Addisonian Crisis
1.2.1 Pengkajian
1. Data demografi
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan yang
mengalami krisis adrenal.
2. Keluhan utama
Pada umumnya klien mengalami dehidrasi, hipotensi, mengeluh kelemahan,
fatigue, nausea dan muntah.
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernapasan
I: Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot bantu
pernapasan, terdapat pergerakan cuping hidung
P: Terdapat pergesekan dada tinggi
P: Resonan
A: Terdapat suara ronkhi, krekels pada keadaan infeksi
b. Sistem kardiovaskuler
I: Ictus Cordis tidak tampak
P: Ictus cordis teraba pada ICS mid klavikula line sinistra
P: Redup
A: Suara jantung melemah
c. Sistem pencernaan
Mulut dan tenggorokan: nafsu makan menurun, bibir kering
Abdomen: I: Bentuk simetris
A: Bising usus meningkat
P: Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P: Timpani
d. Sistem muskuluskeletal dan integumen
Ekstremitas atas: terdapat nyeri
Ekstremitas bawah: terdapat nyeri
Penurunan tonus otot
e. Sistem endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, pada pemeriksaan
diagnostik ACTH meningkat, pada sistem integumen turgor kulit jelek,
membran mukosa kering, ekstremitas dingin, sianosis, pucat, hiperpigmentasi
di bagian distal ekstremitas dan buku-buku pada jari, siku dan membran
mukosa.
f. Sistem eliminasi urin
Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan frekuensi dan karakteristik urin, pada
eliminasi alvi terjadi diare sampai konstipasi.
g. Sistem neurosensori
Pusing, gemetar, kelemahan otot, kesemutan, terjadi disorientasi waktu,
tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka
rangsangan, cemas, koma ( dalam keadaan krisis)
h. Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak mampu
beraktivitas / bekerja.Peningkatan denyut jantung / denyut nadi pada aktivitas
yang minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
i. Seksualitas
Adanya riwayat menopouse dini, aminore, hilangnya tanda – tanda seks
sekunder (berkurang rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita)
hilangnya libido.
(Doenges, 2000; Internasional, Nanda. 2010;)
3.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan output.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d defisiensi
glukokortikoid.
3. Resiko penurunan curah jantung b.d menurunnya aliran darah vena/volume
sirkulasi; berubahnya kecepatan, irama dan konduksi jantung (akibat
ketidakseimbangan elektrolit).
3.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan output.
Kriteria Hasil Intervensi
1. Pengeluaran urin adekuat (1 2. Memantau TTV, mencatat
cc/kg BB/jam) perubahan tekanan darah pada
2. TTV normal (N : 80 – 100 perubahan posisi, kekuatan dari
x/menit S : 36 – 37oC TD : nadi perifer
120/80 mmHg) 3. Mengkaji klien mengenai rasa
3. Tekanan nadi perifer jelas haus, kelelahan, nadi cepat, turgor
kurang dari 3 detik kulit jelek, membran mukosa
4. Turgor kulit elastis kering, catat warna kulit dan
5. Membran mukosa lembab temperaturnya.
6. Warna kulit tidak pucat 4. Mengauskultasi bising usus
7. Rasa haus tidak ada (peristaltik usus), mencatat dan
melaporkan adanya mual muntah
dan diare.
5. Memberikan perawatan mulut
secara teratur
6. Memberikan cairan oral sesegera
mungkin, sesuai dengan
kemampuan klien
7. Berkolaborasi untuk memberikan
cairan, yaitu cairan NaCl 0,9 %
8. Berkolaborasi untuk memberikan
obat sesuai dosis