mengucapkan kosakata inggris dengan benar.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= menurut saya kalau BS karena kurang belajar, kurang bisa membagi
waktu dan kurang aktif kalau di kelas.sedangkan kalau ASM kurang
belajar juga dank arena kurang bisa membagi waktu antara main dan
belajar karena saya sering melihat ASM itu di jalan nongkrong sama
teman-temannya sampai tengah malam.
9. Selama ini upaya apa yang sudah Anda lakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa?
= saya mencoba untuk mengajar lebih giat lagi dan lebih

30
memperhatikan siswa-siswa yang sekiranya mengalami kesulitan
belajar di mata pelajaran saya. Dan satu dua kalli saya meminta guru
BK untuk memberikan motivasi belajar kepada mereka.
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
= selama ini lebih baik dari pada yang sebelumnya.

Wawancara kepada Teman siswa

NO PERTANYAAN
1. Apakah anda mengenal BS dan ASM?
= saya mengenal mereka. Mereka adalah teman kelas dan bermain
saya saat di rumah.
2. Menurut anda BS dan ASM siswa yang bagaimana?
= dua-duanya orangnya asyik. Kalau BS itu lebih pendiam kalau
dibandingkan dengan ASM. Terus kalau ASM itu siswanya seneng
guyon, gojekan kalau di kelas. dua-dunya sering keluar malam
nongkrong sama saya dan teman-teman yang lainnya sampai larut
malam..
3. Bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM di kelas?
= kalau BS itu cenderung kurang aktif kalau di kelas, sedangkan kalau
ASM itu aktif tapi aktifnya aktif guyonan jadi ASM sering membuat
kelas jadi ramai.
4. Apkah menurut anda BS dan ASM mengalami kesulitan belajar?
=di beberapa mata pelajaran iya seperti bahasa inggris dua-dunya
mengalami kesulitan belajar termasuk juga saya sendiri.
5. Kira-kira apa yang menyebabkan dia mengalami kesulitan
belajar?
= kalau BS sering begadang, main malam-malam, sehingga jarang
belajar dan juga kalau di kelas kurang aktif. Kalau ASM juga sama
sering begadang samapi malam, main malam-malam dan kalau di
kelas sukanya gojekan.
6. Siapa teman bergaul BS dan ASM?
= saya (fauzi) dan amir
7. Apa yang dilakukan BS dan ASM setelah pulang sekolah?

31
=kalau BS itu setelah pulang sekolah main ke bengkel, lalu kalau
malamnya begdang sama saya dan teman-teman. Kalau ASM sepulang
sekolah kurang tahu ngapain. Tapi kalau malam-malam dia ikut
kumpul sama kita-kita
8. Apakah BS dan ASM tinggal bersama keluarganya?
= Iya mereka sama-sama tinggal bersama keluarga dan dua
saudaranya.
9. Bagaimana lingkungan tempat tinggal BS dan ASM?
= kalau BS perkampungan banyak anak-anak seusia dia. Kalau ASM
lingkungana rumahnya bagus karena dekat masjid.

c. Observasi
Tujuan observasi : untuk mengetahui keaktifan siswa kelas X TSM 1 SMK
Bina Nusantara Ungaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Observer : Maria Ulfa
Observee : BS
Obsevasi ke :1
Pelaksanaan observasi
Hari,tanggal : Kamis, 4 Desember 2014
Jam : 11.00
Nama sekolah : SMK BINA NUSANTARA
Alamat sekolah : jalan Ki Sarino Mangun Pranoto No. 05 Ungaran

NO KRITERIA
ITEM OBSERVASI KETERANGAN
YA TDK
1. Siswa memperhatikan materi V
yang disampaikan oleh guru
2. Siswa membaca materi pelajaran V Tidak membaca
materi hanya
memperhatikan
guru mengajar.
3. Siswa mempersiapkan buku V
pelajaran sebelum KBM dimulai
4. Siswa bertanya saat penjelasan V Dari awal samapi
guru kurang jelas akhir siswa diam
terus

32
5. Siswa menyatakan pendapat V
mengenai materi yang sedang
dibahas
6. Siswa berdiskusi dengan teman V
tentang meteri yang disampaikan
oleh guru
7. Siswa bertanya pada teman jika V
penjelasan guru kurang jelas.
8. Siswa mendengarkan uraian V
penjelasan guru saat KBM.
9. Siswa mendengarkan jika ada V
teman yang bertanya pada guru
10. Siswa mendengarkan jika ada V
yang sedang berdiskusi
11. Siswa mencatat materi yang V
disampaikan oleh guru
12. Siswa meringkas penjelasan guru V
13. Siswa mempunyai rangkuman V
materi
14. Siswa mempunyai buku referensi V

15. Siswa mencatat materi dalam V


bentuk gambar.
16. Siswa membuat peta konsep V
untuk materi pelajaran
17. Siswa mengangkat tangan saat V
mau bertanya

18. Posisi duduk siswa tegap V Siswa duduk


gelengseran
19. Siswa menangapi materi yang V Siswa cenderung
disampaikan guru. diam dan asik
bermain bolpoint
dengan mulut.
20. Siswa berani mengungkapkan V
pendapatnya mengenai materi
yang disampaikan oleh guru.
21. Siswa berani maju di depan saat V
disuruh oleh guru.
22. Siswa mengajari teman ketika ada V
teman yang mengalami kesulitan.

33
23. Siswa berani bertanya pada guru V

4.1.2 Alasan Pemilihan Konseli


Dalam memilih konseli ini (BS) penulis mempunyai beberapa
alasan, yaitu (1) alasan berdasarkan legger dan (2) alasan berdasarkan
rekomendasi dari beberapa guru.
1) Berdasarkan legger
Kelas X TSM 1 terdiri atas 29 siswa. Untuk mengidentifikasi siswa
yang mengalami kesulitan belajar, penulis menganalisis nilai mid
semester siswa kelas X TSM 1. Kemudian nilai dari siswa-siswa
tersebut penulis bandingkan dengan nilai siswa di kelas tersebut dengan
sistem rangking. Setelah penulis merangking, penulis mendapatkan
lima siswa dengan rangking terendah. Mereka adalah SSL, MF, MKF,
BS, dan ASM. Selain membandingkan nilai siswa dengan siswa yang
lain yang ada di kelas tersebut, penulis juga membandingkan nilai
sisiwa dengan KKM dimana memang nilai dari kelima siswa tersebut
banyak sekali yang di bawah KKM. Lalu setelah itu, penulis hanya
mengambil dua nama siswa saja yang mempunyai rangking dua
terbawah di kelas karena sekiranya dua siswa tersebutlah yang sedang
paling membutuhkan bantuan, mereka adalah BS dan ASM.
2) Rekomendasi dari Beberapa Guru
Setelah penulis mendapatkan lima daftar nama yang diduga
mengalami kesulitan belajar, penulis mencoba untuk mengonsultasikan
lima daftar nama tersebut kepada wali kelas, guru BK, dan salah satu
guru mata pelajaran (b.inggris) melalui sesi wawancara terstruktur.
Ketiga guru tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Adapun siswa yang
direkomendasikan oleh ketiga guru tersebut adalah (1) Wali kelas
merekomedasikan AM dan ASM karena mereka merupakan siswa yang
sering membuat kegaduhan di kelas, (2) Guru BK merekomendasikan

34
BS karena anaknya sangat pendiam dan nilainya cenderung jelek, (3)
Guru mata pelajaran bahasa inggiris merekomendasikan ASM karena
anaknya tidak serius dalam mengikuti pelajaran dan nilainya jelek.
Melihat siswa yang direkomendasikan oleh ketiga guru tersebut
berbeda-beda, penulis mencoba untuk merekomendasikan dua siswa
yang menurut hasil analisis legger mengalami kesulitan belajar kepada
ketiga guru tersebut dengan menjelaskan alasannya. Alhasil ketiga guru
tersebut menyetujui dua siswa yang penulis rekomendasikan mengalami
kesulitan belajar. Dua siswa tersebut adalah BS dan ASM.
Jadi, penulis memilih konseli ini berdasarkan legger yang mana BS
mendapatkan peringkat 28 dari jumlah siswa 29 dan hasil rekomendasi
penulis dengan guru BK, guru mata pelajaran b.inggris, dan wali kelas.

4.1.3 Identitas Konseli


Nama : BS
Kelas : X TSM 1
Sekolah : SMK Bina Nusantara Ungaran
Asal sekolah : SMP N SATU ATAP
Alamat : Desa Lerep Ungaran Barat Rt 7 Rw 3
TTL : Kab.Semarang, 10 Desember 1998
Status dalam keluarga : Anak kandung
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 42
Hobbi : Bermain sepak bola
Jumlah saudara : Dua
Anak ke : Satu
Nama Ayah : Suryani
Umur : 44 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaaan ayah : Buruh
Nama ibu : Sutini

35
Pendidikan terakhir : SMP
Umur : 42 tahun
Pekerjaan ibu : Buruh
No. HP ortu : 08994139448
No. HP siswa : 085747327443
Jarak rumah ke skolah: > 1 Km
Kendaraan ke sekolah : Sepeda motor

4.1.4 Identifikasi Kasus


Tujuan dari identifikasi kasus ini adalah untuk mencari dan
menemukan siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dan
yang memerlukan bantuan. Untuk mengidentifikasi kasus ini penulis
menggunakan legger atau hasil belajar siswa dan wawancara. Pertama
penulis mengambil lima nama siswa yang mendapatkan rangking lima
terbawah di kelas. Selain rangking, nilai dari lima siswa tersebut penulis
bandingkan dengan rata-tara kelas dan KKM, tenyata memang nilai
mereka banyak di bawah KKM. Setelah mendapatkan lima nama siswa,
penulis mempersempit lagi menjadi dua nama saja. Pengambilan dua nama
tersebut berdasarkan legger yaitu dua siswa yang mendapatkan rangking
dua terbawah di kelas. Setelah itu, penulis mengonsultasikan dua nama
tersebut kepada guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran bahasa inggris
dan mereka sudah menyujuinya.
Jadi, dalam mengidentifikasi kasus ini, penulis dibantu oleh legger
dan masukan dari beberapa guru sehingga didapatkan dua siswa yang akan
dianalisis kesulitan belajarnya yaitu BS dan ASM.
4.1.5 Analisis
Setelah penulis melakukan pengumpulan data melalui legger,
wawancara kepada beberapa subyek, dan observasi maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis hasil pengumpulan data yang diperoleh.
Berikut ini adalah analisis dari hasil pengumpulan data melalui beberapa
metode,

36
1) Berdasarkan legger
Berdasarkan legger, dapat diketahui kesulitan belajar BS. Di sini
dikatakan kesulitan adalah apabila nilai yang diperoleh BS di bawah
KKM. Untuk kriteria minimal nilai siswa pada setiap mata pelajaran di
SMK Bina Nusantara adalah 70. Agar lebih jelas dapat dilihat pada
grafik berikut ini:

BS
90
80
70
60
R4
50
NILAI

40
30
20
10
0

Berdasarkan grafik nilai di atas, maka dapat diketahui bahwa


BS mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa Inggris,
fisika, bahasa Jawa, agama, p4, p2, matematika, kimia, p3, sejarah,
dan PJOK. Sebelas mata pelajaran tersebut merupakan mata
pelajaran yang nilainya di bawah KKM dan di bawah nilai rata-rata
kelas. Di sini penulis hanya berfokus pada satu mata pelajaran yang
diduga paling sulit bagi BS, yaitu mata pelajaran bahasa Inggris.
Jadi, berdasarkan analisis legger dapat diketahui bahwa BS
mempunyai kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris.
2) Berdasarkan wawancara
Penulis telah melakukan wawancara kepada siswa, guru BK,
wali kelas, guru mata pelajaran bahasa inggris, dan teman siswa.
Dari wawancara penulis tersebut dihasilkan:

37
Berdasarkan wawancara dengan BS. BS mengalami kesulitan
belajar pada pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor penyebabnya
adalah faktor guru yang mengajar menggunakan metode yang kurang
pas, mengajarnya terlalu cepat, dan suaranya pelan. Sehingga sering
kali membuat BS tidur dan tidak memperhatikan.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK. BS mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor
penyebabnya adalah karena b.inggris itu sulit, BS kurang bisa
membagi waktu antara belajar dan bermain, sering begadang dan
jarang belajar.
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas. BS mengalami
kesulitan belajar pada bidang mata pelajaran teori, termasuk juga
bahasa inggris. Adapun faktor penyebabnya adalah karena BS kalau
di kelas pendam, dan tidak aktif bertanya kalau di kelas.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
inggris. Faktor penyebab BS mengalami kesulitan belajar bahasa
inggris adalah karena BS sering main sampai larut malam dan jarang
belajar.
Berdasarkan wawancara dengan teman BS. BS mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor
penyebabnya adalah kurang belajar, sering begdang samapi larut
malam, dan faktor guru yang mengajar dengan cepat dan suara pelan.
3) Berdasarkan observasi
Penulis melakukan observasi mengenai keaktifan BS saat
kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi penulis, BS
termasuk siswa yang pendiam, kurang aktif di kelas, duduknya
glungsuran dan sering main HP. Dari sini dapat diketahui
kemungkinan faktor yang menyababkan BS mengalami kesulitan
belajar adalah ketidakaktifannya dalam kegiatan belajar mengajar.

4.1.6 Sintesis

38
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan legger, wawancara dengan guru BK, wali kelas, dan teman BS,
BS mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahsa inggris. Adapun
faktor penyebab BS mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran
bahasa inggris adalah karena b.inggris itu sulit, BS kurang bisa membagi
waktu antara belajar dan bermain, sering begadang sampai larut malam,
jarang belajar, kalau di kelas pendiam, tidak aktif bertanya, dan faktor guru
yang mengajar dengan cepat dan suara pelan.

4.1.7 Diagnosis
Setelah melakukan identifikasi kasus, analisis hasil pengumpulan
data, dan sintesis, selanjutnya adalah melakukan diagnosis. Diagnosis
adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Berdasarkan identifikasi kasus, analisis, dan sintesis dapat diketahui
masalah yang sedang dihadapi oleh BS adalah kesulitan pada mata
pelajaran bahasa inggris (sulit memahami dan mengartikan kosakata
bahasa inggris). BS mengalami kesulitan tentunya tidak terlepas dari
faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebab BS mengalami kesulitan
pada mata pelajaran bahasa inggris dapat digologkan menjadi dua, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kecepatan
pemahaman kosa kata bahasa inggris yang lambat, pribadi BS yang
pendiam, dan kesulitan dalam memanajeman waktu. Sedangkan faktor
eksternal meliputi teman bergaul yang kurang baik yang menyebabkan BS
sering main begadang sampai larut malam dan jarang belajar. Faktor
eksternal yang lain adalah faktor guru yang mengajar dengan cepat,
suaranya pelan, dan menuntut siswanya untuk paham.

4.1.8 Prognosis
Setelah melakukan diagnosis, langkah selanjutnya adalah
melakukan prognosis. Prognosis merupakan sebuah ramalan. Apa yang
telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam

39
menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus
diberikan kepada siswa. Aktivitas penyusunan rencana/program yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.
Berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan, kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi jika masalah siswa dibiarkan dan tidak segera ditangani
adalah (1) siswa tidak dapat berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya, (2) siswa akan kesulitan dalam memanajemen waktu
sampai besar nanti, (3) siswa akan
ketinggalan dengan teman-temannya, (4) akan terus-terusan menjadi siswa
yang tidak aktiif, (5) stress karena nilai bahasa inggris terus-terusan jelek.
Maka untuk mengantisipasi beberapa kemungkinan yang terjadi, di
tahap prognosis ini disusun beberapa rencana program yang diharapkan
dapat membantu mengatasi masalah siswa (BS). Rencana program
tersebut adalah
layanan klasikal tentang motivasi belajar dan tentang manajemen waktu
belajar serta dilakukan konseling individu.

4.1.9 Treatment (perlakuan)


Treatment di sini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar (BS) sesuai dengan program yang
telah disusun pada tahap prognosis. Berdasarkan prognosis yang telah
dilakukan maka treatment yang dapat dilakukan adalah remedial teaching
dan pemberian layanan klasikal tentang motivasi belajar oleh guru BK
agar semangat belajar BS tinggi sehingga tidak menutup kemungkinan BS
akan aktif di kelas. Selain itu perlu dilakukan konseling individu oleh guru
BK.

4.2 Konseli 2
4.2.1 Hasil Pengumpulan Data
a. Legger

40
Di dalam legger yang penulis peroleh dari pihak sekolah
menunjukkan bahwa di kelas X TSM 1 terdiri atas 29 siswa dan semuanya
berjenis kelamin laki-laki. Di legger tersebut terdapat banyak angka yang
menunjukkan status nilai siswa pada semua mata pelajaran. Sehingga
melalui legger ini penulis dapat memperkirakan siapa saja siswa di kelas X
TSM 1 yang mengalami kesulitan belajar. Salah satu siswa yang
diperkirakan penulis mengalami kesulitan belajar adalah ASM, dimana
ASM memperoleh rangking 29 atau rangking terbawah dan mempunyai
nilai 13 pelajaran yang di bawah KKM.. Adapun legger dan hasil analisis
leggernya terlampir.

b. Wawancara
Adapun hasil wawancara penulis kepada siswa, guru BK, wali kelas, guru
mata perlajaran bahasa inggris, dan teman siswa yang bersangkutan adalah
sebagai berikut:
Wawancara kepada siswa (ASM)
NO PERTANYAAN
1. Menurut Anda, bagaimana proses belajar Anda selama ini?
= proses belajar saya ya begitu kadang-kadang merasa kesulitan
kdang tidak.
2. Menurut Anda, seberapa penting memperhatikan penjelasan
materi dari guru?
= penting, nanti kalau tidak memperhatikan tidak paham.
3. Coba anda jelaskan Apa yang anda lakukan ketika guru
sedang mengajar?
= memperhatikan guru yang seang mengajar. Kadang tidur di
kelas karena capek, ngantuk habis begadang ditambah lagi kalau
guru dalam menjelaskan materi halus dan pelan. Terkadang juga
main hp, ngobrol sama teman.
4. Adakah mata pelajaran yang tidak anda sukai? Mengapa?
= ada. Mata pelajaran yang paling tidak saya sukai adalah bahasa
inggris dan fisika. Karena dua-duanya itu sulit. Kalau bahasa

41
inggris di samping suit juga saya tidak menyukai gurunya soalnya
cepat kalau ngajar. Sangkan kalau fisika memang saya lemah di
mata pelajaran hitungan. Fisika sulit bagi saya, saya
membutuhkan waktuu yang lama untuk bisa paham materi fisika.
5. Menurut anda, seberapa penting menanyakan materi yang
kurang paham kepada guru?
= penting, nanti kalau tidak Tanya tidak paham-paham.
6. Apakah anda sering mengalami kesulitan belajar?
= iya, saya sering mengalami kesulitan belajar.
7. Kesulitan belajar apa yang biasanya anda alami?
= sulit memahami pelajaran bahasa inggris, tidak bisa diajak
berpikir cepat. Untuk mengerti arti dari setiap kosakata bahasa
inggris itu sulit. Lalu saya juga sulit di mata pelajaran fisika,
karena hitung-hitungannya sulit, saya butuh waktu yang lama
untuk memahami materi fisika.
8. Kira-kira hal apa yang menyebabkan anda mengalami
kesulitan?
= karena malas belajar. kalau belajar sering ngantuk. Sering
diajak teman main malam-malam begadang nongrong. Jadi jarang
belajar. belajarnya kalau sedang ada tes.
9. Apakah anda tinggal bersama kedua orang tua?
= iya saya tinggal bersama orang tua dan dua saudara saya.
10. Bagaimana peran orang tua dalam proses belajar anda?
Apakah selalu memotivasi anda untuk belajar?
=iya, orang tua saya sering menyuruh saya belajar.
10. Apa yang anda lakukan setelah pulang sekolah?
= main sama teman-teman, kadang tidu di rumah, kadang juga
pergi ke bengkel.
11. Upaya apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan
belajar yang anda alami?
= berusaha untuk tidak malas belajar.

Wawancara kepada Guru BK


NO PERTANYAAN

42
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= untuk kelas TSM 1 itu termasuk kelas yang bagus, rapi, tidak
nakal dan tertib
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= secara umum, kelas X TSM 1 siswanya tidak mengalami
kesulitan belajar. tetapi kalau berdasarkan curhatan beberapa
siswa kesulitan belajar yang sering dialami siswa adalah kurang
bisa menyesuaikan diri dengan metode mengajar guru.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami
kesulitan belajar?
= siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah BS dan KH.
Untuk BS karena dia itu pendiam dan sangat tertutup. Sedangkan
untuk KH sering menyepelekan pelajaran.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= Kalau BS itu diam, kurang aktif. Sedangkan kalau ASM itu
anaknya aktif tapi sering gojekan, sering bercanda dan sering buat
kegaduhan di kelas.
5. Apakah anda mempunyai buku pribadi siswa?
= sebenarnya ada, tapi belum selesai dikerjakan karena ini kan
masih kelas X semester 1.
6. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
= iya, BS dan ASM masuk dalam kategori siswa yang mengalami
kesulitan belajar, meskipun mereka mempunyai karakter yang
berbeda.
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan
ASM?
= kalau BS dia sukanya pelajaran praktik jadi teori kurang begitu
suka. Kalau ASM sulit memahami bahasa inggris.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= kalau BS karena dia itu pemdiem, jarang tanya karena kurang
aktif sehingga sulit memahami teori. Kalau ASM karena dia itu
jarang serius kalau mengikuti pelajaran sering gojekan.

43
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa?
= konseling individu, memotivasi siswa untuk belajar
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
=hasilnya lumayan agak mendingan. Namun untuk BS dan ASM
saya belum pernah melakukan konseling individu pada mereka
karena mereka masih semester 1.

Wawancara kepada wali kelas


N
PERTANYAAN
O
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= kegiatan belajar kelas X TSM 1 berlancar dengan lancar,
kelasnya dapat dikendalikan dan mudah diatur.
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= masalah yang sering dialami oleh siswa saya adalah dalam hal
hitung-hitungan.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan
belajar?
= amirudin, karena dia jarang berangkat sekolah.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= kalau BS itu siswanya pendiam, tertutup, dan kurang aktif dalam
pembelajaran di kelas. kalau ASM itu anaknya aktif dalam
pembelajaran di kelas namun dia sering buat kegaduhan di kelas,
sering gojekan di kelas.
5. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
= menurut saya iya bisa jadi karena kalau di lihat dari nilai mereka
tergolong rendah dan juga sinkron dengan kegiatan belajar di kelas
dimana kalau BS tidak aktif, sedangkan ASM aktif tapi sering
disertai guyonan dan ketidakseriusan.
7. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan
ASM?

44
= menurut saya kalau BS tidak begitu menguasai teori langsung
pada praktiknya. Sedangkan kalau ASM itu sulit di bahasa inggris.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= kalau BS mungkin karena kurang aktif di kelas dan kurang
belajar. kalau ASM karena kurang belajar dan kurang bisa
membagi waktu bermain dan belajar.
9. Selama ini upaya apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa?
= untuk mengatasi kesulitan belajar, pertama saya melakukan
bimbingan dulu di kelas secara keseluruhan, baru setelah itu saya
memanggil siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
= Alhamdulillah hasilnya baik, siswa yang mengalami kesulitan
belajar nilainya membaik.

Wawancara kepada Guru Mata Pelajaran bahasa Inggris

N
PERTANYAAN
O
1. Bagaimana kegiatan belajar siswa di kelas X TSM?
= kegiatan belajar di kelas ini kondusif. Kelasnya tidak seramai di
kelas TSM yang lain.
2. Kesulitan belajar apa yang sering dialami oleh siswa?
= kalau di mata pelajaran saya siswa baisanya sulit dalam
memahami kosakata inggris yang baru dan sulit juga untuk
membaca kosakata dengan benar.
3. Menurut anda di kelas X TSM siapa yang mengalami kesulitan
belajar?
= ASM karena dia itu yang sering buat kelas gaduh dan nilai
ulangannya pun jelek.
4. Menurut anda bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM?
= kalau BS itu pendiam orangnya dan kurang aktif. Sedangkan
kalau ASM aktif bertanya tapi tanyanya tidak serius dan sering
buat gaduh kelas.

45
5. Menurut anda, apakah BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
= kalau secara keseluruhan iya. Mereka sama-sama sulit dalam
belajar bahasa inggris karena nilai ulngannya jelek.
6. Kira-kira kesulitan belajar apa yang dialami oleh BS dan
ASM?
= dua-duanya sama-sama sulit dalam memahami kosakata dan
mengucapkan kosakata inggris dengan benar.
8. Menurut Anda, penyebab kesulitan belajar BS dan ASM apa?
= menurut saya kalau BS karena kurang belajar, kurang bisa
membagi waktu dan kurang aktif kalau di kelas.sedangkan kalau
ASM kurang belajar juga dan karena kurang bisa membagi waktu
antara main dan belajar karena saya sering melihat ASM itu di
jalan nongkrong sama teman-temannya sampai tengah malam.
9. Selama ini upaya apa yang sudah Anda lakukan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa?
= saya mencoba untuk mengajar lebih giat lagi dan lebih
memperhatikan siswa-siswa yang sekiranya mengalami kesulitan
belajar di mata pelajaran saya. Dan satu dua kalli saya meminta
guru BK untuk memberikan motivasi belajar kepada mereka.
10. Lalu, bagaimana hasilnya?
= selama ini lebih baik dari pada yang sebelumnya.

Wawancara kepada Teman siswa

N PERTANYAAN
O
1. Apakah anda mengenal BS dan ASM?
= saya mengenal mereka. Mereka adalah teman kelas dan bermain
saya saat di rumah.
2. Menurut anda BS dan ASM siswa yang bagaimana?
= dua-duanya orangnya asyik. Kalau BS itu lebih pendiam kalau
dibandingkan dengan ASM. Terus kalau ASM itu siswanya senang
guyon, gojekan kalau di kelas. Dua-duanya sering keluar malam

46
nongkrong sama saya dan teman-teman yang lainnya sampai larut
malam.
3. Bagaimana kegiatan belajar BS dan ASM di kelas?
= kalau BS itu cenderung kurang aktif kalau di kelas, sedangkan
kalau ASM itu aktif tapi aktifnya aktif guyonan jadi ASM sering
membuat kelas jadi ramai.
4. Apakah menurut anda BS dan ASM mengalami kesulitan
belajar?
=di beberapa mata pelajaran iya seperti bahasa inggris dua-duanya
mengalami kesulitan belajar termasuk juga saya sendiri.
5. Kira-kira apa yang menyebabkan dia mengalami kesulitan
belajar?
= kalau BS sering begadang, main malam-malam, sehingga jarang
belajar dan juga kalau di kelas kurang aktif. Kalau ASM juga sama
sering begadang sampai malam, main malam-malam dan kalau di
kelas sukanya gojekan. Ditambah lagi gurunya gak enak kalau
menerangkan, cepat dan suaranya pelan.
6. Siapa teman bergaul BS dan ASM?
= sama saya (fauzi) dan amir dan teman-teman dari sekolah lain
(teman sepergaulan).
7. Apa yang dilakukan BS dan ASM setelah pulang sekolah?
= kalau BS itu setelah pulang sekolah main ke bengkel, lalu kalau
malamnya sering main begdang sama saya dan teman-teman. Kalau
ASM sepulang sekolah kurang tahu ngapain. Tapi kalau malam-
malam dia ikut kumpul sama kita-kita.
8. Apakah BS dan ASM tinggal bersama keluarganya?
=Iya mereka sama-sama tinggal bersama keluarga dan dua
saudaranya.
9. Bagaimana lingkungan tempat tinggal BS dan ASM?
= kalau BS perkampungan banyak anak-anak seusia dia. Kalau
ASM lingkungana rumahnya bagus karena dekat masjid.

c. Observasi

47
Tujuan observasi : untuk mengetahui keaktifan siswa kelas X TSM 1 SMK
Bina Nusantara Ungaran dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas.
Observer : Maria Ulfa
Observee : BS
Obsevasi ke :1
Pelaksanaan observasi
Hari,tanggal : Kamis, 4 Desember 2014
Jam : 11.00
Nama sekolah : SMK BINA NUSANTARA
Alamat sekolah : jalan Ki Sarino Mangun Pranoto No. 05 Ungaran

NO KRITERIA KETERANGAN
ITEM OBSERVASI
YA TDK
1. Siswa memperhatikan materi V Memperhatikan
yang disampaikan oleh guru dengan sesekali
gojekan.
2. Siswa membaca materi pelajaran V hanya
memperhatikan guru
mengajar.
3. Siswa mempersiapkan buku V
pelajaran sebelum KBM dimulai
4. Siswa bertanya saat penjelasan V Aktif bertanya,
guru kurang jelas tetapi pertanyaannya
guyonan
5. Siswa menyatakan pendapat V
mengenai materi yang sedang
dibahas
6. Siswa berdiskusi dengan teman V
tentang meteri yang disampaikan
oleh guru
7. Siswa bertanya pada teman jika V
penjelasan guru kurang jelas.
8. Siswa mendengarkan uraian V
penjelasan guru saat KBM.
9. Siswa mendengarkan jika ada V sesekali
teman yang bertanya pada guru menyambung
pertanyaan dari
teman

48
10. Siswa mendengarkan jika ada V
yang sedang berdiskusi
11. Siswa mencatat materi yang V
disampaikan oleh guru
12. Siswa meringkas penjelasan guru V
13. Siswa mempunyai rangkuman V
materi
14. Siswa mempunyai buku referensi V

15. Siswa mencatat materi dalam V


bentuk gambar.
16. Siswa membuat peta konsep V
untuk materi pelajaran
17. Siswa mengangkat tangan saat V
mau bertanya

18. Posisi duduk siswa tegap V siswa tidak bisa


duduk dengan
tenang, geser-geser
terus
19. Siswa menangapi materi yang V menanggapi dengan
disampaikan guru. bercanda sehingga
sering kali teman-
temannya
menertawakannya.
20. Siswa berani mengungkapkan V
pendapatnya mengenai materi
yang disampaikan oleh guru.
21. Siswa berani maju di depan saat V
disuruh oleh guru.
22. Siswa mengajari teman ketika ada V
teman yang mengalami kesulitan.
23. Siswa berani bertanya pada guru V

4.2.2 Alasan Pemilihan Konseli


Dalam memilih konseli ini (ASM) penulis mempunyai beberapa
alasan, yaitu (1) alasan berdasarkan legger dan (2) alasan berdasarkan
rekomendasi dari beberapa guru.
1) Berdasarkan legger

49
Kelas X TSM 1 terdiri atas 29 siswa. Untuk mengidentifikasi
murid yang mengalami kesulitan belajar, penulis menganalisis nilai
mid semester siswa kelas X TSM 1. Kemudian nilai dari siswa-siswa
tersebut penulis bandingkan dengan nilai siswa di kelas tersebut
dengan system rangking. Setelah penulis merangking, penulis
mendapatkan lima siswa dengan rangking terendah. Mereka adalah
SSL, MF, MKF, BS, dan ASM. Selain membandingkan nilai siswa
dengan siswa yang lain yang ada di kelas tersebut, penulis juga
membandingkan nilai sisiwa dengan KKM dimana memang nilai dari
kelima siswa tersebut banyak sekali yang di bawah KKM. Lalu setelah
itu, penulis hanya mengambil dua nama siswa saja yang mempunyai
rangking dua terbawah di kelas karena sekiranya dua siswa tersebutlah
yang sedang paling membutuhkan bantuan, meraka adalah BS dan
ASM. Untuk ASM mendapatkan rangking 29.
2) Rekomendasi dari beberapa Guru
Setelah penulis mendapatkan lima daftar nama yang diduga
mengalami kesulitan belajar, penulis mencoba untuk mengonsultasikan
lima daftar nama tersebut kepada wali kelas, guru BK, dan salah satu
guru mata pelajaran (b.inggris) melalui sesi wawancara terstruktur.
Ketiga guru tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda
mengenai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Adapun siswa yang
direkomendasikan oleh ketiga guru tersebut adalah (1) Wali kelas
merekomedasikan AM dan ASM karena mereka merupakan siswa
yang sering membuat kegaduhan di kelas, (2) Guru BK
merekomendasikan BS karena anaknya sangat pendiam dan nilainya
cenderung jelek. (3) Guru mata pelajaran merekomendasikan ASM
karena anaknya tidak serius dalam mengikuti pelajaran dan nilainya
jelek.
Melihat siswa yang direkomendasikan oleh ketiga guru tersebut
berbeda-beda, penulis mencoba untuk merekomendasikan dua siswa
yang menurut hasil analisis legger mengalami kesulitan belajar kepada

50
ketiga guru tersebut dengan menjelaskan alasannya. Alhasil ketiga
guru tersebut menyetujui dua siswa yang penulis ajukan mengalami
kesulitan belajar. Dua siswa tersebut adalah BS dan ASM.
Jadi, penulis memilih konseli ini berdasarkan legger yang mana
ASM mendapatkan peringkat 29 dari jumlah siswa 29 dan hasil
rekomendasi penulis dengan guru BK, guru mata pelajaran b.inggris,
dan wali kelas.

4.2.3 Identitas Konseli


Nama : ASM
Kelas : X TSM 1
Sekolah : SMK Bina Nusantara Ungaran
Asal sekolah : Mts Hasyimiyah

Alamat : Desa Bender Dukuh Kalisidi Rt 3 Rw 7

TTL : Kab.Semarang, 5 Juli 1998

Tinggi badan : 175 cm

Berat badan : 55 kg

Hobbi : bongkar mesin

Status dalam keluarga : anak kandung

Anak ke : dua

Nama Ayah : Jumeri

Umur : 45 tahun

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaaan ayah : Buruh

Nama ibu : Mudrikah

Umur : 43 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

51
Pekerjaan ibu : Buruh

Jumlah saudara : Dua

Jarak rumah ke skolah: > 1 Km

Kendaraan yg dipakai : sepeda motor

4.2.4 Identifikasi Kasus


Tujuan dari identifikasi dalam kasus ini adalah untuk mencari dan
menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan. Untuk mengidentifikasi
kasus ini penulis menggunakan legger atau hasil belajar siswa. Pertama
penulis mengambil lima nama siswa yang mendapatkan rangking lima
terbawah di kelas. selain rangking, nilai dari lima iswa tersebut penulis
bandingkan dengan rata-tara kelas dan KKM, tenyata memang nilai
meraka banyak di bawah KKM. Setelah mendapatkan lima nama siswa,
penulis mempersempit lagi menjadi dua nama saja. Pengambilan dua nama
tersebut berdasarkan legger yaitu dua siswa yang mendapatkan rangking
dua terbawah di kelas. lalu setelah itu, penulis mengonsultasikan dua nama
tersebut kepada guru BK, wali kelas, guru mata elajaran dan mereka sudah
menyujuinya.
Jadi dalam mengidentifikasi kasusu ini, penulis dibantu oleh legger
dan masukan dari beberapa guru sehingga didapatkan dua siswa yang akan
dianalisis kesulitan belajarnya yaitu BS dan ASM.

4.2.5 Analisis
Setelah penulis melakukan pengumpulan data melalui legger,
wawancara kepada beberapa subyek, dan observasi maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis hasil pengumpulan data yang diperoleh.
Berikut ini adalah analisis dari hasil pengumpulan data melalui beberapa
metode,
1) Berdasarkan legger

52
Berdasarkan legger yang didapat oleh penulis, maka kesulitan belajar
ASM pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat pada grafik berikut:

ASM
90
80
70
60
R5
50
NILAI

40
30
20
10
0

Berdasarkan grafik nilai di atas dapat diketahui bahwa ASM


mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa Inggris, P2,
P4, Fisika, kimia, matematika, agama, bahasa Jawa, P5, dan seni
budaya. Beberapa mata pelajaran tersebut nilainya di bawah KKM dan
di bawah nilai rata-rata kelas. Di sini penulis hanya berfokus pada satu
mata pelajaran yang diduga paling sulit bagi ASM yaitu mata pelajaran
bahasa inggris.
2) Berdasarkan wawancara
Penulis telah melakukan wawancara kepada siswa yang
bersangkutan (ASM), guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran bahasa
inggris, dan teman siswa. Dari wawancara penulis kepada beberapa
subjek tersebut dihasilkan:
Berdasarkan wawancara dengan ASM. ASM mengalami
kesulitan belajar pada pelajaran bahasa inggris fisika. Adapun faktor
penyebab ASM kesulitan pada mata pelajaran fisika karena ASM tidak
bisa berpikir cepat dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan angka (faktor internal), ditambah ASM sering keluar malam
sehingga jarang belajar. Kalau penyebab ASM kesulitan belajar pada

53
mata pelajaran Bahasa inggris adalah karena faktor eksternal yaitu
faktor guru dimana metode mengajar guru yang kurang pas bagi ASM
yaitu terlalu cepat dan suara dalam mejelaskan pelan. Selain itu faktor-
faktor lain seperti jarang belajar, sering begadang juga turut
mempengaruhi kesulitan belajar ASM pada mata pelajaran bahsa
inggris.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK. ASM mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor
penyebabnya adalah ASM jarang serius dalam mengikuti pelajaran di
kelas, dia sering bercanda, guyonan, dan gojekan. Dia sering membuat
kelas ramai sehingga terkadang kelas sehingga terkadang kelas
menjadi tidak kondusif untuk belajar.
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas. ASM mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor
penyebabnya adalah karena ASM kurang bisa membagi waktu antara
belajar dan bermain.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
inggris. Faktor penyebab ASM mengalami kesulitan belajar bahasa
inggris adalah karena ASM kurang belajar dan belum bisa membagi
waktu belajar dan bermain. Selain itu ASM sering main samapi larut
malam.
Berdasarkan wawancara dengan teman ASM. ASM mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris. Adapun faktor
penyebabnya adalah ASM sering nongkrong di jalan samapi malam
sehingga jarang belajar dank karena metode mengajar guru bahasa
inggris yang terlalu cepat.
3) Berdasarkan observasi
Observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengamati
keaktifan belajar ASM di kelas saat KBM. Adapun hasil observasi
penulis menunjukkan bahwa ASM adalah siswa yang tidak bisa diam,
dia aktif dalam pembelajaran tetapi terlihat kurang serius dalam

54
mengikuti pelajaran, sering membuat lelucon-lelucon yang membuat
teman sekelas tertawa dan akhirnya membuat kelas gaduh dan tidak
kondusif untuk belajar. Namun demikian, ASM tetap memperhatikan
penjelasan materi dari guru. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat
diketahui faktor penyebab kesulitan belajar ASM adalah karena
ketidakeriusan ASM dalam mengikuti pelajaran.

4.2.6 Sintesis
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan legger, wawancara dengan guru BK, wali kelas, dan teman
ASM, ASM mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahsa
inggris. Adapun faktor penyebab ASM mengalami kesulitan belajar pada
mata pelajaran bahasa inggris adalah metode mengajar guru yang kurang
pas bagi ASM, jarang belajar, sering begadang, kurang serius dalam
mengikuti pelajaran di kelas, sering bercanda, guyonan, gojekan, dan
kurang bisa membagi waktu antara belajar dan bermain.
.
4.2.7 Diagnosis
Setelah melakukan identifikasi kasus, analisis hasil pengumpulan
data, dan sintesis, selanjutnya adalah melakukan diagnosis. Diagnosis
adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Berdasarkan identifikasi kasus, analisis, dan sintesis dapat diketahui
masalah yang sedang dihadapi oleh ASM adalah kesulitan pada mata
pelajaran bahasa inggris. ASM mengalami kesulitan tentunya tidak terlepas
dari faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebab ASM mengalami
kesulitan pada mata pelajaran bahasa inggris dapat digologkan menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah sifat
ASM yang suka guyonan, kurang serius, minat yang rendah dalam
mempelajari bahasa inggris (minat rendah dipengaruhi oleh faktor eksternal
guru), belum bisa memanajemen waktu, dan kemampuan yang rendah
dalam memahami bahasa inggris. Sedangkan faktor eksternal meliputi

55
faktor guru yaitu metode mengajar guru yang kurang pas. Suasana luar
kelas yang tergolong ramai.

4.2.8 Prognosis
Setelah melakukan diagnosis, langkah selanjutnya adalah
melakukan prognosis. Prognosis merupakan sebuah ramalan. Apa yang
telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam
menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus
diberikan kepada siswa. Aktivitas penyusunan rencana/program yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.
Berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan, kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi jika masalah siswa dibiarkan dan tidak segera ditangani
adalah (1) siswa akan ketinggalan dengan teman-temannya, bila teman-
temannya sudah bisa mencapai Z, ia baru bisa mencapai E, (2) tidak
bersemangat dalam mengikuti pelajaran bahasa inggris khususnya, dan
pada mata pelajaran yang lain pada umumnya, (3) stress karena nilai
bahasa inggris terus-terusan jelek, (4) sulit mengingat materi pelajaran
yang telah disampaikan oleh guru, (5) siswa tetap kurang serius dalam
mengikuti pelajaran.
Maka untuk mengantisipasi beberapa kemungkinan yang terjadi, di
tahap prognosis ini disusun beberapa rencana program yang diharapkan
dapat membantu mengatasi masalah siswa (ASM). Rencana program
tersebut adalah remedial teaching mata pelajaran bahasa inggris, layanan
klasikal tentang motivasi belajar, dan tentang manajemen waktu belajar
serta dilakukan konseling individu jika diperlukan. Pemberian bantuan ini
penting agar siswa dapat terbantu secara cepat sehingga siswa dapat
belajar sebagaimana mestinya.

4.2.9 Treatment (perlakuan)


Treatment di sini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar (ASM) sesuai dengan program

56
yang telah disusun pada tahap prognosis. Berdasarkan prognosis yang
telah dilakukan maka treatment yang dapat dilakukan adalah remedial
teaching mata pelajaran bahasa inggris, pemberian layanan klasikal
tentang manajemen waktu belajar agar BS dapat membagi waktu antara
bermain dan belajar, dan konseling individu oleh guru BK.

57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu hal yang penting
untuk dilakukan oleh guru BK agar siswa dapat berkembang secara
optimal. Dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa terdapat beberapa
langkah terstrukturnya yaitu dimulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, sintesis, diagnosis, prognosis, dan treatment. Pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa metode yaitu legger, wawancara kepada
subyek-subyek yang bersangkutan, dan pengamatan/observasi. Dari
pengumpulan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Konseli 1 (BS)
BS merupakan siswa yang pendiam dan tidak aktif di kelas. BS
mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa subyek (BS, Wali kelas,
guru BK, guru mapel, teman BS) faktor yang menyebabkan BS
mengalami kesulitan belajar adalah BS jarang belajar karena sering
main malam-malam, saat kegiatan belajar mengajar BS tidak aktif,
jarang bertanya kepada guru, dan BS merasa kurang senang dengan
metode yang diterapkan oleh guru bahasa inggris. Berdasarkan jenis
kesulitan dan faktor yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut
maka dapat diberikan treatment berupa remedial teaching , layanan
klasikal tentang motivasi belajar, dan konseling individual.
2) Konseli 2 (ASM)
ASM adalah siswa yang aktif. Aktif di sini bukanlah aktif untuk
meningkatkan pengetahuan. ASM merupakan siswa yang cerewet,
sering membuat kegaduhan di kelas dengan leluconnya. ASM juga
mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran bahasa inggris.

58
Berdasarkan data dari wawancara dan observasi faktor penyebab
kesulitan belajar ASM adalah ASM belum bisa management waktu
antara belajar dan bermain, tidak menyukai guru yang mengajar bahasa
inggris, minat belajar bahasa inggris yang rendah, dan jarang belajar.
berdasarkan jenis kesulitan dan faktor penyebab kesulitan belajar ASM
tersebut dapat diberikan treatment yaitu konseling individu, pemberian
layanan klasikal tentang management waktu belajar, dan cara
meningkatkan minat belajar terutama pada mata pelajaran bahasa
inggris.

5.2 Saran
a) Guru BK
Guru BK sebagai guru pembimbing sudah semestinya perhatian
terhadap para siswanya, mempunyai kepekaan terhadap hal-hal
yang terjadi kepada siswanya. Saran penulis kepada guru BK
adalah guru BK agar tetap melakukan diagnosis kesulitan belajar
agar siswa dapat terbebas dari masalah belajar dan akhirnya
dapay=t belajar dengan baik sebagaimana mestinya.
b) Wali Kelas
Wali kelas merupakan wali siswa di kelas yang seharusnya tahu
bagaimana kondisi para siswanya. Saran saya wali kelas bekerja
sama dengan guru BK dan guru mata pelajaran untuk mengatasi
berbagai masalah belajar siswa agar penyelesaian masalah siswa
dapat optimal karena dibantu oleh bebrapa pihak.
c) BK sekolah
BK sekolah sebagai kumpulan dari guru BK sebaiknya dapat
bekerja sama dalam membantu siswa agar dapat berkembang
secara optimal. Selain itu, juga bekerja sama dalam menghadapi
berbagai masalah siswa sehingga satu masalah siswa ada
kolaborasi antar guru BK dan juga kolaborasi dengan guru BK dan
wali kelas.

59
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,A. dan Supriyono,W.2004.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Asdi Mahasatya


Mulyadi.2010.Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus.Yogyakarta:Nuha Litera
Sardiman.2011.Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada
Syah, Muhibbin.2003.Psikologi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sutoyo,A. 2012. Pemahaman Individu : Observasi, Checklist, Kuesioner &
Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

60
LAMPIRAN-LAMPIRAN

61
1

Anda mungkin juga menyukai