Pengantar
Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidaklah lepas dari konflik – sekecil apapun dan
dalam bentuk apapun. Konflik seringkali membuat seseorang mengalami perubahan perilaku,
dan bahkan membuat stress terutama ketika orang tersebut tidak dapat menyelesaikannya dengan
baik dan tepat. Ketika konflik dibiarkan terus-menerus tanpa ada pemecahan dan
penyelesaiannya maka hal itu akan membuat hidup kita menjadi tidak tenang dan tidak nyaman.
Namun sebaliknya bila konflik yang terjadi dikelola dengan pikiran dan emosi yang tenang serta
memanajemennya dengan baik, maka pastilah konflik tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Konflik dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Ketika kita tidak sepaham dengan orang lain,
ketika kita sedang bersama dengan orang lain, ketika kita berhadapan dengan lawan bicara kita,
konflik dimungkinkan dapat terjadi. Konflik yang muncul dapat digolongkan menjadi, konflik
dalam diri individu (intraindividual conflict), konflik antar pribadi (interpersonal conflict),
konflik organisasi (organizational conflict).
Seringkali ketika kita mengganggap segala sesuatu menjadi serius dan menegangkan, maka saat
itulah konflik akan semakin memuncak. Sehingga, pentingnya tiap individu dapat memanajemen
konflik dengan baik adalah supaya konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada
kekerasan, menyakiti orang lain, menjadi musuh dengan orang lain, yang berdampak terhadap
kerugian diri sendiri, orang lain, dan juga organisasi. Namun, di sisi lain konflik membuat orang
menjadi tertantang untuk mengatasinya. Lalu apakah yang dimaksud dengan konflik itu?
Pengertian konflik
Menurut Killman & Thomas (dalam Utami, 2005), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan individu lain. Selanjutnya, Mullins (dalam Wijono,
2009) mendefenisikan konflik sebagai kondisi terjadinya ketidaksesuaian tujuan dan munculnya
berbagai pertentangan perilaku, baik yang ada dalam diri individu, kelompok maupun organisasi.
Namun, dalam membatasi pembahasan kali ini, kita akan mencoba memfokuskan pada konflik
antar individu agar peserta dapat memahami lebih dalam mengenai konflik antar individu.
Bentuk-bentuk konflik
Pada dasarnya ada tiga bentuk konflik yang dapat kita ketahui, (1) konflik dalam diri individu,
(2) konflik antar pribadi, dan (3) konflik organisasi. Selanjutnya kita akan membahas lebih lanjut
mengenai konflik antar individu. Menurut Wijono (2009), konflik antar pribadi adalah suatu
konflik yang mempunyai kemungkinan lebih sering muncul dalam kaitannya antara individu
dengan individu yang ada dalam suatu organisasi. Beberapa faktor yang menjadi pemicu
munculnya konflik antar pribadi adalah adanya kesalahan dalam persepsi (misperception),
kesalahan berpendapat (misopinion), kesalahan dalam memahami (misunderstanding), perbedaan
tujuan (goal different), perbedaan nilai-nilai (values different), latar belakang budaya (culture
background), sosial-ekonomi (social-economic), dan sifat-sifat pribadi (personality traits) antara
individu yang satu dengan yang lain.
a. Arbitrasi
Pihak ketiga disebut arbitrator yang bertindak menjadi hakim dan penengah dalam menentukan
penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat. Dalam arbitrasi ini, penyelesaian
konflik akan membawa ketidakpuasan pada kedua belah pihak, karena kedua belah pihak sama-
sama merasa dikalahkan. Tetapi strategi masih efektif dilakukan untuk menyelesaikan konflik
yang mengarah pada tindakan agresif.
b. Mediasi
Pihak ketiga disebut mediator. Karena mediator mempunyai wewenang secara langsung terhadap
pihak-pihak yang bertikai. Selain itu, rekomendasi yang diberikan oleh mediator kepada kedua
belah pihak tidak mengikat. Keberhasilan mediator tergantung pada bagaimana kemampuan
persuasi, kredibilitas, prestise, dan pemahamannya terhadap kelompok-kelompok yang sedang
berkonflik. Dalam penyelesaian konflik, mediator mempunyai sumbangan yang potensial untuk
membangun kembali komunikasi yang telah hancur.
c. Bujukan (persuation)
Beberapa tipe umum mengenai taktik persuasi sebagai berikut:
Memberikan bukti-bukti nyata yang bisa mendukung posisinya.
Memperlemah informasi yang dapat mendukung posisi lawannya, serta menunjukkan segi-segi
kelemahan dalam rangka meluruskan cara berpikirnya.
Menjelaskan pengorbanan-pengorbanan dan kerugian-kerugian yang dimungkinkan dari usulan-
usulan pihak lawan konfliknya yang masih belum dapat dipahami oleh pihak lawan.
Memberikan penjelasan mengenai usulan-usulan pihaknya yang lebih memiliki keunggulan
dibanding pihak lainnya.
Menunjukkan bahwa usulan-usulan dari diri atau kelompoknya cenderung lebih selaras dengan
kebijakan-kebijakan organisasi, norma-norma yang lazim dipakai serta beberapa ukuran keadilan
dan kesamaan yang dapat diterima oleh organisasi.
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar menawar dan pertukaran (bargaining and
exchange oriented tactics).
Tawar menawar dapat diartikan sebagai proses pertukaran persetujuan hingga mencapai suatu
kompromi. Beberapa strategi berkaitan dengan tawar menawar sebahai berikut:
Membuat suatu persetujuan ulang jika pihak lain tidak memberikan persetujuan.
Mengusulkan suatu pertukaran persetujuan khusus yang mudah diterima oleh kedua belah pihak.
Memberikan isyarat secara informal tentang suatu hasrat atau keinginan untuk membuat suatu
konsesi atau persetujuan lebih lanjut, jika pihak lawan membuat suatu persetujuan pada saat
tawar menawar dilakukan.
Mengajukan usul bahwa seseorang perantara diperlukan untuk membantu menemukan
kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Setelah itu, kedua kelompok yang terlibat konflik, diminta untuk memberikan pandangan mereka
atas dua pertanyaan di atas. Kemudian mereka diminta untuk merumuskan permasalahannya.
Selanjutnya, mereka diminta untuk mendiagnosis secara bersama dalam pertemuan kelompok.
Kemudian, mereka diminta untuk mencari berbagai alternatif yang dapat digunakan sebagai
alternatif terbaik agar dapat mengantisipasi adanya beberapa reaksi yang kurang produktif bagi
kedua belah pihak yang terlibat.