Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Indonesia

Alfian Wulandari
XII-AK1
Negeri 15 Jakarta

[Perkembangan demokrasi masa orde lama (1945-1965), pelaksanaan demokrasi pada masa
perjuangan (1945-1950]
Sekalipun demikian, Perdana Menteri Syahrir tetap berada di Jakarta dengan maksud:
mempermudah hubungan dengan dunia Internasional untuk kepentingan perjuangan.

Akan tetapi, politik perundingan yang dijalankan pemerintah RI tidak mendapat


dukungan dari semua golongan. Akibatnya Syahrir menyerahkan mandatnya kembali kepada
Presiden.

Pada pembentukan Kabinet Republik Indonesia yang ketiga, Soekarno tetap menunjuk
Sutan Syahrir sebagai perdana menteri sehingga kabinetnya dinamakan Kabinet Syahrir II, dan
berakhir pada 20 Oktober 1946

Selanjutnya, dibentuklah kabinet keempat, yaitu Kabinet Syahrir III dengan masa jabatan
dari 02 Oktober 1946 - 03 Juli1947. Pada tanggal yang sama, 02 Oktober 1946, Presiden
mengeluarkan maklumat nomor 6/1947. Isinya: menetapkan kekuasaan sepenuhnya berada di
tangan presiden. Melalui Maklumat , Kabinet Syahrir III memasuki masa demesioner.

Selanjuatnya, pada 3 Juli 1947 – 11 November 1947 dibentuk lagi kabinet yang kelima
dengan Amir Syarifuddin sebagai perdana menteri. Dalam kabinet ini, Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo diangkat menjadi Menteri Muda Pertahanan. Program kabinet ini, tidak pernah
diumumkan karena masih masih melanjutkan program program cabinet dari cabinet sebelumnya.

Pada 11 November 1947 dibentuk cabinet keenam dengan Amir Syarifudin dari Partai
Sosialis tetap memegang posisi perdana menteri. Kabinet kembali dinyatakan demisioner pada
29 Januari 1948 karena mundurnya 5 orang menteri dari Partai Masyumi.

Setelah itu dibentuk cabinet yang ke – 7 dengan Mohammad Hatta sebagai perdana
menteri. Kabinet ini berakhir pada 4 Agustus 1948, kondisi politik saat itu masih berada dalam
bayang-bayang ancaman perang dan konflik luar negeri.

Ketika kota Yogyakarta diserbu dan para pemimpin yang berada di Yogyakarta ditawan,
dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesiadi Bukittinggi berdasarkan intruksi Presdien
Soekarno dari Yogyakartakepada Syarifuddin menteri kemakmuran yang sedang berada di
Bukittinggi, sesaat sebelum tetntara Belanda menguasai Yogyakarta pada tanggal 19 Desember
1948.

Selanjutnya dibentuk cabinet ke -8 dengan Mohammad Hatta sebagai perdana mneteri.


Program cabinet ini tak pernah diumumkan tetapi usaha-usaha serat kebijakannya disesuaikan
dengan kepentingan Negara pada saat itu.

Pada 20 Desember 1949-21 Januari 1950 dibentuk cabinet ke-9 oleh Mr. Susanto. Ia
adalah seorang pemimpin cabinet yang berperan penting dalam cabinet masa transisi dari
Republik Indonesia ke Republik Indonesia Serikat.
Pada masa Republik Indonesia Serikat, yang berlangsung dari 20 Desember 1949 sampai
05 September 1950, Soekarno dan Hatta masing masing diangkat sebagai Presiden dan Wakil
Presiden. Jabatan Perdana Menteri Hatta dilepaskan dan diserahkan kepada dr. Abdul Halim dari
Partai Serikat Islam Indonesia; yang memerintah dari 21 Januari samptember 1950.

Sementara itu, pada saat yang kurang lebih bersamaan, dibentuk cabinet RIS yang
pertama, dipimpin oleh Moh. Hatta. Kabinet ini merupakan satu-satunya cabinet yang terbentuk
pada masa pemerintahan RIS. Sebagaimana yang kita ketahui RIS merupakan pengakuan
kedaulatan dari kekuasaan colonial Belanda pada bulan Desember 1949.

Kabinet Hatta ini bertugas kurang dari satu tahun sebelum akhirnya Indonesia kembali
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada September 1950.

Anda mungkin juga menyukai