Anda di halaman 1dari 10

Rahasia Ilmu Hakekat – Bag.

17
MEMBACA ALQURAN DALAM DIRI
LEWAT RASA

ُ‫وﺑرﻛﺎ ُﺗﮫ‬ ِ ُ‫ورﺣﻣﺔ‬


َ ََ َ ‫ﷲ‬ ْ ُ ْ َ َ ‫اﻟﺳﻼم‬
َ ْ َ َ ‫ﻋﻠﯾﻛم‬ ُ َ‫َ ﱠ‬

O
rang belajar beladiri adalah bertujuan
untuk menjaga diri. Semua ilmu
imbasnya ke akhlak, kalau belajar bela
diri untuk mempertahankan diri dan
keluarganya maka ilmunya baik karena
bermanfaat untuk orang banyak, tetapi jadi
keliru dan sesat kalau dia belajar bela diri,
setelah jadi pendekar, lantas ilmunya untuk
merampok, memukul orang, maka dia dan
ilmunya akan jadi sesat. Semua ilmu tidak ada
masalah, setelah belajar bela diri kemudian dia
terjun ke masyarakat dan jadi pelindung, nah itu
yang di maksut, berarti belajar bela dirinya itu
baik. Jadi jangan di salahkan ilmunya, semua
tergantung dari yang membawa ilmunya
apakah digunakan untuk kebaikan atau
keburukan. Yang terpenting mampukah kita
menjadikan ilmu tersebut akhlak yang baik. Tapi
meskipun ilmu dari mengaji dan menghafal
alquran sampai katam, lantas yang keluar dari
mulutnya mengkar-karkan orang, jelas itu
tidak baik, gak akan masuk syurga biarpun hafal
alquran. Nah seperti yang tadi ada dua orang
belajar bela diri yang satu digunakan untuk

2
melindungii diri dan orang lain sedangkan yang
satunya digunakan untuk memukul orang,
merampok dsb. Sama halnya dengan belajar
alquran, setelah belajar alquran dan sudah
khatam terus lantas mengkar-karkan orang ya
sama saja, sombong sudah hafal 30 jus. Kita
menjalankan sholat dan puasa kemudian lantas
kita puasa dan zakat, harusnya syahdu bukan
kemudian unjuk rasa pakai pentungan, warung
di pentungin, baik gak kalau seperti itu meskipun
dengan dalih untuk kebaikan tetap tindakan
mereka tidak mencerminkan akhlak yang baik.
Terus buat apa kita ibadah, kita ibadah kalau
efeknya di bathin ini tidak saling mengasihi
sesama, buat apa ibadah kita kalau demikian.
Oleh sebab itu, kita harus mengembalikan diri
kita dan orang lain ketrah kita sebagai manusia
yang punya rasa berkemanusiaan dan
berketuhanan.
3
Kita ini harus terus berusaha mengenal
Allah SWT melalui rasa didalam diri kita meskipun
kita tidak bisa membaca dan menghafal
alquran, tapi kita bisa membaca alquran lewat
rasa, membaca alquran yang tidak berbentuk
huruf tapi kita bisa merasakan alquran dalam diri
kita, alquran yang ada di sekeliling kita. Coba
kita bertanya pada diri sendiri, andaikata
Alquran itu
t i d a k
diturunkan,
kita sebagai
manusia,
apakah kita
kalau punya
anak cantik
apa kita bisa
n i k a h i n
sendiri, ndak
kan, nah itu yang di sebut kita manusia. Kalau di
Arab dulu tidak, sebelum alquran di turunkan,
punya anak cantik, tidak boleh dinikahi orang
lain, harus dia sendiri yang menikahi, itulah
makanya Alquran di turunkan di Arab. Kalau
efeknya belajar bela diri itu untuk melindungi diri
dan orang lain, kondisi itu yang sebenanrya
sudah mencerminkan alquran sendiri, kalau
pulang dari belajar bela diri terus kemudian
menantang bapaknya karena bapaknya dulu
bersikap jahat dan kasar pada dirinya, itu yang
perlu di turunkan dalilnya ayat ke diri dia.
4
Misalkan kita pergi jauh-jauh hanya
untuk menemui seorang guru mursyd atau
imam, sebenarnya tahu gak, ayat apa yang
sedang kita baca kalau kita jauh-jauh datang
ke seorang guru, sebenarnya kita sedang
membaca ayat tentang hijrah, perintah Allah
SWT untuk hijrah, tapi bukan berupa tulisan atau
kalimat, tapi berwujud rasa yang keluar dari hati
kita, gak tahu kenapa kita melakukan hal
tersebut, itu berarti bahwa kita sedang

membaca alquran dalam diri kita sendiri, Tidak


hanya sekedar menghafal tapi menjalankan
ayat-ayat alquran. Kita sedang menepati dan
menjalankan petunjuk dari Allah SWT untuk
berhijrah.
Kadang kadang kita itu tidak sadar
bahwa sebenarnya kita sedang membaca
kehidupan yang tidak ada tulisannya. Diri kita
5
sendiri kadang merasa gelisah, merasa ada
sesuatu yang kurang dalam diri sehingga
merasa bingung, akhirnya dia menemukan
sosok seorang guru yang bisa mengarahkan
dan memberikan petunjuk dan jawaban
tentang kegelisahaannya selama ini. Seperti
Sayidia Umar Bin Khattab saat ketemu
Rasulullah, dia gak perduli siapa musuhnya,
hingga begitu masuk islam, menemukan
jawaban di dalam kegelisahaannya, beliau
kemudian dengan lantangnya
memproklamirkan dirinya kepada semua orang
dan menantang mereka yang selama ini
menentang islam sehingga orang yang dulunya
sembunyi-sembunyi masuk islam, dengan
adanya Sayidina Umar, akhirnya berani masuk
islam dengan terang-terangan. Seperti kisah
sayidina nasuha, setelah menemukan jawaban
dari kegelisahaannya, kemudian masuk islam
dan bertaubat sampai taubatnya dikatakan
sebagai Taubat Nasuha. Orang bertaubat sulit
seperti sayidina nasuha yang menyerahkan
semua hartanya untuk perjuangan islam.
Semua pengalaman kehidupan harus di
bungkus dengan ilmu. Jangan kamu melakukan
suatu amalan sedangkan kamu belum tahu ilmu
di dalamnya, pendengaran, penglihatan dan
hatimu kelak dimintai pertanggungjawaban.
Seorang ustadz kadang hidupnya hanya untuk
ngaji, dia tidak ikut serta menyelam kedalam
samudra kehidupan apalagi jiwanya. Setiap
6
harinya yang di pelajari hanya dalil, sementara
yang dia pelajari itu tidak pernah berkunjung
dan mengalami sendiri hanya berdasarkan
akal, pikiran dan logika semata. Seperti orang
yang melihat-lihat tempat di google map, tapi
tidak pernah datang langsung ketempatnya
hanya sekedar melihat saja dan mengetahui
saja. Kadang-kadang sangking tahunya malah
dia bisa menjelaskan dengan detail kondisi
tempat yang dia lihat di google map, daripada
orang yang datang langsung.
Rasulullah mengajarkan ilmu bathin kepada
umatnya, tumbuh dengan sendirinya dengan
cara memancing, sholat, supaya umatnya
bertanya kenapa sih sholat kok ada berdiri, ruku
dll, sedangkan nabi-nabi sebelumnya tidak.
Nabi isa melek tidak tidur di malam hari berdoa,
pergi ke gunung berdoa, gak pernah di turunkan
syareat. Kenapa syareat itu di turunkan, hanya
untuk memancing dan menggiring kita supaya
orang bertanya, karena kehidupan cuman dua
pertanyaan dan jawaban. Kalau belum tahu
pasti bertanya, kenapa kalau sholat itu berdiri,
sujud, rukuk. Lantas kemudian di tunjukkan oleh
rasulullah kenapa harus demikian. Di dalam diri
manusia itu ada 4 anasir api, angin, air dan
tanah. Didalam manusia ada amarah, berdiri
lambang api, meskipun pada saat kita
menyalakan korek api walaupun posisi korek
api di rubah rubah, api akan tetap berdiri, Rukuk
anasir angin selalu berhembus ke arah
7
horisontal, sujud menggambarkan anasir air
artinya mengalir dari atas ke bawah, duduk
menggambarkan anasir bumi selalu tenang.
Kalau dari huruf hijaiyah Alif, Ha, Mim dan Dal,
ahmad yang membawa risalah tersebut. Nah
disinilah manusia diarahkan kembali kepada
s i f a t
amarah,
s u  a h ,
luwamah
d a n
mutmainah.
U j u n g -
ujungnya
s y a r e a t
m e n t o k
a k a n
digiring ke
tingkat bathin. Bahkan saat kamu tahiyat dalam
doanya menyatakan Fil alamina innaka
hamidun masjid artinya seluruh alam ini ada
didalam kiblatmu/ masjidmu sendiri maka di
sebut rahmatan lil alamin. Kalau namanya alam
semesta terbentang luas sedang di dalam dirimu
adalah semesta alam. Lantas kenapa kita masih
sering menbidah-bidahkan suatu perkara, kita
bikin sempit ilmu Allah akhirnya gak ketemu
ujung pangkalnya yang namanya rahman
rahim kasih sayang, kalau perkara ini bidah
jangan dilakukan dll, hingga akhirnya akan
ketemu dengan sosok Tuhan yang maha
8
penyiksa yang ada 4 perkara
berupa neraka. Ini manusia: Pertama
keliru, padahal kita baik orangnya tapi
sering di ingatkan tidak mengenal Allah
u n t u k s e l a l u maka Allah akan
mengucapkan melepasnya Kedua
Bismillahirahmanirrahi buruk orangnya dan
m bahwa Allah Maha tidak mengenal Allah.
pengasih dan Maha Ketiga Orang baik tapi
Penyanyang disetiap mengenal Allah dan
terbukanya mata kita, Keempat orang buruk
dalam segala aktitas tapi mengenal Allah
apapun kita gak lepas SWT. Sehingga mari
dengan ucapan sama sama kita
bismilllah. Oleh sebab belajar untuk
itu semua ilmu dan mengenal Allah,
ajaran itu harus jangan kita mengenal
mencapai titik aturan yang akhirnya
rahman dan rahim kamu mendewakan
baru indah. Syareat itu aturan-aturan
benar, tapi kalau tersebut tidak
akhirnya tidak bisa mentuhankan Allah
mendownload ke dengan benar kalau
dalam diri kita seperti itu. Seperti
akhirnya jadi tidak tindakan razia warung
PENER. Bener itu belum yang buka saat bulan
tentu pener, kalau ramadhan, jangan
orang pener itu pasti lantas kita memusuhi
tertata rapi benernya. mereka dengan cara
Makanya imam Al menggusur dan
Ghazali menyatakan melarang untuk tidak
9
berjualan dengan cara yang kasar. Kalau orang
niat tidak berpuasa meskipun tidak ada warung
sekalipun ya pasti bisa cari makan di mana saja.
Tindakan tersebut tidak akan ada untungnya
gak bisa menyentuh sifat rahman dan rahimnya
Allah STW. Justru kita rangkul, orang yang gak
tahu petunjuk jangan kita musuhi, kita deketin,
kita jadikan saudara, kita tunjukkan. Kasihkan
tongkat kepada orang yang buta, kasih
petunjuk sama orang yang belum mengetahui
petunjuk.
Semoga bermanfaat

ُ‫وﺑرﻛﺎﺗﮫ‬ ِ ُ‫ورﺣﻣﺔ‬
ُ َ ََ َ ‫ﷲ‬ ْ ُ ْ َ َ ‫واﻟﺳﻼم‬
َ ْ َ َ ‫ﻋﻠﯾﻛم‬ َُ ‫َ ﱠ‬

10

Anda mungkin juga menyukai