Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI IBU MENGENAI IMUNISASI DENGAN KETEPATAN WAKTU

PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS TALAGA JAYA

Yunitro Ibrahim¹, A. Akifa Sudirman², Dewi Modjo³


¹·²·³) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Email : Hyunitro.ibrahim@gmail.com

ABSTRACT

Timeliness of Giving Basic Immunization is important, because vaccine and the usefulness
will affect if not given on time or not on schedule, perception can influence the accuracy in
immunization. The objective of research was to find out mother’s response about
immunization with the timelines of giving basic immunization to children at Talaga Jaya
health centre. The type of research was quantitative with survey analytic design. Free
variable is mother’s perception and the dependent variable is the timeliness of basic
immunization. The population is all of the mother at Talaga Jaya health centre there are 244
mothers. Sampling technique used purposive sampling with 70 respondents using slovin
Formula and fulfillment of inclusion and exclusion criteria. The analysis was carried out by
the chi square test. The Results Most of the mothers in the Talaga Jaya Health Center had
good perceptions of immunization (52.9%) and timeliness in providing basic immunization to
children (67.1%). The results of the chi square test χ2 are ρ value 0,002.

Keywords: Perception, Timeliness, Children Basic Immunization.

ABSTRAK

Ketepatan waktu pemberian imunisasi dasar sangat penting, karena vaksin dan daya guna
vaksin akan berpengaruh jika diberikan tidak tepat waktu atau tidak sesuai jadwal, persepsi
dapat mempengaruhi ketepatan dalam melakukan imunisasi. Penelitian bertujuan
mengetahui tanggapan ibu mengenai imunisasi dengan ketepatan waktu pemberian
imunisasi dasar pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.
Jenis penelitian Kuantitatif dengan studi desain Survey analitik. Variabel bebas adalah
persepsi ibu dan variabel terikat adalah ketepatan waktu pemberian imunisasi dasar.
Populasi seluruh ibu yang memiliki anak di wilayah kerja Puskesmas Talaga Jaya
Kabupaten Gorontalo yang seluruhnya berjumlah 244 Ibu. Teknik sampel purposive
sampling, jumlah sampel sebanyak 70 orang dengan rumus slovin dan pemenuhan kriteria
inklusi serta ekslusi. Analisis dilakukan dengan uji kai kuadrat ( chi square). Hasil Penelitian
Sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas Talaga Jaya memiliki persepsi baik
mengenai imunisasi (52,9%) dan tepat waktu dalam pemberian imunisasi dasar pada anak
(67,1%). Hasil uji chi square χ2 hitung nilai ρ 0,002.

Kata Kunci: Persepsi, Ketepatan Waktu, Imunisasi Dasar Anak.

PENDAHULUAN seseorang terhadap suatu penyakit,


Imunisasi merupakan suatu sehingga jika nanti terjangkit penyakit,
cara yang dilakukan untuk tubuh tidak akan menderita penyakit
meningkatkan kekebalan tubuh tersebut karna telah memiliki sistem
1
memori (daya ingat), ketika vaksin nasional 92%). Hal tersebut
dimasukan kedalam tubuh maka akan menunjukan bahwa program
terbentuk antibody untuk melawan imunisasi telah mencapai target,
vaksin tersebut dan sistem memori namun dengan catatan terjadi
akan menyimpan sebagai suatu yang penambahan kantong dengan
pernah terjadi. Cara kerja imunisasi cakupan dibawah 80% dan cakupan
yaitu dengan memberikan antigen antara 80-91,5%.
bakteri atau virus tertentu yang sudah Pada kurun waktu tahun 2014-
dilemahkan atau dimatikan dengan 2016, terdapat 1.716.65 anak yang
tujuan merangsang sistem imun tubuh belum mendapat imunisasi dan
untuk membentuk antibody. Program imunisasinya tidak lengkap.
imunisasi sangat penting bagi individu Berdasarkan riset kesehatan dasar
guna tercipta kekebalan agar 2013, beberapa alasan yang
terhindar dari penyakit sehingga menyebabkan bayi tidak mendapat
tercapai kekebalan masyarakat imunisasi diantaranya ; takut panas,
(population immunity), Vaksinasi tidak keluarga tidak mengizinkan, tempat
hanya mencegah penderitaan dan imunisasi jauh, sibuk, sering sakit,
kematian yang terkait dengan tidak tau tempat imunisasi. Oleh
penyakit menular seperti tuberculosis, sebab itu, pemberian imunisasi
diare, campak, pneumonia (infeksi universal bagi seluruh anak tanpa
paru paru), polio dan batuk rejan, kecuali masih merupakan tantangan
vaksinasi juga membantu mendukung bagi seluruh pihak yang terlibat dalam
prioritas nasional seperti pendidikan upaya promosi kesehatan, baik
dan pembangunan ekonomi. pemerintah, organisasi profesi, LSM,
UNICEF tahun 2014 mitra swasta, masyarakat, dan
menyebutkan bahwa 27 juta anak lainnya. Banyaknya ibu-ibu yang
balita diseluruh dunia masih belum memiliki bayi dimana imunisasinya
mendapatkan layanan imunisasi rutin, belum tepat waktu, apabila hal
sehingga menyebabkan lebih dari dua tersebut dibiarkan tentunya akan
juta kematian tiap tahun. Angka ini menjadi permasalahan bagi
mencakup 1.4 juta anak balita yang kesehatan anak, seiring berjalannya
terenggut jiwanya. Selama 2016, waktu, akan berpengaruh terhadap
diperkirakan Sekitar 19,5 juta bayi kekebalan dan kerentanan bayi
didunia masih melewatkan imunisasi terhadap suatu penyakit. Sehingga
dasar. Sekitar 60% anak-anak ini bayi harus mendapatkan imunisasi
tinggal di negara Angola, Brazil, tepat waktu agar terlindung dari
Republic Demokratik Kongo, Ethiopia, berbagai penyakit berbahaya.
Indan, Indonesia, Iraq, Nigeria, Ketepatan waktu pemberian
Pakistan dan Afrika Selatan. imunisasi dasar sangat penting,
Berdasarkan data dari direktorat karena vaksin dan daya guna vaksin
jendral pencegahan dan pengendalian akan berpengaruh jika diberikan tidak
penyakit (Ditjen P2P) kementerian tepat waktu atau tidak sesuai jadwal,
kesehatan republic Indonesia, persepsi dapat mempengaruhi
cakupan imunisasi dasar bagi bayi ketepatan dalam melakukan
usia 0-11 bulan pada tahun 2017 imunisasi. Sikap ibu balita untuk
mencapai 92,04% (dengan target menyadari bahwa imunisasi
2
merupakan hal penting yang dapat tidak tepat waktu yaitu sebesar 1 anak
meningkatkan derajat kesehatan (2,27%), desa Buhu dari 45 anak
balita, akan menimbulkan perilaku tercatat bahwa anak yang
positif ibu untuk hadir ke posyandu imunisasinya sudah tepat waktu yaitu
membawa bayi. Apabila persepsi ibu sebesar 43 anak (95,56%) dan yang
bayi tentang posyandu positif, maka tidak tepat waktu yaitu sebesar 2 anak
ibu bayi akan hadir secara rutin ke (4,44%), desa Bulota dari 51 anak
posyandu setiap bulannya dan tercatat bahwa anak yang
sebaliknya, jika persepsi ibu bayi imunisasinya sudah tepat waktu yaitu
tentang posyandu negativ, maka sebesar 50 anak (98,04%) dan yang
kehadiran ibu bayi tidak akan rutin tidak tepat waktu yaitu sebesar 1 anak
setiap bulannya. Hal ini berarti (1,96%). Sesuai data dari kunjungan
meskipun stimulus sama bagi ke posyandu Talaga Jaya dengan
beberapa orang, namun respon setiap target sasaran 201 anak pada tahun
orang berbeda. Berdasarkan data dari 2017 tercatat sebanyak 192 (95,52%)
Dinas Kesehatan Kabupaten berkunjung ke posyandu Talaga Jaya,
Gorontalo tentang laporan cakupan dan tahun 2018 dengan target
imunisasi dasar periode 2015, tercatat sasaran 243 anak tercatat sebanyak
bahwa tahun 2015 dari sasaran 6589 237 anak (97,53%) berkunjung ke
balita, imunisasi yang belum posyandu Talaga Jaya.
memenuhi target adalah 471 balita Wilayah kerja puskesmas Talaga
(93%). tahun 2016 menurun dari Jaya terbagi atas 5 desa, meliputi
sasaran 6847, imunisasi yang belum desa Luwoo, desa Bulota, desa Buhu,
memenuhi target sebesar 573 balita desa Bunggalo dan desa Hutadaa.
(92%). tercatat bahwa tahun 2017 Wilayah kerja puskesmas Talaga
kembali meningkat dari sasaran 6122 Jaya memiliki 10 posyandu yang
balita, imunisasi yang belum tersebar pada 5 desa tersebut. Hasil
memenuhi target adalah 409 balita survey awal dilokasi penelitian diambil
(93%). dari kunjungan ibu bayi ke Posyandu
Berdasarkan data dari dengan jumlah kunjungan sebanyak
Puskesmas Talaga Jaya Tahun 2018 10 ibu dimana peneliti melakukan
tentang ketepatan waktu imunisasi wawancara singkat dengan ibu bayi
dasar di desa luwo’o, dari 42 anak mengenai imunisasi. Dari wawancara
tercatat bahwa balita yang tersebut terlihat bahwa sebagian
imunisasinya sudah tepat waktu yaitu besar ibu bayi masih belum
sebesar 40 anak (95,24%) dan yang sepenuhnya mengerti dan paham
tidak tepat waktu adalah sebesar 2 mengenai imunisasi, manfaat, serta
anak (4,76%), desa Hutadaa dari 61 efek samping imunisasi. Berdasarkan
anak tercatat bahwa anak yang permasalahan diatas, dapat dilihat
imunisasinya sudah tepat waktu yaitu bahwa masih ada anak-anak dengan
sebesar 61 anak (100%) dan yang imunisasi yang tidak tepat waktu serta
tidak tepat waktu yaitu sebesar 0 anak pemahamannya tentang imunisasi
(0%), desa Bunggalo dari 44 anak masih kurang sehingga peneliti
tercatat bahwa anak yang tertarik untuk mengadakan penelitian
imunisasinya sudah tepat waktu yaitu dengan judul “ Persepsi Ibu Mengenai
sebesar 43 anak (97,73%) dan yang Imunisasi Dengan Ketepatan Waktu
3
Pemberian Imunisasi Dasar Pada
Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas HASIL PENELITIAN
Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo” Sumber : Olahan Data Primer
(2019).
METODE PENELITIAN Tabel 1 Persepsi Ibu Mengenai
Desain penelitian ini Imunisasi di Wilayah Kerja
menggunakan jenis penelitian Puskesmas Talaga Jaya
Kuantitatif dengan studi desain Kabupaten Gorontalo
Survey analitik yang bertujuan untuk No Persepsi Jumla Persentase
menggali dan mengapa fenomena . Ibu h (%)
kesehatan itu terjadi, dengan Mengenai
Imunisasi
rancangan penelitian cross sectional
1. Baik 37 52,9
yaitu suatu penelitian yang
2. Cukup 33 47,1
mempelajari dinamika kolerasi antara Jumlah 70 100,0
faktor-faktor resiko dengan efek, Berdasarkan Tabel 1 tersebut,
dengan cara pendekatan, observasi dapat diketahui bahwa sebagian
atau pengumpulan data sekaligus besar ibu di wilayah kerja Puskesmas
pada suatu saat. Pada penelitian Talaga Jaya memiliki persepsi baik
mengenai imunisasi yaitu sebanyak
cross sectional peneliti mencari
37 orang (52,9%) dan yang memiliki
variabel bebas (Persepsi ibu) dengan
persepsi cukup sebanyak 33 orang
variabel terikat (ketepatan waktu (47,1%).
pemberian imunisasi dasar) dengan No Ketepatan Jumlah Persent
melakukan pengukuran sesaat. . Waktu ase (%)
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemberian
seluruh ibu yang memiliki anak di Imunisasi
Dasar pada
wilayah kerja puskesmas talaga jaya
Anak
sebanyak 244 ibu. Sampel penelitian
1. Tepat Waktu 47 67,1
sebanyak 70 responden. Didapatkan
2. Tidak Tepat
dari teknik non probality sampling 23 32,9
Waktu
dengan teknik purposive sampling Jumlah 70 100,0
yaitu teknik penetapan sampel Sumber : Olahan Data Primer (2019).
dengan cara memilih sampel diantara Tabel 2 Ketepatan Waktu Pemberian
populasi sesuai dengan yang Imunisasi Dasar pada Anak
dikehendaki peneliti. Instrumen yang di Wilayah Kerja Puskesmas
digunakan yaitu kuesioner persepsi Talaga Jaya Kabupaten
ibu dan kuesioner ketepatan waktu Gorontalo
Berdasarkan Tabel 2 tersebut,
pemberian imunisasi dasar anak.
dapat diketahui bahwa sebagian besar
Analisis yang digunakan uji Chi-
ibu di wilayah kerja Puskesmas Talaga
square pada tingkat kemaknaan p ≤ Jaya tepat waktu dalam pemberian
0,05. imunisasi dasar pada anak yaitu

4
sebanyak 47 orang (67,1%). kerja Puskesmas Talaga Jaya
Sementara itu yang tidak tepat waktu Kabupaten Gorontalo.
sebanyak 23 orang (32,9%).
Ketepatan Waktu PEMBAHASAN
Pemberian Hasil penelitian menunjukkan
P Imunisasi Dasar J ρ sebagian besar ibu di wilayah kerja
Perse Tepat Tidak Jumlah value Puskesmas Talaga Jaya memiliki
psi Ibu Waktu Tepat persepsi baik mengenai imunisasi
Waktu yaitu sebanyak 37 orang (52,9%) dan
n % n % N % yang memiliki persepsi cukup
Baik 31 44, 6 8,6 37 52, sebanyak 33 orang (47,1%).
3 9 0,0 Robbins(2015) mengemukakan
Cukup 16 22, 17 24, 33 47, 02 bahwa persepsi positif merupakan
9 3 1 penilaian individu terhadap suatu
Jumla 47 67, 23 32, 70 10 objek atau informasi dengan
h 1 9 0 pandangan yang positif atau sesuai
Sumber : Olahan Data Primer (2019) dengan yang diharapkan dari objek
Tabel 3 Hubungan Persepsi ibu yang dipersepsikan atau dari aturan
dengan Ketepatan Waktu Pemberian yang ada. sementara itu, persepsi
Imunisasi Dasar pada Anak di Wilayah negatif merupakan persepsi individu
Kerja Puskesmas Talaga Jaya terhadap objek atau informasi tertentu
Kabupaten Gorontalo dengan pandangan yang negatif,
Berdasarkan tabel 3 tersebut berlawanan dengan yang diharapkan
dapat diketahui bahwa dari 70 orang dari objek yang dipersepsikan atau
responden, ibu dengan persepsi baik dari aturan yang ada. Penyebab
mengenai imunisasi sebanyak 37 munculnya persepsi negatif
orang. Dari jumlah tersebut, ibu yang seseorang dapat muncul karena
tepat waktu dalam memberikan adanya ketidakpuasan individu
imunisasi dasar sebanyak 31 orang terhadap objek yang menjadi sumber
(83,8%) dan yang tidak tepat waktu persepsinya.
sebanyak 6 orang (16,2%). Krisanti dkk. (2013)
Terdapat 33 orang ibu dengan mengemukakan bahwa untuk
persepsi cukup mengenai imunisasi, meningkatkan pemberian imunisasi,
dari jumlah tersebut terdapat 16 orang orang tua bayi memiliki suatu
(48,5%) yang tidak tepat waktu dalam pengetahuan tentang imunisasi baik
pemberian imunisasi dasar dan 17 dari macam imunisasi, tujuan
orang (51,5%) tidak tepat waktu. imunisasi bagi balita, sumber vaksin
Uji korelasi chi square itu berasal dan efek samping
mendapatkan nilai ρ = 0,002. imunisasi bagi balita. Pengetahuan
Hipotesis yang terpenuhi adalah nilai yang mereka miliki tersebut akan
ρ (0,002) < α (0,05). Dengan demikian membuat pelaksanaan imunisasi
dapat diinterpretasikan bahwa berjalan dengan lancar. Banyak ibu
terdapat hubungan persepsi Ibu yang melakukan imunisasi karena
dengan ketepatan waktu pemberian adanya pengalaman yang baik dari
imunisasi dasar pada anak di wilayah imunisasi terdahulu, sebab ibu yang
memiliki anak lebih dari satu
5
mendapat pengalaman baik imunisasi kesehatan. Setiap orang tua
dari pengalaman pribadi responden mendambakan anak tumbuh dengan
maupun pengalaman orang-orang sehat, untuk memenuhi kebutuhan
dilingkungan sekitar responden. Hal kesehatan anak orang tua, tentunya
tersebut membuat ibu tidak ragu-ragu akan berusaha menjaga kesehatan
untuk melakukan imunisasi dasar tubuh anak, salah satunya
kepada balita mereka. melakukan imunisasi dengan tepat
Persepsi yang tinggi akan waktu, serta memperhatikan
mendorong suatu motivasi yang baik penjelasan dari tenaga kesehatan
untuk melakukan suatu kegiatan, dan memahami buku pengangan
salah satunya seorang ibu KIA. Imunisasi memberikan
membutuhkan persepsi yang tinggi kekebalan kepada bayi agar dapat
baik dari faktor internal dan eksternal mencegah penyakit dan kematian
untuk memotivasinya agar melakukan bayi serta anak yang disebabkan
suatu kegiatan tertentu dalam oleh penyakit yang sering berjangkit,
mencapai tujuan dengan cara tujuan lain yaitu untuk mencegah
memberi imunisasi dasar lengkap terjadinya penyakit tertentu pada
pada bayinya (Mohammad, 2016). sekelompok masyarakat atau bahkan
Pada dasarnya persepsi menghilangkan penyakit tertentu dari
dapat diasosiasikan dengan dunia seperti pada imunisasi cacar.
pendapat, opini atau sikap (attitude). Keadaan yang terakhir ini lebih
Cahyanti (2011) dalam Mohammad mungkin terjadi pada jenis penyakit
(2016) menyebutkan persepsi sebagai yang hanya dapat ditularkan melalui
aspek kognitif dari sikap. Mengingat manusia, seperti penyakit difteri,
bahwa persepsi merupakan aspek hepatitis (Aini, N., 2012).
kognitif dari sikap, maka untuk Salah satu aturan
mengungkap atau mengukur persepsi pemberian imunisasi adalah
dapat digunakan instrumen ketepatan waktu. Ketepatan dalam hal
pengungkapan sikap. Mar’at ini berkaitan dengan waktu pemberian
mengemukakan tiga pendekatan imunisasi kepada bayi harus tepat
untuk mengungkap sikap yaitu sesuai dengan jadwal pemberian
wawancara langsung, observasi dan imunisasi. Imunisasi kepada bayi
pernyataan sikap. harus dilakukan sesuai dengan aturan
Hasil penelitian agar imunisasi yang diberikan dapat
menunjukkan sebagian besar ibu di berfungsi secara baik. Perilaku
wilayah kerja Puskesmas Talaga pemberian imunisasi yang tidak
Jaya tepat waktu dalam pemberian sesuai aturan seperti tidak tepat
imunisasi dasar pada anak yaitu waktu, maka akan menyebabkan
sebanyak 47 orang (67,1%). imunisasi tidak dapat berfungsi
Sementara itu yang tidak tepat waktu dengan baik dalam mencegah
sebanyak 23 orang (32,9%). terjadinya penyakit atau
Anak yang sehat dan tidak menghilangkan penyakit tertentu.
mudah sakit tentunya Imunisasi tidak cukup hanya
pertumbuhanya lebih optimal dilakukan satu kali, tetapi harus
dibandingkan dengan anak-anak dilakukan secara bertahap, tepat dan
yang mengalami ganguan lengkap agar terbentuk kekebalan
6
terhadap berbagai penyakit yang sebanyak 37 orang. Dari jumlah
sangat membahayakan kesehatan tersebut, ibu yang tepat waktu dalam
dan hidup anak (Fauziah, 2012). memberikan imunisasi dasar
Atikah (2010) menjelaskan sebanyak 31 orang (83,8%) dan yang
bahwa ada 5 jenis imunisasi dasar tidak tepat waktu sebanyak 6 orang
wajib yang diwajibkan oleh (16,2%). Terdapat 33 orang ibu
Pemerintah, yaitu imunisasi BCG dengan persepsi cukup mengenai
(Bacille Calmette Guerin) yang imunisasi, dari jumlah tersebut
diberikan pada umur < 3 bulan, terdapat 16 orang (48,5%) yang tidak
bertujuan untuk menimbulkan tepat waktu dalam pemberian
kekebalan aktif terhadap penyakit imunisasi dasar dan 17 orang (51,5%)
tuberculosis (TBC) pada anak. tidak tepat waktu
Imunisasi Hepatitis B yang diberikan Pada penelitian ini ditemukan
sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) 6 orang ibu (8,6%) ibu dengan
setelah bayi lahir, bertujuan untuk persepsi baik namun tidak tepat waktu
mendapatkan kekebalan aktif dalam pemberian imunisasi dasar.
terhadap penyakit Hepatitis B. Asumsi peneliti hal tersebut
Imunisasi DPT yang diberikan 3 kali disebabkan karena kesibukan dalam
usia kurang dari 7 bulan yaitu usia 2, pekerjaan sehingga menyebabkan
3 dan 4 bulan, bertujuan untuk ibut terlambat membawa akan untuk
menimbulkan kekebalan aktif dalam mendapatkan imunisasi dasar yang
waktu yang bersamaan terhadap tepat waktu. Hal tersebut ditunjukkan
serangan penyakit difteri, pertusis, dari tabulasi data bahwa pada 6 orang
tetanus. Imunisasi polio yang ibu tersebut seluruhnya bekerja
diberikan 4 kali dengan interval tidak disektor swasta serta sebagai
kurang dari 4 minggu bertujuan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
mencegah penyakit poliomyelitis. tenaga honorer.
Imunisasi campak yang diberikan Demikian pula pada 16 orang
pada usia 9 bulan, bertujuan untuk ibu (22,9%) yang hanya memiliki
memberikan kekebalan aktif terhadap persepsi cukup mengenai imunisasi
penyakit campak. namun tepat waktu dalam melakukan
Hasil penelitian dengan pemberian imunisasi dasar pada
menggunakan uji korelasi chi square anak. Peneliti berasumsi hal tersebut
mendapatkan nilai ρ = 0,002. disebabkan karena sebagian besar
Hipotesis yang terpenuhi adalah nilai ibu merupakan ibu rumah tangga
ρ (0,002) < α (0,5). Dengan demikian yang memiliki banyak waktu luang
dapat diinterpretasikan bahwa sehingga dapat membawa anaknya
terdapat hubungan persepsi Ibu ke sarana kesehatan untuk
dengan ketepatan waktu pemberian mendapatkan pelayanan imunisasi
imunisasi dasar pada anak di wilayah dasar lengkap. Selain itu, faktor
kerja Puskesmas Talaga Jaya dukungan keluarga memegang
Kabupaten Gorontalo. peranan yang tidak kalah penting,
Adanya hubungan tersebut dimana dukungan dan dorongan dari
ditunjukkan hasil tabulasi data bahwa suami serta keluarga lainnya untuk
dari 70 orang responden, ibu dengan memberikan imunisasi dasar tepat
persepsi baik mengenai imunisasi waktu pada anak. Hal tersebut
7
menunjukkan bahwa keluarga juga Hasil penelitian ini dapat
menyadari pentingnya imunisasi tepat menjadi salah satu sumber referensi
waktu bagi anak sebagai langkah dalam melakukan penelitian
preventif dalam menjaga anak dari selanjutnya dengan pengembangan
penyakit yang dapat dicegah dengan metode penelitian baik dengan
imunisasi. variabel yang sama atau
menggunakan variabel lain yang
KESIMPULAN berhubungan dengan ketepatan
A. KESIMPULAN waktu imunisasi dasar.
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai hubungan persepsi ibu DAFTAR PUSTAKA
dengan ketepatan waktu pemberian Aini, N. (2012). Hubungan Tingkat
imunisasi dasar pada anak di Wilayah Pendidikan Dengan Ketepatan
Kerja Puskesmas Talaga Jaya Pemberian Imunisasi Dasar
Kabupaten Gorontalo, maka dapat Pada Bayi Umur 9-12 Bulan
disimpulkan sebagai berikut: Didesa Banyurejo, Tempel,
Terdapat hubungan persepsi Ibu Sleman, Yogyakarta. Jurnal
dengan ketepatan waktu pemberian
Afroh, F, dkk. (2016). Hubungan
imunisasi dasar pada anak di wilayah
Tingkat Pengetahuan Ibu
kerja Puskesmas Talaga Jaya
Dengan Ketepatan Waktu
Kabupaten Gorontalo (nilai ρ 0,002).
Melakukan Imunisasi Pada
B. SARAN
Bayi Di BPS Sri Martuti,
1. Bagi Puskesmas
Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
Jurnal
bahan pertimbangan dan dasar
pengambilan kebijakan program Arini , Y, M. (2009). Hubungan
imunisasi dalam upaya meningkatkan Persepsi Ibu tentang Imunisasi
ketepatan waktu imunisasi dasar bagi Polio Dengan Status Imunisasi
anak. Polio Bayi di Bidan Praktek
2. Bagi Ibu Swasta Indarwati Mranggen
Hasil penelitian ini dapat Jatinom Klaten. Jurnal
menambah pengetahuan tentang Atikah. (2010). Imunisasi dan
imunisasi serta pentingnya imunisasi Vaksinasi. Nuha Offset.
dan ketepatan waktu pelaksanaan Yogyakarta.
imunisasi sesuai dengan umur anak
Baihaqi, B. (2016). Pengantar
dalam upaya meningkatkan derajat
Psikologi Kognitif. Cetakan
kesehatan anak.
Satu. Bandung. 34
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan Dinkes (2017). Cakupan Imunisasi.
dapat memberikan gambaran dan Gorontalo
pengalaman yang nyata tentang
Fauziah. (2012). Hubungan Tingkat
persepsi ibu mengenai imunisasi
Pengetahuan Ibu dengan
dengan ketepatan waktu pemberian
Ketepatan Waktu Melakukan
imunisasi dasar pada anak.
Imunisasi pada Bayi di BPS Sri
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Martuti, Piyungan, Bantul

8
Yogyakarta. Jurnal Medika Politeknik Kesehatan
Respati. Vol. 11 Nomor 4 Surakarta.
Oktober 2016.
Listiani. (2017). Hubungan Tingkat
Harapah, J, DKK. (2018). Analisa Pendidikan dan penghasilan
Cakupan Dan Ketepatan Pasien dengan Persepsi
Imunisasi Dasar Balita Pasien tentang Mutu
Terhadap Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di
Imunisasi Dipuskesmas Amplas Puskesmas Baki Kabupaten
Medan. Jurnal. Sukoharjo. Publikasi Ilmiah.
Fakultas Ilmu Kesehatan.
Hemadiyan. (2017). Hubungan
Universitas Muhammadiyah
Persepsi Orang Tua dengan
Surakarta.
Kelengkapan Imunisasi Dasar
pada Bayi Usia 9-12 Bulan. Marimbi, H. (2010). Imunisasi Dasar
Skripsi. Fakultas Keperawatan Pada Balita. Cetakan Pertama.
Universitas Airlangga. Yogyakarta. 108
Surabaya
Mohammad. (2016). Hubungan
Herlayati. (2018). Faktor-faktor yang Persepsi dengan Motivasi Ibu
Berhubungan dengan Muda Primipara dalam
Kelengkapan Imunisasi di Melakukan Imunisasi Dasar
Wilayah Kerja Puskesmas Tais Lengkap pada Bayi di Desa
Tahun 2018. JNPH Volume 6 Ambunten Barat Kecamatan
No. 2. Oktober 2018. Ambunten Kabupaten
Sumenep. Jurnal Penelitian.
Hikmayati. (2013). Hubungan antara
Universitas Muhammadiyah
Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Jember.
Kelengkapan status Imunisasi
Dasar pada Balita di Desa Mulyani, N, S, DKK. (2013). Imunisasi
Melayu Ilir. Jurnal Penelitian. Untuk Anak. Cetakan Pertama.
Program Studi Kesehatan Yogyakarta. 02
Masyarakat Fakultas
Nanda. (2009). Hubungan Status
Kedokteran Universitas
Pekerjaan Ibu dengan
Lampung.
Kelengkapan Imunisasi pada
IDAI (2018). Seputar Pekan Imunisasi Bayi di Puskesmas Kraton
Dunia Yogyakarta Tahun 2009. Jurnal
KTI. STIKES Aisyiyah
Kemenkes RI (2014). Buku Ajar
Yogyakarta.
Imunisasi. Jakarta
Nursalam, (2011). Konsep Dan
Krisanti dkk. (2013). Strategi
Penerapan Metodologi
Pemberian Imunisasi Dasar
Penelitian Ilmu Keperawatan.
pada Bayi di Desa Nglebak
Jakarta
Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar (Studi Notoatmodjo (2012). Metodologi
Deskriptif Kualitatif Tahun Penelitian Kesehatan. Jakarta
2013), Artikel Penelitian.

9
Proverawati, A. dkk. (2010). Imunisasi
serta Vaksinasi. Cetakan
Pertama. Yogyakarta. 07
Putri, E, Y. dkk. (2014). Pengaruh
Persepsi Ibu Tentang
Imunisasi Ditinjau Dengan
Health Belief Model Terhadap
Kelengkapan Status Imunisasi
Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Surakarta. Jurnal.
Promkes RI. (2009). Informasi
Dasar Imunisasi Rutin
Kesehatan Ibu dan Anak.
Rahmawati. (2014). Faktor Yang
Mempengaruhi Kelengkapan
Imunisasi Dasar Di Kelurahan
Krembangan Utara.
Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Airlangga.
Robbins. (2015). Perilaku
Organisasi. Salemba Empat.
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai