Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

MATA KULIAH ILMU GIZI

‘’ DIET MASALAH GIZI LEBIH ( OBESITAS ) ’’

DOSEN PENGAMPU : JUNITA, S.Pd, M.KES

DISUSUN OLEH:

MELANI SHAPUTRI

(PO.71.20.117.182)

PRODI D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari
teman-teman serta bimbingan dari dosen pengajar. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.

Jambi,28 Desember 2018

Melani Shaputri
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................2

II. PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Pengertian Obesitas..........................................................................................3

B. Etiologi Obesitas...............................................................................................3

C. Patofisiologi Obesitas.......................................................................................5

D. Manifestasi Klinis Obesitas..............................................................................7

E. Pengukuran Tingkat Obesitas...........................................................................7

F. Penatalaksanaan Diet Pada Obesitas.................................................................9

III. PENUTUP.......................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................................13

B. Saran.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah gizi berlebih ( obesitas ) atau lebih banyak dikenal dengan istilah kegemukan
adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi
karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori
yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. 

Kondisi tersebut dalam waktu lama menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Penumpukan lemak tubuh ini meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius, seperti penyakit
jantung, diabetes, atau hipertensi. Obesitas juga dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan
masalah psikologi, seperti kurang percaya diri hingga depresi.

Masalah obesitas semakin meningkat di dunia.. Berdasarkan data WHO tahun 2016,
sekitar 650 juta penduduk berusia dewasa mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak
dan remaja usia 5 hingga 19 tahun mengalami berat badan berlebih. Di Indonesia sendiri, pada
tahun 2010, diperkirakan terdapat 23% orang dewasa mengalami obesitas, dan wanita lebih
banyak yang mengalaminya dibanding dengan pria.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan membahas “ penatalaksanan
diet obesitas yaitu dengan diet rendah kalori” yang sebelumnya akan dijelaskan
pengertian,etiologi,patofisiologi dan manifestasi dari obesitas lalu bagaimana pengukuran tingkat
obesitas, dan akan dilampirkan jurnal “Pengaruh Modifikasi Diet Rendah Kalori terhadap Berat
Badan dan Lingkar Pinggang Wanita Obesitas Dewasa”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari gizi berlebih (obesitas) ?
2. Apa yang menyebabkan seseorang dapat menderita obesitas ?
3. Bagaimana patofisiologi dari obesitas ?
4. Bagaimana manifestasi klinik dari obesitas ?
5. Bagaimana cara mengukur tingkat obesitas? 1
6. Bagaimana penatalaksanaan diet rendah kalori pada klien obesitas ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pada obesitas.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran tingkat obesitas.
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan diet rendah kalori pada penderita obesitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan
subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan
organnya (Misnadierly, 2007)

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan
lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah
sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya, maka
ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak.

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme
energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktor genetik diketahui sangat
berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai
suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa
sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko penyakit


kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin
yang terdiri dari resistensi 10 insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan fibrinolisis,
hiperfibrinogenemia dan hipertensi (Sudoyo, 2009).

B. ETIOLOGI

Faktor yang menyebabkan obesitas secara langsung.

a. Genetik
Menurut penelitian , anakanak dari orang tua yang mempunyai berat badan
normal ternyata mempunyai 10 % resiko kegemukan.

3
Bila salah satu orang tuanya menderita kegemukan , maka peluang itu meningkat
menjadi 40 – 50 %.Dan bila kedua orang tuanya menderita kegemukan maka peluang
factor keturunan menjadi 70–80% (Purwati, 2001).
b. Hormonal
Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam
tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi
akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme basal
tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat badannya
(Wirakusumah, 1997).
Selain hormon tiroid hormone insulin juga dapat menyebabkan kegemukan. Hal
ini dikarenakan hormone insulin mempunyai peranan dalam menyalurkan energi
kedalam sel-sel tubuh. (Purwati, 2001).
c. Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar
didalam tubuh. Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obatobatan tersebut,
nafsu makannya akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang
relative lama, seperti dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini
akan memicu terjadinya kegemukan (Purwati, 2001).
d. Asupan makan
Asupan makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang.
Asupan Energi yang berlebih secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat
badan, berat badan lebih (over weight), dan obesitas. Makanan dengan kepadatan
Energi yang tinggi (banyak mengandung lemak dan gula yang ditambahkan dan
kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan
energi yang positip ini (Gibney, 2009) Perlu diyakini bahwa obesitas hanya
mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh, terutama bahan
makanan sumber energi.
e. Aktivitas Fisik
Obesitas juga dapat terjadi bukan hanya karena makan yang berlebihan,
4
tetapi juga dikarenakan aktivitas fisik yang berkurang sehingga terjadi
kelebihan energi. Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas fisik
antara lain adanya berbagai fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan yang
menyebabkan aktivitas fisik menurun. (Moehyi, 1997).

Faktor yang menyebabkan obesitas secara tidak langsung

a. Pengetahuan gizi.
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menggunakan pangan
dengan baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Pengetahuan ibu
dipengaruhi oleh pendidikannya.Tingkat pendidikan , pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan
berbekal pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih banyak memperoleh
informasi dalam menentukan pola makan bagi dirinya maupun keluarganya .
b. Pengaturan Makan
Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat gizi
tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam
waktu satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya (Departemen Kesehatan RI,
1996) Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama.
Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung,
gandum), umbi-umbian (singkong ubi jalar dan kentang), dan bahan makanan lain
yang mengandung banyak karbohidrat seperti pisang dan sagu.

C. PATOFISIOLOGI

Secara umum obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori, yangdiakibatkan


asupan energy yang jauh melebihi kebutuhan tubuh. Pada bayi (infant ),penumpukanlemak
terjadi akibat pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini,terutama apabila makanan
tersebut memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan protein yangtinggi.

Pada masa anak-anak dan dewasa, asupan energy bergantung pada diet seseorang.Obesitas

5
terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan
keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen(obesitas primer) sebagai akibat
nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder)akibat adanya kelainan hormonal,
sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).

Pengaturankeseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis,


yaitu:pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan
regulasisekresi hormon.Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-
sinyal eferen(yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer
(jaringanadipose, usus dan jaringan otot).

Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasalapar serta menurunkan


pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,meningkatkan pengeluaran
energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dansinyal panjang. Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi
lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankanoleh kolesistokinin (CCK) sebagai
stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjangdiperankan oleh fat-derived hormon
leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.

Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposameningkat
disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudianmerangsang
anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide– Y(NPY), sehingga
terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhanenergi lebih besar dari
asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsumakan. Pada sebagian besar penderita
obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginyakadar leptin tidak menyebabkan penurunan
nafsu makan

6
D. TANDA DAN GEJALA

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul
menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat
dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari-jari yang
berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk
ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh
pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang –
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya.
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan
di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan
bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu
(tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa mengantuk.

E. PENGUKURAN TINGKAT OBESITAS


a. Pengukuran Secara Antropometri
1. Body Mass Index (BMI)/ Indeks Massa Tubuh (IMT)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang
umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight
(kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas
(kegemukan). 7
Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan cara berat badan (kg) dibagi dengan
tinggi badan (m) pangkat 2.
Klasifikasi nilai IMT :

IMT Klasifikasi

< 17 Sangat kurus

17,0 - 18,5 Kurus

18,5 - 24,9 Normal

25,0 - 29,9 Gemuk

30,0 - 34,9 Obesitas level I

35,0 - 39,9 Obesitas level II

> 40 Obesitas level III

2.      RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul)


Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan
mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang
(LP).
Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu : Sebagai patokan, pinggang
berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko
tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm.
3.      Indeks BROCCA
Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan indeks
Brocca, dengan rumus sebagai berikut:
-          Berat Badan Normal = Tinggi Badan (TB) – 100
8
-          Berat Badan Ideal = TB - 100 - 10% (TB - 100)
Bila hasilnya: 90-110% = Berat badan normal 110-120% = Kelebihan berat badan
(Overweight) > 120% = Kegemukan (Obesitas)
F. PENATALAKSANAAN DIET

Terapi Diet             : Diet Rendah Energi / Kalori


Bentuk Makanan    : Biasa
Route                      : Oral
1.      Tujuan Diet :
·     Mencapai status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
·     Mencapai IMT normal 18,5-25.
·     Mengurangi asupan energy, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak ½
kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur tebal lemak
lipatan kulit dan lingkar pinggang.
·     Mencapai perubahan prilaku makan yang sehat secara berangsur menuju perubahan yang
permanen.
·     Membantu menurunkan kadar cholesterol dalam darah.
·     Membantu menurunkan tekanan darah agar mencapai normal.

2.  Syarat diet :
·      Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan
dan segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ kg/minggu,
asupan energi dikurangi sebanyak 500 kalori/hari.
·      Memberikan energi sesuai kebutuhan, yaitu 2051,3 kkal
·         Memberikan protein sesuai kebutuhan, yaitu 77gram
·         Memberikan lemak sesuai kebutuhan, yaitu 45,62  gram
·         Memberikan karbohidrat sesuai kebutuhan, yaitu 333,3 gram
·         Memberikan vitamin dan mineral yang  cukup
·         Mempertahankan pola makan 3x makan utama dan 2 x makan selingan.
·         Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas /hari.
9

3. Implementasi diet dalam penelitian :


Diet T + (dengan modifikasi) adalah pola menu rendah kalori seimbang 1500 -1600
kalori (rendah lemak dan karbohidrat; cukup protein, vitamin, mineral dan air) dengan
penambahantempe kedelai, untuk melengkapi sumber bahan makanan sesuai kriteria pola diet.
Konsumsi 100 gram tempe kedelai/hari diberikan bervariasi baik terpisah (digoreng dengan
minyak nabati, dikukus) maupun sebagai unsur menu utama harian. Proporsi protein tempe
kedelai turut diperhitungkan dalam proporsi gizi seimbang pada Diet T(+) dengan modifikasi
sumber protein lainnya.
Diet T – (tanpa modifikasi) adalah pola menu rendah kalori seimbang 1500-1600 Kalori,
disusun dari bahan makanan rendah indeks glikemik tanpa campuran tempe kedelai maupun
bahan pangan olahan kedelai seperti tahu, kecap, tauco, susu kedelai, makanan olahan kedelai
lainnya, diberikan dalam proporsi seperti pada perlakuan Diet T (+). Perlakuan silang untuk
pertukaran Diet T (+) dan Diet T(-) dilakukan setelah 4 minggu tahapan pertama perlakuan diet,
setelah periode wash out.

3.1Tabel Rekomendasi Asupan


Nutrisi Rekomendasi Asupan

Kalori1 Kurang lebih 500 – 1000 kkal/hari


pengurangan dari asupan biasa

Total Lemak2 30% atau kurang dari total kalori

Asam Lemak Jenuh3 8%  - 10% dari total kalori

Asam Lemak Tak Jenuh Hingga 15% dari total kalori


Tunggal

Asam Lemak Tak Jenuh Hingga 10% dari total kalori


Ganda

Kolesterol3 < 300 mg/hari

Protein4 Kurang lebih 15% dari total kalori

Karbohidrat5 55% atau lebih dari total kalori

Natrium Klorida Tidak lebih dari 100 mmol/hari


(kurang lebih 2,4 gr natrium atau
kurang lebih 6 gr natrium klorida)

Kalsium 1000 - 1500 mg/hari

Serat 20 - 30 gr/hari

3.2Tabel bahan makanan

11
12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar
kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Faktor utama penyebab
obesitas adalah aktivitas fisik yang kurang,perubahan gaya hidup, serta pola makan yang salah
diantaranya pola makan tinggi lemak dan rendah serat.

Selain IMT untuk menilai tingkat obesitas dapat digunakan cara lain, yaitu dengan
mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang
(LP).Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu : Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90
cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila
lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm.

Pada jurnal yang telah dilapirkan didapatkan hasil dengan penambahan tempe kedelai
pada Diet T(+), dari aspek klinis ternyata diperoleh rata rata penurunan berat badan yang relatif
lebih besar (6,66% dengan 6,38%) juga dalam hal lingkar pinggang perlakuan Diet T(+)
dengan modifikasi pemnambahan tempe kedalai lebih besar pengaruhnya dibandingkan diet T(-)
(86,40 cm dengan 90,47 cm).

Hal ini menunjukan adanya pengaruh diet rendah kalori rendah indeks glikemik yang
dikonsumsi secara teratur,baik dengan atau penambahan tempe kedelai, terhadap penurunan
parameter antropometri (berat badan, lingkar pinggang) pada wanita obesitas dewasa.

B. SARAN

Saran saya kepada penderita obesitas ataupun yang tidak agar lebih menjaga pola makan dan
gaya hidup karena hal ini merupakan faktor utama penyebab obesitas, konsumsilah gizi
seimbang yang telah ditetapkan serta lakukan aktivitas fisik agar terhindar dari resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA

Gibney, Michael J. M. Margaretts,Barrie. M.Kirney. John, Arab, lenore. 2009. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC

Moehyi, Syahmien. 1997. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.

Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta : Pustaka Obor
Populer.

Purwati, Susi. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Https://www.academia.edu/22478472/PATOFISIOLOGI_OBESITAS diakses pada tanggal 28


desember 2018

Http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048525/pendidikan/PRAKTEK+DIIT+RENDAH+KALORI
.pdf diakses pada tanggal 28 desember 2018

14

Anda mungkin juga menyukai