Anda di halaman 1dari 15

TUGAS EKONOMI MAKRO

PAPER

MASALAH-MASALAH EKONOMI MAKRO

OLEH:

SALOMON R. HABUT

NIM. 31118112

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan aspek terpenting di dalam suatu negara.Ekonomi
menjadikan suatu negara mampu untuk memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan
sumber daya yang terbatas. Dari sumber daya yang terbatas itulah muncul masalah
ekonomi yang disebabkan oleh kebutuan manusia yang tidak terbatas.Masalah ekonomi
adalah masalah What – How many/How Much –How – For Whom yang meliputi masalah
produksi, distribusi, dan konsumsi.Pemecahan masalah dapat dilakukan oleh suatu negara
dengan melihat sistem ekonomi yang diterapkannya.Jika negara bisa memecahkan
masalahnya, maka rakyat akan hidup sejahtera.
Suatu negara dipandang berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan
ekonomi negaranya sendiri dapat dilihat dari ekonomi makro dan mikro negara
tersebut.Ekonomi makro membahas ekonomi nasional secara keseluruhan.Ekonomi
mikro lebih merujuk kepada bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
perekonomian. Dapat dilihat disini bahwa ekonomi makro maupun mikro adalah faktor
dan kriteria suatu negara di”cap” berhasil oleh negara lain. Namun terkadang, ada hal-hal
yang menghambat pertumbuhan perekonomian suatu negara di dalam negara
tersebut.Ekonomi makro yang memegang peranan pentingpun acap kali bisa
memberikan dampak yang serius dalam pertumbuhan suatu negara. Tidak hanya sedikit
pengaruhnya, tetapi secara signifikan dapat mempengaruhi pertumbuhan tersebut.
Dapat kita sebutkan satu per satu apa yang menjadi bagian dari ekonomi makro
yang mempengaruhi ekonomi nasional adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan & pengangguran, inflasi, rendahnya nilai kurs rupiah, krisis energi, defisit
APBN, juga ketimpangan neraca perdagangan dan pembayaran menjadi permasalahan
ekonomi nasional dewasa ini. Pembahasan dan pemecahan masalah diatas sangat
diperlukan saat ini untuk mencapai tujuan negara itu sendiri yaitu mensejahterakan
rakyatnya. Topik ekonomi makro Indonesia tahun 2013 yang diangkat oleh penulis
diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang apa itu ekonomi makro,
permasalahan, dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
permasalahan ekonomi nasional yang berdampak bagi kita sebagai bagian dari negara
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu ekonomi makro?
2) Bagimana dengan masalah-masalah ekonomi makro?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui:
1) Apa itu ekonomi makro?
2) Bagimana dengan masalah-masalah ekonomi makro?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi adalah terbatasnya sumber daya, dibandingkan dengan kebutuhan
manusia yang bermacam-macam dan tidak terkendali. Berdasarkan teorinya masalah-
masalah ekonomi dibagi menjadi dua yaitu masalah pokok ekonomi klasik dan masalah
ekonomi modern.
1. Masalah pokok ekonomi klasik
Menurut teori ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi dapat digolongkan
menjadi tiga permasalahan utama, yaitu:
− Masalah produksi
− Masalah distribusi
− Masalah ekonomi
2. Masalah pokok ekonomi modern
Ada tiga masalah utama dalam ekonomi modern, yaitu:
− Barang dan jasa apa yang diproduksi(what)?
− Bagimana cara memproduksi(How)?
− Untuk siapa barang itu diproduksi(for whom)?
B. Apa itu Ekonomi Makro?
Makro ekonomi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang membahas perilaku
perekonomian secara agregat, misalnya kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa,
total perekonomian, laju pertumbuhan output, laju inflasi dan pengangguran, neraca
pembayaran dan juga nilai kurs ( Dornbusch, Stanley, dan Mulyadi, 1996:3) Ekonomi
makro terbentuk dari adanya kemerosotan ekonomi dunia yang berawal dari adanya
depresi ekonomi di Amerika Serikat tahun 1932. Pada saat itu hampir 25 % masyarakat
Amerika kehilangan pekerjaannya dan berakibat pada merosotnya angka pendapatan
nasional negara tersebut. Tentu saja hal ini menjalar dan meluas ke seluruh dunia. Pada
saat itu tidak ada satu teori atau ajaran ekonomi yang mampu memecahkan masalah
depresi ekonomi tersebut. Hal ini semakin menyadarkan para ahli ekonomi saat itu bahwa
ekonomi tidak dapat hanya tergantung pada mekanisme pasar saja, karena mekanisme
pasar tidak mampu menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan stabil. Seorang
ahli ekonomi yang sekaligus pada saat itu bertugas sebagai Presiden World Bank
mengemukakan pandangannya terhadap krisis ekonomi yang dihadapi dunia saat itu.
Dalam buku yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money,
John Maynard Keynes mengatakan bahwa pada saat itu untuk memecahkan masalah
ekonomi suatu perekonomian tidak boleh hanya tergantung pada mekanisme pasar saja
tetapi membutuhkan juga campur tangan pemerintah didalamnya. Pandangan John
Maynard Keynes dalam bukunya tersebut menjadi awal ataupun landasan lahirnya teori
ekonomi makro modern.

C. Masalah-masalah ekonomi makro


Di setiap negara di dunia ini tentu kegiatan perekonomiannya tidak selalu stabil,
apalagi dengan ruang lingkup yang sangat luas setiap negara pasti mempunyai kendala
ataupun masalah tersendiri. Namun bila diklasifikasikan lagi masalah masalah yang
dihadapi oleh tiap negara di dunia dapat dikelompokkan menjadi 3 masalah pokok.
Menurut Bakti, Rakhmat, dan Syahrir (2010:12) kebijakan makro ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah sebagai keiikutsertaan pemerintah dalam memacu kehidupan
ekonomi selalu dihadapkan kepada masalah pertumbuhan, inflasi, dan pengangguran
sebagai central issues macroeconomic. Dengan kata lain bahwa yang menjadi masalah
pokok dalam ekonomi makro dan mencakup keseluruhan variabel variabel dalam
ekonomi makro adalah masalah pertumbuhan, inflasi dan pengangguran. Selain masalah
pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan masalah inflasi, masalah yang sering dihadapi
oleh setiap negara di dunia adalah masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi dan
masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran”.

Untuk lebih jelas mengenai masalah-masalah yang akan dihadapi perekonomian


suatu Negara dapat terlihat jelas dari gambar dibawah ini:
− GNP
−Interest
− Konsumsi
−Wages
Masyarakat
−Employment
− Konsumsi
Pertumbuhan pemerintah
− Investasi
− Ekspor 1. Neraca
− impor pembayaran
2. Current account
3. Capital account
Interest rate 4. Exchange rate
Inflasi system:
Money supplay − Fixed
− Floating
− Devaluasi
− Revaluasi
Pengangguran Investasi − Appresiasi
− Depresiasi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Makro


Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan
neraca yang berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua
area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan
akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk
mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan
pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada
jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan
dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis. Dalam ekonomi makro terdapat tiga
permasalahan pokok yang dibahas yaitu inflasi, pertumbuhan output dan pengangguran.
B. Masalah-masalah ekonomi makro
Perhatian utama dari ilmu ekonomi makro ada tiga, yaitu inflasi, pertumbuhan
output, dan pengangguran. Seorang pembuat kebijakan pemerintah pasti menginginkan
inflasi rendah, pertumbuhan output tinggi, dan pengangguran rendah. Tapi dalam
perekonomian makro tidak semua dapat berjalan baik. Bila kita memperbaiki satu sisi
maka kita akan memperburuk sisi yang lain. Sehingga dalam perekonomian makro penuh
dengan saling meniadakan (trade-off).
1. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga secara keseluruhan. Sejak lama,
pengurangan inflasi merupakan tujuan dari kebijakan pemerintah. Inflasi sendiri ada
tiga macam, yaitu creeping inflation, galloping inflation, dan hyper inflation.
Creeping inflation merupakan inflasi yang sifatnya rendah ataupun ringan berkisar 0-
10%. Galloping inflation merupakan inflasi yang sifatnya sedang atau diambang
batas, bila tidak diatasi akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Sedangkan
inflasi yang paling ditakuti adalah hyper inflation, dimana inflasi ini sifatnya sudah
tidak dapat dikendalikan karena melambungnya harga-harga dan rendahnya daya beli
masyarakat. Kebanyakan orang tidak sadar tentang kehidupan di bawah inflasi yang
sangat tinggi. Di beberapa negara di dunia masyarakatnya sudah terbiasa dengan
kenaikan harga tiap hari, tiap jam, bahkan tiap menit sekalipun. Salah satu negara
yang mengalami hyper inflation adalah Bolivia. Pada tahun 1984 dan 1985, harga
satu butir telur meningkat dari 3.000 peso menjadi10.000 peso dalam waktu
seminggu saja. Dan pada tahun 1985, tiga botol aspirin dijual dengan harga yang
serupa dengan sebuah mobil mewah pada tahun 1982. Dengan adanya harga-harga
yang meroket dengan cepat itu, tingkat inflasi di Bolivia mendekati 2.000% per
tahun, maka perekonomian dan organisasi secara keseluruhan di negara tersebut
akan hancur.
a. Jenis-jenis inflasi
 Inflasi ringan adalah inflasi di bawah 10% per tahun (Belum mengganggu
kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan).
 Inflasi sedang adalah inflasi antara 10%-30% per tahun (Belum
membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang
berpenghasilan tetap.
 Inflasi berat adalah inflasi antara 30%-100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih sayang
menyimpan barang).
 Inflasi sangat berat adalah inflasi di atas 100% pe tahun (Mengacaukan
kegiatan perekonomian suatu negara dan sulit dikendalikan.
b. Analisis:

Makna Inflasi adalah presentase tingkat kenaikan harga yang terjadi


secara terus menerus dan secara umum. Secara umum hitungan perubahan
harga tersebut tercakup dalam suatu Indeks harga yang biasa disebut Indeks
Harga Konsumen. Dengan menggunakan rumus ((IHK sekarang-
IHKsebelumnya)/IHK sebelumnya) x 100% maka akan diperoleh persentase
tingkat inflasi.
2. Pertumbuhan output
Perekonomian mengalami pertumbuhan tidaklah mendatar pada tingkat tertentu
sepanjang waktu, melainkan mengalami kecenderungan bergelombang naik turun
pada kinerja jangka pendek. Kecenderungan gelombang naik turun pada kinerja
jangka pendek tersebut secara teknis disebut daur (siklus) bisnis. Kinerja
perekonomian memiliki ukuran utama yaitu output agregat, jumlah total barang dan
jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama satu periode tertentu. Bila output
agregat mengalami penurunan, maka barang dan jasa akan berkurang sehingga
standar hidup rata-rata menurun.
Periode menurunnya output agregat disebut resesi. Biasanya suatu kondisi
dinyatakan mengalami resesi apabila terjadi penurunan output agregat selama dua
triwulan berturut-turut. Dengan mengetahui penyebab dan meramalkan siklus
bisnisnya, maka ilmu ekonomi makro dapat digunakan sebagai upaya untuk
mengemukakan mengapa perekonomian berfluktuasi begitu dahsyat dan mengapa
terkadang fluktuasi timbul bukan karena kekuatan sederhana dari penawaran dan
permintaan?
Ukuran tingkat pertumbuhan output selama periode panjang dan anggaplah
lebih panjang daripada siklus bisnis yang biasa menjadi perhatian para ahli ekonomi
makro dan pembuat kebijakan pemerintah. Karena jika tingkat pertumbuhan output
lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk, ada peningkatan barang dan
jasa yang diproduksi tiap orang, sehingga secara rata-rata orang menjadi lebih
makmur.
Oleh karena itu, pembuat kebijakan tidak hanya tertarik dengan fluktuasi pada
output yang mulus selama ada di siklus bisnis melainkan juga pada kebijakan yang
mungkin menaikkan tingkat pertumbuhan jangka panjang. Sedangkan penawaran dan
permintaan dalam ilmu ekonomi makro tidak berbeda terlalu jauh dengan ilmu
ekonomi mikro yang membedakannya hanya lingkup yang dipelajari. Dalam mikro
yang dianalisis adalah rumah tangga dan perusahaan sedangkan dalam makro secara
keseluruhan baik permintaan maupun penawaran serta tidak semudah permintaan,
penawaran, dan keseimbangan di mikro. Permintaan dan penawaran di makro disebut
permintaan agregat dan penawaran agregat. Permintaan agregat adalah permintaan
total akan barang dan jasa dan penawaran agregat adalah penawaran total barang dan
jasa.

Gambar Kurva Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Dalam gambar 1.1 menunjukkan kurva permintaan agregat dan penawaran agregat.
Yang diukur pada sumbu horisontal adalah output agregat dan yang diukur pada
sumbu vertikal adalah tingkat harga keseluruhan, bukan harga barang dan jasa
tertentu. Perekonomian sendiri berada dalam keseimbangan pada titik dimana kurva-
kurva itu saling bersinggungan.
3. Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang sering kita dengar dalam beberapa
berita dan kita baca di surat kabar yang selalu disiarkan tiap bulannya. Tingkat
pengangguran merupakan persentase angkatan kerja yang tidak mendapatkan
pekerjaan. Para ahli ekonomi makro selalu berminat terhadap tingkat pengangguran
yang naik atau turun pada periode tertentu, tapi mereka juga berusaha menjawab
mengapa selalu ada pengangguran dan jangan berharap tingkat pengangguran nol.
Karena kapan saja ada beberapa perusahaan dapat bangkrut disebabkan bersaing
dengan rivalnya, manajemen yang kurang baik, atau bernasib buruk. Dari perusahaan
yang bangkrut tersebut, para karyawannya umumnya susah mendapatkan pekerjaan
yang baru, dan sementara mereka mencari pekerjaan, mereka menjadi pengangguran.
Bila menggunakan analisis penawaran dan permintaan, kita akan mengharapkan
kondisi berubah untuk menanggapi adanya pekerja yang menganggur tersebut.

Dalam ilmu ekonomi mikro maka tanggapan atas berlebihnya penawaran


tenaga kerja adalah dengan menurunkan upah sehingga keseimbangan akan tercapai
lagi. Sedangkan adanya pengangguran tampaknya mengimplikasikan bahwa pasar
tenaga kerja agregat tidak berada dalam keseimbangan. Pengangguran sendiri bisa
dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan sebab-sebab yang
berbeda pula, yaitu :

 Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga


pengusaha tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada.
Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya
aktifitas serikat pekerja.

 Pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja


tetapi waktu untuk mencarinya menyebabkan adanya periode dimana si pekerja
tersebut menjadi pengangguran.

 Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran


termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan kemampuan yang dicari
oleh pekerjaan yang ada.

Ada juga masalah umum dalam ekonomi makro, yakni masalah kemiskinan dan juga
masalah krisis nilai tukar

a. Masalah kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan masyarakat


untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan dapat juga dikatakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang
rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak
pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan kehidupan moral, dan rasa harga
diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

Pada bulan September 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan


pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai
28,55 juta orang (11,47 %), bertambah sebanyak 0,48 juta orang dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebanyak 28,07juta orang (11,37
persen).Selama periode Maret–September 2013, jumlah penduduk miskin di daerah
perkotaan naik sebanyak0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada Maret 2013
menjadi 10,63 juta orang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan naik
sebanyak 0,18 juta orang dari 17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta
orang pada September 2013).

Selama periode Maret 2013–September 2013, persentase penduduk miskin di


daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami kenaikan. Persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 8,39 persen, naik menjadi 8,52
persen pada September 2013. Sementara persentase penduduk miskin di daerah
perdesaan meningkat dari 14,32 persen pada Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada
September 2013.

b. Krisis nilai tukar

Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal
tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia.Nilai tukar rupiah yang
semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang
menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada
pinjaman luar negeri sector swasta.Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini
dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang
semakin menyusut.Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang
bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali. Sejak
akhir tahun 2012 hingga memasuki paruh pertama tahun 2013, tekanan terhadap nilai
tukar rupiah masih berlanjut.Sepanjang semester I tahun 2013, nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat bergerak dinamis dengan kecenderungan melemah.
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut di satu sisi merupakan pengaruh dari sentimen
global terkait perkembangan ekonomi global yang diproyeksikan akan terkoreksi ke
bawah.

Dari sisi domestik, pelemahan nilai tukar rupiah antara lain berasal dari kondisi
transaksi berjalan yang mengalami defisit terutama disebabkan melambatnya kinerja
ekspor dan Meningkatnya impor, terutama impor bahan bakar minyak (BBM). Di sisi
lain, pelemahan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh ketidakseimbangan di pasar
valuta asing (valas) domestik akibat tingginya permintaan atas valas dalam rangka
pembayaran utang di tengah terbatasnya pasokan. Dari 11 mata uang Asia, delapan
mata uang terpantau menguat dengan mata uang paling menguat adalah rupiah
sebesar 0,93% ke level Rp11.765 per dolar AS. Adapun dua mata uang lainnya
melemah yakni yen dan rupee, dan satu uang stagnan terhadap dolar AS yakni dolar
Hong Kong.

Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia

Selasa, 1 Juli 2014

Kurs Nilai Perubahan WIB


Yen 101,44 +0,11% 08:22:26
$Hong Kong 7,75 0,00% 08:22:49
$Singapura 1,25 -0,01% 08:23:08
$Taiwan 29,85 -0,13% 08:23:00
Won 1.011,75 -0,01% 08:22:27
Peso 43,57 -0,19% 08:22:29
Rupiah 11.765 -0,93% 08:08:51
Rupee* 60,19 +0,17% 16:29:59
Yuan 6,2 -0,24% 16:29:58
Ringgit 3,21 -0,16% 08:08:48
Baht 32,4010 -0,12% 08:08:58
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah ekonomi nasional merupakan cakupan dari ekonomi makro. Suatu negara
dalam rangka mengembangkan kehidupan ekonominya pastilah akan menemui beberapa
hambatan. Hambatan-hambatan itu merupakan masalah internal negara yang harus
diselesaikan oleh pemerintahan negara tersebut.Hambatan itu seperti laju inflasi yang
tidak terkendali dan masalah pengangguran yang tidak terlepas dari masalah kualitas dan
kuantitas penduduk di Indonesia yang sangat beragam.Dalam menyelesaikan masalahnya,
pastilah suatu negara menerapkan kebijakannya sebagai pemegang otonomi.Kebijakan itu
berhasil atau tidak merupakan hasil akhir yang harus diperjuangkan.

B. Saran

Dengan adanya permasalahan yang dihadapi negara dalam mengembangkan


perekonomiannya, diharapkan masyarakat menyadari bahwa tugas pemerintah tidaklah
mudah dalam menumbuhkembangkan perekonomian negara.Sebagai masalah ekonomi
jangka panjang, pertumbuhan ekonomi makro Indonesia menjadi tanggung jawab
pemerintah dan rakyat.Pemerintah sebagai regulator dan rakyat sebagai pelaku ekonomi
harus bertindak sesuai fungsi masing-masing agar tercapai citi-cita negara.
Menyadari potensi diri lebih baik, untuk meningkatkan taraf hidup pada setiap
individu, tidak hanya mencari lapangan pekerjaan, namun diharapkan masyarakat dapat
menciptakan lapangan pekerjan agar perekonomian semakin lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai