DISUSUN OLEH:
Teknik operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 09.10, dilakukan anestesi umum pukul
09.25, setelah teranestesi pasien litotomi.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vulva vagina dan labia mayora.
3. Vagina dibuka dengan menggunakan spekulum SIMS, lalu dilakukan sondase
(AF, 8 cm)
4. Portio dijepit menggunakan tenakulum pada arah jam 11.
5. Dilakukan kuretase dengan kuret no. 6, kemudian jaringan yang terkumpul
dimasukkan ke dalam tabung PA.
6. Portio, vulva, vagina dibersihkan dengan NaCl.
7. Dilakukan pembersihan daerah labia mayor
8. Operasi selesai pukul 09.55
9. Perdarahan 25 cc
Post operasi
TD : 123/75 mmHg
N : 74 x/menit
S : 36,2°C
R : 15 x/menit
Tanggal OP : 15 Mei 2017
Nama : Ny. Susi Susanti
Umur : 33 thn
Operator : dr. Arief Budiono, Sp.OG
Anestesi : dr. Yoseph, SpAn
Anak : dr. Bambang, Sp. A
Asisten I : Br. Wahyu
Asisten II :-
Instrument : Zr. Lilis
Tindakan : SCTP a/i bayi besar + CPD
D/ Pre-operasi : G2P1A0 parturient aterm kala 1 fase aktif
D/ Post-operasi : P2A0 partus maturus dengan SCTP a/i bayi besar + CPD
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 12.41, dilakukan anestesi spinal pukul
12.53.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 13.04, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 13.05, dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 4300 gram,
PB: 53cm, APGAR 1’=7, 5’=9
8. Pukul 13.06, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 13.10.
13. Perdarahan 500 cc, urine 200 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 13.08, dilakukan anestesi spinal pukul
13.15.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 13.30, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 13.32, dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3590 gram,
PB: 50cm, APGAR 1’=7, 5’=9
8. Pukul 13.34, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 13.41.
13. Perdarahan 500 cc, urine 200 cc
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11.30, dilakukan anestesi umum pukul
11.41.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 11.54, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum, lalu peritoneum dibuka
4. Tampak bagian ovarium sinistra yang membesar, memerah, dan mengalami torsio
5. Ovarium ditelusuri kemudian di klem bagian kanan dan kirinya. Kemudian ovarium
diinsisi dan dikeluarkan. Setelah itu dibersihkan, hentikan perdarahan, dan kemudian
dijahit.
6. Tuba di klem, diikat, dipotong, lalu diangkat
7. Setelah selesai ditelusuri semua bagian, dan dilihat apakah ada perdarahan atau tidak.
8. Dilakukan penjahitan lapis demi lapis sampai kulit .
9. Operasi selesai pukul 13.05
Post operasi
TD : 121/84 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5°C
R : 20 x/menit
Tanggal OP : 16 Mei 2017
Nama : Ny. Misni Mardiani
Umur : 33 tahun
Operator : dr. Arief Budiono, Sp.OG
Anestesi : dr. Liestiana, SpAn
Anak : dr. Ricki, Sp. A
Asisten I : Br. Angga
Asisten II :-
Instrument : Zr. Tari
Tindakan : SCTP a/i BSC
D/ Pre-operasi : G2P1A0 parturien aterm kala 1 fase laten + anemia +BSC
D/ Post-operasi : P2A0 partus maturus dengan SCTP a/i BSC
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 10.49, dilakukan anestesi umum pukul
11.01.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 11.04, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 11.06., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3700 gram,
PB: 50cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 11.07, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 11.21
13. Perdarahan 500 cc, urine 100 cc
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11.44, dilakukan anestesi umum pukul
11.54.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi median sepanjang ±10 cm pukul 12,08, kemudian insisi diperdalam
lapis demi lapis hingga peritoneum, lalu peritoneum dibuka
4. Tampak bagian ovarium yang membesar dan memerah
5. Ovarium ditelusuri kemudian di klem bagian kanan dan kirinya. Kemudian ovarium
diinsisi dan dikeluarkan. Setelah itu dibersihkan, hentikan perdarahan, dan kemudian
dijahit. Tuba di klem, diikat, dipotong, lalu diangkat
6. Karena adanya perlengketan usus dan omentum dilakukan adhesiolisis dan
omentectomy. Setelah selesai ditelusuri semua bagian, dan dilihat apakah ada
perdarahan atau tidak.
7. Dilakukan penjahitan lapis demi lapis sampai kulit .
8. Operasi selesai pukul 14.07
Post operasi
TD : 109/66 mmHg
N : 96 x/menit
S : 36,5°C
R : 24 x/menit
Tanggal OP : 17 Mei 2017
Nama : Ny. Jajah Ratna
Umur : 42 tahun
Operator : dr. Arief Budiono, Sp.OG
Anestesi : dr. Christine, SpAn
Anak : dr. A. Adipurnama, Sp. A
Asisten I : Br. Jahirin
Asisten II :-
Instrument : Zr. Fitri
Tindakan : SCTP a/i BSC + MOW
D/ Pre-operasi : G3P1A1 parturien aterm kala 1 fase laten +BSC
D/ Post-operasi : P3A1 partus maturus dengan SCTP a/i BSC + MOW
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 10.49, dilakukan anestesi spinal pukul
10.53.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 11.03, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 11.07., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3645 gram,
PB: 48cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 11.08, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Dilakukan sterilisasi ada tuba falopii kiri dengan teknik Kroener dan kanan dengan
teknik Pomeroy
11. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
12. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
13. Operasi selesai pukul 11.32
14. Perdarahan 400 cc, urine 50 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 13.21, dilakukan anestesi spinal pukul
13.28.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 13.32, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 13.39., dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 2850 gram,
PB: 50cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 13.39, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Dilakukan sterilisasi pada tuba falopii kiri dan kanan dengan teknik Pomeroy
11. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
12. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
13. Operasi selesai pukul 14.05.
14. Perdarahan 500 cc, urine 100 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11.11, dilakukan anestesi spinal pukul
11.14
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 11.23, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 11.30., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 2769 gram,
PB:51cm, APGAR 1’=8, 5’=10
8. Pukul 11.31, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 11.40
13. Perdarahan 500 cc, urine 200 cc
Post Operasi
Teknik operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 11..42, dilakukan anestesi umum pukul
11.44, setelah teranestesi pasien litotomi.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vulva vagina dan labia mayora.
3. Vagina dibuka dengan menggunakan spekulum SIMS, lalu dilakukan sondase
(AF, 8 cm)
4. Portio dijepit menggunakan tenakulum pada arah jam 11.
5. Dilakukan kuretase dengan kuret no. 6, kemudian jaringan yang terkumpul
dimasukkan ke dalam tabung PA.
6. Portio, vulva, vagina dibersihkan dengan NaCl.
7. Dilakukan pembersihan daerah labia mayor
8. Operasi selesai pukul 11.51
9. Perdarahan 25 cc
Post operasi
TD : 132/81 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36,4°C
R : 18 x/menit
Tanggal OP : 18 Mei 2017
Nama : Ny. Suyani
Umur : 37 tahun
Operator : dr. Arief Budiono, Sp.OG
Anestesi : dr. Yoseph, SpAn
Anak : dr. Muthia, Sp. A
Asisten I : Br. Sabarkin
Asisten II :-
Instrument : Zr. Kristin
Tindakan : SCTP a/i varises vagina
D/ Pre-operasi : G3P2A0 parturient aterm kala 1 fase laten + Varises vagina
D/ Post-operasi : P3A0 partus maturus dengan SCTP a/i varises vagina
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 13.30, dilakukan anestesi spinal pukul
13.40
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 13.48, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna kehijauan.
7. Pukul 13.52., dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 2720 gram,
PB:48cm, APGAR 1’=8, 5’=10
8. Pukul 13.52, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 14.04
13. Perdarahan 300 cc, urine 100 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 6.40, dilakukan anestesi spinal pukul
6.47
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 7.01, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 7.08., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 2990 gram,
PB:50cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 7.09, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 7.43
13. Perdarahan 500 cc, urine 100 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 8.18, dilakukan anestesi umum pukul
8.23
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 8.25, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 8.30., dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 2385 gram,
PB:47cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 8.31, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Pada uterus dimasukkan IUD
11. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
12. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
13. Operasi selesai pukul 8.59
14. Perdarahan 600 cc, urine 50 cc
Post Operasi
Teknik operasi:
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 10.48, dilakukan anestesi umum pukul
11.08, setelah teranestesi pasien litotomi.
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vulva vagina dan labia mayora.
3. Vagina dibuka dengan menggunakan spekulum SIMS, lalu dilakukan sondase
(AF, 8 cm)
4. Portio dijepit menggunakan tenakulum pada arah jam 11.
5. Dilakukan kuretase dengan kuret no. 6, kemudian jaringan yang terkumpul
dimasukkan ke dalam tabung PA.
6. Portio, vulva, vagina dibersihkan dengan NaCl.
7. Dilakukan pembersihan daerah labia mayor
8. Operasi selesai pukul 11.16
9. Perdarahan 25 cc
Post operasi
TD : 107/64 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36°C
R : 19 x/menit
Tanggal OP : 19 Mei 2017
Nama : Ny. Nirmasari
Umur : 29 tahun
Operator : dr. Arief Budiono, Sp.OG
Anestesi : dr. Liestiana, Sp.An
Anak : dr. Susana, Sp.A
Asisten I : Br. Jahirin
Asisten II :-
Instrument : Zr. Ester
Tindakan : SCTP a/i letak sungsang + BSC
D/ Pre-operasi : G2P1A0 gravida 38-39 minggu + letak sungsang + BSC
D/ Post-operasi : P2A0 partus maturus dengan SCTP a/i letak sungsang + BSC
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 10.55, dilakukan anestesi umum pukul
11.31
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 11.34, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 11.38., dilahirkan bayi perempuan dengan menarik kepala. BB: 2900 gram,
PB:51cm, APGAR 1’=7, 5’=8
8. Pukul 11.39, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
11. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
12. Operasi selesai pukul 11.51
13. Perdarahan 450 cc, urine 200 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 7.45, dilakukan anestesi spinal pukul
7.55
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 8.04, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 8.16., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 2750 gram,
PB:47cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 8.17, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Pada uterus dimasukkan IUD
11. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
12. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
13. Operasi selesai pukul 9.01
14. Perdarahan 500 cc, urine 300 cc
Post Operasi
Teknik operasi :
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi pukul 9.29, dilakukan anestesi spinal pukul
9.33
2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya kemudian
ditutup dengan duk steril kecuali lapang operasi.
3. Dilakukan insisi pfannenstiel sepanjang ±10 cm pukul 9.42, kemudian insisi
diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum.
4. Peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar kehamilan aterm.
5. Identifikasi plica vesicourinaria, bebaskan plica vesicouterina secara perlahan dan
gunakan hak untuk memisahkan dan melindungi vesica urinaria dari uterus yang akan
diinsisi.
6. Dilakukan insisi SBR ±10 cm diperbesar tumpul dari kiri ke kanan. Selaput ketuban
dipecahkan, keluar cairan ketuban berwarna bening.
7. Pukul 9.56., dilahirkan bayi laki-laki dengan menarik kepala. BB: 3275 gram,
PB:51cm, APGAR 1’=9, 5’=10
8. Pukul 9.57, dilahirkan plasenta lengkap.
9. SBR dijahit dengan teknik jahitan interlocking dan jelujur, eksplorasi adneksa dari
uterus.
10. Dilakukan sterilisasi pada tuba falopii kiri dan kanan dengan teknik Pomeroy
11. Abdomen ditutup lapis demi lapis hingga lapisan kutis dengan jahitan subkutikuler.
12. Luka operasi dibersihkan dengan kasa + betadine lalu ditutup dengan kasa steril +
hipafix.
13. Operasi selesai pukul 10.40
14. Perdarahan 750 cc, urine 100 cc
Post Operasi