Anda di halaman 1dari 16

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Sikap

a. Pengertian

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2010), sikap adalah

pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan

untuk bertindak sesuai objek tadi. Sedangkan Menurut Wawan dan

Dewi (2010), menyatakan bahwa sikap adalah sikap pandangan atau

sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan

bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek. Jadi lebih tepat

diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan terhadap sesuatu hal.

b. Komponen Sikap

Berdasarkan Azwar S. dalam Wawan dan Dewi (2011), sikap

mempunyai 3 komponen yaitu :

1) Komponen kognitif yang merupakan apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional.

3) Komponen konatif adalah aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.


c. Tingkatan Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), sikap terdiri dari berbagai

tingkatan :

1) Menerima (receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa orang yang mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2) Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila diberi pertanyaan, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang telah diberikan.

3) Komponen konatif merupakan komponen yang berhubungan

dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap.

d. Ciri-Ciri Sikap

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2011), ciri-ciri sikap

dibagi menjadi 5 yaitu :

a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.

b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada

orang itu.
c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek tertentu dengan kata lain, sikap itu

terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan

suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap antara lain :

a) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikapakan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b) Pengaruh Orang Lain

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan yang

dianggap penting tersebut.


c) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap individu terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlahyang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya.

d) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio ataupun media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e) Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f) Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.


f. Sifat sikap

Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2011), sifat dibagi

menjadi 2 yaitu :

1) Sikap positif merupakan kecenderungan tindakan menyenangi,

mendekati dan mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negatif didalamnya terdapat kecenderungan untuk ,

menjauhi, membenci, menghindari, bahkan tidak menyukai obyek

tertentu.

g. Cara Pengukuran Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengukuran sikap dapat dapat

dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat

ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan responden pada suatu

obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-

pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner.

Berdasarkan Hadi dalam Wawan dan Dewi (2011), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap, antara lain :

1) Keadaan obyek yang di ukur

2) Situasi pengukuran

3) Alat ukur yang digunakan

4) Penyelenggarakan pengukuran

5) Pembacaan dan penilaian pengukuran


2. Remaja

a. Pengertian

Menurut Surjadi dalam Kumalasari dan Andyantoro (2012),

batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya

setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO menetapkan batas usia

10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. Berdasarkan BKKBN dalam

Kumalasari dan Andhyantoro (2012), definisi remaja yang digunakan

oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun

dan belum kawin. Berdasarkan Undang-undang Kesejahteraan Anak

No.4/1979 dalam Sarwono (2006), menganggap bahwa semua orang

yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah adalah remaja.

Dan menurut Diknas dalam Mansur dan Budiarti (2014), anak

dianggap remaja bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat

lulus sekolah menengah.


b. Perubahan Fisik pada Remaja Putri

Menurut Widyastuti dkk (2009), rangakaian perubahan fisik yang

dialami remaja perempuan adalah sebagai berikut :

1) Berkembangnya pinggul dan payudara, kemudian diikuti dengan

tumbuhnya rambut pada kemaluan serta ketiak yang mulai tampak

setelah haid.

2) Pinggul membesar, berkembang dan membulat. Hal ini sebagai

akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

dibawah kulit.

3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi

secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin

besarnya kelenjar susu sehingga payudara payudara menjadi lebih

besar dan bulat.

4) Kulit berubah menjadi lebih kasar, lebih tebal dan pori-pori

membesar. Namun kulit perempuan lebih lembut daripada kulit

laki-laki.

5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama haid.

6) Menjelang akhir masa puber otot semakin membesar dan kuat.

Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7) Suara berubah semakin merdu.


c. Perubahan Psikologis pada Remaja

Menurut Proverawati (2009), masa remaja sangat rawan denagn

stres emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas

yang terjadi sewaktu pubertas. Berdasarkan Marmi (2014), remaja

lebih peka atau sensitif sehingga mudah menangis, camas, frustasi,

bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, bisa bereaksi bahkan

agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang

mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh

pada orang tua, lebih suka pergi bersama teman dan tidak betah

tinggal dirumah.

3. Premenstrual Syndrome (Sindrom Premenstruasi)

a. Pengertian

Menurut Saryono dan Sejati (2009), sindrom premenstruasi

merupakan suatu gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita

muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional

yang konsisten, terjadi selama siklus menstruasi.

b. Etiologi

Menurut Saryono dan Sejati (2009), ada banyak faktor yang

diduga sebagai penyebab munculnya PMS diantaranya kadar hormon

estrogen sangat berlebihan dan kadar progesteron menurun. Faktor

kimiawi juga sangat mempengaruhi timbulnya PMS. Bahan-bahan

kimia tertentu didalam otak sperti serotonin, berubah uubah selama

menstruasi. Serotonin adalah suatu neotransmiter yang merupakan


suatu bahan kimia yang terlihat dalam pengiriman pesan sepanjang

syaraf didalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh. Serotonin

juga sangan mempengaruhi suasana hati. Aktivitas serotonin

berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, ketertarikan,

kelelahan, perubahan pola makan, kesulitan untuk tidur, impulsif,

agresif dan peningkatan selera.

c. Gejala

Menurut Proverawati (2009), gejala psikologis yang sering

dialami adalah mudah tersinggung, mudah marah, nafsu makan

meningkat, mood tidak stabil, cemas, merasa sedih dan depresi,

merasa tertekan, merasa tidak beguna atau bersalah, sensitif, putus

asa, merasa memiliki konflik, keinginan untuk beraktifitas menurun,

sulit berkosentrasi, hingga muncul perasaan berlebihan atau tidak

terkendali.

d. Jenis-Jenis Premenstrual Syndrome

Menurut Saryono dan Sejati (2009), jenis- jenis premenstrual

syndrome (PMS) yaitu :

1) PMS tipe A (anxiety)

Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, rasa tegang

perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan

sampai sedangsaat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini

timbul akibat hormon estrogen yang terlalu tinggi dibandingkan

dengan hormon progesteron. Pada penderita PMS bisa jadi


kekurangan vitamin B6 dan magnesium, dan sebaiknya banyak

mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi konsumsi

terhadap kopi.

2) PMS tipe H (hyperhydration)

Gejala yang muncul pada PMS ini adalah edema, perut

kembung, nyeri pada payudara, peningkatan berat badan sebelum

menstruasi. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada

jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau

gula. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan

mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta

membatasi minum sehari-hari.

3) PMS tipe C (craving)

Ditandai dengan rasa lapar dan ingin mengkonsumsi makanan

yang manis-manis misalnya coklat dan karbohidrat sederhana

misalnya gula. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah

mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala

yang terkadang sampai pingsan.

4) PMS tipe D (depression)

Gejala yang sering muncul rasa depresi, ingin menangis,

lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan

kata-kata, bahkan kadang disertai rasa ingin bunuh diri atau

mencoba bunuh diri. PMS tipe ini murni disebabkan karena


ketidak seimbangan hormon progesteron dan estrogen, faktor lain

yang dapat mendominasi PMS jenis ini yaitu stres, kekurangan

asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di

tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya premenstrual

syndrome

Menurut Andriyani (2013), wanita-wanita yang berisiko tinggi

terkena atau mengalami sindrom premenstruasi antara lain :

1) Wanita yang pernah melahirkan

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama

bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti

toksemia

2) Status perkawinan

Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS

dibandingkan yang belum.

3) Usia

PMS semakin sering dan mengganggu seiring dengan

bertambahnya usia, terutama antara usia 35-45 tahun.

4) Stres

Hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan dan koping seseorang

dalam menyelesaikan masalah.


5) Diet

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh,

coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan,

memperberat gejala PMS. Kekurangan zat gizi seperti vitamin B,

vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, serta

asam lemak linoleat.

6) Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat

gejala PMS.

7) Kegiatan fisik

Kurang berolahraga dan aktifitas fisik menyebabkan semakin

beratnya PMS.

f. Diagnosis PMS

Menurut Saryono dan Sejati (2009), tidak ada pemeriksaan

laboratorium atau penemuan fisik yang khas untuk memastikan

diagnosis PMS. Perhatian khusus harus diberikan tentang riwayat

pengobatan yang dilakukan oleh pasien. PMS hanya dapat didiagnosis

setelah berbagai gangguan fisik dan psikiatri dikesampingkan. PMS

juga harus dibedakan dengan gejala premenstruasi sederhana seperti

pembegkakan, ketegangan pada payudara, yang tidak mempengaruhi

fungsi harian dan merupakan karakteristik siklus ovulasi normal. Tiga

kunci utama untuk mendiagnosis PMS adalah gejala sesuai/konsisten

dengan PMS, waktu kejadian konsisten hanya selama fase luteal dari

siklus menstruasi dan efek negatif gejala pada fungsi dan gaya hidup.
g. Penanganan

Menurut Proverawati (2009), jenis perawatan yang dapat dijalani

untuk mengatasi sindrom premenstruasi :

1. Mengkonsumsi pil kontrasepsi oral yang mengandung progestin

dan di konsumsi sekali dalam sehari sebelum menstruasi.

2. Obat anticemas, seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

(SSRIs), yang daapat digunakan setiap hari atau selama 14 hari

sebelum menstruasi.

3. Obat penghilang nyeri seperti asam asetilsalisilat, asetaminofen,

dan obat antiinflamasi nonsteroid. Obat-obatan ini dapat

membantu menyembuhkan gejala fisik yang sifatnya sedang,

seperti nyeri otot atau sakit kepala.

4. Melakukan diet dengan cara mengkonsumsi kafein,dan dianjurkan

untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan

serat, menambah asupan protein dan lemak, konsumsi suplemen

vitamin dan mineral, serta mengurangi gula dan lemak.

5. Melakukan olahraga seperti aerobik selama 30 menit selama 4

hingga 6 kali seminggu.

6. Makan teratur dan lakukan relaksasi seperti pijat atau hal-hal yang

membuat nyaman.

h. Pencegahan

Menurut Saryono dan Sejati (2009), pencegahan PMS dapat

dilakukan dengan cara :


1) Modifikasi gaya hidup

Pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi terhadap

kafein, memperbanyak waktu istirahat untuk menghindari

kelelahan dan mengurangi stres berperan juga dalam juga dalam

terapi PMS.

2) Pola diet

Kurangi asupan gula, garam, karbohidrat seperti nasi, kentang

dan roti pada tubuh untuk mencegah terjadinya pembengkakan,

penurunan asupan kafein, teh, alkohol, dan soda juga dapat

menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur).

3) Olahraga

Olahraga seperti berenang, berjalan kaki, tarikan nafas dalam

dan relaksasi juga bisa meringankan rasa tidak nyaman.


B. Kerangka Teori
Remaja Putri
Sikap Premenstrual syndrome
(PMS)
meliputi :

Pengertian
Etiologi
Sikap terdiri dari : Remaja meliputi : Gejala
Pengertian Jenis
Pengertian Faktor
Perubahan Fisik Pada
Komponen Sikap Diagnosa
Remaja Putri
Tingkatan Sikap Penanganan
Perubahan Psikologis
Ciri-ciri Sikap Pencegahan
Pada Remaja
Faktor-faktor ynag
Mempengaruhi Sikap Andriyani (2013)
Widyastuti (2009), Proverawati (2009),
Sifat Sikap Kumalasari dan (Modifikasi)
Cara Pengukuran Sikap Andhyantoro (2012),
Wawan dan Dewi Proverawati (2009),
(2011) (Modifikasi)
C. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan di studi kasus ini maka kerangka konsep pada gambaran
strategi koping pada remaja putri yang mengalami Pramenstrual syndrome adalah
sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel terkait

Perasaan saat mengalami


Strategi koping remaja putri
pramenstrual syndrome

Skema 2.2
Kerangka konsep

D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan masalah dan teori yang telah di uraikan maka pertanyaan penelitian pada
studi kasus ini adalah bagaimana gambaran studi koping pada remaja yang mengalami
pramenstrual syndrome di karangtaruna Budi Bhakti Utami ?

Anda mungkin juga menyukai