Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS

BERAT JENIS dan DAYA SERAP

Tujuan :

1. Menentukan berat jenis dan persentase berat air yang dapat diserap agregat

halus dihitung terhadap berat kering.

2. Menentukan berat jenis dan persentase berat air

3. Menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan kering oven

4. Dapat menentukan kadar air agregat halus kering permukaan jenuh air

5. Dapat menentukan kadar air agregat halus kering permukaan

6. Menerangkan kegunaan pemeriksaan dalam kaitannya dengan perhitungan

rancangan susunan campuran beton.

Peralatan dan Bahan :

 Peralatan

 Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr

 Piknometer

 Kerucut terpancung

 Penumbuk

 Saringan no. 4

 Oven
 Cawan porselin

 Hot plane

 Desikator

 Bahan

 Agregat halus yang lewat saringan no. 4 dalam keadaan SSD

Prosedur Pelaksanaan :

Penentuan SSD Agregat Halus

 Masukkan benda uji kedalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan, yang

masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1 kali

penumbukan untuk bagian atasnya ( seluruhnya 25 kali ).

 Angkat cetakan kerucut terpancung dan perhatikan bentuk agregrat yang

akan menentukan keadaan agregat tersebut.

Penentuan Berat Jenis Kering Agregat Halus

 Timbang agregat dalam keadaan SSD seberat 500 gram dan masukkan

kedalam piknometer.

 Masukkan air bersih mencapai 90 % isi piknometer, putar sambil

diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya, dipercepat

dengan menggunakan pompa hampa udara dengan merebus piknometer.

 Tambahkan air sampai tanda batas

  Timbang piknometer berisi air dan benda uji


 Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)0 C

sampai berat tetap, kemudian didinginkan dalam desikator , lalu timbang

beratnya.

 Isi kembali piknometer dengan air sampai tanda batas, lalu timbang

beratnya.

Data / Hasil Pemeriksaan

Percobaa
B1 (gram) B2 (gram) B3 (gram) B4 (gram)
n

I 500 788.8 494.7 490

       Keterangan :

       B1  = Berat benda uji dalam keadaan SSD

       B2 = Berat benda uji ditambah dengan air

       B3 = Berat piknometer berisi air

       B4 = Berat benda uji dalam keadan kering oven

Analisa Data / Perhitungan

Percobaan I
Kesimpulan

Bj. Kering Oven       = 2,38 gr/cm3

Bj. SSD                  = 2,43 gr/cm3

Daya Serap                  = 2.04 %

ANALISA AYAK

 Tujuan :

 Agar dapat menghitung agregat halus dan agregat kasar menjadi agregat

gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan.

 Menentukan gradasi agregat halus dengan menggunakan hasil analisa

ayakan.

  Mengunakan peralatan yang dipakai.


 Menggambarkan grafik gradasi agregat.

Peralatan dan Bahan

Peralatan

 Timbangan dengan kapasitas > 5 kg dengan ketelitian 0,1 gr

Ayakan standar untuk agregat halus

 Mesin Penggetar

 Kuas

 Wad

Bahan

 gregat halus 500 gr

Prosedur Pelaksanaan

1. Agregat halus dikeringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai

berat tetap.

2. Setelah kering, saring benda uji dengan menggunakan ayakan 4mm.

3. Timbang benda uji yang lolos dari ayakan 4 mm sebanyak 500 gr.

 Ayak agregat tersebut sebanyak 500 gr tersebut dengan susunan ayakan

sebagai berikut : 0,125 mm; 1 mm; 2 mm; ayakan paling kasar diletakkan

paling atas
 Kemudian getarkan ayakan tersebut dengan mesin penggetar selama 15

menit.

 Bersihkan masing-masing ayakan dari ayakan paling atas dengan kuas.

 Timbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing ayakan terhadap

berat total.

 Hitung persentase benda uji terhadap berat total.

 Data / Hasil Pemeriksaan.

Berat Persen %
Ayakan % Lolos
Tertahan Tertahan Tertahan
(mm) Kumulatif
(gram) (%) Kumulatif
4 0 0 0 100
2 31.80 6.36 6.36 93.64
1 101.30 20.26 26.62 73.38
0,5 230.70 46.14 72.76 27.24
0,25 107.80 21.56 94.32 5.68
0,125 19.40 3.88 98.20 1.80
Pan 9.00 1.80 100 0
Jumlah 500 298.26
      Analisa Data / Perhitungan
Pemeriksaan AGREGAT KASAR

BERAT JENIS & DAYA SERAP

Tujuan :

Secara umum praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis dan

persentase berat air yang terkandung ( daya serap ) oleh agregat kasar, dihitung

terhadap berat keringnya.

Peralatan dan Bahan :

 Peralatan
 Timbangan dengan ketelitian
 Penjepit
 Wadah tahan panas
  Oven
 Ember
  Alat pembagi
  Desikator Bejana gelas
  Kain penyerap
Bahan Agregat kasar
Prosedur Pelaksanaan :

 Rendam benda uMji dalam air pada suhu kamar menggunakan ember

selama 24 jam.

 Keluarkan benda uji tersebut dari dalam air, kemudian lap dengan kain

penyerap sampai selaput air pada permukaannya hilang ( agregat

dinyatakan dalam keadaan SSD ).


 Dalam keadaan SSD benda uji ditimbang sebanyak 500 gr (B1)

 Masukkan benda uji kedalam bejana gelas kemudian tambahkan air

sehingga permukaan agregat terendam dan permukaan air sampai batas

tertentu.

 Timbang bejana yang berisi benda uji + air (B2).

 Bersihkan bejana dari benda uji dan masukkan lagi air sampai tanda batas.

 Timbang bejana yang berisi air (B3).

 Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)0C.

 Benda uji dimasukkan dalam desikator untuk didinginkan kemudian

beratnya ditimbang (B4).

Data / Hasil Pemeriksaan

Percobaa
B1 (gram) B2 (gram) B3 (gram) B4 (gram)
n

I 500 1026.3 705.4 499.2

      
      Keterangan :
      B1  = berat benda uji kering permukaan.
      B2  = berat bejana berisi benda uji + air.
      B3  = berat bejana berisi air.
      B4  = berat benda uji kering oven.
Analisa Data
Percobaan I

Kesimpulan
Bj. Kering Oven       = 2,78 gr/cm3
Bj. SSD                  = 2,79 gr/cm3
Daya Serap             = 0,16 %

ANALISA AYAK

Tujuan :
Dengan praktikum ini diharapkan dapat menghitung perbandingan agregat kasar

menjadi agregat yang mempunyai gradasi yang diinginkan. Disamping itu dapat

pula untuk :

1. Menentukan gradasi agragat kasar dengan menggunakan hasil analisa ayak


2. Menggunakan peralatan yang dipakai
3. Menggambarkan data hasil pemeriksaan kedalam grafik gradasi
Peralatan dan Bahan :
 Peralatan
Timbangan dengan kapasitas > 25 kg
Ayakan standard untuk agregat kasar
Mesin Penggetar
Kuas
 Bahan
·         Agregat kasar 25 kg

Prosedur Pelaksanaan :

Timbang benda uji sebanyak 0.4 kali besar butiran maximum yang dinyatakan

dalam kg, misalnya 25 kg.

 Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan ayakan ; 4mm ; 8mm ;

31.5mm ; 63 mm, ayakan terbesar di letakkan paling atas. Pengayakan

dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin penggetar dan

di guncang selama 15 menit. Jika yang tembus ayakan 4 mm sama atau

lebih dari 500 gram, maka yang tembus diayak lagi dengan menggunakan

ayakan agragat halus yaitu 2 mm kebawah.

 Timbang berat agregat yang tertahan diatas ayakan masing-masing.

 Hitung persentase berat agregat yang tertahan terhadap berat total

 Hitung modulus kehalusan butiran.

Catatan :

ø    Modulus kehalusan  butiran agregat kasar 6.5 – 7.5.


ø    Selisih berat agregat sebelum dan sesudah diayak maksimum dari 1

Data / Hasil Pemeriksaan

Ayakan Berat Tertahan Persen % Tertahan % Lolos

(mm) (gram) Tertahan (%) Kumulatif Kumulatif


63 0 0 0 100
31,5 250,12 1,006 1,006 100
16 15690 63,129 64,135 91,45
 8 8900 35,089 99,944 25,35
4 13,72 0,056 100 0
2 ─ 0 100 0
1 ─ 0 100 0
0,5 ─ 0 100 0
0,25 ─ 0 100 0
0,125 ─ 0 100 0
PAN ─ 0 100 0
Jumlah 24853,84 100 765,085

 Analisa Data / Perhitungan


Alat saringan gradasi agregat

Gradasi Agregat

Gradasi adalah susunan butir agregat sesuai ukurannya, ukuran agregat

dapat diperoleh melalui pemeriksaan analisis saringan. Satu set saringan

umumnya terdiri dari saringan berukuran 3/4'', 1/2'', 3/8'', No.4, No.8, No.16,

No.30, No.50, No.100, No.200. Gradasi agregat dinyatakan dalam persentase

lolos atau persentase tertahan yang dihitung berdasarkan berat agregat.

Gradasi agregat menentukan besarnya rongga atau pori yang mungkin

terjadi dalam agregat campuran, campuran agregat yang baik adalah agregat yang

terdiri dari agregat berukuran besar sampai kecil secara merata, hal tersebut

dikarenakan rongga yang terbentuk oleh agregat berukuran besar akan diisi oleh

agregat yang lebih kecil.


Gradasi agregat ditentukan oleh analisa saringan, dimana contoh agregat

harus melalui satu set saringan. Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan

jaringan kawatnya dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan

kawat per inchi persegi dari saringan tersebut. Gradasi agregat dinyatakan dalam

persentase berat masing-masing contoh yang lolos pada saringan tertentu.

Persentase ini ditentukan dengan menimbang agregat yang lolos atau tertahan

pada masing-masing saringan. Gradasi agregat dapat dibedakan sebagai berikut:

Gradasi seragam / menerus (uniform graded) Gradasi agregat dengan ukuran yang

hampir sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka (open graded) karena

hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga atau

ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini

bersifat porus atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas yang rendah dan

memiliki berat isi yang kecil.

Gradasi rapat (densegraded) / bergradasi baik Merupakan campuran

agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang. Agregat dengan gradasi

rapat akan menghasilkan lapis perkerasan dengan stabilitas tinggi, kedap air, berat

volume besar.

Gradasi buruk (poorlygraded) / bergradasi senjang Adalah campuran

agregat dengan satu fraksi hilang atau sedikit sekali. Agregat bergradasi senjang

umumnya digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu gradasi celah (gap

graded). Agregat dengan gradasi senjang menghasilkan lapis perkerasan yang

mutunya terletak diantara kedua jenis di atas.


Penentuan distribusi ukuran agregat akan mempengaruhi kekakuan jenis

campuran aspal. Gradasi rapat akan menghasilkan campuran dengan kekakuan

yang lebih besar dibandingkan gradasi terbuka. Dari segi kelelehan, kekakuan

adalah suatu hal yang penting karena akan mempengaruhi tegangan dan regangan

yang diderita campuran beraspal panas akibat beban dinamik lalu lintas. (Utomo,

R. Antarikso, 2008).

Bentuk gradasi agregat biasanya digambarkan dalam grafik hubungan

antara ukuran saringan dinyatakan pada sumbu horizontal dan persentase agregat

yang lolos saringan tertentu dinyatakan pada sumbu vertikal, dengan gradasi

agregat yang ditentukan pada Spesifikasi Bina Marga 2010 dapat dilihat pada

Tabel 5.

Ukuran Maksimum Agregat

Ukuran maksimum butir agregat dapat dinyatakan dengan mengunakan:

1. Ukuran maksimum agregat, yaitu menunjukkan ukuran saringan terkecil

dimana agregat lolos saringan tersebut sebanyak 100 %.

2. Ukuran nominal maksimum agregat, menunjukkan ukuran saringan

terbesar agregat yang tertahan saringan tersebut tidak lebih dari 10 %.

3. Ukuran maksimum agregat ikut menentukan tebal minimum lapisan

perkerasan yang mungkin dapat dilaksanakan. Sebagai patokan awal,

4. tebal lapisan minimum sama dengan dua kali ukuran agregat maksimum.
5. gradasi dapat terjadi apabila distribusi agregat tidak merata antara agregat

berbutir besar dan agregat berbutir kecil.

5. Berat Jenis Agregat

Berat jenis Agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan

berat volume air. Agregat dengan berat jenis kecil, mempunyai volume yang

besar. Atau berat yang ringan. Terdapat beberapa jenis dari berat

jenis (specificgravity) yaitu :

Berat jenis bulk (bulkspecificgravity), adalah berat jenis dengan

memperhitung berat agregat dalam keadaan kering dan volume agregat.

Berat jenis kering permukaan (saturatedsurfacedry), adalah berat jenis

dengan memperhiyungkan berat agregat dalam keadaan kering permukaan,

jadi merupakan berat agregat kering + berat air yang dapat meresap ke

dalam pori agregat, dan seluruh volume agregat.

Berat jenis semu (apparentspecificgravity), adalah berat jenis dengan

memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering, dan volume

agregat yang tak dapat diresapi oleh air.

Berat jenis efektif (efectivespecificgravity), adalah berat jenis dengan

memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering, jadi merupakan

berat agregat kering, dan volume agregat yang tak dapat diresapi aspal.
Pengukuran volume agregat dalam proses penentuan berat jenis agregat

dilakukan dengan mempergunakan hukum Archimedes, yaitu berat benda dalam

air akan berkurang sebanyak berat zat cair yang dipindahkan. Pengujian berat

jenis agregat halus dilaksanakan mengikuti SNI, Metode Pengujian Berat Jenis

dan Penyerapan Air Agregat halus, SNI 03-1969-1990; SK SNI M-09-1989-F,

atau AASHTO T 85-88.

Prosedur penentuan volume agregat dilakukan sebagai berikut:

 Agregat dicuci, untuk menghilangkan bagian-bagian halus yang melekat.

 Agregat dikeringkan di dalam oven, untuk mendapatkan berat kering

agregat, Bk.

 Agergat direndam dalam air, untuk mendapatkan kondisi kering

permukaan. Bj adalah agregat dalam keadaan kering permukaan.

 Agregat ditimbang dalam air, diperoleh berat Ba.

 Volume agregat yang masif dan yang tak dapat diresapi air diresapi aspal

dalam air.

Anda mungkin juga menyukai