Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

RSUP Dr. Kariadi adalah Rumah Sakit kelas A Pendidikan dan berfungsi sebagai
Rumah sakit Pendidikan bagi dokter, dokter spesialis,dan sub spesialis dari FK
UNDIP,dan Institusi Pendidikan lain serta tenaga kesehatan lainnya. Visi RSUP
Dr. Kariadi adalah menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang
unggul. Menurut PP No.93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan, Rumah
Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang
pendidikan kedokteran dan/atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan
pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi. Rumah Sakit Pendidikan
memiliki fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian bidang kedokteran,
kedokteran gigi, dan kesehatan lain. Dalam menjalankan fungsi penelitian bidang
kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain, salah satu tugas rumah sakit
pendidikan adalah melaksanakan penelitian translasional dan/atau penelitian di
bidang ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya
serta mengembangkan pusat unggulan bidang kedokteran spesialistik-
subspesialistik dan/atau kedokteran gigi spesialistik-subspesialistik, serta
spesialisasi bidang kesehatan lainnya.1,2

Menurut UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, penelitian adalah


kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penelitian merupakan salah satu kewajiban perguruan tinggi yang tercantum
dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Sebagai bagian dari perguruan tinggi, RSUP
Dr. Kariadi wajib mendukung Tridharma Perguruan Tinggi.3
Dalam era revolusi industri keempat atau era 4.0 dimana inovasi dapat
dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dari sebelumnya, bidang penelitian
pun dituntut untuk dapat lebih berkembang. Revolusi industri keempat
memberikan dampak besar bagi industri bioteknologi terutama bioteknologi
kesehatan. Salah satu teknologi yang akan berkembang dan digunakan untuk
penemuan-penemuan baru adalah penemuan target obat lewat mikrobiota usus.
Untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru tersebut dibutuhkan suatu
penelitian yang baik. Penelitian yang baik harus ditunjang dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pusat penelitian yang
dapat memfasilitasi para peneliti dalam bidang kesehatan.4

Alasan lain dibutuhkannya pusat penelitian adalah adanya agenda pembangunan


berkelanjutan 2030 yang menyertakan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan, atau
Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu tujuan pembangunan
berkelanjutan adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua usia. Target yang diharapkan adalah mengurangi
kematian ibu, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi lahir dan balita,
mengakhiri epidemik penyakit menular dan tropis, mengurangi angka kematian
karena kecelakaan lalu lintas, menjamin layanan perawatan kesehatan seksual dan
reproduksi, megurangi jumlah kematian dan penyakit karena pencemaran dan
polusi. Untuk mencapai semua tujuan tersebut tentu dibutuhkan penelitian-
penelitian yang memiliki data akurat. Suatu pusat penelitian yang baik dapat
memfasilitasi para peneliti untuk mendapatkan data-data tersebut.5

Pusat penelitian juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas jurnal di bidang


kedokteran dan kesehatan yang diterbitkan dalam suatu majalah kedokteran.
Majalah kedokteran yang ada di Universitas Diponegoro bernama Jurnal
Kedokteran Diponegoro (JKD). Jurnal yang diterbitkan diharapkan dapat
terindeks di SINTA (Science and Technology Index) dan mendapatkan peringkat
yang baik. Kategori jurnal dalam peringkat SINTA terdiri dari peringkat paling
tinggi 1 hingga terendah 6. Saat ini Jurnal Kedokteran Diponegoro terakreditasi
peringkat SINTA 5. Untuk meningkatkan peringkat akreditasi dibutuhkan
kemudahan dalam mengakses artikel ilmiah yang dipublikasikan secara global dan
pusat penelitian dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut.6

Berdasarkan alasan-alasan yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa


sangat dibutuhkannya suatu pusat penelitian. Dalam hal ini RSUP Dr. Kariadi
sebagai RS pendidikan merupakan tempat yang sesuai untuk dibangunnya pusat
penelitian.

1.2 DASAR HUKUM

1.2.1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93

TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Pasal 2

Pengaturan mengenai Rumah Sakit Pendidikan bertujuan:

a. menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan


untuk pendidikan dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan
kesehatan lain dengan mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien/klien;

b. memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien/klien,


pemberi pelayanan, Mahasiswa, dosen, subyek penelitian bidang
kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain, peneliti, penyelenggara
Rumah Sakit Pendidikan, serta Institusi Pendidikan; dan

c. menjamin terselenggaranya pelayanan, pendidikan, dan penelitian


bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain yang bermutu.

Pasal 3
Rumah Sakit Pendidikan memiliki fungsi pelayanan, pendidikan, dan
penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain.

Pasal 6

(1) Dalam menjalankan fungsi penelitian bidang kedokteran, kedokteran


gigi, dan kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Rumah
Sakit Pendidikan bertugas:

a. melaksanakan penelitian translasional dan/atau penelitian di bidang


ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya; b.
menilai, menapis, dan/atau mengadopsi teknologi kedokteran dan/atau
kedokteran gigi, serta teknologi kesehatan lainnya; c. mengembangkan
pusat unggulan bidang kedokteran spesialistik-subspesialistik dan/atau
kedokteran gigi spesialistik-subspesialistik, serta spesialisasi bidang
kesehatan lainnya; d. mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk
kemajuan pendidikan kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lainnya;
dan e. mengembangkan kerjasama dengan pelaku industri bidang
kesehatan dan pihak lain yang terkait.

(2) Penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dosen, Mahasiswa,
dan peneliti lain dengan memperhatikan etika penelitian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Hasil penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disebarluaskan dengan cara
diseminarkan dan/atau dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional
dan/atau international yang terakreditasi kecuali hasil penelitian yang
bersifat rahasia, berpotensi mengganggu, dan/atau membahayakan
kepentingan umum.
1.2.2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN
2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 5

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah


Sakit mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan;

Pasal 10

Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus dapat


digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang
paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

1.2.3 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN


2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 1
9. Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah
kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
10. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 5
Pendidikan Tinggi bertujuan:
a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa;
b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan
peningkatan daya saing bangsa;
c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang
memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat
manusia; dan
d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan
karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa

1.2.4 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN


2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pasal 24
(1) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan. (2) Perguruan tinggi
memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian
kepada masyarakat. (3) Perguruan tinggi dapat memperoleh sumber dana
dari masyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip
akuntabilitas publik. (4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan
tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

1.2.4 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4


TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
Pasal 1
15. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang
meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian,
dan standar pengabdian kepada masyarakat.

1.2.5 PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016
TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 1
6. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang
meliputi Standar Nasional Pendidikan ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat

1.3. ANALISA SWOT

SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats).

Matriks SWOT mengindikasikan 4 kondisi strategi yang mungkin dihadapi,


alternatif strategi adaptasi bisa dikembangkan dengan mengkaitkan kekuatan
kompetitif yang relevan organisasi dengan peluang dan ancaman eksternal, dan
mengkaitkan kelemahan kompetitif yang relevan organisasi dengan peluang dan
ancaman internal.

Opportunities

Weaknesses
Strengths

Threats

S ---------- List Kekuatan Internal (Keuntungan Kompetitif)

1. VISI dan Misi

2. Neuroscience and brain development

3. Fasilitas pemeriksaan Neurologi

4. Fasilitas Laboratoriu

W ---------- List Kelemahan Internal (Kerugian Kompetitif)


1. Sumber Daya Manusia belum terlatih

2. Belum tersedia Integrated Teaching Teacher

3. Belum tersedia Center for medical Education

4. Belum tersedia Center of E –Learning

5. Belum tersedia Sarana

6. Belum tersedia Prasarana

O ---------- List Peluang Eksternal

1. Belum banyak research center terpadu neurologi

2. Banyak yang membutuhkan pelatihan

3. Didukung Kementerian Kesehatan

T ---------- List Ancaman Eksternal

1. Sudah Ada Research Center Neurologi di kota lain

2. Pemesanan prasarana butuh waktu

BAB II
PERSYARATAN PENGUSUL

Sebuah pusat penelitian membutuhkan struktur organisasi yang baik guna


menunjang proses penelitian sehingga dibutuhkan perancangan yang baik
terhadap sebuah struktur organisasi pusat penelitian baru agar dapat betahan dan
berkembang bahkan melaju pesaat dibandingkan dengan pusat penelitian lainnya.

Struktur organisasi pusat penelitian terdapat dua bagian yaitu struktur makro dan
struktur mikro guna menunjang kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lanacar.
Struktur organisasi makro merupakan gambaran sebuah lembaga penelitian
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan sebuah pusat
penelitian. Terdapat lima elemen penting dalam sebuah organisasi penelitian yaitu
:

1. Sumber daya
Sumber daya yang dimaksud disini adalah baik keuangan mauapun bukan
keuangan yaitu :
a. Pemerintah
b. Pendanaan pribadi
c. Sumber pendanaan lain yaitu :
 Donasi yang berdifat pribadi
 Peruusahaan yang bersifar merekan akan menivestasikan
sumber daya manusia dan keuangan guna mendapatkan
suatu hasil
 Yayadan yang bersifat mendorong sesuatu kegiatan agar
dapat berjalan dengan baik terutama dibidang
pengembangan masyarakat.
2. Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang memiliki kemampuan tertentu guna menjadi
mediator atau penghubung kepada tim penilitian agar penelitian dapat
berjalan dengan lancer
3. Tim peneliti
Tim peniliti melakukan pengembangan dan penelitian guna menemukan
menghasilkan sesuatu pengetahuan baru.
4. Produk penelitian
Produk penelitian adalah hasil dari aktivitas penelitian.
5. Kebutuhan
Kebutuhan yang dimaksuda adalah bagaimana hasil dari produk penelitian
memiliki manfaat atau dapat diterapkan terhadap perorangan maupun
organisasi. Ataupun perorang maupun organisasi membutuhkan hasil
penelitian untuk dapat mencapai tujuan mereka masing-masing. Beberapa
contoh dari kebutuhan disini adalah pemerintah,universitas dan lain lain.
Struktur organisasi pusat penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Direktur pusat
2. Direktur administrasi
3. Administrasi kantor
A. Direktur administrasi untuk managemen
 unit urusan umum
 unit akuntansi
B. Direktur administrasi hubungan eksternal
a. unit promosi internasional
Unit ini akan memainkan peran penting dalam memberikan para
peneliti di seluruh dunia akses ke bio-molekul transformatif yang
dikembangkan di Nagoya. Ini akan mencakup negosiasi masalah yang
berkaitan dengan kekayaan intelektual, aksesibilitas molekul dan
teknologi, dan juga distribusi dan peningkatan dari setiap molekul
yang ditemukan di Cente.
b. unit administrasi penelitian,
c. unit hubungan masyarakat
Unit ini bertanggung jawab atas koordinasi semua presentasi publik,
ceramah, dan seminar. Unit ini mengoordinasikan dan memastikan
kelancaran program ini dan mempublikasikan hasil penelitian kami
melalui siaran pers
d. unit urusan lingkungan
Unit ini diberi mandat untuk memastikan perlindungan lingkungan dan
konservasi keanekaragaman hayati, diimbangi dengan pengembangan
dan distribusi bio-molekul yang tidak alami dan tanaman baru. Unit ini
juga bertanggung jawab untuk pengembangan molekul fungsional baru
yang "aman".

4. Peneliti ti

Struktur team penelitian adalah terdiri dari tiga bagian yaitu manager yang
memiliki ,team peneliti dan unit penunjang seperti laborat,pekerja administrif dan
lain-lain.
Visi :
Menjadi pusat penelitian yang unggul dalam bidang genetika dan infertilitas,
vaskuler, kanker di Indonesia pada 2025

Misi :

1. Aktif memfasilitasi berkembangnya penelitian-penelitian di RSUP dr.


Kariadi, melalui kemudahan proses pengurusan izin dan etik, pencarian
dana dan sponsorhip, serta proses apply ke jurnal nasional maupun
internasional.
2. Menjadi pemrakarsa usulan hasil penelitian menjadi kebijakan clinical
pathway di RSUP dr. Kariadi, serta aktif memberikan masukan ke dinas
terkait, sehingga hasil penelitian dapat lebih bermanfaat.
3. Senantiasa mendukung iklim ilmiah di RSUP dr. Kariadi melalui kegiatan
pelatihan penyusunan penelitian yang rutin dilaksanakan
4. Menjadi pusat penelitian yang terintegrasi dengan majalah jurnal
kedokteran RSUP dr. Kariadi, Medica Hospitalia, serta berbagai jurnal
kedokteran terkemuka dunia
5. Mengadakan kerjasama dengan berbagai stake holder (Dinas Kesehatan,
Kementerian Kesehatan, Dinas Sosial, dll.) dan aneka agen sponsorship
(seperti pihak farmasi, pabrik pengadaan alat dan reagen, dll)
6. Rutin mengadakan aktivitas sosial terkait kesehatan, khususnya dalam
bidang genetika dan infertilitas, vaskuler, serta kanker

PROGRAM KERJA

1. Pelatihan penyusunan proposal penelitian dan metodologi penelitian


2. Hibah penelitian
3. Kompetisi cendekia muda (untuk anak SMA)
4. Aksi sosial
5. Publikasi rutin, terutama melalui Medica Hospitalia

FASILITAS PUSAT PENELITIAN

Berdiri di atas tanah seluas … m2, Pusat Penelitian ini memiliki bangunan tiga
lantai dengan konsep green building berbentuk bulat, dipenuhi aneka tanaman
hias maupun tanaman obat pada bagian tengahnya. Dengan penggunaan atap
berkaca dan ventilasi lebar serta banyaknya ruang terbuka, diharapkan dapat
menghemat penggunaan lampu dan pendingin ruangan.
Lantai pertama difungsikan untuk theater hall dan display aneka penelitian yang
sedang dan/atau telah dipublikasikan, serta taman. Lantai kedua diisi perpustakaan
yang terkoneksi dengan internet dan akses ke berbagai jurnal, serta ruang kantor
dan ruang rapat. Lantai ketiga berisi laboratorium uji coba, baik laboratorium
basah maupun kering (yang terintegrasi dengan Laboratorium Sentral RSUP dr.
Kariadi), laboratorium uji coba untuk pasien standard, laboratorium uji coba untuk
hewan, laboratorium standardisasi reagen dan peralatan. Seluruh laboratorium
akan dilengkapi akses aerocom untuk mempercepat pengiriman sampel.
Pendataan sampel dilakukan secara online dalam aplikasi SmartLab yang dapat
diakses oleh seluruh staf RSUP dr. Kariadi.

Mengambil pendekatan kewirausahaan adalah mekanisme yang baik


ketika mengembangkan program penelitian klinis. Mempertahankan program
berkelanjutan memerlukan perencanaan fiskal, seperti halnya bisnis. Ketika
mengembangkan infrastruktur keuangan, mempertimbangkan penganggaran baik
dari perspektif luas maupun sempit sangat penting. Misalnya, anggaran studi
harus dikembangkan untuk masing-masing uji coba individual, sedangkan
program itu sendiri membutuhkan anggaran yang mengelola biaya tidak langsung
yang diperlukan terlepas dari pendaftaran pasien.

Jumlah yang didedikasikan untuk biaya tidak langsung dan mekanismenya


bervariasi menurut masing – masing institusi dan masih belum dicanangkan di
beberapa institusi. Institusi yang belum memiliki rancangan pembiayaan membuat
perhitungan biaya dengan menghitung keseluruhan biaya, yang tidak terkait
langsung dengan protokol penelitian, termasuk ruang, utilitas, teknologi
informasi, dan kompensasi staf. Jumlahnya bervariasi berdasarkan program, tetapi
banyak situs membutuhkan sekitar 25% dari setiap anggaran studi untuk menutupi
total semua biaya tidak langsung.

Penting untuk tetap realistis ketika mempertimbangkan jumlah uang yang


dibutuhkan untuk biaya langsung dan tidak langsung, dan untuk merencanakan
dengan cermat sebelum memulai uji klinis baru, bernegosiasi untuk uji coba
industri, atau menetapkan anggaran di dalam lembaga. Lembaga dengan kantor uji
klinis biasanya memiliki pedoman tentang penganggaran dan membuat kontrak
dengan institusi mengenai persyaratan biaya tidak langsung. Sebaliknya, praktisi
di komunitas telah meningkatkan otonomi untuk memprediksi biaya.

Para peneliti sering frustasi dengan penggantian biaya per pasien yang
tidak selalu mencakup biaya sebenarnya untuk melakukan percobaan dan bahwa
penggantian biasanya diberikan setelah pendaftaran pasien. Beberapa dokter dan
anggota staf mereka menerima gaji melalui rumah sakit atau klinik yang
mendukung penelitian klinis. Hal ini menyebabkan dokter dan praktisi lainnya
lebih semangat untuk meningkatkan volume pasien dan dapat mendedikasikan
waktu tambahan untuk penelitian klinis. Mengganti biaya dokter untuk waktu
mereka adalah biaya studi yang masuk akal dan membantu menciptakan budaya
penelitian di dalam institusi.

Neraca keuangan pasti akan gagal jika ada biaya tidak terduga , termasuk
dari peningkatan peralatan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan uji
coba. Oleh karena itu, research center juga dapat memilih opsi lain yaitu bekerja
sama dengan federasi yang ada di komunitas. Biasanya federasi tersebut akan
menentukan dengan siapa mereka akan bekerja sama, dilihat dari riwayat maupun
peluang keberhasilannya.

Jika suatu program masih dalam tahap awal, dapat dipertimbangkan untuk
menjadi anggota afiliasi dari kelompok koperasi. Ini memungkinkan peneliti
untuk bermitra dengan lembaga anggota dan berpartisipasi dalam semua uji coba
yang ditawarkan melalui kelompok koperasi lembaga afiliasi. Dalam mekanisme
ini, penggantian biaya diberikan setelah pasien terdaftar dan awalnya diberikan ke
lembaga anggota, yang kemudian bertanggung jawab untuk menyalurkan dana ke
mitra institusi.

Selain itu, research center juga dapat mengadakan kerjasama dengan


organisasi filantropis yang ada. Mulai dari masyarakat profesional hingga
organisasi advokasi. Berdasarkan riwayatnya, beberapa organisasi filantropis atau
advokasi memberikan dana hibah untuk mendukung suatu penelitian. Sebagian
besar penelitian hibah bermanfaat, tetapi beberapa kurang berlaku karena konflik
minat atau ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan terkait.

Untuk biaya perawatan pasien, research center juga dapat membuat


perjanjian dengan lembaga asuransi. Karena beberapa asuransi membuat
perjanjian untuk menngcover biaya perawatan pasien selama masih menjalani
program medis termasuk sebagai pasien penelitian.

Anda mungkin juga menyukai