SAP (MATERNITAS 2) Hairul Rijal
SAP (MATERNITAS 2) Hairul Rijal
“Infeksi Maternal”
Dosen pembimbing :
Ns. Nadia Rahmawati M.Kep
Disusun oleh :
HAIRUL RIJAL (821181004)
A. LATAR BELAKANG
2
Penyebab kematian maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2011 adalah
preeklamsi berat/eklamsi (38,09%), perdarahan (28,57%) dan lain-lain (33,34%)
yaitu penyakit penyerta yang sering tidak terdeteksi secara dini saat kehamilan
(Anasari, 2012; hal. 2).
Kehamilan adalah masa terpenting dalam kehidupan seorang wanita. Maka
dari hasil yang sudah kita ketahui diatas maka asuhan kehamilan sangat
diperlukan. Para ibu akan menjaga kehamilanya dengan baik, hampir semua ibu
akan melakukan Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu usaha untuk
menjaga kehamilanya. ANC dapat digunakan sebagai screening awal terhadap
kondisi bayi yang akan lahir (Rotua, 2010; h. 1). Penyebab kematian terjadi
pada saat persalinan adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, maka kebijakan departemen kesehatan untuk
mempercepat angka kematian ibu adalah mengupayakan agar setiap persalinan
ditolong atau minimal di damping oleh bidan dan pelayanan obstetric sedekat
mungkin kepada semua ibu hamil (Wattimena, 2008; h. 15).
Upaya pemberian pelayanan kesehatan dan pencegahan kematian bayi
baru lahir di Indonesia, menurut Kementrian Kesehatan RI melalui Direktorat
Bina Kesehatan Anak telah dilaksanakan beberapa program mulai saat bayi
lahir hingga bayi usia 28 hari. Upaya yang dilakukan selama ini pendekatan
masih cenderung pada tingkat petugas kesehatan dan sebagian kecil di tingkat
keluarga, padahal teridentifikasi sekitar 98% kematian neonatal terjadi di negara
berkembang (termasuk Indonesia) yang mana 60% diantaranya lahir dirumah
tanpa bantuan perawatan tenaga kesehatan terampil. Asuhan pada bayi baru
lahir yang dimaksud adalah meliputi Inisiasi menyusui dini dan pemberian asi,
menjaga bayi tetap hangat serta tunda mandi minimal 6 jam setelah kelahiran,
perawatan tali pusat serta pencegahan infeksi, serta pengenalan tanda bahaya
pada bayi baru lahir (Suriah, 2013; h. 37).
Masa pascapersalinan merupakan fase khusus dalam kehidupan ibu dan
bayi. Perdarahan pada pascapersalinan merupakan penyebab utama dari
150.000 kematian ibu setiap tahun di dunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena
perdarahan pasca persalinanterjadi dalam waktu 4 jam setelah pascapersalinan.
3
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama (Prawirohardjo, 2010; h. 122).
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu warga Desa Sui
Rengas RT 01 s/d RT 04 mengetahui dan mengerti tentang Infeksi Maternal.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Menjelaskan pengertian Infeksi Nifas
b. Penyebab Infeksi Nifas
c. Patofisiologi Infeksi Nifas
d. Tanda dan Gejala Infeksi Nifas
e. Pencegahan Infeksi Nifas
f. Pengobatan Infeksi Nifas
C. MATERI
(Terlampir)
D. Pelaksanaan
1. Topik
infeksi Nifas
2. Sasaran atau Target
a. Sasaran : Kota Pontianak JL. Pontianak. RT 03 s/d RT 02
b. Target : Kota Pontianak JL. Pontianak. RT 03 s/d RT 02
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Games atau Kuis
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Laptop
5. Waktu dan Tempat
4
Hari : Minggu, 16 juni 2020
Jam : 08.00-10.00 Wib
Tempat : Rumah RT 03
6. Pengorganisasi
I. Mentor :
II. Pemateri :
III. Dokumentasi :
IV. Audies : 1.
2.
3.
7. Setting tempat
C B
A
Keterangan D:
E
A : menitor
B : Pemetari
C : Media
D : Peserta
E ; Pemateri
8. Uraian Tugas
I. Menitor
Mengawasi proses pelaksaan kegiatan dari awal sampai akhir.
Membuat laporan penyuluhan yang dilakukan
Menilai proses pelaksanaan kegiatan
II. Pemateri
a. Pada acara pembukaan
Membuka acara
Memperkenalkan diri
5
Menjelasakan topik dan tujuan penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu
b. Kegiatan inti
Meminta peserta memberikan pernyataan pengetahuan yang
mereka pahami mengenaii infertelitas .
Menjelaskan materi infertelitas kepada peserta.
Meminta peserta bertnya atas materi yang belu dipahami kepada
pemateri.
Mengevaluasi peserta dengan cara memberi pertanyaan.
c. Pada acar penutup
Menyimpulkan dan menutupkan diskusi
Mengucapakn salam
Foto bersama
III. Media
Memafisilitasi proses penyuluhan dengan alat bantu leafleat.
IV. Peserta
Sebagai peserta dan target sasaran dalam kegiatan penyuluhan.
Mendengarkan dan menyampaikan materi yang telah di dapat dari
penyuluhan kepada orang lain
Menerapakan aktivitas fisik secara benar ddan rutin setelah penyuluhan.
V. Dokomentasi
Mengambil gambar dan video pada saat proses penyuluhan.
E. Kegiatan Pemyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audies/Sasaran Waktu
1 Pembahasan
Moderator memberi salam (1 Menjawab salam
Menit) Mendengarkan dan
Moderator memperkenalkan memperhatikan
anggota penyuluh (2 Menit) Mendengarkan dan
15 menit
6
Moderator menjelaskan tentang memperhatikan
topik penyuluhan (1 Menit) Mendengarkan dan
Menjelaskan membuat kontrak memperhatikan
waktu dan tujuan pertemuan (1 Menyampaikan masalah
Menit) yang dirasakan saat ini
Menanyakan masalah yang (jika ada)
dirasakan saat ini (5 Menit) Mendengarkan dan
Mendiskusikan masalah memperhatikan
2 Pelaksanaan
Mengkaji pengetahuan audiens Menyampaikan
tentang Infertelitas , melalui media pendapat sesuai
pretest dengan cara tanya jawab (2 pengetahuan
menit)
Pemateri Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
materi infertilitas menggunakan memperhatikan
media Leaflet (13 menit)
Memberi kesempatan audiens
untuk bertanya (2 menit)
Menjawab pertanyaan (4 menit)
F. Evaluasi
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan (Langsung)
Jumlah Soal : 2 soal
a. Menjelaskan pengertian Infeksi Nifas
b. Penyebab Infeksi Nifas
7
c. Patofisiologi Infeksi Nifas
d. Tanda dan Gejala Infeksi Nifas
e. Pencegahan Infeksi Nifas
f. Pengobatan Infeksi Nifas
8
Penyebab Infeksi Nifas
Infeksi nifas dapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ kandungan maupun
kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam
organ kandungan terbagi menjadi:
Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman adalah di daerah bekas insersio
(pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter 4 cm, permukaan
tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi oleh trombus. Selain itu, kuman
dapat masuk melalui servik, vulva, vagina dan perineum.
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi nifas antara lain demam, sakit di daerah infeksi,
warna kemerahan, fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas adalah sebagai berikut:
1. Infeksi lokal
2. Infeksi umum
9
Infeksi lokal
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokia bercampur nanah, mobilitas
terbatas, suhu badan meningkat.
Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan
meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri,
lokia berbau, bernanah dan kotor.
Infeksi nifas dapat timbul selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga pencegahannya
berbeda.
Selama kehamilan
Pencegahan infeksi selama kehamilan, antara lain:
1) Perbaikan gizi.
2) seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan.
Persalinan
Pencegahan infeksi selama persalinan adalah sebagai berikut:
10
Selama nifas
Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
1) Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah, serta uji
kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2) dosis yang cukup dan adekuat.
3) antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
4) mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-
zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.
1) Pemberian Sulfonamid – Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin 185 gr, sulfamerazin 130
gr, dan sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral.
2) Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM, penisilin G 500.000 satuan
setiap 6 jam atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin kapsul 4×250 gr peroral.
3) , eritromisin dan kloramfenikol.
4) pemberian politerapi antibiotika berlebihan.
11
5) evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Manuba, dkk, 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta. EGC.
Ambarwati, E. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Khaidir, M. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Infeksi Nifas.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset.
Prawirohardjo, S. 2008. IlmuKesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:YBP-SP.
12