DI SUSUN OLEH:
S17B / S17095
2020
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme fungsi setiap sel tubuh,
semua sistem dapat terganggu , terutama sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih,
2012).
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh
(flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat
sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn)
(Moenajat, 2010).
2. Etiologi
Luka bakar banyak disebabkan oleh beberapa hal diantaranya (Moenadjat, 2011) :
Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)
- Gas
- Cairan
- Bahan Pedat (Solid)
3. Manifestasi Klinis
(Menurut Effendi, 2011) manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar sesuai
dengan kerusakannya :
1. Grade I Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali,
sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema
subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28
hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
keputih putihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak
tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff.
Gelembung
Kontak dengan
jarang,
arus listrik.
dindingnya sangat
tipis, tidak
membesar.
Luka Bakar
Kerusakan jaringan
Nyeri akut
Cairan merembes Gangguan
jaringan subkutan
mobilitas
vesikulasi
Port de entry
mikroorganisme
Resiko
infeksi
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
Hari kedua:
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.
Obat – obatan:
o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
o Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
o Analgetik : kuat (morfin, petidine)
o Antasida : kalau perlu
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Mengkaji identitas dan identitas penanggung jawab dengan format : nama,
umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan , suku bangsa, alamat,
pendidikan , hubungan pasien dengan penanggung jawab.
b. Keluhan utama pasien dengan luka bakar adalah terkena api di bagian tubuh
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Kapan pasien datang dan keluhan tubuh yang terkena api , periksa TTV
pasien, perubahan fisiologis kulit.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien sebelumnya sudah mengalami luka bakar atau tidak . atau
pernah mengalami penyakit apa saja sebelumnya.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat kesehatan keluarga yang menular atau menurun.
d. Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat meliputi persepsi pasien
terhadap kesehatan dan penyakitnya. Paa yang dilakukan pasien bila
merasaa sakit.
b) Pola nutrisi dan metabolisme meliputi makanan pasien dalam sehari-hari
dan gangguan sistem pencernaan karena mengalami mual muntah ,
anoreksia.
c) Pola aktivitas daan latihan
Ganggauan aktivitas atau kebutuhan istirahat akibat kelemahan sehingga
dapat menghambat aktivitas sehari-hari.
d) Pola eliminasi
Pada pola ini pasien mengalami gangguan eliminasi dengan penurunan
urine output.
e) Pola tidur dan istirahat
Pasien akan mengalami gangguan pola tidur yang diakibatkan karena
merasakan nyeri dan panas pada area luka bakar.
f) Pola sensori dan kognitif
Bagaimana dalam menghadapi penyakitnya jika tubuh yang terkena luka
bakar kambuh.
g) Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien tentang penyakit dan bagaimana konsep diri dalam
menghadapi penyakit yang dideritanya.
h) Pola hubungan dan peran
Dalam hal ini hubungan dan peran pasien terganggu karena pasien ungkin
merasa bahwa dirinya sedang mengalami sakit dan penyembuhan dalam
waktu yang lama.
i) Pola repsoduksi dan seksual
Apakah pasien masih dalam usia produktif atau tidak. Mengalami
gangguan reproduksi dan sekdual karena sakit.
j) Pola penanggulangan setres
Bagaiman apasien menghadapi masalah yang membebaninya sekarang,
cara penanggulangannya pasien akan lebih mengurung diri dan lebih
banyak berdiam diri.
k) Pola tatalaksana nilai kepercayaan
Dalam pola ini kadang ada yang mempercaayai diri pada hal-hal ghaib.
e. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif, tanda-tanda vital: Tekanan
darah, pernafasan, nadi dan suhu.
b) Pengkajia fisik (Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Rambut : kusam, kusut, kering tipis dan kasar , penampilan
pigmentasi.
Muka wajah : simetris atau tidak, apakah ada nyeri tekan, bengkak,
apakah ada luka bakar diarea wajah atau tidak
Mata: apakah penglihatan normal atau tidak , menggunakan alat
bantu penglihatan atau tidak
Telinga : periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-
tanda adaanya infeksi, kelar cairan dari telinga.
Hidung : apakah ada pernafasan cuping hidung atau tidak, apakah
ada nyeri tekan.
Tenggorokan : apakah ada tanda-tanda 0 tanda peradangan tonsil
atau tidak, apakah ada tanda-tanda infeksi faring.
Leher : adakah nyeri tekan, adakah pembesaran kelenjar tiroid,
adakah pembesaran vena jugularis.
Thorax : amati bentuk dada, gerak pernafasan, frekuensi pernafasan
, apakah ada suara tambahan atau tidak.
Jantung : keadaan frekuensi jantung serta iraamanya, adakah bunyi
tambahan.
Abdomen : adakah distensi pada abdomen , keadaan turgor kulit
dan peristaltik usus
Kulit : bagaimana keadaan area kulit yang terkena luka bakar,
berapa ukuran luka bakarnya, dan warna kulit.
Ekstremitas : apakah terdapat edema, nyeri
Genetalia : adakah kelainan, tanda-tanda infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer ditandai
dengan nyeri dan perdarahan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi ditandai dengan
infeksi.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan nyeri
saat bergerak
d. Resiko infeksi berhubungan dengan keridakadekuatan pertahanan tubuh
primer ditandai dengan luka bakar
e. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan luka bakar
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI)
a) DX 1
Setelah dilakukan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan masalah
keperawatan gangguan integritas kulit dapat teratassi dengan kriteria
hasil :
Penyembuhan Luka (L.14130)
1. Pembentukan jaringan parut dari skala 1 (menurun) menjadi skala 4
(cukup meningkat).
2. Edema pada sisi luka dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun).
3. Peradangan pada luka dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun).
4. Nekrosis dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun).
5. Infeksi dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun).
b) DX 2
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
- Catat intake dan output cairan dan hitung balance cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Hudak & Gallo. (2012). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit
Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatn Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis,
Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi daan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keprawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI