Anda di halaman 1dari 2

SUPERVISI MENINGKATKAN KOMPETENSI AUDITOR???

Supervisi yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit dapat meningkatkan
kompetensi auditor? Benarkah..? Setidaknya demikianlah pernyataan dalam Paragraf 3340
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) yang menyebutkan “p ada setiap tahap
penugasan audit intern, auditor harus disupervisi secara memadai untuk
memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya
kompetensi auditor”. Lalu apa sebenarnya supervisi dan bagaimana supervisi
dapat meningkatkan kompetensi auditor?
Sayangnya SAIPI tidak secara jelas mendefinisikan apa yang dimaksud supervisi
dan hanya menyebutkan sifat kegiatan yang harus dilakukan secara terus-menerus
selama penugasan audit sejak perencanaan sampai pengkomunikasian hasil audit.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan supervisi sebagai
pengawasan utama; pengontrolan tertinggi; penyeliaan. Sementara dalam Wikipedia
supervisi diartikan secara lebih luas sebagai tindakan mengarahkan, mengelola atau
mengawasi, yang secara teoritis mengandung elemen mentransfer/menyediakan
pengetahuan, membantu mengorganisasikan tugas, meningkatkan motivasi, dan
memonitoring aktivitas dan hasil, yang besarnya porsi masing-masing elemen akan
berbeda sesuai konteksnya.
Jika dihubungkan dengan konteks pelaksanaan audit, dari definsi supervisi tersebut,
dapat ditarik kesimpulan setidaknya terdapat 2 elemen, yang terkait dengan peran
supervisi dalam meningkatkan kompetensi auditor, yaitu elemen transfer
pengetahuan/pengalaman (peran mentor/counchelor) dan elemen motivasi (peran
motivator). Peran mentor (educator, counselor) dari supervisi menunjukkan bahwa
supervisor harus berperan dalam meningkatakan pengetahuan, skill, sikap, tempat
bawahannya meminta nasehat, bantuan, sumber daya, dan imbalan. Sedangkan
peran motivator dari supervisi menunjukkan bahwa supervisor harus mampu
mambangkitkan atau memotivasi agar orang yang disupervisi bersedia memberikan
prestasi kerja yang baik dan selalu meningkatkan kompetensinya.
Agar peran supervisi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, disamping
supervisor harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dalam SAIPI, terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang supervisor, antara lain: 1)
Terbuka, saling terbuka dalam memberi dan menerima masukan; 2) Konstruktif,
supervisi bukan untuk menyalahkan namun untuk memecahkan masalah yang
dapat menjadi bahan pelajaran di masa yang akan datang; 3) Demokratis,
supervisor tidak boleh otoriter atau mendominasi sehingga terjalin hubungan
harmonis dan kooperatif.
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa supervisi peran penting supervisi dalam
meningkatkan kompetensi auditor. Oleh karena itu, seorang supervisor harus dapat
menjadikan dirinya pembimbing yang handal agar kompetensi bawahannya dapat
meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas audit.
Sudah saatnya para supervisor menyadari peran pentingnya pada aspek mentoring
dan motivasi ini, dan semoga tidak ada lagi pemikiran supervisi hanya sebatas
“oversight” dalam arti sempit memonitor atau mereviu laporan hasil audit apalagi
hanya “tanam padi”.

Anda mungkin juga menyukai