Anda di halaman 1dari 6

Nama : Risma Yanti

NIM : 1800001027

Tingkat : II (DUA)

Mata Kuliah : Antropologi

1. Peranan Antropologi Pada Keperawatan


a. Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi
b. Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang
makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang lain.
c. Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut
d. Proses keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap
masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan
dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

2. Pengaruh Antropologi Terhadap Konsep Sehat Sakit

Konsep sehat
Konsep sehat didefinisikan orang berbeda-beda, berdasarkan komunitasnya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Linda Ewles dan Ina Simmet (1992) adalah
sebagai berikut :
a. Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena
perhatiannya pada fungsi mekanistik tubuh.
b. Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir jernih.
c. Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal emosi
seperti rasa takut, duka, marah, senang, dll.
d. Konsep sehat dilihat dari segi sosial, yaitu kemampuan untuk mempertahankan
hubungan dengan orang lain.
e. Konsep sehat dilihat dari segi spiritual, yaitu berkaitan dengan aspek agama, seperti :
berbuat baik, prinsip perilaku, cara mencapai kedamaian, dll.
f. Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan segi kesehatan pada
tingkat individual yang terjadi karena kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, dll.
Ada banyak tanggapan berbeda mengenai konsep sehat tadi. Hal ini karena adanya
pengetahuan yang berbeda terhadap konsep sehat, walaupun secara nyata akan terlihat
bahwa seseorang dinyatakan tidak sehat. Kenyataan tersebut menyebutkan bahwa
kebudayaan dapat menentukan arti sehat.

Konsep sakit
Sakit adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit (Sarwono,
1993).
Fenomena subjektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak. Konsep penyakit
masyarakat non barat dibagi dua, yaitu :
1. Personalistik, munculnya penyakit oleh intervensi yang dianggap karena makhluk
supranatural (hantu, roh leluhur, dewa, dll).
2. Naturalistik, penyakit dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan apabila
keseimbangan tubuh terganggu, maka hasilnya adalah penyakit.

3. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan


Dalam skala global, selama seperempat abad ke belakang, mulai tumbuh perhatian serius
dari masyarakat ilmiah terhadap penyakit-penyakit yang terkait dengan masalah lingkungan,
seperti kanker yang disebabkan racun tertentu (toxin related cancers), kelainan reproduksi atau
gangguan pernapasan dan paru-paru akibat polusi udara. Secara institusional International Human
Dimensions Programme on Global Environmental Change (IHDP) membangun kerjasama riset
dengan Earth System Science Partnership dalam menyongsong tantangan permasalahan
kesehatan dan Dampak dari perubahan sosial dan budaya.
Pengaruh perubahan iklim global terhadap kesehatan umat manusia bukan pekerjaan
mudah. Dibutuhkan kerja keras dan pendekatan inter-disiplin diantaranya dari studi evolusi, bio-
geografi, ekologi dan ilmu sosial. Di sisi lain kemajuan teknik penginderaan jauh (remote
sensing) dan aplikasi-aplikasi sistem informasi geografis akan memberikan sumbangan berarti
dalam melakukan monitoring lingkungan secara multi-temporal dan multi-spatial resolution. Dua
faktor ini sangat relevan dengan tantangan studi dampak perubahan sosial dan budaya terhadap
kesehatan lingkungan yang memerlukan analisa historis keterkaitan dampak perubahan sosial dan
budaya dan kesehatan serta analisa pengaruh perubahan sosial dan budaya di tingkat lokal,
regional hingga global.
1. Aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku
kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
a. Umur
Dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan
umur. misalnya dikalangan balita banak yang menderita penyakit infeksi,sedangkanpada
golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.
b. Jenis kelamin
Dilihat dari aspek golongan menurut jenis kelamin, dikalangan wanita lebih banyak
menderit kanker payudara, sedangkan pada pria, lebih banyak menderita kanker prosat.
c. Pekerjaan
Dilihat dari aspek jenis pekerjaan, dikalangan petani lebih banyak menderita penyakit
cacingan, karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah, sedangkan pada buruh tekstil
lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu.
d. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit, bahkan juga
berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada golonga yang
status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga
obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.

4. Pengaruh Antropologi Pada Praktik Keperawatan


Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja dibidang
kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, sekolah perawat dirumah sakit, dan
departemen kesehatan serta dijurusan antropologi  pada universitas umum. Mereka
melakukan penelitian dalam topic seperti manusia, anatomi, pediatric, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat, definisi mengenai sehat dan penyakit, layihan
petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah sakit, hubungan
dokter-pasien, dan proses memperkenalkan system kesehatan tradisional.

Konsep-konsep penting dalam antropologi kesehatan  dan ekologi keperawatan

1) System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh


beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit
yang berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam atau oleh seni sehingga
membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau
bergerak dalam suatu kesatuan

2)  System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral dalam


interaksi antar manusia
3) Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dalam
lingkungan non hidup mereka. Hubungan antropologi kesehatan dengan ekologi
dalam praktek keperawatan  . hubungan manusia dengan lingkungan , dengan
tingkah lakunya, dengan penyakitnya, cara dimana penyakitnya dan
tingkahlakunya mempengaruhi evolusi atau kebudayaan selalu melalui proses
umpan balik. Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-
masalah epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam
populasi yang berbeda-beda.. contoh : semakin maju suatu bangsa, penyakit yang
dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru berkembang. penyakit-penyakit
infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC dll pada umumnya terdapat pada
Negara yang berrkembang, sedangkan penyakit-penyakit non infeksi seperti
stress, depresi, kanker, hipertensi, umumnya terdapat pada Negara-negara maju.
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua
kelompok tersebut.
5. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan keperawatan
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi keperawatan, yaitu :
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor(3)yaitu :
1. Environment atau lingkungan
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor
-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan
yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut
dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

6. Contoh Kasus Antropologi Dalam Praktik Keperawatan


Semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru
berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll pada
umumnya terdapat pada negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit
noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-
negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua
kelompok tersebut.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi keperawatan menggambarkan teknik dan
penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di
masyarakat tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur
ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai