Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN NUTRISI GIZI

SEIMBANG PADA BALITA


1. PROMOSI KESEHATAN
A.  Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu
untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya
penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya
penyakit.Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang
terbaik untuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah
perilaku individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman
dengan lingkungannya (Gillies, 1998)

B.  Tujuan

Tujuan umum :
1.    Meningkatkan pemahaman ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi gizi seimbang pada
balita.
2.    Meningkatkan perilaku ibu untuk berperilaku memperhatikan kesehatan balita akan
kecukupan gizi balita.
3.    Meningkatkan status kesehatan balita.

Tujuan khusus :
1.    Menjelaskan pada ibu mengenai gizi seimbang pada balita.
2.    Menjelaskan pada ibu prinsip gizi seimbang pada balita.
3.    Menjelaskan pada ibu cara pengolahan makanan.
4.    Menjelaskan pada ibu manfaat gizi bagi balita.
5.    Menjelaskan pada ibu kecukupan gizi balita.
6.    Menjelaskan pada ibu pengarug gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
7.    Menjelaskan pada ibu menu seimbang balita.
8.    Menjelaskan pada ibu triguna makanan gizi seimbang.
9.    Menjelaskan pada ibu manfaat asi untuk gizi seimbang.
10.Menjelaskan pada ibu gangguan makanan gizi seimbang.

C.  Sasaran

Sasaran Promosi Kesehatan adalah


1.    Individu, kelompok dan masyarakat.
2.    Berdasarkan tatanan : tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat umum, tempat kerja
dan sarana kesehatan.
3.    Berdasarkan kelembagaan: organisasi kemasyarakatan/organisasi profesi/ LSM dan media
massa, lintas sektor.
4.    Petugas kesehatan dan kader kesehatan.
D.  Media
Media yang kami gunakan untuk promosi kesehatan tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Gizi Seimbang  pada Balita ini adalah
1. Laptop
2. Lcd

3. NUTRISI BALITA DENGAN GIZI SEIMBANG

A. Gizi Seimbang Balita


Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari
sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi
seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan
Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5 tuhan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi,
balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang dibutuhkan. (sediaoetama 2000)

B.     Prinsip Gizi Balita:


1.    Balita menunjukkan pertumbuhan badan pesat,paling sering menderitagangguan gizi.
2.    Setelah satu tahun menu variasi utk cegahkebosanan.
3.    Makanan bentuk padat belajar mengunyah.
4.    Hindari pemberian susu saja, karena susu bukan pengganti makanan.
5.    Dipengaruhi gizi ibu saat hamil.

C.     Cara Pengolahan Makanan:


1.    Menu sama dengan orang dewasa makan bersama.
2.    Tidak pedas.
3.    Konsistensi lebih lunak.
4.    Memperhatikan menu seimbang (nasi, lauk hewanidan nabati, sayur, buah dan lebih baik
ditambahsusu).
5.    ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun.

D.    Manfaat Gizi bagi Balita:


1.    Pengetahuan tentang gizi harus diketahui olehorang tua atau guru (bila sudah sekolah).
2.    Nutrien cukup untuk memelihara kesehatan ataumemulihkannya bila sakit.
3.    Mendidik kebiasaan makanan yang baik.
4.    Membiasakan untuk menyukai makanan bergizi.

E. Kecukupan Gizi Balita:


1. Energi yang terdiri ; 50-60% KH, 25-35% lemak,dan 10-15% protein.
2. Protein ; - 2,5-3 gr/Kg BB- Cukup asam amino essensial- Mudah cerna dan diserap- Kualitas
protein tinggi untuk hewani.
3. Mineral & Vit-Kalsium dan pospor tulang dan gigi-Susu sapi sumber Ca dan P yang baik.
Kebutuhan gizi balita :

F.  Kebutuhan Cairan:
- 1 - 1,5 Ltr / hari.
- Dalam keadaan tertentu (infeksi, diare atau muntah) masukan cairan ditingkatkan.

G.    Pengaruh Gizi terhadap Pertumbuhan dan  Perkembangan:


1.    Kekurangan gizi>retardasi pertumbuhan, kelebihan gizi>obesitas> Morbiditas dan
mortalitas.
2.    Peran ASI ; gizi tinggi, imunitas dan mendekatkan hubungan antara ibu dan anak.
3.    Monitoring pertumbuhan dengan  KMS cegah malnutrisi.

H.    Menu Seimbang Balita:


Berikut adalah satu contoh menu makanan sehat bayi usia 1 – 2 tahun:
Makanan Sehat Bayi Tim Tahu Lezat
Bahan :
1.   50 gr wortel yang sudah di parut
2.   50 gr tahu yang sudah dihancurkan
3.   50 gr tepung beras merah/ putih
4.   Garam dapur secukupnya
5.   500 cc air
6.   20 gr daun bayam yang diiris halus
7.   50 gr tomat diiris  kecil-kecil
8.   Gula pasir secukupnya

Menu makanan balita usia 2 sampai 5 tahun :


1.   Pagi Bubur beras atau roti oles mentega/margarinTelur, daging atau ikan satu gelas susu.
2.   Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
3.   Siang nasi daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe sayur , tomat, wortel, bayam.
4.   Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
5.   Malam nasi atau roti oles mentega/margarin daging, ayam, ikan, tahu atau tempe sayur –
mayur Buah atau puding satu gelas susu contoh menu.

I.       Triguna Makanan Gizi Seimbang


1.    Makanan sebagai zat tenaga (Karbohidrat dan Lemak) :  Makanan yang berfungsi untuk
menghasilkan tenaga, untuk aktifitas sehari-hari. Contoh : berkerja dan berolaraga.
2.    Makanan sebagai zat pembagun (Protein) adalah makanan yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
3.    Makanan sebagai zat pengatur (Vitamin dan Mineral) adalah makanan yang berfungsi
sebagai pengatur organ-organ tubuh untuk melaksanakan fungsinya secara teratur.
j.      Manfaat Asi Untuk Gizi Seimbang
1.    Untuk pertumbuhan dan perkembangan
2.    Mengandung zat kekebalan (Infeksi, mudah dicerna, mudah diberikan.
3.    Bersih dan tidak pernah basi.
4.    Menghindarkan diare.
5.    Menghisap asi dapat membantu pertumbuhan gigi dan langit-langit.
J.       Gangguan Makanan Gizi Seimbang
1.    Marasmus, yaitu bayi tidak mendapat cukup makanan dan menjadi kelaparan. Tanda-tanda
bayi marasmus adalah barat badan balita dibawah garis dasar grafik BB, penipisan lemak
(wajah seperti orang tua, diare).
2.    Kwasiorkhor, yaitu gangguan gizi akibat gangguan akibat kekurangan zat pembangun
(protein) biasanya pada umur 1-3 tahun ditandai oleh garis pertumbuhan tidak naik dan
penyusutan otot, bengkak pada mata, tungkai dan nafsu makan hilang.
3.    Marasmus kwasiorkhor, yaitu terjadi jika berat badan juga terdapat edema dan bengkak.
4.   Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan terhadap
berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya tanah, pasir, rumput,
bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing, dingding tembok dan sebagainya.
Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang
sedang belajar merangkak dan anak sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang
dipegangnya kedalam mulutnya.
4. Keadaan tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan oral
dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi dunia luar
dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah laku demikian sering
disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor termasuk eksterna. Pika
mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi gizi, mungkin pula pada penderita
retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan yang ketat agar penderita tidak
memakan benda-benda yang mungkin berbahaya untuk kesehatannay, misalnya
mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu kepada penderita diberikan obyek yang
tidak berbahaya, yang dapat digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan
dengan mulutnya. Bila terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
3.SASARAN                        
Melatih ibu
dalam
pemenuhan
Primer Sekunder Tersier Program
nutrisi gizi
seimbang pada
balitanya
Desa Ibu - Keluarga - RT 1.    Menjelaskan pada ibu
Sumberporong dari - Suami - RW mengenai gizi seimbang pada
, Lawang balita - Lurah balita.
2.    Menjelaskan pada ibu
prinsip gizi seimbang pada
balita.
3.    Menjelaskan pada ibu cara
pengolahan makanan.

4.    Menjelaskan pada ibu


manfaat gizi bagi balita.
5.    Menjelaskan pada ibu
kecukupan gizi balita.
6.    Menjelaskan pada ibu
pengaruh gizi terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan.
7.    Menjelaskan pada ibu menu
seimbang balita.
8.    Menjelaskan pada ibu
triguna makanan gizi
seimbang.
9.    Menjelaskan pada ibu
manfaat asi untuk gizi
seimbang.
10.Menjelaskan pada ibu
gangguan makanan gizi
seimbang.
SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik              :Promosi Kesehatan Pemenuhan Nutrisi Gizi Seimbang pada Balita


Sasaran           : Semua ibu dan balita
Hari/tanggal    : Selasa,6 November 2018
Jam                 : 08.00-10.00 WIB
Waktu             : 60 menit
Tempat            :Balai Desa Sumberporong

Tujuan
Tujuan umum :
1.    Meningkatkan pemahaman ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi gizi seimbang pada
balita.
2.    Meningkatkan perilaku ibu untuk berperilaku memperhatikan kesehatan balita akan
kecukupan gizi balita.
3.    Meningkatkan status kesehatan balita.
Tujuan khusus :
1.    Menjelaskan pada ibu mengenai gizi seimbang pada balita.
2.    Menjelaskan pada ibu prinsip gizi seimbang pada balita.
3.    Menjelaskan pada ibu cara pengolahan makanan.
4.    Menjelaskan pada ibu manfaat gizi bagi balita.
5.    Menjelaskan pada ibu kecukupan gizi balita
6.    Menjelaskan pada ibu pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
7.    Menjelaskan pada ibu menu seimbang balita.
8.    Menjelaskan pada ibu triguna makanan gizi seimbang.
9.    Menjelaskan pada ibu manfaat asi untuk gizi seimbang.
10.Menjelaskan pada ibu gangguan makanan gizi seimbang.

E.     Pelaksanaan
a.         Tema      : Gizi Seimbang untuk Anak Balita
b.        Sasaran   : Ibu dan Anak Balita
c.         Tempat   : Balai Desa Sumberporong
d.        Waktu    : 1 X 60 menit

F.     Penyuluh dan Tim


Penyuluh :
 Nury Wahyu M.
 Sa’diatul Istianah
 Ely Monyca F.
 Nayla Rifa’tul

Moderator : 
 Ahmad Abiyyu Mu’tashim

Dokumentasi :
 Lya Lexi
Operator :
 Devi Erlina Mandasari
 Billiam Nasta K.

SUB TOPIK
1.        Gizi seimbang pada balita.
2.        Prinsip gizi seimbang pada balita.
3.        Cara pengolahan makanan.
4.        Menjelaskan pada ibu manfaat gizi bagi balita.
5.        Kecukupan gizi balita.
6.        Pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
7.        Menu seimbang balita.
8.        Triguna makanan gizi seimbang..
9.        Manfaat asi untuk gizi seimbang.
10.    Gangguan makanan gizi seimbang.
 METODE
Persentasi
. Tanya jawab
 MEDIA
•       LCD Power Point
 MATRIKS KEGIATAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pembukaan : •    Menjawab salam
     Memberi salam •    Mendengarkan dan
1.  10 menit      Menjelaskan tujuan pembelajaran. memperhatikan
     Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1.    Gizi seimbang pada balita.
2.    Prinsip gizi seimbang pada balita.
3.    Cara pengolahan makanan.
4.    Menjelaskan pada ibu manfaat gizi •    Menyimak dan
2. 20 menit
bagi balita. memperhatikan
5.    Kecukupan gizi balita.
6.    Pengaruh gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan.
7.    Menu seimbang balita.
8.    Triguna makanan gizi seimbang..
9.    Manfaat asi untuk gizi seimbang.
10.   Gangguan makanan gizi seimbang.
Evaluasi :
Meminta kepada ibu menjelaskan
atau menyebutkan kembali :
1.    Gizi seimbang pada balita.
2.    Prinsip gizi seimbang pada balita.
3.    Cara pengolahan makanan.
4.    Menjelaskan pada ibu manfaat gizi
•    Bertanya dan menjawab
3. 30 menit bagi balita.
pertanyaan.
5.    Kecukupan gizi balita.
6.    Pengaruh gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan.
7.    Menu seimbang balita.
8.    Triguna makanan gizi seimbang..
9.    Manfaat asi untuk gizi seimbang.
10.    Gangguan makanan gizi seimbang.
Penutup :
4. 10 menit Mengucapkan terima kasih dan - Menjawab salam
mengucapkan salam.
                                                                     
Lawang, 5 November 2018
Narasumber,
SASARAN     :
 Ibu-ibu yang mempunyai balita di Desa Sumberporong, Lawang.
Jumlah peserta :
-Ibu                 :50 orang
- Peserta lain    :20 orang

6.    LAMPIRAN MATERI
A. Pemenuhan Gizi Pada Balita
1. Mengenal Balita
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun,
karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak
usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi
berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun
mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai
dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya,
faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya
pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari
satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga
tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut
konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
3. Karakteristik Usia Prasekolah
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala “. Akibat
pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai
senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi
yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak.
Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting
dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap
makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan
selera makan anak.
4. Peran Makanan Bagi Balita
a. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur.

1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut
dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
5. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya
kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya
usia.
6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya
gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya
jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan
kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini
menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan
dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan
atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap
bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat
besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan


Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering
kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,
ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi
secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit
mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah
dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak.
( Dr. Harsono, 1999).
d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir,
sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun
itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti
keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI,
yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian
pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang
malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini
juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran
pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono,
1999).
7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1)  Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2)  Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan
asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita
terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang
disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi
badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi
dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak
tidak kurus.
b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan
orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
8. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :
a. Faktor penyakit organis
b. Faktor gangguan psikologi
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:
1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis
2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga
anak menjadi tertekan
3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak
sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.
c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor
psikologis, atau faktor pengaturan makanan )
a.       Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka
penyakitnya melalui dokter.
b.      Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
c.       Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah
selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
d.      Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi
makan anak.
e.       Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu
makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan
makan bersama keluarga (orangtua)
f.       Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari
dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal
berikut ini.
(a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan
haus
(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi
kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang
tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi
maupun kebersihannya.
(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.
(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak.
B. Menu Makanan Balita
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri
atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi
yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
o Pagi hari waktu sarapan.
o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o Pukul 16.00 sebagai selingan
o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan
terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu
D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita
• Perhitungan Berat Badan Ideal
Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir
Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pemenuhan Kebutuhan gizi balita yang mengalami gizi kurang yang merupakan kasus
dalam penelitian ini memang masih sangat minim. Motivasi masyarakat terhadap pemenuhan
gizi keluarga terutama pada anak usia balita cukup tinggi, katidak berdayaan ekonomi
keluarga menjadi penghambat motivasi tersebut, bahkan menimbulkan budaya baru
menyebabkan masyarakat terbiasa dalam pemenuhan kebutuhan gizi balitanya sesuai apa
adanya. Faktor budaya yang melekat secara turun temurun masih dianut sebagian besar
responden. Kurangnya informasi secara akurat menyebabkan masyarakat suiit untuk merubah
kebiasaan dan kepercayaan tersebut kearah perilaku sehat yang lebih produktif dan
menguntungkan kesehatan keluarga terutama pada anak usia balita Perilaku orang tua masih
sangat minim dalam pemenuhan kebutuhan.

B. Saran

Perlunya partisiaktif semua pihak dalam sosialisasi program Kadarsi secara


komprehensif di masyarakat dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat dalam
memaksimalkan upaya pemenuhan gizi keluarga. Mengintensifkan penyebaran informasi
tentang cara yang efektif untuk memberikan makanan yang memadai sesuai kebutuhan dalam
keluarga melalui penyuluhan tentang gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Kasdu, Dini. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Hartono, Bambang. 2005. Profil Promosi Kesehatan 2005. Jakatrta.

Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Asuhan Hamil Normal. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai