Anda di halaman 1dari 15

Journal Accounting and Finance

Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

PENGARUH EXCESS CASH DAN INSUFFICIENT CASH TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR
(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013)

ABSTRACT: The objects of this research were nonfinancial Merri Dwi Nurrani1,
companies registered on Indonesian Stock Exchange with samples Evita Puspitasari2,
of 79 companies on 2010-2013 (including time lag). Data was Rolland E. Fanggidae 3
1, 2, 3
analyzed usingPooled Least Square regression with Eviews software Jurusan Akuntansi,
as the tool. Using 5% significancy level, this research implied that Universitas Padjadajran
(1) excess cash had positive significant influence on firm Bandung, Jawa Barat
performance, (2) insufficient cash had positive but no significant E-mail: merri_dn@yahoo.com
influence on firm performance, (3) excess cash had negative but no
significant influence on market reaction, and (4) insufficient cash Keywords: Cash, Excess
had negative significant influence on market reaction. These results Cash, Insufficient Cash,
implied that the market responded to insufficient cash more than Firm Performance, Market
excess cash in the companies and firm performance would be Reaction.
increasing because of excess cash due to the decrease of external
financing cost.

ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar Kata Kunci: Cash, Excess
di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel sebanyak 79 Cash, Insufficient Cash,
perusahaan selama tiga periode (termasuk time lag) dengan data Kinerja Perusahaan, Reaksi
tahun 2010-2013 yang terdiri dari semua industri nonkeuangan. Pasar.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
regresi panel berganda Pooled Least Square dengan bantuan
software Eviews. Hasil penelitian dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% satu arah menunjukkan bahwa (1) excess cash
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, (2) insufficient cash
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja, (3) excess cash
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap reaksi pasar, dan (4)
insufficient cash berpengaruh negatif signifikan terhadap reaksi
pasar. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pasar lebih merespon
kondisi kekurangan kas dibanding kelebihan kas, dan bahwa
kelebihan kas dapat membuat kinerja meningkat dengan penurunan
external financing cost.

11
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

PENDAHULUAN maka likuiditas perusahaan semakin baik dan


1.1 Latar Belakang perusahaan dapat berjaga-jaga untuk transaksi-
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kas transaksi yang akan dilakukan kemudian hari.
merupakan aset yang sangat penting bagi Menurut Keynes (1935), terdapat tiga motif
perusahaan. Di samping karakteristiknya perusahaan dalam memegang kas, yakni motif
sebagai aset paling likuid, kas memegang transaksi (untuk melakukan transaksi bisnis
peranan penting agar perusahaan dapat perusahaan), motif pencegahan/precautionary
menjalankan transaksi-transaksinya motive (untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan
menggunakan uang sebagai unit monetary yang tiba-tiba), dan motif spekulasi (untuk
exchange. Perusahaan yang memiliki banyak memperoleh suatu keuntungan dari situasi-
kas tentu bisa dikatakan sebagai perusahaan situasi yang diharapkan dapat menguntungkan,
yang likuid, artinya perusahaan tersebut dapat misalnya investasi).
menjamin transaksi-transaksi yang bersifat Di luar negeri telah banyak penelitian-
jangka pendek. Namun memegang terlalu penelitian mengenai jumlah kas perusahaan
banyak kas dalam perusahaan juga memiliki dan pengaruhnya terhadap beberapa aspek.
dampak terhadap produktivitas perusahaan. Penelitian ini didasari oleh kondisi perusahaan-
Kas merupakan aset yang tidak produktif, perusahaan yang memiliki jumlah kas yang
sehingga jika perusahaan menahan sejumlah sangat besar dalam laporan keuangan
kas yang besar dalam posisi keuangannya, perusahaan, melebihi tingkat optimalnya. Di
tentu akan terjadi idle cash dan perusahaan Indonesia masih sedikit penelitian mengenai
kehilangan kesempatan untuk memperoleh excess cash ini. Dilihat dari kondisi
keuntungan lain jika kas tersebut digunakan perusahaan-perusahaan di Indonesia, banyak
untuk investasi, misalnya. juga perusahaan yang memiliki saldo kas yang
Isu manajemen kas selalu menjadi besar dalam laporan keuangannya dan
bahasan yang tak kunjung usai. Setiap jumlahnya fluktuatif tiap tahunnya.
perusahaan memiliki manajemen kasnya Selain itu, fenomena insufficient cash
masing-masing. Menurut Harmono juga terlihat dari kasus beberapa perusahaan di
(2011:197), karena sifatnya yang tidak Indonesia. Dalam beberapa artikel di internet,
produktif, kas harus dimiliki seminimal disebutkan beberapa perusahaan mengalami
mungkin oleh perusahaan. Namun, di sisi lain gagal bayar seperti PT Arpeni Ocean Line
perusahaan membutuhkan banyak kas untuk (APOL), PT Bumi Resources, PT Mobile-8
kegiatan operasional sehingga perlu dicari Telecom, Davomas International Finance
posisi kas optimal. Company, PT Barito Pasific Timber, dan yang
Banyak perusahaan yang memegang lainnya. Gagal bayar merupakan
jumlah kas lebih banyak dari jumlah kas ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi
optimal mereka. Fenomena yang terjadi di pinjaman pokok beserta bunganya. Hal ini
Amerika (berdasarkan penelitian Bates, et al., berarti perusahaan tidak memiliki kas yang
2009) menggambarkan terdapat peningkatan cukup untuk melunasi kewajibannya. Dilihat
average cash ratio secara drastis pada secara sekilas, tentu hal ini berpengaruh pada
perusahaan-perusahaan di United States dari kepercayaan para investor terhadap perusahaan
tahun 1980 hingga 2006. Cash ratio merupakan yang bersangkutan.
salah satu rasio yang digunakan unuk Pengaruh dari excess dan insufficient
mengukur kecukupan kas. Berbicara mengenai cash ini berakibat pada kinerja dan juga
kas, tentu saja semakin banyak memiliki kas dipengaruhi oleh kegiatan operasional. Hal ini

12
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

akan diteliti dengan variabel dependen Return merupakan aktivitas inti


on Net Operating Asset (RNOA). Kemudian, perusahaan.(Subramanyam, 2010:144-145)
terlepas dari apakah excess cash dan Peneliti menggunakan return on net
insufficient cash memiliki pengaruh positif atau operating assets sebagai pengukur indikator
negatif bagi kinerja perusahaan, penelitian ini kinerja keuangan karena RNOA lebih
juga akan melihat pengaruhnya terhadap reaksi mencerminkan kontribusi terhadap profit dari
investor atas kondisi ini. Reaksi pasar akan segi operating net assets (kas termasuk di
diukur dengan menggunakan Cumulative dalamnya).
Abnormal Return (CAR) sebagai variabel 2.1.3 Cumulative Abnormal Return (CAR)
dependen kedua. Yustan (2007) dalam Agustina dan
Kianto (2012) mengatakan bahwa laba
PENGEMBANGAN HIPOTESIS merupakan salah satu elemen laporan keuangan
2.1 Kajian Teoritis yang memiliki kandungan informasi yang
2.1.1 Penentuan Target Saldo Kas tinggi. Pengujian kandungan informasi
Menurut Harmono (2011:197), karena dimaksudkan untuk melihat reaksi dari sesuatu
sifatnya yang tidak produktif, kas harus pengumuman. Jika pengumuman mengandung
dimiliki seminimal mungkin oleh perusahaan. informasi maka pasar diharapkan akan bereaksi
Namun di sisi lain perusahaan membutuhkan pada waktu pengumuman tersebut diterima
banyak kas untuk kegiatan operasional oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
sehingga perlu dicari posisi kas optimal.Ada adanya perubahan harga dari sekuritas yang
berbagai model yang dapat digunakan untuk bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menentukan saldo kas yang dikehendaki, di abnormal return. Jika menggunakan abnormal
antaranya adalah Baumol Model dan Miller- return, maka dapat dikatakan bahwa suatu
Orr Model. Model yang digunakan dalam pengumuman yang mengandung informasi
penelitian ini adalah model Miller-Orr. Model akan memberikan abnormal return ke pasar.
ini digunakan karena lebih sesuai dengan Sebaliknya yang tidak mengandung kandungan
kondisi sebenarnya, yaitu saldo kas yang selalu informasi tidak memberikan abnormal return
berubah. pada pasar. (Ratih, 2002 dalam Agustina dan
2.1.2 Return on Net Operating Assets Kianto, 2012)
(RNOA)
Kinerja perusahaan dapat dianalisis
dengan berbagai cara. Analisis kinerja
perusahaan membutuhkan analisis bersama
secara integrative. Banyak analis memisahkan
neraca dan laporan laba rugi menjadi
komponen operasi dan non-operasi, dan
menghitung return on net operating asset
(RNOA) sebagai ringkasan ukuran kinerja.
Pembagian laporan keuangan menjadi
komponen operasi dan non-operasi didasarkan
pandangan bahwa aktivitas operasi merupakan
aktivitas yang paling bertahan lama dan relevan
untuk penentuan harga saham.Aktivitas operasi

13
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

untuk menjalankan operasi perusahaan harus


2.2 Kerangka Pemikiran dikeluarkan tambahan biaya-biaya lagi yang
Tujuan Perusahaan
muncul dari biaya karena external financing.
Theories of Cash
Memegang Cash
Hipotesis yang dapat dibuat dari kondisi ini
yakni:
H1 :Excess Cash berpengaruh negatif
Cash Holdings signifikan terhadap RNOA.
H2 :Insufficient Cash berpengaruh negatif
signifikan terhadap RNOA.
Optimal Level of
Excess Cash Insufficient Cash
Cash
2.3.2 Pengaruh Cash Holdings terhadap
Reaksi Pasar
Acquirer
Dummy
Asimetri informasi berarti para
Net Working
Capital
Kinerja Perusahaan
(RNOA)
Reaksi Pasar (CAR) pemegang saham memiliki informasi yang
Issue Equity
Dummy kurang dibandingkan dengan manajemen
Leverage perusahaan.Para pemegang saham atau
Market-to-
Book investor menanamkan modal dengan tujuan
RNOA (t-1) Jenis Industri mengharapkan return. Pada dasarnya, jika
Statement of
Cash Flow perusahaan memiliki banyak kas, investor akan
berharap bahwa perusahaan akan menghasilkan
Gambar 1 Kerangka Pemikiran return yang besar. Jumlah kas yang banyak
Sumber: diolah peneliti juga menimbulkan anggapan bahwa
perusahaan memiliki risiko yang kecil karena
2.3 Hipotesis perusahaan akan mampu mengatasi kesulitan
2.3.1 Pengaruh Cash Holdings terhadap keuangannya.
Kinerja Perusahaan Namun di sisi lain, kas yang banyak
Cash management is a factor that has a atau excess cash ini bisa juga menjadi sinyal
positive impact on firm performance(Akbari, et negatif bagi investor. Jika investor
al., 2014). Kinerja perusahaan dapat diukur memposisikan diri sebagai internal perusahaan,
oleh beberapa indikator, salah satunya oleh investor bisa melihat jika kas yang terlalu
return on net operating assets (RNOA).Jensen banyak akan berakibat lain. Selain itu, menurut
(1986) and Richardson (2006) dalam Oler and Oler and Picconi (2014), saldo kas yang kurang
Picconi (2014) menyatakan bahwa excess cash (insufficient cash) juga menandakan
akan menyebabkan overinvestment in cash manajemen perusahaan yang kurang bagus.
sehingga dampaknya adalah RNOA pun akan Suatu hal yang wajar jika investor melihat
menurun karena kas yang tersedia bisa jumlah kas pada laporan posisi keuangan
menghasilkan keuntungan tambahan jika perusahaan karena kas bisa dianggap sebagai
digunakan untuk investasi pada proyek lain pelindung di masa waktu yang kurang baik bagi
atau digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan (investopedia). Keputusan investor
perusahaan yang lainnya seperti membeli ini bisa dilihat pada abnormal return. Mungkin
persediaan atau mesin, misalnya. Menurut saja bahwa abnormal return ini dipengaruhi
motif transaksi yang digagas Keynes (1936), oleh rasio keuangan lain, namun penelitian ini
perusahaan yang memegang insufficient cash memfokuskan pada apakah jumlah kas yang
juga akan mengalami penurunan kinerja karena menyimpang akan mempengaruhi reaksi pasar

14
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

atau tidak. Hipotesis yang dapat dibuat dari ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
kondisi ini yakni: pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005
H3 :Excess Cash berpengaruh negatif terhadap dalam Darmawan, 2013:134).
CAR.
H4 :Insufficient Cash berpengaruh negatif
terhadap CAR.

METODE PENELITIAN 3.2 Model Penelitian


3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat
dilaksanakan dengan penelitian deskriptif
(Margono, 1997 dalam Darmawan, 2013:37).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang
Variabel Independen Variabel Kontrol

Escess Cash Insufficient Market-to-


(X1) Cash (X2) Book
Variabel Kontrol
Acquirer
Net Working Dummy
Capital

Kinerja Perusahaan Reaksi Pasar (CAR) Issue Equity


(RNOA) (Y1) (Y2) Dummy
Leverage

Variabel Dependen CFO

RNOA (t-1)
CFI

Var. Kontrol
Jenis Industri CFF

Gambar 2 Model Penelitian


sumber: diolah peneliti

Penelitian ini menggunakan analisis regresi RNOAi,t+1= α + β1[Excess Cash]i,t + β2


berganda (multiple regression) untuk [Insufficient Cash]i,t + β3[NWC]i,t
mengetahui besarnya pengaruh variabel + β4[Leverage]i,t + β5 [Industry
independen terhadap variabel dependen. Dummy]i,t + β6 [RNOA]i,t+ ϵ
Penelitian ini dinyatakan dalam dua model
penelitian sebagai berikut: CARi,t+1 = α + β1[Excess Cash]i,t + β2
[Insufficient Cash]i,t + β3[MTB]i,t
+ β4[Acquirer Dummy]i,t +

15
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

β5[Issue Equity Dummy]i,t + mana terdapat kesamaan varians dari


β6[Industry Dummy]i,t + residual satu pengamatan ke pengamatan
β7[CFO]i,t + β8 [CFI]i,t + β9 yang lain tetap atau disebut
[CFF]i,t + ϵ homoskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
3.4 Populasi dan Sampel Autokorelasi adalah korelasi
Populasi dalam penelitian ini adalah antaranggota dari serangkaian observasi
seluruh perusahaan publik yang terdaftar di baik dalam waktu (data time series) atau
Bursa Efek Indonesia periode 2010- ruang (data cross sectional) (Gujarati,
2013.Dalam penelitian ini digunakan metode 2004 dalam Khairani, 2012). Uji
probability sampling, dengan teknik autokorelasi bertujuan untuk mengetahui
proportionate stratified random sampling. ada tidaknya korelasi antara error pada
Dengan menggunakan rumus Slovin, didapat periode tertentu dengan error periode
jumlah sampel sebanyak 81 unit perusahaan. sebelumnya. Pelanggaran asumsi ini
biasanya timbul pada datatime series.
3.5 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan 3.6 Analisis Regresi Berganda
statistik yang harus dipenuhi pada analisis Pengujian persamaan regresi ada dua,
regresi linear berganda yang berbasis ordinary yaitu pengujian parsial (uji t) dan pengujian
least square (OLS). Uji asumsi klasik ini simultan (uji F).Pengujian parsial dilakukan
meliputi: untuk menentukan signifikan atau tidak
1. Uji Normalitas signifikan masing-masing nilai koefisien
Uji normalitas adalah untuk melihat regresi secara sendiri-sendiri terhadap variabel
apakah nilai residual terdistribusi normal terikat.Pengujian simultan melibatkan semua
atau tidak.Model regresi yang baik variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
adalah memiliki nilai residual yang menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan
terdistribusi normal. secara simultan atau bersama-sama. Tingkat
2. Uji Multikolinearitas signifikansi yang digunakan dalam penelitian
Istilah kolinearitas ini menunjukkan ini adalah sebesar 0,95 (α = 0,05).
adanya lebih dari satu hubungan linear
yang sempurna.Uji multikolinearitas 3.7 Pengujian Data Panel
adalah untuk melihat ada atau tidaknya Di dalam dataran aplikasi praktis terdapat
korelasi yang tinggi antara variabel- banyak data yang merupakan kombinasi dari
variabel bebas dalam suatu model regresi data bertipe cross-section dan data time series,
linear berganda.Jika ada korelasi yang yakni sejumlah variabel diobservasi atas
tinggi di antara variabel-variabel sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam
bebasnya, maka hubungan antara suatu jangka waktu tertentu. Data demikian
variabel bebas terhadap variabel disebut sebagai data panel atau pooling, dan
terikatnya menjadi terganggu. model yang digunakan untuk menganalisis data
3. Uji Heteroskedastisitas jenis ini disebut sebagai model data panel
Uji heteroskedastisitas adalah untuk (Rosadi, 2012). Dengan menggabungkan
melihat apakah terdapat ketidaksamaan antara observasi time-series dan cross-section,
varians dari residual satu pengamatan ke data panel memberi lebih banyak informasi,
pengamatan yang lain. Model regresi lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas
yang memenuhi persyaratan adalah di

16
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

28
antarvariabel, dan lebih efisien (Gujarati, Series: Standardized Residuals
24 Sample 2010 2012
2012:237). Observations 207
20
Mean 0.037431
Median -0.029965
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Maximum 1.288741
Minimum -0.984829
4.1 Hasil Penelitian 12
Std. Dev. 0.459068
Skewness 0.377323
4.1.1 Model Penelitian Regresi Data Panel 8
Kurtosis 2.861962

Terdapat tiga model pendekatan regresi data 4 Jarque-Bera 5.076203


Probability 0.079016
panel, yakni pendekatan kuadrat terkecil 0

(Pooled Least Square – PLS), pendekatan efek


-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Gambar 4 Hasil Uji Normalitas Model Y2


tetap (Fixed Effect Model – FEM), dan sumber: output Eviews diolah peneliti
pendekatan model efek acak (Random Effect
Model – REM). Model regresi data panel yang Berdasarkan hasil pengolahan tersebut,
digunakan dalam penelitian ini adalah Pooled diperoleh bahwa distribusi data untuk kedua
Least Square. model Y1 dan Y2 berdistribusi normal
sehingga dapat memenuhi uji asumsi klasik
4.1.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik normalitas dan penelitian model regresi
1.Uji Normalitas berganda dapat dilanjutkan.
Untuk mengetahui normalitas data,
distribusi dikatakan normal jika nilai 2. Uji Autokorelasi
asymptotic significance lebih besar dari 5%. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan
24
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2012 memperhatikan nilai Durbin Watson.Selain itu
20
Observations 237
diperlukan juga nilai-nilai lain yang berkaitan
Mean -0.251318
16
Median -0.093728 dengan uji ini seperti dL (batas bawah) dan dU
12
Maximum
Minimum
7.585238
-9.024510
(batas atas) yang dapat diperoleh dari tabel
8
Std. Dev.
Skewness
3.223140
-0.095734
Durbin Watson.Nilai DW yang diperoleh untuk
4
Kurtosis 3.214055
model Y1 adalah 1.052178 dan untuk Y2
Jarque-Bera
Probability
0.814488
0.665482
adalah 2.112052.
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 Dalam hasil uji autokorelasi model Y1,
Gambar 3 Hasil Uji Normalitas Model Y1 diperoleh nilai yang berkaitan dengan uji
sumber: output Eviews diolah peneliti Durbin Watson sebagai berikut:

DW = 1,0521 d L = 1 . 6 4 3 dU = 1 .89 6 7 4-dU = 2,1033 4-dL = 2,3569

Terlihat bahwa nilaiDW< dL yang berarti ada Y2, diperoleh nilai yang berkaitan dengan uji
autokorelasi positif. Sedangkan untuk model Durbin Watson sebagai berikut:

d L = 1. 61 0 1 dU = 1.9312 4-dU = 2,0688 DW = 2,1120 4-dL = 2,3899

Terlihat bahwa 4-dU < DW< 4-dL yang berarti Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
hasil autokorelasi tidak dapat disimpulkan. kedua model penelitian ternyata memiliki
masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi ini

17
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

bisa disebabkan karena data yang mengandung Berikut adalah output dari Eviews yang akan
time series dan juga adanya variabel dummy. digunakan untuk pengujian hipotesis statistik
Meskipun begitu, dengan menggunakan untuk dua model variabel dependen Y1 dan Y2
Eviews, masalah autokorelasi dapat diatasi
dengan menggunakan model GLS Dari tabel tersebut maka diperoleh persamaan
(Generalized Least Square) dengan linear berganda model Y1 sebagai berikut:
memberikan pembobotan (weighted) pada Y1(t+1)= 0.0015+ 0.5780X1(i,t) +
bagian cross section sehingga penelitian dapat 0.0890X2(i,t) + 0.1593X3(i,t) -
dilanjutkan. 0.1765X4(i,t) - 0.0127X5(i,t) +
0.0812D1(i,t) + 0.2911D2(i,t) +
3. Uji Multikolinearitas 0.2413D3(i,t)+ 0.1819D4(i,t) +
Multikolinearitas terjadi jika koefisien 0.2754D5(i,t) + 0.1504D6(i,t) +
korelasi antarvariabel independen lebih besar 0.0702D7(i,t)
dari 0,6 atau ada juga yang menyatakan lebih Keterangan:
besar dari 0,5; 0,7; 0,8; atau 0,9. Berdasarkan Y: Return on Net Operating Assets(t+1)
hasil pengujian, untuk model Y1 maupun Y2 X1: Excess Cash
hubungan antarvariabel tidak ada yang kuat X2: Insufficient Cash
(tidak sampai mencapai 0,6) sehingga dapat X3: Net Working Capital
disimpulkan bahwa tidak terjadi X4: Leverage
multikolinearitas dalam model penelitian ini. X5: Return on Net Operating Assets
D1: Industry Dummy, 1 jika mining, 0 jika
4. Uji Heteroskedastisitas bukan.
Penggunaan data panel pada software D2: Industry Dummy, 1 jika basic and
Eviews tidak mengizinkan dilakukannya uji chemical, 0 jika bukan.
heteroskedastisitas. Namun, dengan software D3: Industry Dummy, 1 jika miscellaneous,
Eviews ini jika terjadi masalah 0 jika bukan.
heteroskedastisitas, ada cara tertentu dalam D4: Industry Dummy, 1 jika consumer
pengolahan data panel untuk mengatasinya goods, 0 jika bukan.
yakni dengan cara melakukan pembobotan D5: Industry Dummy, 1 jika property and
(weighted). Model regresi data panel dalam real estate, 0 jika bukan.
penelitian ini menggunakan Generalized Least D6: Industry Dummy, 1 jika infrastructure
Square dan menggunakan pembobotan and utilities, 0 jika bukan.
sehingga diasumsikan data terbebas dari D7: Industry Dummy, 1 jika trade, service
masalah heteroskedastisitas. Selain itu, karena and investment, 0 jika bukan.
penelitian ini menggunakan data panel,
menurut Gujarati (2009:7) tidak semua asumsi Sedangkan untuk model Y2 diperoleh hasil
dapat terpenuhi pada setiap tipe data. Faktanya, sebagai berikut.
asumsi homoskedastisitas atau error variance
yang sama, tidak selalu dapat dipertahankan Dari tabel tersebut maka diperoleh persamaan
pada data cross section. Adanya linear berganda model Y2 sebagai berikut:
heteroskedastisitas bukan berarti suatu model Y2 (t+1)= -0.0124 - 0.0329X1(i,t) -
regresi adalah lemah. 0.0146X2(i,t) - 0.0011X3(i,t) +
0.2071X4(i,t) + 0.1081X5(i,t) +
4.1.3 Hasil Pengujian Statistik 0.1206X6(i,t) - 0.0084X7(i,t) +
0.0083X8(i,t- 0.0557D1(i,t) +

18
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

0.0161D2(i,t) + 0.1564D3(i,t) + 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


0.0189D4(i,t) + 0.0329D5(i,t) - Berdasarkan pengujian secara simultan,
0.0040D6(i,t) + 0.0038D7(i,t) diperoleh hasil bahwa H0 ditolak yang berarti
terdapat pengaruh signifikan secara simultan
Keterangan: dari variabel independen Excess Cash dan
Y: Cumulative Abnormal Returns Insufficient Cash terhadap variabel dependen
X1: Excess Cash RNOA (Y1) maupun terhadap CAR (Y2). Hal
X2: Insufficient Cash ini berarti bahwa kondisi kas yang
X3: Market-to-Book Ratio menyimpang dari tingkat optimalnya, baik
X4: Cash from Operations lebih besar (excess) atau lebih kecil
X5: Cash from Investing (insufficient) akan secara bersama-sama
X6: Cash from Financing mempengaruhi kinerja perusahaan yang diukur
X7: Issue Equity Dummy dengan RNOA dan reaksi pasar yang diukur
X8: Acquirer Dummy dengan CAR. Namun secara parsial, beberapa
D1: Industry Dummy, 1 jika mining, 0 jika variabel independen dan variabel kontrol
bukan. berpengaruh signifikan dan ada pula yang tidak
D2: Industry Dummy, 1 jika basic and signifikan.
chemical, 0 jika bukan.
D3: Industry Dummy, 1 jika miscellaneous, 4.2.1 Pembahasan Model RNOA (Y1)
0 jika bukan. 1. Variabel Independen Excess Cash
D4: Industry Dummy, 1 jika consumer Variabel independen Excess
goods, 0 jika bukan. Cashmemiliki pengaruh positif terhadap
D5: Industry Dummy, 1 jika property and RNOA.Hal ini berlawanan dengan hipotesis
real estate, 0 jika bukan. awal penelitian yang menyatakan bahwa
D6: Industry Dummy, 1 jika infrastructure Excess Cash berpengaruh negatif terhadap
and utilities, 0 jika bukan. RNOA.Selain itu, pengaruh positif ini juga
D7: Industry Dummy, 1 jika trade, service bernilai signifikan.Walaupun berlawanan
and investment, 0 jika bukan. dengan hipotesis awal (Ha ditolak), hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) terdahulu yang dilakukan Kim, Mauer, and
Uji F bertujuan untuk menguji Sherman (1998); Opler, Pinkowitz, Stuzl, and
pengaruh semua variabel independen dalam Williamson (1999); dan Mikkelson and Partch
penelitian secara simultan terhadap variabel (2003), dengan hasil bahwa perusahaan-
dependen sehingga dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki saldo kas yang
model penelitian memang dapat diterapkan berlebih (Excess Cash) memiliki kinerja yang
dalam penelitian (uji kecukupan model). lebih baik. Kas yang berlebih bisa menjadi
sinyal positif bagi perusahaan bahwa target
perusahaan tercapai dan memicu kinerja yang
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) lebih baik lagi.
Uji t digunakan untuk mengetahui Kim, Mauer, and Sherman (1998) dan
apakah variabel-variabel independen secara Opler, Pinkowitz, Stulz, and Williamson
individual berpengaruh secara signifikan (1999) meneliti tentang cash holdings dan
terhadap variabel dependen.Perlakuan yang menemukan bahwa perusahaan dengan kas
sama juga dilakukan pada variabel kontrol. yang besar secara umum sejalan dengan motif
yang menambah value perusahaan.Menurut

19
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

Mikkelson and Partch, perusahaan yang dalam model penelitian seluruhnya


memegang kas yang banyak berarti perusahaan berpengaruh positif terhadap RNOA secara
tersebut dapat mengantisipasi kesempatan parsial. Namun pengaruh positif ini tidak
investasi masa depan.Selain itu, dengan bersifat signifikan yang berarti pada model
memiliki banyak kas perusahaan dapat penelitian ini variabel jenis perusahaan tidak
menurangi external financing dan dapat memiliki dampak yang berarti terhadap RNOA.
mengurangi biaya yang berkaitan dengan hal
tersebut.Perusahaan yang memegang banyak 4.2.2 Pembahasan Model CAR (Y2)
kas ini sesuai dengan motif perusahaan 1. Variabel Independen Excess Cash
memegang kas yakni precautionary motive Variabel independen Excess Cash
(motif berjaga-jaga). negatif terhadap variabel dependen CAR.Hal
ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian
2. Variabel Independen Insufficient Cash yang menyatakan bahwa pasar beraksi negatif
Variabel independen Insufficient Cash terhadap jumlah kas yang berlebih dari nilai
memiliki pengaruh positif terhadap variabel optimalnya.Namun pengaruh negatif ini tidak
dependen RNOA yang berarti Ha ditolak. Hal bersifat signifikan yang berarti secara
ini berlawanan dengan hipotesis awal keseluruhan investor tidak terlalu bereaksi pada
penelitian tetapi karena hasilnya tidak kondisi excess cash.
signifikan maka peneliti menyimpulkan
penyimpangan ini terjadi karena sebab lain 2. Variabel Independen Insufficient Cash
yaitu sampel yang kurang sesuai dikarenakan Variabel Insufficient Cash berpengaruh
dari sekian banyak sampel dan unit observasi negatif terhadap CAR yang juga sesuai dengan
yang diteliti, kasus insufficient cash tidak hipotesis awal penelitian.Pengaruh negatif ini
banyak terjadi. juga bersifat signifikan yang berarti investor
memang memberikan respon negatif terhadap
3. Variabel Kontrol Model Y1 perusahaan yang memiliki kas yang
Variabel kontrol Net Working Capital kurang.Dibandingkan dengan hasil analisis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Excess Cash yang tidak signifikan, hal
RNOA. Hal ini menjelaskan bahwa likuiditas ini memperlihatkan bahwa di Indonesia, para
yang baik akan membuat kinerja perusahaan investor tidak begitu merespon kelebihan kas
lebih baik. Variabel kontrol Leverage yang dimiliki perusahaan tetapi lebih merespon
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap kekurangan kas perusahaan.Hal ini
RNOA.Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan wajar terjadi karena kas yang sedikit lebih
yang memiliki banyak kewajiban (debt) memicu kekhawatiran investor terhadap
cenderung mengalami penurunan kelangsungan hidup perusahaan sedangkan kas
kinerja.Variabel kontrol RNOA berpengaruh yang berlebih belum banyak diperhatikan oleh
negatif terhadap RNOA tahun investor dan selain itu bisa saja investor lebih
berikutnya.Namun pengaruh negatif ini bersifat memilih perusahaan yang memiliki kas yang
tidak signifikan sehingga pengaruh RNOA banyak sesuai dengan motif precautionary.
terhadap RNOA setahun setelahnya bisa
diabaikan. Hal ini menjelaskan bahwa kinerja 3. Variabel Kontrol Model Y2
perusahaan setiap tahunnya tercapai murni atas Variabel kontrol Market-to-Book
kinerja periode tersebut dan tidak dipengaruhi memiliki pengaruh negatif terhadap CAR.Hal
kinerja sebelumnya. Variabel kontrol Industry ini berlawanan dengan prediksi awal yang
Dummy dari semua jenis industri yang ada menyatakan bahwa pasar merespon positif

20
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

rasio MTB.Meskipun begitu, pengaruh negatif variabel industry dummy ini bersifat signifikan
ini tidak signifikan sehingga penyimpangan ini pengaruhnya terhadap CAR. Sisa variabel
diasumsikan tidak bermasalah karena secara Industry Dummy lainnya berpengaruh positif
keseluruhan investor tidak mempertimbangkan untuk basic and chemical, consumer goods,
MTB. property and real estate, dan trade, service and
Informasi laporan keuangan yang investment. Pengaruh negatif dihasilkan dari
diproksikan dengan variabel Cash from industry dummy infrastructure and
Operations, Cash from Investing, dan Cash utilities.Namun dibandingkan mining dan
from Financing secara parsial memiliki miscellaneous industry, variabel-variabel ini
pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. tidak berpengaruh signifikan secara parsial
Hal ini membuktikan bahwa informasi yang terhadap CAR.
disajikan laporan arus kas sangat dibutuhkan
oleh investor.Namun terdapat satu KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN
penyimpangan prediksi tanda dari ketiga SARAN
variabel ini. CFO dan CFF memang 5.1 Kesimpulan
diprediksikan berpengaruh positif sedangkan Penelitian ini bertujuan untuk
variabel CFI diprediksikan berpengaruh negatif menemukan apakah variabel independen yang
karena penggunaan kas untuk investasi lebih terdiri dari Excess Cash dan Insufficient Cash
menggambarkan kondisi yang baik memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan
(perusahaan banyak berinvestasi). Dari hasil uji yang diukur dengan Return On Net Operating
parsial ini CFI berpengaruh positif karena CFI Assets (RNOA) dan terhadap reaksi pasar yang
yang positif (perusahaan banyak menjual diukur dengan Cumulative Abnormal Return
investasi) bisa juga menunjukkan cara (CAR) dengan menggunakan variabel kontrol
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari Net Working Capital, Leverage, RNOA,
selisih harga investasinya. Market-to-Book, Cash Flow Information, Issue
Variabel kontrol Issue Equity Dummy Equity Dummy, Acquirer Dummy, dan Industry
berpengaruh negatif, yang berarti pasar Dummy.Penelitian dilakukan pada perusahaan-
merespon negatif terhadap penerbitan saham perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar
yang dilakukan perusahaan, sedangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
Acquirer Dummy berpengaruh positif, yang 2010-2013.Model penelitian diestimasikan
berarti pasar merespon positif jika perusahaan dengan menggunakan Pooled Least Square
melakukan akuisisi. Namun kedua variabel ini (PLS) – Generalized Least Square.
tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
sehingga bisa disimpulkan kedua kondisi pada bab sebelumnya, berikut beberapa hal
tersebut tidak begitu diperhatikan investor. yang dapat disimpulkan:
Berkenaan dengan jenis perusahaan, 1. Variabel independen Excess Cash
investor memberikan respon negatif jika berpengaruh positif dan signifikan
perusahaan merupakan mining industry dan terhadap variabel dependen RNOA
respon positif untuk perusahaan miscellaneous karena kondisi Excess Cash sesuai
industry.Pergerakan indeks saham mining dengan precautionary motive dan dapat
memangsedang mengalami penurunan di membuat perusahaan siap dengan
periode ini. Sedangkan sektor miscellaneous kesempatan investasi di masa yang akan
yang meliputi perusahaan sejenis Astra dan datang yang dapat meningkatkan kinerja.
sebagainya termasuk yang diminati investor Selain itu dengan kas yang banyak,
karena perkembangannya yang baik. Kedua

21
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

perusahaan dapat menghindari biaya hubungan variabel independen dan


external financing. variabel dependen seperti yang
2. Variabel independen Insufficient Cash digunakan Oler and Picconi(2014) yang
berpengaruh positif terhadap variabel mencakup kualitas akrual, sales growth,
dependen RNOA tetapi tidak signifikan firm age, dan capital expenditure. Selain
dikarenakan sampel yang digunakan itu, bisa juga mencoba model lain untuk
tidak banyak menampilkan hasil mendapatkan jumlah optimal kas yang
insufficient cash. sesuai, seperti model Opler et al. (1999)
3. Variabel independen Excess Cash yang menggunakan estimasi regresi
berpengaruh negatif terhadap variabel untuk memperoleh nilai saldo kas
dependen CAR tetapi tidak signifikan optimal. Peneliti selanjutnya dapat pula
karena investor tidak menganggap melakukan metode sampling lain yang
kelebihan kas sebagai informasi yang akan menghasilkan model regresi yang
relevan. lebih signifikan.
4. Variabel independen Insufficient Cash 2. Bagi investor dan perusahaan, untuk
berpengaruh negatif dan signifikan mempedulikan komposisi kas yang
terhadap variabel dependen CAR karena dimiliki perusahaan karena dalam
kondisi kas yang kurang akan memberi penelitian ini, variabel independen
sinyal yang buruk terhadap investor Excess Cash dan Insufficient Cash
Investor tentu akan merasa khawatir jika berpengaruh signifikan baik terhadap
mereka berinvestasi di perusahaan yang RNOA maupun CAR secara simultan.
tidak memiliki cukup kas karena Namun secara parsial, perusahaan dapat
khawatir tidak akan mendapatkan return tetap memegang kas dalam jumlah besar
yang sesuai. karena akan berdampak positif terhadap
Pada penelitian ini digunakan dua kinerja. Selain itu perusahaan harus
variabel independen yang sama untuk dua berhati-hati pada kondisi kekurangan kas
variabel dependen yang berbeda sehingga karena investor sangat merespon negatif
digunakanlah dua model regresi berganda kondisi ini.
untuk masing-masing variabel dependen
(RNOA dan CAR). Hal yang dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan dari kedua model regresi ini Buku:
adalah bahwa variabel independen Excess Cash Atmaja, L. S. 2008. Teori dan Praktik
dan Insufficient Cash lebih kuat pengaruhnya Manajemen Keuangan. Jakarta:
terhadap reaksi pasar yang diukur dengan CAR Penerbit Andi.
dibandingkan terhadap kinerja perusahaan Darmawan, D. 2013. Metode Penelitian
yang diukur dengan RNOA. Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
5.2 Keterbatasan dan Saran Efferin, S.,S. H. Darmadji, dan Y. Tan. 2008.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Metode Penelitian Akuntansi;
dikemukakan maka dapat diberikan beberapa Mengungkap Fenomena dengan
saran sebagai berikut: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
1. Bagi peneliti selanjutnya, akan lebih baik Yogyakarta: Graha Ilmu.
jika dalam penelitiannya lebih Fahmi, I. 2013. Pengantar Manajemen
mempertimbangkan variabel kontrol lain Keuangan; Teori dan Soal Jawab.
yang lebih berpengaruh terhadap Bandung: Penerbit Alfabeta.

22
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

Firdaus, M. 2011. Ekonometrika, Suatu Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2, hal. 135-
Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua. 152.
Jakarta: Bumi Aksara. Akbari, M. A., S. Rahmani, R.Ahmadi, and H.
Gujarati, D. N. 2007a.Dasar-Dasar Shababi. 2014. Deviation from Optimal
Ekonometrika.Edisi Ketiga. Jilid 1. Level of Cash Holdings and Cumulative
Diterjemahkan oleh: Julius A. Mulyadi. Abormal Returns. Universal Journal of
Jakarta: Penerbit Erlangga. Accounting and Finance.Vol. 2 No. 4,
Gujarati, D. N. andD. C. Porter . 2009.Basic pp 88-96.
Econometrics.Fifth Edition. Singapore: Bates, T. W., K. M. Kahle, and R. M. Stulz.
The McGraw-Hill. 2009. Why Do U.S. Firms Hold So
Gujarati, D. N. dan D. C. Porter. 2012. Dasar- Much More Cash than They Used To?
Dasar Ekonometrika. Buku 2, Edisi 5. The Journal of Finance.Vol. LXIV, No.
Diterjemahkan oleh: Raden Carlos 5, pp 1985-2021.
Mangunsong. Jakarta: Salemba Empat. Christina, Y. T. dan E. Ekawati. 2014. Excess
Harmono.2011. Manajemen Keuangan; Cash Holdings dan Kepemilikan
Berbasis Balanced Scorecard, Institusional pada Perusahaan
Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara. Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan
Ikatan Akuntan Indonesia.2012. Standar Kewirausahaan Vol. 8 No. 1, hal 1-10.
Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Mikkelson, W. H. and M. M. Partch. 2003. Do
Arus Kas.Jakarta: Salemba Empat. Persistent Large Cash Reserves Hinder
Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis Performance? Journal of Financial and
& Ekonomi; Bagaimana Meneliti dan Quantitative Analysis. Vol. 38 No. 2,
Menulis Tesis?Edisi 3.Jakarta: Penerbit pp. 275-294.
Erlangga. Nelvianti. 2013. Pengaruh Informasi Laporan
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Arus Kas, Laba, dan Ukuran
Penerbit Ghalia Indonesia. Perusahaan terhadap Abnormal Return
Rosadi, D. 2012. Ekonometrika & Analisis Saham pada Perusahaan Manufaktur
Runtun Waktu Terapan dengan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
EViews. Yogyakarta: Penerbit Andi Artikel skripsi persayaratan wisuda,
Subramanyam, K. R. dan J. J. Wild. 2013. Universitas Negeri Padang.
Analisis Laporan Keuangan.Edisi Oler, D. K. and M. P. Picconi. 2014.
10.Buku 2. Diterjemahkan oleh: Dewi Implications of Insufficient and Excess
Yanti. Jakarta: Penerbit Salemba Cash for Future Performance.
Empat. Contemporary Accounting Research.
Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Vol. 31 No. 1, pp. 253-283.
Yogyakarta: Penerbit Andi. Saddour, K. 2006. The Determinants and The
Sunyoto, D. 2013. Metodologi Penelitian Valaue of Cash Holdings: Evidence
Akuntansi. Bandung: PT Refika from French Firms. Entre de
Aditama. Recherches sur la Gestion.University
Jurnal: Paris Dauphine.
Agustina, L. dan F. Kianto.2012. Pengaruh Sadeghi, Z., M. A. Jahanshahi, and A. K.
Informasi Laba Akuntansi terhadap Darranji. 2014. Measuring Excess Cash
Abnormal Return pada Perusahaan Balance and Studying Its Relationship
yang Tergabung dalam Indeks LQ45. with Stock Return in Companies

23
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

Accepted in Tehran Stock Exchange. 9/03/uji-asumsi-klasik.html (diakses 9


International Journal of Academic Januari 2015).
Research in Accounting, Finance, and Yahoo Finance. (http://finance.yahoo.com)
Management Sciences. Vol. 4 No. 1, pp
340-351.
Skripsi dan penelitian lain:
Khairani, I. 2012. Analisis Pengaruh Board
Governance dan Cash Holdings
terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005-2010).Skripsi
Sarjana.Universitas Indonesia.Depok.
Mambraku, M. E. 2014. Pengaruh Cash
Holding dan Struktur Kepemilikan
Manajerial terhadap Income Smoothing
(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-
2012).Skripsi Sarjana. Universitas
Dipenogoro, Semarang.
Niati, F. 2012. Pengaruh Corporate
Governance, Kepemilikan Manajerial,
dan Cash Holding dalam Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan
Pemegang Saham.Skripsi Sarjana.
Universitas Indonesia: Depok.
Jinkar, R. T. 2013. Analisa Faktor- Faktor
Penentu Kebijakan Cash Holding
Perusahaan Manufaktur di
Indonesia.Artikel Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Internet:
Indonesia Stock Exchange, Bursa Efek
Indonesia. (http://www.idx.co.id/)
Indonesian Capital Market Electronic Library.
(http://www.icamel.id/)
Iqbal, M. 2015. Regresi Data Panel.Tersedia
online pada
http://dosen.perbanasinstitute.ac.id
(diakses 1 April 2015).
Konsultan Statistik. 2009. Uji Asumsi
Klasik.Tersedia online:
http://www.konsultanstatistik.com/200

24
Journal Accounting and Finance
Edisi Vol. 3 No. 2 September 2019 Universitas Telkom

25

Anda mungkin juga menyukai