Anda di halaman 1dari 19

KONSEP SUPERVISI

Disusun untuk tugas Manajemen Keperawatan


Dosen: Sahmad,S.Kep,.Ns,M.Kep

Kelompok III

1. HENDI SETIAWAN
2. MUDZAKIROH
3. ASTAWAN
4. NURUL AZIZAH
5. HERIANTON
6. MIKHO PERSADHARUSLI
7. NUTI
8. YOGI PRASETYO
9. ASDAR JAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul KONSEP
SUPERVISI.Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang penulis miliki,
maka penulis menyadari tugas ini masih membutuhkan kritik yang membangun.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dosen


pembimbing. Maka melalui kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada beliau.Semoga Allah SWT melimpahkan semua
bantuan dan keikhlasan beliau yang telah membantu penulis dalam menyusun
tugas makalah ini.

Kendari,11 Oktober 2017

Kelompok III

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................1
DAFTAR ISI......................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................3
A. Latar Belakang.............................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................3
D. Manfaat........................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................5
1. Konsep Dasar Sepervisi……………………………....5
2. Pelaksanaan praktik supervise keperawatan di RS….11

BAB IIIPENUTUP..........................................................16
A. Kesimpulan................................................................16
B. Saran...........................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................17

2
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Super visi merupakan bagian yang penting dalam menejemen serta keseluruhan
tanggung jawab pemimpin.Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan.Sehingga untuk mengelola asuhan keperawatandibutuhkan untuk melakukan
supervise dari seseorang menejer keperawatan.
Supervisi berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah di
program dapat dilaksanakan dengan baik dan lancer.Super visi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan diruang perawatan.
Sangat sulit bagi seorang menajer keperawatan untuk mempertahankan mutu
asuhan keperawatan tanpa melakukan supervise,karena masalah masalah yang terjadi di
unit keperawatan tidak selurunya dapat diketahui oleh manajer keperawatan.Hal ini
disebabkan informasi yang diberikan oleh staf keperawatan sangat terbatas,tidak akurat
bahkan mungkin bias.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Supevisi ?
b. Apa manfaat supervisi ?
c. Apa saja pelaksana dalam supervisi ?
d. Apa saja metode dalam supervise ?
e. Apa saja penerapan supervisi dalam keperawatan di RS ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar supervise

3
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi supervisi
b. Untuk mengetahui manfat dari supervisi.
c. Untu mengetahui ruang lingkup dalam pelayanan supervisi

D. Manfaat
a. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang konsep dasar supervisi
b. Menambah pengetahuan penulis tentang pelayanan dalam supervisi.
c. Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian
atau hal lain yang ada kaitannya dengankonsep dasr supervisi..

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Supervisi


A. Definisi

Supervisi berasal dari kata super ( Bahasa latin yang berarti di atas ) dan
videre( Bahasa latin yang berarti melihat ).Bila dilihat dari asal kata aslinya ,supervise
berarti’melihat dari atas’.Pengertian super visi secara umum adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh ‘atasan’terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh ‘bawahan’untuk kemudian bila ditemukan masalah,segera diberikan
bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.

B. Manfaat Supervisi

Apabila supervise dapat dilakukan dengan baik,akan diperoleh banyak


manfaat.Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja.Peningkatan efektifitas kerja ini


erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawaan,serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis
antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat meningkatkan efisiensi kerja.Peningkatan efisiensi kerja ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan,sehingga pemakaian sumber daya ( tenaga,harta,dan sarana ) yang sia-
sia akan dapat dicegah.

Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan,sama artinya dengan telah


tercapainya tujuan suatu organisasi.Sesungguhnya tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan
tepat,dalam arti lebih efektif dan efisien,sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.

5
C. Unsur Pokok Dalam Supervisi
Unsur-unsur pokok dalam supervise adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana
Yang bertanggung jawab melaksanakan supervise adalah atasan
( supervise-sor ) yang memiliki ‘kelebihan’dalam organisasi,karena fungsi
supervise memang banyak terdapat pada tugas atasan.Namun,untuk keberhasilan
supervise yang lebih diutamakan adalah kelebihan dalam hal pengetahuan dan
keterampilan.Bertitrik tolak dari ciri tersebut,sering dikatakan bahwa
keberhasilansupervisi lebih ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki atasan untuk pekerjaan yang tidak disupervisi,bukan oleh
wewenangnya.

2. Sasaran
Sasaran atau objek dari supervise adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan,serta bawahan yang melakukan pekerjaan.Jika supervise mempunyai
sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan,maka disebut supervise
langsung,sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan
disebut supervise tidak langsung.
Disini terlihat lebih jelas bahwa bawahan yang melaksanakan pekerjaan
akan disupervisi,tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahan.

3. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala.Supervisi yang
dilakukan hanaya dilakukan sekali,bisa dikatakan bukan supervise yang
baik,karena organisasi atau lingkungan selalu berkembang.Oleh sebab itu,agar
organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan perubahan,perlu
dilakukan berbagai penyesesuaian.Supervisi dapat membantu penyesuaian
tersebut,yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampiulan bawahan.

6
Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali supervise harus
dilakukan.Yang digunakan sebagai pegangan umum,supervise biasanya
bergantung dari derajat kesulitanpekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian
yang akan dilakukan.Jika derajat kesulitannya tinggi serta sifat penyesuaiannya
mendasar,maka supervise harus lebih sering dilakukan.

4. Tujuan
Tujuan dari supervise adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang
cukup untuk dapatmelaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Pemahaman seperti ini sangat penting,karena tujuan dari supervise bukan
semata-mata untuk mencapai hasil yang baik.Oleh karena itu,atasan jangan
sampai mengambil alih tugas bawahan.Supervisi seharusnya memberikan bekal
kepada bawahan,sehingga dengan bekal tersebut,bawahan seterusnya dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaannyadengan baik.

5. Teknik
Teknik pokok supervise pada dasarnya mencakup empath hal,yaitu:
a) Menetapkan masalah dan prioritasnya
b) Menetapkan penyebab masalah,prioritas,dan jalan keluarnya.
c) Melaksanakan jalan keluar.
d) Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.

D. Prinsip pokok dalam supervise


Prinsip pokok dalam supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan utama supervise ialah untuk lebih meningkatkan kinerja
bawahan,bukan untuk mencari kesalahan.Peningkatan kinerja ini
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan
bawahan,untuk kemudian apabila ditemukan masalah,segera diberikan
petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
7
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai,sifat supervise harus
edukatif dan suportif,bukan otorier.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala.Supervisi yang hanay
dilakukan sekali,bukan supervise yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin
kerja sama yang baik antara atasan bawahan,terutama pada saat proses
penyelesaian masalah,dan untuk lebih mengutamakan kepentingan
bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervise yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu.Penerapan strategi dan
tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan,bukan merupakan
supervise yang baik.
6. Sepervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan
dengan perkembangan.

E. Pelaksana Supervisi
Yang bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi adalah atasan yang
memiliki kelebihan dalam organisasi.Idealnya,kelebihan tersebut tidak hanya dari
aspek status dan kedudukan,tetapi juga pengetahuan dan keterampilan.Berdasarkan
hal tersebut dan prinsip-prinsip pokok supervise,maka untukn dapat melaksanakan
supervisi dengan baik,ada beberapa syarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh
seorang pelaksana supervisi ( superivisor ).Karekteristik yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi.Atau,apabila hal ini tidak mungkin,dapat ditunjuk staf khusus
dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab tidak jelas.
2. Pelaksaana supervise harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.

8
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan untuk melakukan
supervisi,artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervise.
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan sportif,bukan otorier.
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup,sabar,dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan perilaku bawahan
yang disupervisi.

Karena karekteristik-karekteristik tersebut,terutama karekteristik yang ketiga


yaitu memahami prinsip-prinsip serta teknik supervisi ,maaka untuk dapat
menjadi pelaksana supervisi yang baik menejer perlu mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang bersifat khusus.Pelaksana supervisi yang baik membutuhkan bekal
yang banyak,termasuk bekal dalam melakukan
komunikasi,motivasi,pengarahan,bimbi-ngan,dan juga kepemimpinan.

F. Teknik Supervisi
Teknik pokok supervisi pada dasarnya identic dengan teknik penyelesaian
masalah ( problem solving ).Bedanya,pada supervisi,teknik pengumpulan data untuk
menetapkan masalah dan penyebab masalah menggunakan teknikpengamatan
langsung (direct observation )oleh pelaksana supervise terhadap sasaran
supervisi,serta pelaksanaan jalan keluar.Dalam mengatasi masalah,tindakan dapat
dilakukan dalam melaksanakan supervisi ,bersama-sama dengan sasaran supervisi
secara langsung ditempat( on the spot).Dengan perbedaan seperti ini,jelaslah bahwa
untuk dapat melaksanakan supervise yang baik,ada dua hal yang perlu diperhatikan.
1. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,untuk itu,ada beberapa
hal lain yang harus diperhatikan.
a) Sasaran Pengamatan.Sasaran pengamatan langsung yang tidak jeas
sasarannya dapat menimbulkan kebingungan,karena pelaksana supervisi
dapat terperangkap pada sesuatu yang bersifat detail.Untuk mencegah
keadaan yang seperti ini,maka pada pengamatan langsung perlu ditetapkan

9
sasaran pengamatan,yakni hanya ditunjukan pada sesuatu yang bersifat
pokok dan dtrategis saja (selective supervision).
b) Objectivitas pengamatan.Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi
dapat mengganggu objectifitas.Untuk mencegah keadaan yang seperti
ini,maka pengamatan langsung perlu dibantu dengan suatu daftar isi
(check list)yang telah dipersiapkan.Daftar isi tersebut ditujukan untuk
setiap sasaran pengamatan secara lengkap dana pa adanya.
c) Pendekatan pengamatan.Pengamatan langsung sering menimbulkan
berbagai dampak dan kesan negative,misalnya rasa takut,tidak senang,atau
kesan mengganggu kelancaran pekerjaan.Untuk mencegah keadaan
ini,pengamatan langsung tersebut harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga berbagai dampak atau kesan negative tersebut tidak sampai
muncul.Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara
edukatif dan sportif,bukan menunjukan kekuasaan atau otoritas.
2. Kerja sama
Tujuan pokok supervisi adalah meningkatkan kinerja bawahan dengan
memberikan bantuan secara langsung ditempat,sesuai dengan
kebutuhannya.Untuk mengatasi maslah yang ditemukan,diperlukan kerja sama
antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi.Kerja sama ini akan berhasil bial
ada komunikasi yang baik antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi,serta
mereka yang disupervisi merasakan masalah yang dihadapi juga merupakan
masalah mereka sendiri (sense of belonging).
Agar komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul,pelaksana
supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian
masalah,sehingga prinsip-prinsipbkerja sama kelompok (team work)dapat
diterapkan.Masalah,penyebab masalah,serta upaya alternative penyelesaian
masalah harus dibahas secara bersama-sama.Kemudian,upaya penyelesaian
masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula.

10
2. Pelaksanan Praktik Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit

A. Sasaran Supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas keperawatan
2. Penggunaan alat yang efektik dan ekonomis
3. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
4. Pembagian tugas dan wewenang
5. Penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan ,kedudukan dan keuangan

B. Supervisior Keperawatan
Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang bertanggung
jawab antara lain:
1. Kepala Ruangan
Bertanggung jawab untuk melakuakan supervisi pelayanan keperawatan yang
diberikan pada pasien diruang perawatan yang dipimpinnya.Kepala ruangan
mengawasi perawatpelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara
langsung maupun tidak langsung disesuaikan dengan metode penugasan yang
diterapkan diruang perawatan tersebut.Sebagai contoh ruang perawatan yang
menerapkan metode TIM,maka kepala ruangan dapat melakukan supervisi secara
tidak langsung melalui ketua tim masing-masing.
2. Pengawas Perawatan ( Supervisior )
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada dibawah unit pelaksana
fungsional ( UPF ) mempunyai pengawas yang bertanggung jawabmengawasi
jalannya pelayanan keperawatan.
3. Kepala Bidang Keperawatan
Sebagai top menejer dalam keperawatan ,kepala bidang keperawatan bertanggung
jawab untuk melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung
melalui para pengawas perawatan.

11
C. Tugas Supervisor
1. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama pegawai baru.
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberiakan pengarahan dalam pelaksanan tugas agar menyadari,mengerti
terhadap peran,fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan
4. Memberikan pelayanan bimbingan kepada pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan

D. Kompetensi Supervisor
Seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus
memiliki kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas,sehingga dapat dimengerti oleh
staf dan pelaksana keperawatan
2. Memberikan saran,nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana keperawatan.
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf dan
pelaksana keperawatan
4. Mampu memahami proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberiakam latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana
keperawatan.
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik

E. Fungsi Supervisor
Selain tugas dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang supervisor keperawatan
memadai,supervisor keperawatan juga harus menyadari tentang fungsi supervisor sebagai
berikut :
1. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir
proses pemberian pelayanan keperawatan menyangkut pelaksanaan standar
asuhan yang telah disepakati.

12
2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-faktor
yang memepengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan .
3. Fungsi uatama supervisi dalam keperawatan adalah
mengkoordinasikan,menstimu-lasikan,dan mendorong kearah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
4. Fungsi supervisi adalah membantu ( asistensing ),memberi support ( supporting )
dan mengajak untuk diikutsertakan ( sharing ).

F. Prinsip-Prinsip
Selanjutnya agar tugas supervise dapat dijelaskan dengan baik maka seorang
supervisor harus memahami prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan sebagai
berikut :
1. Didasarjan atas hubungan professional dan bukan pribadi
2. Kegiatan direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif,supporting dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
5. Memberikan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan “Self Evaluation”
7. Harus progresif,inovatif,fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing perawat yang di supervisi
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.

G. Cara Supervisi
Secar teknis supervisi dapat dilakuakan secara lngsung dan tidak langsung.Dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.Bila ditujukan
untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi,maka supervise langsung lebih tepat digunakan.Jika ditujukan untuk memantau
13
proses pelaksanaan tugas keperawatan yang telah dijalankan secara global maka supervisi
tidak langsung lebih tepat digunakan.Berikut ini penjelasan kedua cara supervisi tersebut:
1. Supervisi Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah.Adapun cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :
 Pengarahan harus lengkap
 Mudah dipahami
 Menggunakan kata kata yang tepat
 Berbicara dengan jelas dan lambat
 Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banayak arahan pada satu waktu
 Pastikan bahwa arahan dipahami
 Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tidak lanjut
2. Supervisi Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporabn pasien dan
catatan asuahan keperawatan pada setiap shif pagi,sore,dan malam.Dapat juga
dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima
shift,ronde keperawatan maupun rapat dan bilamana memungkinkan memanggil
secara khusus para ketua tim dan kepala ruangan.Supervisor tidak melihat
langsung kejadian dilapangan,sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta.Oleh
karena itu klarifikasi dan umpan balik diberiakn agar tidak terjadi sdalah persepsi
dan masalah segera dapat diselesaiakan.

H. Model-Model Supervisi
1. Model Konvensional

14
Supervisi dilakuakn melalui inspeksi langsung umtuk menemukan
masalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.Supervisi dilakukan
untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam menjalankan
tugas.Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi negative dari
pelaksanaan pekerjaan yang dilakuakan para perawat pelaksana sehingga sulit
terungkap sisi positif,hal hal yang baik ataupun keberhasilan yang telah
dilakukan.
2. Model Ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga tidak
hanya mencari kesalahan atau masalah saja. Oleh karena itu,supervisi yang
dilakuakan dengan model ini memiliki karekteristik sebagai berikut :
 Dilakuakan secar Berkesinambungan
 Dilakukan dengan prosedur,instrument dan standar supervise yang baku
 Menggunakan data objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan
bimbingan
3. Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membangun perawat pelaksana
dalam menegembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya
dalam pemberian asuhan keperawatan meningkat.Supervisi dilakukan secara
sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4. Model Artistik
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
pelaksana yang akan disupervisi.Dengan demikian akantercipta hubungan saling
percaya sehingga hubungan antara perawat dan supervisor akan terbuka yang
mempermudah proses supervisi.

Melaui supervisi yang baik,perawat pelaksana akan mendapat dorongan positif


sehingga mau belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya.Disisi lain

15
supervisor akan dapat menempatkan diri dan menampakkan diri sebagai pembimbing
yang siap mendengar dan berdiskusi mengatasi masalah asuhak keperawatan yang
muncul.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Supervisi berasal dari kata super ( Bahasa latin yang berarti di atas ) dan
videre( Bahasa latin yang berarti melihat ).Bila dilihat dari asal kata aslinya ,supervise
berarti’melihat dari atas’.Pengertian super visi secara umum adalah melakukan pengamatan
secara langsung dan berkala oleh ‘atasan’terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
‘bawahan’untuk kemudian bila ditemukan masalah,segera diberikan bantuan yang bersifat
langsung guna mengatasinya.

B. Saran

Melaui supervisi yang baik,perawat pelaksana akan mendapat dorongan positif sehingga
mau belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya.Disisi lain supervisor akan dapat
menempatkan diri dan menampakkan diri sebagai pembimbing yang siap mendengar dan
berdiskusi mengatasi masalah asuhak keperawatan yang muncul.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suarli,S.&Bahtiar,Y.2009.Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan


Praktis.Jakarta:ERLANGGA MEDICAL SERIES
Suyanto.2009.Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit.Yogyakarta:MITRA CENDIKIA PRESS

18

Anda mungkin juga menyukai