Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PRAPROFESI

SEMESTER 8

MODUL 10

REMAJA DAN PRAKONSEPSI

Dosen Pembimbing :

Bd. Kartika Elida, SST, M.Keb

Kelompok 4

Rosya patriana (1410331023 )


Lailani najrani (1410331024)
Cici permata rusadi (1410332001)
Rima afgriana (1410332002)
Indah kurnia sari (1410332003)
Andria fransiska (1410332004)
Miftahul jannah (1410332005)

PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2017/2018
Rumusan Masalah

Ny. Dara 38 tahun menemukan benjolan pada payudara kiri pada saat ia
melakukan SADARI. Ia memeriksakan diri pada bidan yang praktek dekat
rumahnya. Bidan menganjurkan agar Ny. Dara berkonsultasi dengan dokter. Dari
riwayat keluarga diketahui bahwa ibunya meninggal lima tahun yang lalu akibat
menderita tumor ganas pada ovarium sehingga dokter hanya memberikan
pengobatan paliatif. Kakaknya juga menderita kanker payudara yang dinyatakan
sembuh setelah operasi dan kemoterapi. Adiknya yang berusia 20 tahun, baru saja
selesai operasi karena mengalami FAM. Pada saat memeriksakan diri pada dokter
keluarga didapatkan benjolan yang teraba keras pada payudara kiri dengan ukuran
4x3 cm dan ada satu benjolan lagi didaerah aksila kanan ukuran 2x2 cm. Dokter
mendiagnosis Ny. Dara menderita Suspect Ca mamae. Dokter merujuk Ny. Dara
ke RS untuk pemeriksaan mamografi dan biopsi serta penatalaksanaan
selanjutnya. Dokter juga menganjurkan agar semua saudara perempuan Ny. Dara
melakukan check up terutama untuk kanker payudara dan organ ginekologi karena
ia mencurigai adanya riwayat penyakit kanker familial.

Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny.Dara dan


keluarganya?

1. Mengetahui etiologi dan faktor reisko neoplasma payudara

2. Mengetahui klasifikasi neoplasma payudara

3. Mengetahui tanda dan gejala neoplasma payudara

4. Menjelaskan dampak neoplasma payudara

5. Menjelaskan pemeriksaan pada neoplasma payudara

6. Mengetahui prinsip penatalaksanaan neoplasma payudara

7. Menjelaskan asuhan kebidanan pada neoplasma payudara.


A. Tumor Jinak Payudara
a. Etiologi tumor jinak payudara
Etilogi tumor jinak payudara bersifat multifaktorial. Terdapat
faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yaitu epigenetik dan
heredofamilial, hormonal, status imun. Faktor endogen heredofamilial
berkaitan dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Gen ini berperan
sebagai DNA repair dan gen superesor tetapi inaktif. Faktor eksogen yaitu
faktor konsumtif berupa defisiensi protein, vitamin A, antioksidan, dan
diet tinggi lemak.
b. Klasifikasi tumor jinak payudara
- Fibroadenoma mammae
- Papiloma duktus
- Tumor filoides
1. Fibroadenoma mammae
1) Pengertian
Merupakan tumor jinak yang paling banyak ditemukan. FAM umumnya
terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5 % terjadi pada
usia di atas 50 tahun. sesuai dengan namanya, tumor ini terdiri dari
jaringan ikat dan jaringan kelenjar.
2) Etiologi dan factor resiko
Penyebab dari fibroadenoma masih belum diketahui, tapi biasanya
fibroadenoma tidak terjadi sebelum menarche. Oleh karena itu diduga ada
hubungan hormon sekresi ovarium yaitu estrogen dalam kejadian ini
(Pilnik, 2003).
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara
lain:
 Umur
Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.
terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.
 Riwayat Perkawinan
Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan
bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM
 Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama
meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui
memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko
kejadian FAM.
 Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan
terhadap peningkatan hormon estrogen.Penggunaan kontrasepsi yang
komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang
meningkatkan kejadian FAM.
 Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari
normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM.
 Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko
fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada
keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti
berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini.
 Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen
yang juga akan meningkatkan insiden FAM.
 Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic
hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya
FAM.
3) Tanda dan gejala
- Benjolan dengan diameter 2-3 cm
- Benjolan yang lambat membesar
- Lebih sering tidak disertai rasa nyeri
- Benjolan padat, kenyal, sangat mobile dan mempunyai batas tegas
- Dapat single/multiple, dapat juga pada satu payudara atau kedua
payudara

4) Dampak dan komplikasi


Komplikasi yang dapat terjadi pada tumor jinak adalah:
 Gangguan fungsi organ yang terkena tumor jinak.
 Gangguan kosmetik payudara, adanya masa ataupun tumor pada
payudara akan mempengaruhi bentuk payudara.
Dampak yang terjadi pada pembengkakan pada tumor hanya berada
pada bagian tubuh yang terserang tumor saja, tidak sampai menyebar
ke jaringan lain. Sebagian besar fibroadenoma adalah tumor jinak.
Potensial keganasan dari fibroadenoma ini sangat rendah dengan
insiden 3 dari 1000 kasus (Pilnik, 2003).
5) Prinsip penatalaksanaan
Untuk pengobatan dapat dilakukan eksisi atau observasi dan follow up.
Pada manajemen awal biasanya dilakukan pengamatan selama 1 siklus
menstruasi. Jika massa payudara terus berlanjut maka lakukan
pemeriksaan USG, MRI atau mamografi. Eksisi bedah dapat dilakukan
jika gejala atau massa berkembang pesat. Eksisi bedah pada fibroadenoma
yang lebih kecil dilakukan mungkin ditawarkan ketika massa nonmobile,
keras, memperbesar, nyeri, atau ada kecemasan pasien yang tidak
semestinya (Cerrato dan Labow, 2013).
2. Papiloma intraduktusa
1) Pengertian
Papiloma duktus lebih jarang ditemukan dibandingkan fibroadenoma.
Neoplasma ini biasanya merupakan kelainan kecil, dengan diameter
kurang dari 1 cm, tumbuh dekat puting susu. Dapat berupa benjolan atau
bertangkai
2) Etiologi dan factor resiko
Papilloma intraduktal lebih sering terjadi pada wanita usia 35-55 tahun.
Penyebab pastinya tidak diketahui (Wechter, 2015).
3) Tanda dan gejala
- Keluarnya discharge serosa/berdarah dari puting susu
- Adanya tumor subaerola kecil dengan garis tengah beberapa milimeter
sehingga terlalu kecil untuk dipalpasi
- Retraksi puting payudara namun jarang terjadi
4) Dampak dan komplikasi
Papilloma intraduktal umumnya tidak meningkatkan resiko berkembang
menjadi kanker payudara. Namun, ketika papilloma intraductal
mengandung sel-sel atipikal (sel yang abnormal tetapi tidak kanker), ini
telah terbukti sedikit meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker
payudara di masa depan. Beberapa orang yang memiliki riwayat
menderita papilloma intraduktal juga memiliki resiko sedikit lebih tinggi
terkena kanker payudara. Papilloma Intraduktal multiple juga memiliki
resiko sedikit lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara
dibandingkan papilloma intraduktal soliter / tunggal. Komplikasi yang
juga mungkin terjadi pada papilloma intraduktal adalah terjadinya
perdarahan, infeksi (Breast Cancer Care, 2015; Wechter, 2015; American
Cancer Society, 2016).
5) Prinsip penatalaksanaan
Pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengatasi papilloma intraduktal
adalah dengan operasi untuk mengangkat papilloma tersebut dan bagian
duktus yang terkena. Sel yang telah diangkat kemudian dicek untuk
melihat kemungkinan adanya kanker (Wechter, 2015; American Cancer
Society, 2016).
3. Tumor Phyllodes
1) Pengertian
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan daripada fibroadenoma dan
diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini mungkin kecil
(bergaris tengah 3-4 cm), tetapi sebagian besar tumbuh hingga berukuran
besar, mungkin masif hingga payudara membesar. Sebagian mengalami
lobulasi menjadi kistik dan karena pada potongan memperlihatkan celah
mirip daun,maka tumor ini disebut tumor filoides.
2) Tanda dan gejala
- Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan FAM
- Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi pada akhirnya tumbuh lebih
cepat
- Benjolan dapat sangat besar (5-40 cm)
- Benjolan biasanya tidak nyeri dapat disertai ulkus
- Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening aksila waktu
tumor sudah sangat besar dan disertai ulkus

3) Prinsip penatalaksanaan
Tumor phyllodes masih diperdebatkan dan tidak sama pada semua kasus.
Untuk tatalaksana sebagian tumor ini karena bersifat lokalista maka dapat
disembuhkan dengan eksisi (Kumar et al, 2012). Banyak peneliti
menganjurkan batas eksisi 1 cm. Eksisi luas pada tumor kecil atau
mastektomi simpel umumnya menunjukkan hasil memuaskan. Eksisi otot-
otot pektoral perlu dipertimbangkan jika telah terjadi infiltrasi.
Mastektomi dengan rekonstruksi payudara dapat menjadi pilihan pada
tumor berukuran besar (Kumar et al, 2012 ; Azamris, 2014).

B. Tumor Ganas Payudara ( Ca Mammae)


a. Factor resiko
 Keluarga
Kemungkinan seorang wanita menderita kanker payudara dua sampai
tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara
kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar
bila ibu dan saudaranya menderita kanker sebelum masa menopause
(De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
 Usia
Resiko terkena kanker meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
(De Jong & Sjamsuhidajat, 2005). Kanker payudara jarang menyerang
wanita yang berusia kurang dari 30 tahun. Setelah umur 30 tahun,
resiko meningkat secara tetap sepanjang usia, tetapi setelah masa
menopausekurva yang melonjak pada masa sebelum menopause
hampir mendatar (Kumar et al., 2007).
 Hormon
Pertumbuhan kanker dipengaruhi oleh hormon estrogen yang
merangsang pembentukan faktor pertumbuhan oleh sel kanker di sel
epitel normal. Pada epitel payudara terdapat reseptor estrogen dan
progesteron yang mungkin berinteraksi dengan promotor
pertumbuhan, seperti transforming growth factor alfa yang berkaitan
dengan faktor pertumbuhan epitel, platelet–derived growth factor, dan
faktor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker
payudara untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin
perkembangan tumor (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
 Radiasi Pengion
Radiasi pengion ke dada meningkatkan resiko kanker payudara
tergantung dari besar dosis radiasi, waktu sejak pajanan awal, dan
usia. Tetapi dosis radiasi rendah pada penapisan mammografi hampir
tidak berefek pada insidensi kanker payudara (Kumar et al., 2007).
 Faktor lain
Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda, menopause diatas
umur 50 tahun, tidak menikah, tidak menyusui, dan melahirkan anak
pertama diatas 35 tahun (Underwood & Cross, 2010).
b. Klasifikasi Tumor Ganas Payudara
a) Non invasive carcinoma
- Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk
pada sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum
menyebar.Saluran menjadi tersumbat dan membesar seiring
bertambahnya sel kanker di dalamnya.
- Lobular carcinoma in situ
Ditandai dengan ploriferasi sel-sel didalam lobuler payudara.
b) Invasive carcinoma
kanker invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun
metastatic (menyebar ke bagian tubuh lainya).
c) Karsinoma medular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul
didalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan
lambat.
d) Penyakit Paget’s payudara
Ini merupakan bentuk yang tidak umum dari kanker pada saluran
kelenjar payudara. Tanda khas histologik dari tumor ini adalah invasi
epidermis oleh sel neoplasma patognomonik yang disebut sel-sel paget
yaitu sel besar yang hiperkromasi dikelilingi oleh daerah yang bening,
yang merupakan penimbunan mukopolisakarida intraseluler.
e) Karsinoma koloid(musinosum)
Ditandai dengan pembentukan musin, baik intrasel maupun ekstrasel.
Tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis
yang lebih baik.
c. Tanda dan gejala
- Penambahan ukuran atau besar yang tidak biasa pada payudara.
- Salah satu payudara menggantung lebih rendah daripada biasnya
- Adanya lekukan seperti lesung pipi pada kulit payudara
- Cekungan atau lipatan pada puting
- Keluar cairan seperti susu atau darah dari salah satu puting susu
- Adanya benjolan pada payudara yang tidak nyeri
- Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada lipat ketiak atau leher
- Pembengkakan pada lengan bagian atas
- Perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi seperti
kulit jeruk
- Ada luka pada payudara yang sulit sembuh
- Payudara terasa panas, merah dan bengkak
d. Dampak dan komplikasi
Menurut sjamsuhidayat (2004) , komplikasi kanker payudara adalah :
 Gangguan neurovaskuler
 Metastasis , metastasis dapat terjadi saat kanker sudah mencapai
stadium IV, metastasis dapat terjadi melalui pembuluh darah dan
kelenjar limfe. Metastasis yang terjadi pada otak dapat menyebabkan
kejang. Metastasis pada hati dapat menyebabkan gangguan hati
bahkan dapat menjadi sirosis hati. Metastasis juga sering mengenai
paru dan tulang.
 Sindroma paraneoplastik, adalah sekumpulan gejala yang bukan
disebabkan oleh tumornya sendiri, namun oleh zat-zat yang dihasilkan
oleh kanker. Beberapa zat yang dihasilkan oleh tumor adalah
hormone, sitokinese dan berbagai protein lainnya. Zat-zat tersebut
mempengaruhi organ atau jaringan sekitarnya.
 Efek samping dari pengobatan. Misalnya kemoterapi WHO
menyatakan akan menimbulkan efek samping fisiologis dan
psikologis. Pada pasien yang melakukan kemoterapi dapat
menyebabkan rasa mual , muntah, lelah , luka bakar pada daerah
mukosa mulut dan menimbulkan nyeri. Selain itu akan menimbulkan
gangguan self image karena pada pasien yang menjalani kemoterapi
akan menyebabkan kerontokan rambut.
 Kematian , biasanya prognosis akan semakin buruk jika stadium
semakin tinggi. Karena jika kanker telah mencapai stadium IV
kemungkinan dapat bertahan hidup untuk 5 tahun kedepan hanya
20%.
e. Prinsip penatalaksanaan
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif dianjurkan
untuk stadium I, II, dan III. Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan
stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau untuk
karsinoma lokal yang tidak dapat direseksi.
Terapi secara pembedahan
1. Mastektomi
Merupakan operasi pengangkatan payudara. Pengangkatan payudara
dapat dilakukan pada seluruh payudara yang dikenal dengan
mastektomi radikal, atau mastektomi parsial yaitu pengangkatan
bagian payudara yang terkena tumor saja.
2. Lumpektomi
Lupektomi yang hanya mengangkat sebagian payudara dikenal
sebagai mastektomi parsial atau terapi konservasi payudara.
Terapi secara medikalis (non-pembedahan)
1. Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma
mammae. Untuk wanita dengan DCIS, setelah dilakukan lumpectomy,
radiasi adjuvan diberikan untuk mengurangi resiko rekurensi lokal,
juga dilakukan untuk stadium I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy.
Radiasi juga diberikan pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang
tinggi. Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb),
dimana resiko rekurensi dan metastasis yang tinggi maka setelah
tindakan pembedahan dilanjutkan dengan terapi radiasi adjuvan.
2. Kemoterapi
a. Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma
mammae tanpa pembesaran KGB dengan tumor berukuran kurang
dari 0,5 cm. Jika ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran
KGB dan dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat
diberikan.
b. Neoadjuvant chemotherapy
 Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan
sebelum dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila
tumor terlalu besar untuk dilakukan lumpectomy.
 kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau
ukuran tumor tersebut, sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan
modified radical mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan
radioterapi.
3. Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik
berupa reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron.
Reseptor hormon ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma duktal
dan lobular invasif yang masih berdiferensiasi baik. Setelah berikatan
dengan reseptor estrogen dalam sitosol, tamoxifen(anti-estrogen
menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara.
Kelebihan tamoxifen dari kemoterapi adalah tidak adanya toksisitas
yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah dan retensi cairan
dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Terapi dengan tamoxifen
dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merekomendasikan tamoxifen untuk ditambahkan pada terapi
neoadjuvan pada karsinoma mammae stadium lanjut terutama pada
reseptor hormonal yang positif. Untuk semua wanita dengan
karsinoma mammae stadium IV, anti-estrogen (tamoxifen), dipilih
sebagai terapi awal.

C. Pemeriksaan pada neoplasma payudara


Pemeriksaan fisik :
 Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran dan simetris dari kedua payudara, apakah
terdapat edema, retraksi kulit atau puting susu dan eritema.
 Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk
palpasi kelenjar limfe di aksila, supravaskular, dan parasternal. Setiap
massa yang teraba atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai
lokasinya, ukurannya, konsistensinya, bentuk, mobilitas atau
fiksasinya.
Pemeriksaan penunjang :
 Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan
untuk mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat
dipalpasi. Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan
mammografi setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dapat
dideteksi melalui palpasi.
 Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan dengan USG, kista mammae mempunyai gambaran
dengan batas yang tegas dengan batas yang halus dan daerah bebas
echo dibagian tengahnya. Massa payudara jinak biasanya
menunjukkan kontur yang halus, berbentuk oval atau bulat, echo yang
lemah di bagian sentral dengan batas yang tegas. Karsinoma mammae
disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga
berbatas tegas dengan peningkatan akuistik.
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai alat diagnostik atau tambahan atas kelainan yang didapatkan
pada mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika
pada pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan,
maka kemungkinan untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat
kecil.
 Biopsi
fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan
pemeriksaan sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada
biopsi eksisional dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan
patologis yang ahli dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi
yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi false-positive dalam
diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false-
negative sebesar 10%.

D. Asuhan Kebidanan Pada Neoplasma Payudara (Pencegahan Dan Deteksi


Dini)
Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif
bagi kejadian peyakit tidak menular adaah promosi kesehatan dan deteksi
dini. Begitu juda dengan tumor payudara. Adapun pencegahan yang dapat
dilakukan :
 Pencegahan Primer
Tmor payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan setiap bulan secara
teratur.
 Pencegahan Sekunder
Pencegahan Sekunder dilakukan terhadap indivi yang memiliki faktor
risiko terkena tumor payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
melalui deteksi dini dan melakukan pengobatan secara tepat.
 Anamnesa
Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan
fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi
riwayat kehamilan, dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat
menstruasi dan menyusui serta riwayat terapi hormonal yang
mencakup kontrasepsi oral estrogen.
 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk
tegak atau berbaring atau ke dua dua nya. Kemudian diperhatikan
bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit
berbintik seperti kulit jeruk, dan benjolan. Kemudian dilakukan
palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan
tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras
dari benjolan yang ditemukan. Kemudian dilakukan pemijatan halus
pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan,darah atau
nanah dari kedua puting susu.
 Pemeriksaan penunjang
Mammografi : digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia
lebih dari 40 tahun.
USG : untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia
muda.
 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan
melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi
ketidakmampuan penderita agar dapat melakukan aktivitasnya
kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental,
maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri,mendapatkan asupan
gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang terdekat
terhadap penderita pasca operasi.
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2016. Intraductal Papillomas

Breast Cancer Care. 2015. Benign Breast Cancer Condition: Intraductal


Papilloma. UK

Cerrato, F. and B.I. Labow. 2013. Diagnosis and Management of Fibroadenomas


in the Adolescent Breast. Thieme Medical Publishers. Semin Plast Surg
2013;27:23–25.

Daniel W. Visscher • Aziza Nassar • Amy C. Degnim • Marlene H. Frost • Robert


A. Vierkant • Ryan D. Frank • Yaman Tarabishy • Derek C. Radisky • Lynn C.
Hartmann.2014. Sclerosing adenosis and risk of breast cancer. Breast Cancer Res
Treat. 144:205–212

Greeberg, R. et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. JGIM. Volume


13.

Kantelhardt E.J. 2011. Benign Desease of The Breast. Availabe


https://www.glowm.com/pdf/Chap-25_Kantelhardt.pdf.

Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Kanker


Payudara. Kementrian Kesehatan
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Tiara : Kenapa terapi estrogen menjadi salah satu penatalaksanaan kanker
sedangkan penggunaan estrogen menjadi salah satu factor resiko kanker salah satu
faktor resiko kanker payudara.
>> Tamoxifen (anti-estrogen) menghambat pengambilan estrogen pada jaringan
payudara setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol,
2. Wella :klasifikasi kanker payudara terdiri dari invasive dan non invasive, apakah
non invasive tdk berpotensi untuk metastasis?
Kanker yang bersifat Non invasive juga berpotensi untuk mengalami metastasis.
Kanker stadium 1 dan 2 dst biasanya sudah bersifat invasif,
Kanker stadium 0 bersifat non invasif (sel kanker hanya membesar, tetapi belum
bermetastasis)
3. Aya : menemukan kasus payudara yang mengeluarkan cairan dan ada benjolan yg
menyebar di sekitar aksila apa penyebabnya? Apakah itu termasuk kanker?
Diagnosa kanker dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, jika ditemukan tumor,
maka biasanya tidak mnyebabkan pembengkakan pd keenjar getah bening, namun
jika terdapat benjolan di daerah aksila (kelenjar getah bening) berarti termasuk
kanker, namun untk stadiumnya perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai