Peran dan fungsi aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam rangka membantu manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dilaksanakan melalui pemberian jaminan (assurance activities) dan layanan konsultansi (consulting activities) sesuai standar, sehingga memberikan perbaikan efisiensi dan efektivitas atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern organisasi. Untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kompetensi auditor, setiap tahap penugasan audit intern harus disupervisi secara memadai. Hal ini dinyatakan secara jelas dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), tentang Standar Pelaksanaan Audit Intern paragaraf 3340 ‐‐ Pelaksanaan Penugasan Audit Intern – Supervisi Penugasan. Dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan audit intern, APIP dan kegiatan audit intern harus independen serta para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya. Independensi APIP dan kegiatan audit serta objektivitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil audit meningkat. Supervisi merupakan tindakan yang terus‐menerus selama penugasan audit intern, mulai dari perencanaan hingga dikomunikasikannya hasil akhir audit intern. Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupun metodologi audit intern dengan tujuan antara lain pemahaman tim audit intern atas rencana audit intern, kesesuaian pelaksanaan penugasan audit intern dengan standar audit, kelengkapan informasi yang terkandung dalam kertas kerja audit intern untuk mendukung kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit intern, kelengkapan dan akurasi laporan hasil audit intern yang mencakup terutama pada kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit intern. Supervisi yang dilakukan pada tahap perencanaan penugasan audit meliputi perumusan tujuan, sasaran, dan ruang lingkup. Sedangkan supervisi pada tahap pelaksanaan audit dilakukan agar bukti‐bukti yang dikumpulkan selama proses audit memberikan dasar yang cukup bagi tim audit untuk mengambil kesimpulan hasil audit. Supervisi pada tahap pelaksanaan audit meliputi supervisi pada pelaksanaan survey pendahuluan, penilaian Sistem Pengendalian Intern, audit lanjutan/pengembangan temuan audit, penyusunan kertas kerja audit (KKA). Supervisi pada tahap penyelesaian audit untuk meyakinkan bahwa hasil penugasan audit (temuan hasil audit) telah sesuai dengan tujuan audit dan rekomendasi yang dihasilkan dapat ditindaklanjuti oleh manajemen auditi. Supervisi pada tahap penyelesaian audit meliputi supervisi perumusan simpulan sementara, supervisi pembahasan simpulan sementara, dan supervisi pada proses penyusunan laporan hasil audit. Disamping itu, supervisi juga dilakukan pada saat reviu manajemen risiko maupun reviu tata kelola. Jabatan supervisor atau dalam istilah jabatan fungsional auditor, dikenal dengan istilah pengendali teknis, merupakan posisi sentral dalam pelaksanaan supervisi penugasan audit intern. Oleh karena itu, kualitas penugasan audit sangat dipengaruhi oleh kompetensi seorang supervisor/pengendali teknis dalam melakukan kegiatan supervisi. Sesuai Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia tentang Standar Umum paragaraf 2012 ‐‐ Kompetensi dan Kecermatan Profesional – Kompetensi Standar, kompetensi standar yang harus dimiliki oleh auditor adalah kompetensi umum, kompetensi teknis audit intern, dan kompetensi kumulatif. Kompetensi umum merupakan kompetensi dasar bersikap dan berperilaku sebagai auditor yang dijabarkan sebagai dorongan untuk berprestasi, pemikiran analitis, orientasi pengguna, kerja sama, manajemen stres, dan komitmen organisasi. Kompetensi teknis audit intern terkait dengan persyaratan untuk dapat melaksanakan penugasan audit intern sesuai dengan jenjang jabatan Auditor. Kompetensi minimal auditor bersifat kumulatif, artinya kompetensi pada tingkat atau jenjang jabatan auditor yang lebih tinggi merupakan kumulatif dari kompetensi pada tingkat atau jenjang jabatan auditor di bawahnya ditambah dengan kompetensi spesifik di jabatannya. Untuk dapat mewujudkan bahwa pengendali teknis mempunyai peran penting dalam supervisi kegiatan audit intern, maka pengendali teknis harus memliki kompetensi standar sebagaimana yang diatur dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia tersebut.