Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKHIR

PERAN PENTING PENGENDALI TEKNIS


DALAM SUPERVISI KEGIATAN
AUDIT INTERN

Disusun oleh
Roni Medison

Jakarta, 12 September 2019


Peran dan fungsi aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam rangka
membantu manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dilaksanakan melalui
pemberian jaminan (assurance activities) dan layanan konsultansi (consulting
activities) sesuai standar, sehingga memberikan perbaikan efisiensi dan efektivitas
atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern organisasi. Untuk
memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya
kompetensi auditor, setiap tahap penugasan audit intern harus disupervisi secara
memadai. Hal ini dinyatakan secara jelas dalam Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia
(AAIPI), tentang Standar Pelaksanaan Audit Intern paragaraf 3340 ‐‐ Pelaksanaan
Penugasan Audit Intern – Supervisi Penugasan.
Dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan audit intern, APIP dan
kegiatan audit intern harus independen serta para auditornya harus objektif dalam
pelaksanaan tugasnya. Independensi APIP dan kegiatan audit serta objektivitas
auditor diperlukan agar kredibilitas hasil audit meningkat. Supervisi merupakan
tindakan yang terus‐menerus selama penugasan audit intern, mulai dari
perencanaan hingga dikomunikasikannya hasil akhir audit intern. Supervisi harus
diarahkan baik pada substansi maupun metodologi audit intern dengan tujuan antara
lain pemahaman tim audit intern atas rencana audit intern, kesesuaian pelaksanaan
penugasan audit intern dengan standar audit, kelengkapan informasi yang
terkandung dalam kertas kerja audit intern untuk mendukung kesimpulan dan
rekomendasi sesuai dengan jenis audit intern, kelengkapan dan akurasi laporan
hasil audit intern yang mencakup terutama pada kesimpulan dan rekomendasi
sesuai dengan jenis audit intern.
Supervisi yang dilakukan pada tahap perencanaan penugasan audit meliputi
perumusan tujuan, sasaran, dan ruang lingkup. Sedangkan supervisi pada tahap
pelaksanaan audit dilakukan agar bukti‐bukti yang dikumpulkan selama proses audit
memberikan dasar yang cukup bagi tim audit untuk mengambil kesimpulan hasil
audit. Supervisi pada tahap pelaksanaan audit meliputi supervisi pada pelaksanaan
survey pendahuluan, penilaian Sistem Pengendalian Intern, audit
lanjutan/pengembangan temuan audit, penyusunan kertas kerja audit (KKA).
Supervisi pada tahap penyelesaian audit untuk meyakinkan bahwa hasil penugasan
audit (temuan hasil audit) telah sesuai dengan tujuan audit dan rekomendasi yang
dihasilkan dapat ditindaklanjuti oleh manajemen auditi. Supervisi pada tahap
penyelesaian audit meliputi supervisi perumusan simpulan sementara, supervisi
pembahasan simpulan sementara, dan supervisi pada proses penyusunan laporan
hasil audit. Disamping itu, supervisi juga dilakukan pada saat reviu manajemen risiko
maupun reviu tata kelola.
Jabatan supervisor atau dalam istilah jabatan fungsional auditor, dikenal
dengan istilah pengendali teknis, merupakan posisi sentral dalam pelaksanaan
supervisi penugasan audit intern. Oleh karena itu, kualitas penugasan audit sangat
dipengaruhi oleh kompetensi seorang supervisor/pengendali teknis dalam
melakukan kegiatan supervisi. Sesuai Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
tentang Standar Umum paragaraf 2012 ‐‐ Kompetensi dan Kecermatan Profesional
– Kompetensi Standar, kompetensi standar yang harus dimiliki oleh auditor adalah
kompetensi umum, kompetensi teknis audit intern, dan kompetensi kumulatif.
Kompetensi umum merupakan kompetensi dasar bersikap dan berperilaku sebagai
auditor yang dijabarkan sebagai dorongan untuk berprestasi, pemikiran analitis,
orientasi pengguna, kerja sama, manajemen stres, dan komitmen organisasi.
Kompetensi teknis audit intern terkait dengan persyaratan untuk dapat
melaksanakan penugasan audit intern sesuai dengan jenjang jabatan Auditor.
Kompetensi minimal auditor bersifat kumulatif, artinya kompetensi pada tingkat atau
jenjang jabatan auditor yang lebih tinggi merupakan kumulatif dari kompetensi pada
tingkat atau jenjang jabatan auditor di bawahnya ditambah dengan kompetensi
spesifik di jabatannya. Untuk dapat mewujudkan bahwa pengendali teknis
mempunyai peran penting dalam supervisi kegiatan audit intern, maka pengendali
teknis harus memliki kompetensi standar sebagaimana yang diatur dalam Standar
Audit Intern Pemerintah Indonesia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai