Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ONLINE KELOMPOK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Tirta Sari Putri Hutama N 111 18 012

PEMBIMBING :
dr. Diah Mutiasari, M.PH

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/ atau gangguan akibat
penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin1,.

Pasal 138 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menetapkan bahwa
upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar para lanjut usia
tetap sehat dan produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu pemerintah wajib menjamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap
dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis1.

Upaya peningkatan kesejahteraan Lanjut Usia diarahkan agar Lanjut Usia tetap
diberdayakan sehingga dapat berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan
fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari Lanjut Usia tersebut. Salah satu dampak
keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya penurunan angka kelahiran, angka
kesakitan dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup penduduk Indonesia2.

Berdasarkan data Riskesdas 2007, Umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia meningkat
dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 tahun pada tahun 2010. Pada tahun 2014
meningkat menjadi 72 tahun. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatkan jumlah
penduduk Lanjut Usia. Menurut hasil Sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk lanjut usia
Indonesia adalah 18,04 juta jiwa atau 7,6 % dari total jumlah penduduk. Pada tahun 2025
diperkirakan jumlah penduduk Lanjut Usia akan meningkat menjadi 36 juta jiwa2.

Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan mempengaruhi angka beban
ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah angka yang
menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif. Angka
tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah
penduduk produktif (15-59 tahun). Untuk mengurangi beban ketergantungan ini upaya yang
dilakukan agar penduduk lanjut usia bisa hidup mandiri dan tetap produktif harus ditingkatkan1

BAB II

PROGRAM KERJA

Program kerja

Program Posyandu Lanjut Usia

Program Posyandu Lanjut Usia (Lansia) merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaraannya
Nama Program Tujuan Sasaran Lokasi Waktu P.Jawab Dana
Program Bertujuan untuk meningkatkan 60 tahun Desa Salena 1 kali Tenaga iuran dari para
Posyandu kesejahteraan lanjut usia melalui keatas sebulan pelaksana warga, donatur tidak
Lanjut Usia – pelayanan kesehatan yang pada tetap atau tetap,
Lansia Sehat diberikan. Program tersebut dasarnya usaha mandiri dari
ditunjukan agar para lansia yang adalah posyandu, bantuan
rentan terkena penyakit dapat semua dari dunia usaha,
hidup sehat, mandiri serta pengurus bantuan dari
berdaya guna agar tidak menjadi posyandu kelurahan, subsidi
beban bagi keluarga maupun yang saling pemerintah, subsidi
masyarakat sekitar membantu, DINKES
namun harus
ada
penanggung
jawab
masing-
masing
sesuai
bidangnya
Indicator keberhasilan :

1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan : 1 kali sebulan

2. Kehadiran kader dan lansia

3. Pelayanan kesehatan

- cakupan penimbangan

- cakupan pemeriksaan laboratorium

- cakupan hasil pemeriksaan kesehatan

- cakupan penyuluhan kesehatan

4. Frekuensi pelaksanaan senam : 4 kali sebulan

5. Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktian : 1 kali sebulan

6. Rekreasi : 1 kali sebulan

7. Kegiatan peningkatan pendidikan dan ketrampilan

8. Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan

Pelayanan kesehatan akan menjadi kegiatan utama pada posyandu lanjut usia. Pelayanan
kesehatan yang dapat dilakukan di posyandu adalah:

1. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


2. Deteksi dini kondisi kesehatan lanjut usia melalui pemeriksaan berkala dengan
menggunakan KMS (kartu menuju sehat) lanjut usia.
3. Melaksanakan pengobatan sederhana bagi lanjut usia sakit.
4. Melaksanakan upaya rujukan ke puskesmas/rumah sakit bila diperlukan.
5. Upaya peningkatan status gizi lanjut usia melalui penyuluhan dan demonstrasi gizi sesuai
pedoman gizi seimbang.
6. Rehabilitasi sederhana.
7. Kunjungan rumah (home care)

Program dalam Lansia Sehat yang dilakukan dalam posyandu lansia dalam pengobatan berupa

1. Osteoporosis
- Latihan fisik berupa senam lanjut usia, senam osteoporosis
- Edukasi, konseling, dan bila perlu pemberian makanan tambahan
- Pemberian vitamin D3 untuk mencegah osteoporosis.
- Dapat ditambah dengan pemberian multivitamin. Dianjurkan pemberian multivitamin
seperti vitamin B, C dan E yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan.
- Pemberian Kalsium 800 – 1000 mg per hari, dapat bermanfaat untuk osteoporosis.
- Kunjungan ke rumah lansia yang tidak dapat ke Posyandu lansia
- Mengajak masyarakat untuk peduli dan menyayangi lansia2

2. Hipertensi
Panduan pengobatan tidak berbeda dari hipertensi pada umumnya.Agar
penatalaksanaan hipertensi pada kelompok Lanjut Usia dapat berjalan secara optimal,
perlu diimbangi dengan penerapan gaya hidup sehat sebagai perilaku sehari-hari. Edukasi
mengenani makan makanan dengan diet rendah garam
- Melakukan aktifitas fisik dan senam ringan di posyandu kurang lebih 30 menit
- Dan edukasi mengenai gaya hidup :
- menggunakan media leaflet, tabel diet hipertensi, memberikan food record yang akan
diisi satu minggu ke depan yang dibantu oleh keluarga1,3
3. Penyakit dalam Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut
Melakukan penyuluhan dalam pemeliharaan gigi dan mulut yang benar
dengancara pencegahan, pemeliharaan
Pencegahan: penyuluhan, kontrol plak, periksa berkala
Pemeliharaan:
- Sikat gigi teratur dan benar.
- Hindari luka pada rongga mulut.
- Obat kumur antiseptik.
- Pemeliharaan Gigi Tiruan (buka gigi tiruan pada saat tidur dan ditaruh pada gelas
berisi air bersih kemudian ditutup dan digunakan kembali pada saat bangun tidur)
- Diet seimbang untuk kesehatan gigi dan mulut1.

4. Penyakit dalam masalah gizi lanjut usia


Penatalaksanaan gizi bagi lanjut usia di Puskesmas dianjurkan dalam empat tahap yaitu :
a. Penapisan/skrining
b. Diagnosis masalah gizi : Sangat kuru, Kurus, Gemuk, Obesitas

Intervensi gizi
1) Penyuluhan gizi seimbang dan demonstrasi gizi sesuai pedoman gizi seimbang
2) Pemantauan dan evaluasi penatalaksanaan gizi1,3.
5. Osteoartritis,
Ketika intervensi mengenai perilaku kesehatan pasien dilakukan, keluarga juga turut serta
mendampingi dan mendengarkan apa yang disampaikan pada pasien
Tatalaksana bisa berupa modifikasi gaya hidup dan program penurunan berat badan,
edukasi pengaturan diet, termasuk menurunkan berat badan, dapat dilakukan dengan
memperbanyak asupan sayur dan buah. Penurunan berat badan merupakan tindakan yang
penting, terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada sendi yang
terserang osteoartritis dan meningkatkan kelincahan pasien waktu bergerak. Pasien diberi
motivasi untuk dapat mandiri dan tidak selalu tergantung pada orang lain.
- Terapi non-farmakologi yang diberikan pada pasien berupa program latihann dan
terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi.
- Terapi farmakologi pada osteoartritis dapat berupa analgesik oral non opiat, analgesik
topikal, obat anti inflamasi non steroid (OAINS), dan chondroprotective agen1
BAB III

PENUTUP

Peningkatan jumlah lanjut usia sebagai akibat dari peningkatan umur harapan hidup
waktu lahir, berimplikasi pada permasalahan lanjut usia dalam aspek kehidupan dan
penghidupan. Oleh karena itu diperlukan upaya yang komprehensif, terpadu, berkesinambungan
mulai dari pemerintah di tingkat pusat maupun daerah sampai ke tingkat desa. Selain itu
partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan dan merupakan peran sentral yang sangat
menentukan keberhasilan upaya tersebut3.

Posyandu lanjut usia merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang nyata dalam
mewujudkan mutu kehidupan lanjut usia, mencapai masa tua bahagia dan berdayaguna dalam
kehidupan berkeluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Buku Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Lansia ini diharapkan dapat memberikan panduan kepada masyarakat
maupun unsurunsur terkait, dalam melaksanakan kegiatan posyandu lanjut usia dengan
pelayanan komprehensif3.
DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes RI Nomor 67 Tahun 2015. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di


Pusat Kesehatan Masyarakat diakses dari
(http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Permenkes%2067%202015%20YANKES
%20LANSIA%20PUSKESMAS.pdf)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1142/Menkes/Sk/Xii/2008
Tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis
3. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai