Anda di halaman 1dari 81

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3 DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS

DI RSUD CILACAP

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka penyelesaian pendidikan Diploma III

Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

2019./2020

Oleh
VANESSA SALVADILAH

NIM. 106117046

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSUD CILACAP
PENYUSUN : VANESSA SALVADILAH
NIM : 106117046

Cilacap, 09 April 2020

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Evy Apriani, M.Kep Fitri Ardiningsih, S.Kep.NS.,MPH

ii
SURAT PERNYATAAN
LAYAK UJI PROPOSAL / KTI

Nama Mahasiswa : Vanessa salvadilah


NIM :106117046
Judul Proposal : Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Keperawatan Ansietas
DI RSUD CILACAP

Dinyatakan telah layak untuk diujikan dihadapan Dewan penguji Ujian proposal,
STIKES Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap, Tahun Akademik 2019/2020.

Cilacap, 09 April 2020

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Evy Apriani, M.Kep Fitri Ardiningsih,S.Kep.NS.,MPH


..

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Telah di pertahankan di hadapan sidang Dewan penguji Ujian Proposal Karya


tulis Ilmiah program studi D3 Keperawatan STIKES Al-Irsyad AL-islamiyah Cilacap
Pada hari : Rabu
Tanggal : 9 April 2020

Dewan Penguji :
Penguji Ketua

Widyoningsih, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom
Penguji Anggota I

Ns. Evy Apriani, M.Kep


Anggota II

Fitri Ardiningsih, S.Kep.NS.,MPH


Mengesahkan,
Ketua STIKES Al- Irsyad Cilacap

Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya dapat
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan
Dengan Masalah Keperawatan Ansietas Di RSUD Cilacap Tahun 2020. Diajukan
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai
pihak. Untuk itu pada penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Alloh Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan berkahNya


sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah tanpa adanya
suatu halangan apapun.

2. Kedua Orang tuaku ( bapak dan ibu ) tercinta dan kakak-kakak tersayangku yang
selalu memberi doa, mencurahkan kasih sayang serta keringat yang bercucuran
telah mengantarku sampai sekarang ini, jangan pernah berhenti mendoakanku.

3. Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyyah


Cilacap.

4. Lilik Wijayanti S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Progam Studi D3 Keperawatan


beserta seluruh dosen dan staf yang telah mendidik dan memfasilitasi penulis
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ns. Evy Apriani, M.Kep selaku pembimbing utama yang penuh kesabaran dan
ketekunan dalam memberikan bimbingannya, dorongan, perhatian, saran dan

v
pengarahan dalan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dari awal ampai
akhir.

6. Fitri Ardiningsih, S.Kep.NS.,MPH, selaku pembimbing pendamping yang


banyak memberikan saran dan masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.

7. Teman-temanku seangkatan 2019/2020 DIII Keperawatan atas perhatiannya


semoga kita tetap menjalin serta menjaga silaturahmi diantara kita semua dan
Rekan-rekan serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum
sempurna karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis untuk itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin...

Wassalamu’alaikum Wr.W.b

Cilacap, 09April 2020

Penulis

Vanessa Salvadilah

DAFTAR ISI

vi
HALAMAN JUDUL….......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN LAYAK UJI PROPOSAL…...................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN…....................................................................... iv

KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI…................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Konsep kebutuhan dasar manusia.................................................. 7
1. Pengertian............................................................................... 7
2. Jenis jenis kebutuhan dasar manusia...................................... 8
B. Konsep Kehamilan Trimester 3..................................................... 9
1. Pengertian Kehamilan Trimester 3......................................... 9
2. Masalah Pada Kehamilan Trimester 3.................................... 10
3. Kecemasan Pada Trimester 3................................................. 11
4. Faktor Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester 3....................... 12
5. Kecemasan Ibu Hamil Trimester 3 menjalani Oprasi Sc........ 13
C. Konsep dasar masalah keperawatan Ansietas.................................. 14

1. Definisi......................................................................................... 14

vii
2. Etiologi/faktor pencetus.............................................................. 15
.......................................................................................................

3. Manifestasi klinis........................................................................ 17
4. Tingkat kecemasan...................................................................... 19
5. Jenis-jenis kecemasan................................................................. 23
6. Pengukuran ansietas .................................................................. 25
7. Pathways...................................................................................... 27
8 Intervensi..................................................................................... 28
BAB III KERANGKA TEORI
A. Pengkajian terfokus....................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 39
LAMPIRAN

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis.

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar salah satunya

yaitu Kebutuhan rasa aman dan nyaman, jika kebutuhan rasa aman dan

nyaman tidak terpenuhi maka kelangsungan hidup manusia akan terganggu.

Gangguan rasa aman dan nyaman mempunyai batasan karakteristik yaitu:

ansietas, berkeluh kesah, gangguan pola tidur, gatal, gejala distress, gelisah,

iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks, kurang puas dengan keadaan,

menangis, merasa dingin, merasa kurang senang dengan situasi, merasa

hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut (Keliat,

2015).

Kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah keadaan emosional yang

tidak menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologi yang timbul

sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya

disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung


2

(Dorland, 2010). Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang samar respons otonom (sumber sering disebabkan oleh

antisipasi terhadap bahaya). Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu

untuk bertindak menghadapi ancaman NANDA (2018 - 2020).

Perasaan cemas pasti dimiliki oleh setiap manusia. Hal tersebut wajar

menjadi bagian dari kehidupan karena sebagian besar orang tentunya memiliki

pengalaman tentang cemas dengan tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan

cemas dibedakan menjadi empat yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang,

kecemasan berat dan panik (Stuart,G.W,2016). Penyebab kecemasan pada

seseorang yaitu: cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang

mengancam dirinya, cemas karena merasa berdosa atau bersalah, dan

kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam bentuk. Rochman (2015,

h.167). Faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada seseorang yaitu :

konflik tentang tujuan hidup, hubungan interpersonal, penularan interpersonal,

stersor, penyalahgunaan zat, ancaman kematian, ancaman pada status terkini,

kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan konflik nilai NANDA (2018 - 2020,

h.324).

Data World Health Organization (WHO) dari tahun 2015 menunjukkan

bahwa sekitar 264 juta orang menderita gangguan kecemasan. WHO (2017)

menyebutkan pada umumnya gangguan mental yang terjadi adalah gangguan


3

kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global

menderita gangguan depresi, dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Prevalensi

terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas

atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental

emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi

(Depkes, 2014).

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi persalinan (Mandagi, 2013). Sedangkan

penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah didapatkan hasil sebanyak 42,8%

ibu hamil mengalami kecemasan menjelang persalinan (Wibowo, 2012).

Perasaan cemas merupakan perasaan yang paling umum dialami khususnya

oleh ibu hamil menjelang persalinan, Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul

khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga saat persalinan, dimasa

pada periode ini ibu hamil merasa cemas terhadap berbagai hal seperti normal

atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan dirasakan, dan sebagainya

(Usman, 2016). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wardiningsih

(2010) tentang tingkat kecemasan pre operasi sectio caecarea menunjukkan

bahwa 80 responden terdapat 46 orang (57,5%) memiliki tingkat kecemasan

sedang kategori sedang, 25 orang (31,2%) dalam kategori ringan dan

responden yang tidak merasa cemas adalah sebanyak 2 orang (2,5%). Jika
4

Masalah kecemasan yang di alami wanita selama proses kehamilan hingga

persalinan tidak segera di tangani Hal tersebut bisa memiliki konsekuensi

terhadap jalannya kehamilan dan perkembangan anak selanjutnya saat di

lahirkan(March, 2011).

Dalam mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan beberapa teknik

diantaranya adalah relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, meditasi,

distraksi, hipnotis 5 jari, dan dengan kegiatan spritual. Pada umumnya terapi

yang sering dipakai adalah terapi relaksasi nafas dalam dan kegiatan spiritual

karena hal ini sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah

untuk mempraktekkannya. Dan untuk terapi distraksi adalah mengalihkan

perhatian atau mengurangi emosi dan pemikiran negatif terhadap sensasi yang

tidak di inginkan. Terapi hipnotis lima jari merupakan terapi generalis

keperawatan dimana pasien melakukan hipnotis diri sendiri dengan cara

pasien memikirkan pengalaman yang menyenangkan. Berdasarkan penelitian

yang di lakukan oleh Agnes (2019) tentang Evektivitas terapi hipnotis lima

jari terhadap kecemasan ibu pre partum Populasi dalam penelitian ini

semuanya adalah ibu pra-melahirkan dari 180 orang. Teknik pengambilan

sampel menggunakan kuota pengambilan sampel 15 orang. Instrumen

pengukuran menggunakan kuesioner kecemasan, the Skala Penilaian Anxiety

Hamilton. Analisis menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai p <0,005.


5

kecemasan ibu menghasilkan nilai p = 0,001 menunjukkan bahwa terdapat

efektivitas terapi hipnotis lima jari terhadap kecemasan ibu pre partum.

Berdasarkan latar belakang di atas menjadi dasar penulis untuk

memfokuskan masalah pada kecemasan, sehingga karya ilmiah ini diberi

judul “Asuhan Keperawatan dengan Masalah Ansietas di Rumah Sakit

Daerah Cilacap.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan

masalah yaitu : Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Masalah Ansietas ?’’

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan umum penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah untuk

mendiskripsikan bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Masalah Ansietas

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam bidang

keperawatan khususnya pada pasien dengan Ansietas

2. Bagi Pembaca
6

Dapat mengetahui tentang masalah ansietas penyebab penatalaksanaan

dan cara penanganannya.

3. Bagi Institusi

Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan untuk menambah

wawasan dan informasi bagi mahasiswa dan STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia menurut (kasiati 2016) merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun

psikologis. Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan


7

fisiologis , kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta,

kebutuhan akan harga diri maupun perasaan di hargai orang lain, kebutuhan

aktualisasai diri.

1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia, antara

lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman),

nutrisi (makanan), eliminasi istirahat dan tidur, aktivitas keseimbangan suhu

tubuh , serta seksual.

2. Kebutuhan ras aaman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan

perlindungan psikologis.

a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh

atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dan lingkungan dan lain-

lain.

b. Perlindungan psikologis yaitu perlindungan atau ancaman dari

pengalaman yang baru atau asing. Misalnya kekhawatiran yang di alami

seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa terancam

oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan lain-lain.

3. Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain

memeberi serta menerima kasih sayang, kehangatan, dan persahabatan,

mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial dan lain-lain.

4. Kebutuhan akan harga diri maupun persanan di hargai oleh orang lain, terkait

dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi, rasa


8

percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu orang juga memerlukan

pengakuan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirarki

maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/ lingkungan

serta mencapai potensi diri sepenuhnya

B. Konsep Kehamilan Trimester 3

1. Definisi kehamilan trimester 3

Kehamilan Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif dalam

menanti kelahiran anak. Fokus utamanya ialah janin yang akan dilahirkan.

Pergerakan janin dan pembesaran uterus keduanya terus mengingatkan keberadaan

bayi. Efeknya, wanita hamil akan menjadi over protective terhadap bayi, berfokus

kepada perawatan, dan spekulasi terhadap jenis kelamin atau wajah bayinya

(Rukiah, 2013). Kehamilan Trimester III adalah Kehamilan yang berusia antara 28

minggu sampai dengan 40 minggu atau Aterm (Dep Kes, 2010 : 15)
9

2. Masalah kehamilan pada trimester 3

Pada kehamilan trimester 3 ini Banyak perubahan dan masalah yang terjadi, yakni

perubahan fisik dan perubahan psikologis. Perubahan psikologis ibu hamil

periode trimester 3 terkesan lebih kompleks dan lebih meningkat kembali dari

trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar.

Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang

nyaman dan mudah terserang rasa lelah atau kehidupan emosi yang fluktuatif.

(Pieter,2011)

a. Perubahan Emosional

Perubahan emosional pada trimester III terutama pada bulan-bulan terakhir

kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati

persalinan. Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pada

saat melahirkan, apakah bayi lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang dilakukan

setelah kelahiran. Pemikiran dan perasaan seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu

haml. Sebaiknya kecemasan seperti ini dikemukakan istri kepada suaminya.

b. Rasa tidak nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada trimester ketiga

dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus

yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami,
10

keluarga dan bidan.

c. Ansietas (Kecemasan)

Selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu hamil sering mengalami

kecemasan, rasa cemas berlebihan dengan sendirinya menyebabkan ibu sakit. Hal

ini bisa menimbulkan bentuk penyakit lain bermunculan yang sebelumnya telah

dideritanya. Kemudian, perasaan cemas berkepanjangan dapat membuat ibu hamil

tak bisa berkonsentrasi baik dan hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk

beberapa ibu penderita cemas berat menghabiskan waktunya dengan merasakan

kecemasan sehingga mengganggu

d. Insomnia (Sulit tidur)

Sulit tidur adalah gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau perasaan tidak

tenang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur. Sebenarnya, gangguan tidur

lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti kekhawatiran. Sulit tidur

sering terjadi pada ibu-ibu hamil menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari

ibu hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata, dan selalu

terbangun dini hari. Penyebab insomnia yaitu stres, perubahan pola hidup,

penyakit, depresi dan lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk kurang tidur

yaitu perasaan mudah lelah, emosi gampang meledak, stres, dan denyut jantung

(Pieter, 2011)

3. Kecemasan pada trimester 3

Kehamilan trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab
11

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Namun, tidak

jarang juga ada ibu yang mengalami kecemasan menjelang persalinan. Pertanyaan

dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan

terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan semakin

sering muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah

sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita (Dewi, 2011). Kecemasan

pada ibu hamil apabila tidak ditangani secara serius akan membawa dampak dan

pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun pada janin (Shodiqoh,

2014).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada Ibu hamil Trimester 3

Kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah usia, jenis

kelamin (gender),tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan pengalaman

sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamriati, Hutagaol, &

Wowiling (2013) melalui riset yang telah dilakukan menunjukkan faktor usia,

status paritas dan pengalaman sebelumnya mempengaruhi terjadinya kecemasan

pada ibu hamil menjelang persalinan.

a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil yang kurang tentang prosespersalinan merupakan salah

satu penyebab kecemasan yang terjadi pada ibu hamil, sehingga pengetahuan ibu

hamil tentang proses persalinan sangat penting untuk dikaji dalam mempersiapkan
12

ibu hamil menghadapi persalinannya.

b. Umur

Hamil pada umur kurang dari 20 tahun merupakan umur yang dianggap terlalu

muda untuk bersalin. Baik secara fisik maupun psikologis, ibu hamil belum tentu

siap menghadapinya sehingga gangguan kesehatan selama kehamilan bisa

dirasakan berat. Hal ini akan meningkatkan kecemasan yang dialaminya.

Demikian juga yang terjadi pada ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun, umur

ini digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi dimana keadaan fisik sudah tidak

prima lagi seperti pada umur 20-35 tahun. Di kurun umur ini, angka kematian ibu

melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan meningkatkan kecemasan

c. Tingkat Pendidikan

Ibu hamil yang berpendidikan dasar dan menengah cenderung lebih banyak

mengalami kecemasan dari pada ibu berpendidikan tinggi. Ini disebabkan karena

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka mereka dapat berfikir secara

rasional dan menahan emosi mereka dengan baik sehingga kecemasan mereka

dapat berkurang. Ibu yang berpendidikan tinggi, cenderung lebih memperhatikan

kesehatan dirinya dan keluarganya (Handayani,2012)

5. Kecemasan Ibu hamil Trimester 3 dalam menjalani Oprasi Seksio Sesarea

Tindakan operasi SC dengan berbagai komplikasinya dapat menimbulkan

kecemasan pada pasien (Pawatte, Pali & Opod, 2013). Kecemasan yang dirasakan

pasien dikaitkan dengan perasaan takut terhadap prosedur asing yang akan
13

dijalani, penyuntikan, nyeri luka post operasi. Peningkatan kecemasan yang terjadi

pada ibu pre operasi SC berkorelasi dengan penambahan durasi proses pemulihan

pasca operasi SC sehingga akan menambah masa rawat inap di RS. Peningkatan

rasa sakit pasca operasi, kebutuhan analgesik, dan berkorelasi dengan terjadinya

depresi post partum(Pawatte, Pali & Opod, 2013; Kuo, Chen, & Tzeng,2014;

Sahin et al., 2016).

C. Konsep Dasar Diagnogsa Keperawatan Ansietas

1. Definisi

Kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah keadaan emosional yang tidak

menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul sebagai

antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh

konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung (Dorland, 2010).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada

umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis. (Rochman, 2015,h.166).

Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

respons otonom (sumber sering disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya). Hal

ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya


14

bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman

NANDA (2018 - 2020).

2. Etiologi

Rochman (2015, h.167) mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan

yaitu sebagai berikut :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam

dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya

terlihat jelas didalam pikiran.

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang

berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula

menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam

bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan

dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang

mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Adler dan Rodman Adler & Rodma (2014, h. 145- 146) menyatakan terdapat

dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu.

1. Pengalaman negatif pada masa lalu


15

Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak,

yaitu timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat

terulang lagi pada masa mendatang, apabila individumenghadapi situasi yang

sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pengalaman pernah

gagal dalam mengikuti tes.

2. Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam

empat bentuk, yaitu.

a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa sesuatu

yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu mengalami kecemasan

serta perasaan ketidakmampuan dan ketidaksanggupan dalam mengatasi

permaslaahannya.

b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk berperilaku

sempurna dan tidak memiliki cacat. Individu menjadikan ukuran

kesempurnaan sebagai sebuah target dan sumber yang dapat memberikan

inspirasi.

c. Persetujuan

d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini

terjadi pada orang yang memiliki sedikit pengalaman.


16

Menurut NANDA (2018 - 2020, h.325) Faktor yang berhubungan dengan

kecemasan pada seseorang yaitu : Konflik tentang tujuan hidup, hubungan

interpersonal, penularan interpersonal, stersor, penyalahgunaan zat, ancaman

kematian, ancaman pada status terkini,kebutuhan yang tidak terpenuhi, konflik

3.Manifestasi klinis kecemasan

Stuart (2016, h.221) menjelaskan bahwa terdapat empat respons tubuh terkait

kecemasan yaitu sebagai berikut :

a. Respon fisiologi terhadap kecemasan meliputi :

1) Kardiovaskular : palpitasi, jantung berdebar-debar, tekanan darah

meninggi dan rasa ingin pingsan.

2) Pernapasan : nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, napas

dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik dan

terengah-engah.

3) Neuromuskular : refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-

kedip, insomnia, tremor, gelisah, modar-mandir, wajah tegang,

kelemahan umum, tungkai lemah dan gerakan yang janggal.

4) Gastrointestinal : kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak

nyaman pada abdomen, mual, nyeri di ulu hati dan diare.

5) Saluran perkemihan : Tidak dapat menahan kencing.


17

b. Respon perilaku: Gelisah, ketegangan, tremor, gugup, bicara cepat, kurang

koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hubungan

interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari masalah, menghindari,

hiperventilasi.

c. Respon kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam

memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir, bidang persepsi

menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat

waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan

kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian.

d. Respon afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus,

ketakutan, terror, gugup, gelisah.

Menurut NANDA (2018 - 2020, h.324) ansietas (kecemasan memiliki batasan

karakteristik yaitu:

a. Perubahan Perilaku meliputi: Perubahan produktivitas, Perubahan

produktivitas, gerakan ekstra, melihat sepintas, melihat sepintas, gelisah,

Tampak waspada, Agitasi, insomnia, kontak mata buruk, perilaku

mengintai, khawatir perubahan dalam peristiwa hidup

b. Perubahan Afektif meliputi : Kesedihan yang mendalam, insomnia,

Gelisah, Gelisah, Distres, Ketakutan, Perasaan tidak adekuat, Putus asa


18

Sangat khawatir, peka, gugup,senang berlebihan, menggemberutukan gigi,

menyesal, berfokus pada diri sendiri, ragu, Tremor.

c. Perubahan Fisiologis meliputi: Wajah tegang, tremor tangan, peningkatan

kringat, Peningakatan ketegangan, Gemetar, tremor Suara bergetar

d. Perubahan simpatis meliputi: Gangguan polapernafasan, anoreksia,

Peningkatan refleks, Eksitasi kardiovaskuler, Peningkatan tekanan darah,

Peningkatan denyut nadi, Diare, Mulut kering, Mulut kering, Palpitasi

jantung, Vasokontriksi superfisial, Kedutan otot, lemah Peningkatan

frekuensi, Pernafasan, Dilatasi pupil,

e. Perubahan Parasimpatis meliputi: Nyeri abdomen, perubahan pola tidur,

Penurunan tekanan darah, Penurunan denyut nadi, Diare, Pusing,

Keletihan, Mual, Kesemutan pada ekstermitas, Sering berkemih, Sering

berkemih , Anyang anyangan, Dorongan segera berkemih

f. Perubahan Kognitif meliputi: Gangguan perhatian, Menyadari gejala

fisiologis , Bloking pikran, Konfusi, Penurunan lapang persepsi, Penurunan

kemampuan untuk belajar, penurunan pemecahan masalah, lupa,

preokupasi, melamun, cenderung menyalahkan orang lain.

4. Tingkat kecemasan

Stuart (2016, h.218) menjelaskan bahwa beberapa kategori kecemasan adalah

sebagai berikut :

a. Kecemasan ringan
19

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan yang menyebabkan

individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan

serta kreativitas.

Respons kognitif : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung muka berkerut serta bibir

bergetar.

Respons kognitif : mampu menerima rangsanag yang kompleks,

konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif dan

terangsang untuk melakukan tindakan.

Respons perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada

tangan dan kadang-kadang suara meninggi.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan ini memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan sedang ini

mempersempit lapang persepsi individu.Dengan demikian, individu

mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih

banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.


20

Respons fisiologis : sering nafas pendek, nandi ekstra sisitol dan tekanan

darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala,

sering berkemih, dan letih.

Respons kognitif : memusatkan perhatiannya pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan

dari luar tidak mampu di terima.

Respons perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat dan

komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat)

c. Kecemasan berat

Pada tingkat kecemasan ini sangat mengurangi lapang persepsi individu.

Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta

tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus

pada area lain. Respons fisiologis : nafas pendek nadi dan tekanan darah

naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak

tegang

Respons kognitif : tidak mampu berfikir berat lagi dan memebutuhkan

banyak pengarahan/tuntunan serta lapang persepsi menyempit


21

Respons perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat dan komuniksi

menjadi terganggu(verbalisasi cepat)

d. Tingkat panik pada kecemasan

Tingkat paling atas ini berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan

teror.Hal yang rinci terpecah dari proporsinya.Karena mengalami

kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu

melalukan sesuatu walaupun dengan arahan.Panik mencakup disorganisasi

kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.Tingkat kecemasan

ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu

yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian. Respons fisiologis : nafas

pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta

rendahnya koordinasi motorik.

Respons kognitif : ganggual realitas, tidak dapat berfikir logis, persepsi

terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami

situasi.

Respons perilaku dan emosi : agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,

berteriak teriak, kehilangan kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak

menentu), perasaan terancam, serta dapat bebuat sesuatu yang

membhayakan diri sendiri orang lain.


22

Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2016)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

5. Jenis-jenis Kecemasan (Anxiety)

Menurut Spilberger ( 2012, h. 53) menjelaskan kecemasan dalam dua bentuk,

yaitu.

1. Trait anxiety

Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang menghinggapi

diri seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan

ini disebabkan oleh kepribadian individu yang memang memiliki potensi

cemas dibandingkan dengan individu yang lainnya.

2. State anxiety

State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri

individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara
23

sadar serta bersifat subjektif. Sedangkan menurut Freud (2012, h.38)

membedakan kecemasan dalam tiga jenis, yaitu.

a. Kecemasan neurosis

Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak

diketahui. Perasaan itu berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan diri.

Kecemasan neurosis bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu

sendiri, namun ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika

suatu insting dipuaskan.

b. Kecemasan moral

Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan

ini dapat muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang

mereka yakini benar secara moral. Kecemasan moral merupakan rasa

takut terhadap suara hati. Kecemasan moral juga memiliki dasar dalam

realitas, di masalampau sang pribadi pernah mendapat hukuman karena

melanggar norma moral dan dapat dihukum kembali.

c. Kecemasan realistik

Kecemasan realistik merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan

tidak spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri.

Kecemasan realistik merupakan rasa takut akan adanya bahaya-bahaya

nyata yang berasal dari dunia luar.


24

6. Pengukuran ansietas

Ada beberapa pengukuran pada ansietas berdasarkan pada penelitian antara

lain :

a. Hamilton Anxiety Rating Scale(HARS)

HARS merupakan salah satu kuesioner untuk pengukuran skala

ansietas. Menurut (Saputro & Fazris, 2017) “Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max

Hamilton pada tahun 1956, untuk mengukur semua tanda ansietas

baik psikis maupun somatik. HARS terdiri dari 14 kuesioner untuk

mengukur tanda adanya ansietas. Cara penilaian ansietas adalah

dengan memberikan nilai dengan kategori 0 (tidak ada gejala), 1

(satu gejala yang ada), 2(gejala yang sedang), 3(gejala yang berat),

4(sangat berat). Apabila jumlah skor <14 (tidak ada ansietas), 14-20

(ansietas ringan), 21-27 (ansietas sedang), 28-41 (ansietas berat).

b. Depression, Anxiety Stress Scale(DASS)

DASS terdiri atas pertanyaan terkait tanda dan gejala depresi,

ansietas dan stress. Kuesioner DASS ada dua jenis yaitu DASS 42

dan DASS 21. DASS42b terdiridari 42 pertanyaan sedangkan DASS

21 terdiri atas 21 pertanyaan, masing-masing gangguan (depresi,

ansietas, dan stress) terdapat 7 pertanyaan. Masing-masing item


25

terdiri atas 0 (tidak terjadi dalam seminggu terakhir) sampai 3 (sering

terjadi dalam waktu seminggu terakhir) (Psychology Foundation of

Australia,2014).

c. Taylor Manifest Anxiety Scale(T-MAS)

T-MAS merupakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur skala

ansietas pada individu (Oxford Index, 2017). T-MAS terdiri atas 38

pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan emosi yang dialami.

Masing-masing item terdiri atas “ya” dan “tidak” (Psychology tools,

2017)
26

Thalamus

Inbalance
Neutransmitter

Pathways

Kehamilan Biologis Frustasi & Trauma penyakit


Tidak ada
trimester 3 Kegagalan

Masalah pada Kehamilan Persepsi negatif


trimester 3:

1. Perubahan Neurokorteks Amigdala


emosional
2. Rasa tidak
Pengetahuan
nyaman Umur Pendidikan
Emosi negatif
3. Ansietas
4. insomnia

Ansietas Ansietas

Pre partum

Ansietas:

perasaan takut yang tidak


jelas dan tidak didukung
olehsituasi

Tanda dan Gejala :

Diare, Kepala terasa pusing atau ringan, Berkeringat, Kesulitan


bernapas, Mual dan muntah, Hipertensi, Palpitasi atau berdebar-
debar, Pupil melebar atau midriasis, Gelisah, tidak bisa diam,
Pingsan, Tremor atau gemetaran, Gangguan buang airkecil.
27

NIC: NOC:

Intervensi -Pengurangan Kecemasan - Tingkat Kecemasan

-Terapi Relasaksi - Kontrol Keecemasan Diri


NO DX NOC NIC
Keperawatan -Peningkatan Koping - Tingkat Rasa Takut

1. Ansietas NOC: Tingkat Kecemasan NIC:Pengurangan


Kecemasan
No. Indikator IR ER
1. Gunakan pendekatan
1. Tidak dapat yang tenangdan
beristirahat meyakinkan
2. Berjalan 2. Nyatakan dengan jelas
mondar madir harapan terhadap
perilaku klien
3. Meremas
remas tangan 3. Jelaskan semua prosedur
termasuk sensasi yang
4. Perasaan akan di rasakan
gelisah
4. Pahami situasi krisis
5. Otot tegang yang terjadi dari
6. Wajah tegang perspektif klien
5. Berada di sisi klien untuk
7. Rasa takut
meningkatkan rasa aman
yang di
dan mengurangi
sampaikan
ketakutan
secara lisan
6. Dorong keluarga untuk
9. Rasa cemas
mendampingi klien
yang di
dengan cara yang tepat
sampaikan
28

secara lisan 7. Dengarkan klen

10. Peningkatan 8. Puji/kuatkan perilaku


tekanan darah yang baik secara tepat
11. Peningkatan
9. Identifikasi pada saat
frekuensi nadi
terjadi perubahan tingkat
12. Peningkatan kecemasan
frekuensi
10. Bantu pasien
pernafasan
mengidentifikasi situasi
13. Dilatasi pupil yang memicu kecemasan

14. Berkringat 11. Kontrul stimulus untuk


dingin kebutuhan klien secara
tepat
15. Gangguan tidur
12. Dukung penggunaan
Keterangan: mekansme koping yang
sesuai
Berat.
Cukup berat. 13. Bantu pasien untuk
mengartikulasi
Sedang. dekskripsi yang realstis
mengenai kejadian yang
Ringan akan datang
Tidak ada
14. Ajarkan klien tehnik
relaksasi untuk
mengurangi kecemasan

15. instruksikan klien


untuk menggunakan
teknik relaksaksi

16. Kaji untuk tanda verbal


dan non verbal
kecemasan.
NOC: Kontrol kecemasan diri NIC: Peningkatan koping

No. Indikator I E 2.1 Dukung pasien untuk


R R mengidentifikasi
kekuatan dan
29

1. Memantau intesitas kemampuan diri


kecemasan
2.2 Dukung verbalisasi
2. Menguragi perasaan, persepsi dan
penyebab rasa takut
kecemasan
2.3 Instrusikan pasien
3. Menggunakan untuk menggunakan
tehnik relaksaksi tehnik relasaksi
untuk mengurangi
kecemasan 2.4.Turunkan stimulus
yang dapat diartikan
4. Memepertahankan sebagai suatu ancaman
tidur adekuat dalam suatu lingkungan
5. Mengendalikan tertentu.
respon kecemasan

Keterangan:
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang di lakukan
3. Kadang kadamg di lakukan
4. Sering di lakukan
5. Dilakukan secara konsisten

NOC: Tingkat rasa takut NIC: Terapi relasaksi


3.1. Berikan diskripsi detail
No. Indikator IR ER terkalit intervensi
relasaksi yang di pilih
1. Kehawatiran
berlebihan
3.2.Dorong klien untuk
tentang
mengambil posisi yang
peristiwa
nyaman dengan
kehidupan
pakaian longgar dan
2. Menangis mata tertutup

3. Ketakutan 3.3.Minta klien untuk rileks


dan merasakan sensasi
4. Kepanikan yang terjadi
5. Wajah pucat 3.4Evaluasi dan
dokumentasi respon
30

Keterangan: terhadap terapi


relasaksi
Berat.
Cukup berat.
Sedang.
Ringan
Tidak ada
31

BAB III

PENGKAJIAN TERFOKUS

1. Pengkajian Keperawatan
dari pada laki- laki, karena wanita lebih mudah
a. Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart,
stress dibanding pria.
2016) yaitu:
stressor yang besar.
Identitas Klien

1) Initial : Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita

2) Umur

3) Pekerjaan : Pekerjaan yang mempunyai tingkat

4) Pendidikan :Orang yang mempunyai tingkat pendidikan

yang rendah lebih rentan mengalami ansietas

b. Alasan Masuk

Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.

c. Fisik
32

Tanda Vital:

TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.

N : Menurun

S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi

tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya

P : Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik

terengah- engah

1) Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)

2) Keluhan Fisik : refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,

tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat,

kaki goyah.

Selain itu juga dapat dikaji tentang repon fisiologis terhadap ansietas

(Stuart, 2007):

a. : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal

pembengkakan pada tenggorokan, terengah-engah.

b. : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin

pingsan, pingsan, TD ↓, denyut nadi ↓.

c. : Refleks ↑, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,

rigiditas, gelisah, wajah tegang.

d. : Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.

e. : Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada

abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati.


33

f : Lemah.

d. Psikososial:

Konsep diri:

1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,

keringat berlebihan.

2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi

pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.

3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /

masyarakat.

4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan

ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.

5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang

tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.

Hubungan Sosial:

1) Orang yang berarti: keluarga

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan

dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan

menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +

Spiritual:

1) Nilai dan keyakinan


34

2) Kegiatan ibadah

e. Status Mental:

1) Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik

biasanya penampilannya tidak rapi.

2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang

keras.

3) Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.

4) Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.

5) Afek : labil

6) Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung dan

mudah curiga, kontak mata kurang.

7) Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak

mampu menyelesaikan masalah.

8) Proses pikir : persevarsi

9) Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi

10) Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap

waktu, tempat dan orang (ansietas berat)

11) Memori : pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif

Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai

gangguan daya ingat jangka pendek.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi

13) Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan


35

14) Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan

orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.

f. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,

keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.

2) Kegiatan hidup sehari-hari:

3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas

4) Perawatan diri

5) Nutrisi

6) Tidur

g. Mekanisme Koping

Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan

panik). Menurut Stuart (2016). Individu menggunakan berbagai

mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan

mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama

terjadinya perilaku patologis. Ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa

pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang menimbulkan 2

jenis mekanisme koping :

1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan

berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres secara

realistis
36

2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan

sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative

pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi

realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif terhadap stres.

h. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam

kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar

dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat

stressor yang tinggi akan memicu timbulnya ansietas.

3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam

menempuh pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang

pendidikan berikutnya.

4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak

tercapai.

5) Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya

karena bencana alam, pengusuran dan kebakaran.

6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan finansial

dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.

7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan petugas

kesehatan.

i. Pengetahuan Kurang
37

Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi,

koping, obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas

j. Aspek medik

Diagnosa Medik:

1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap dua

atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini

menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to

relax)

2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:

Ketegangan Motorik:

a) Kedutan otot atau rasa gemetar

b) Otot tegang/kaku/pegel linu

c) Tidak bisa diam

d) Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik:

a) Nafas pendek/ terasa berat

b) Jantung berdebar-debar

c) Telapak tangan basah dingin

d) Mulut kering

e) Kepala pusing/rasa melayang

f) Mual, mencret, perut tidak enak

g) Muka panas/ badan menggigil


38

h) Buang air kecil lebih sering

i) Sukar menelan/rasa tersumbat

3) Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang

a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu

b) Mudah terkejut/kaget

c) Sulit konsentrasi pikiran

d) Sukar tidur

DAFTAR PUSTAKA
39

Agnes .S, Jek .A, & Surya I. P.Efektifitas Hipnotis Lima Jari Terhadap Kecemasan
Ibu Pre Partum di Klinik Chelsea Husada Tanjung Beringin Kabupaten
Serdang Bedagai,Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
Program Studi Ners/Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari
Mutiara Indonesia

Dona, F.A & Ifdi, 2016, Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia,
ejournal.unp,vol,5,No.2,hh 95

Dorland W.A & New man, 2010, Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC

Dona, F.A. & Ifdi, 2016, Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia,
ejournal.unp,vol,5,No.2,hh 95

Elvira, H. 2015. Hubungan pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Proses
Persalian dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalianan di Desa
Tarai Bangun di Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Tahun 2015.Jurnal
Kebidanan STIKES Tuanku Tambusai Riau

Fazdria dan Meliani S. H.(2014), Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil
Dalam Menghadapi Persalinan Di Desa Tualang Teungoh Kecamatan
Langsa Kota Kabupaten Kota Langsa Tahun 2014,Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala,Vol,16 No.1,

Hawari, D .2011. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta

Kasiati, 2016, Kebutuhan Dasar Manusia l, Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Legawati, 2018, Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Malang: Wineka Medika

Mardjan, 2016, Pengaruh Kecemasa pada kehamilan primipara remaja, Pontianak:


PG utama
40

Nanda Internasional, 2018, Diagnosis Keperawatan 2018-2020. EGC : Jakarta.

Nursing Interventions Classification, 2013, Jakarta : Elsevier

Nursing Outcomes Classification, 2013, Jakarta : Elsevier

Nurul, R. 2017, Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Timester Ketiga
Di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar, Skripsi program Studi
pendidikan Kedokteran Fakultas kedokteran Universitas Hasanudin

Primasari, M , Edi, W & Asti,M, 2017, Pengaruh Progressive Muscle Relaxation


Terhadap Kecemasan Ibu Pre Oprasi Sectio Secarea Di Ruang Bersalin,
Nurse

Saputro & Fazris, 2017. Aplikasi pengukuran tingkat kecemasan


berdasarkan skala HARS berbasis android. Diakses pada tanggal 28
Maret2020
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jtk/article/download/6312
/pdf

Ricka, P, 2017, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Tingkat
Kecemasan dalam Menghadapi Persalianan di Klinik Pratama Jannah Pasar
VII Tembung Tahun 2017, Skripsi Program Studi Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan

Stuart, G. W. 2016, Prinsip dan praktik keperawatn jiwa, Jakarta :EGC

Wa Ode ,Z, Esther, H, &Ferdinand W,2013, Faktor-faktor Yang Berhubungan


Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalian Di Poli Kia PKM
Tuminting ,ejournal keperawatan (e-Kp) ,Vol, 1 No. 1, hh 2
41

Wagiyo&putrono, 2016, Asuhan keperawatan antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru


Lahir, Yogyakarta: ANDI

LAMPIRAN
42

Relaksasi Nafas Dalam

No. Aspek yang dinilai BOBOT NILAI

YA TIDAK
A. FASE PREINTERAKSI
1. Cek program membimbing relakssasi nafas 2
daam
2. Menyiapkan alat 2
B. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam/menyapa pasien 4
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. FASE KERJA
1. Menjaga privasi pasien 4
2. Mengatur posisi yang nyaman menurut 3
pasien ssesuai kondisi pasien
(duduk/berbaring)
3. Meminta pasien memejamkan mata 5
4. Meminta pasie untuk meletakan satu tangan 5
di perut dan satu tagan di dada
5. Melatih pasien melakukan pernapsan perut 5
(menarik nafas dalam melalui hidung
hingga tiga hitungan, jaga mulut tetap
tertutup
6. Meminta pasien merasakan perkembangan 10
perut dan kontraksi dari otot
7. Meminta pasien menahan nafas dalam 10
hitungan tiga
8. Meminta pasien menghembuskan nafas 10
dalam tiga hitungan lewat mulut (seperti
meniup)
9. Meminta pasien merasakan mengempiskan 10
perut dan relaksasi dari otot

10. Menjelaskan kepada pasien untuk 10


melakukan latihan nafas dalam jika masih
cemas
D. FASE TERMINASI

1. Mengevaluasi hasil relaksasi 2


43

2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi 2


teknik relaksasi ini bila pasien merasakan
cemas
3. Berpamitan 2
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon 2
pasien dalam catatan perawat
44

Membimbing Relaksasi Ditraksi

No. Aspek yang dinilai BOBOT NILAI

YA TIDAK
A. Fase preinteraksi
1. Cek program membimbing relakssasi 2
distraksi
2. Menyiapkan alat 2
B. Masa orientasi
1. Memberi salam/menyapa pasien 4
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. Fase kerja
1. Mengatur posisi yang aman menurut pasien 4
sesai kondisi pasien (duduk/berbaring)
2. Mengatur lingungan yang tenang dan 3
nyaman
3. Meminta pasien memejamkan mata 5
4. Meminta pasien untuk memfokuskan
pikiran pasien untuk di rilekskan,
kendurkan seluruh otot-otot kakinya,
perintahkan pasien untuk merasakan
relaksas kedua kaki pasien
5. Meminta psaien kedorkan otot-otot 10
tangannya, meminta pasien untuk
merelaksasi kedua tangannya
6. Memindahkan fokus pikiran pasien pada 10
bagian tubuhnya, memerintahkan pasien
untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien
untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh
Apasien
7. Meminta pasien untuk senyum agar otot- 10
otot muka relaks
8. Meminta pasien untuk memfokuskan 10
pikiran pada masuknya udara pada jalan
nafas
9. Membawa alam pikiran pasien menuju 10
ketemptas menyenangkan pasien
D. Fase terminasi

Membimbing relaksasi Hipnotis 5 jari


45

No. Aspek yang dinilai BOBOT NILAI

YA TIDAK
A. FASE PREINTERAKSI
1. Cek program membimbing relakssasi 2
hipnotis 5 jari
2. Menyiapkan alat 2
B. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam/menyapa pasien 4
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. FASE KERJA
1. Menjaga privasi pasien 4
2. Mendiskusikan cara mengatasi rasa cemas 3
dengan latihan relaksasi dengan hipnotis 5
jari
3. Menjelaskan tujuan dari latihan relaksasi hipnotis 5
5 jari
4. Menjelaskan cara latihan latihan relaksasi hipnotis 5
5 jari
5. Mendemonstrasikan latihan latihan relaksasi 5
hipnotis 5 jari
6. Memberikan kesempatan pada klien untuk 10
mempraktekannya
7. Memberikan reinforcement positif 10
D. FASE TERMINASI 10
1. Mengevaluasi hasil relaksi 10
2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi 10
teknik relaksasi ini bila pasien merasakan
cemas
3. Berpamitan

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MATERNITAS
( Tuliskan judul asuhan keperawatan )
46

I. PENGKAJIAN

Tanggal dan waktu dilakukan pengkajian :


1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : ( Tuliskan initial pasien )
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No Register :
Dx. Medis :
Tanggal masuk RS : Pukul :
Tanggal Pengkajian :
b. Identitas penanggung jawab
Nama : ( Tuliskan intial penanggungjawab )
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hubungan :

2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kehamilan
Riwayat Prenatal
Kehamilan : G……P……A……, Selama hamil pernah memeriksakan kehamilannya berapa
kali : …………………., Imunisasi TT lengkap / tidak : ….., HPHT : ..…, HPL : …….
Riwayat Persalinan Sekarang
Anak ke…., Umur……mg, Jenis persalinan : …..,Tanggal persalinan………. jam….. dibantu
oleh…… , Keadaan bayi : …, Jenis Kelamin : …, BB : … gr, LK : … cm, LD : … cm,
LLA : … cm, L Paha : … cm, L Perut : … cm
47

Riwayat Kehamilan
Anak ke……hidup / mati. jenis kelamin ; … umur sekarang … persalinan ditolong oleh : …,
BB waktu lahir…….gr, jenis persalinan……(sampai anak yang sekarang)
Riwayat Haid
Menarche : tahun ….., Lama haid : …, Siklus haid : …, Jumlah : … cc,
Dismenarche : …, Menikah berapa kali : …, Lama pernikahan : …......

Pola Fungsional
1) Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan.
( Persepsi pasien tentang status kesehatan umum )
a) Menggambarkan persepsi pasien dan keluarga terhadap kesehatan
b) Upaya prefentif kesehatan lingkungan, gaya hidup dan kebiasaan.
2) Pola nutrisi dan metabolisme :
( Pola masukan makanan dan cairan, keseimbangan cairan dan elektrolit )
Asupan Makanan :
a) Kebiasaan makan : …………………………………………………..........................................
b) Jenis dan banyaknya : ………………………………………………........................................
c) Makanan kesukaan dan pantangan : ……………………………….................................
d) Kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri : ………………., gigi : …………, gusi
……….., lidah : …………, membrane mukosa : …………………………………………………
.........................................................................
e) Nafsu makan : ………………………………………………………….........................................
f) Alergi / intoleransi makanan : ………………………………………....................................
g) BB : …………., perubahan BB : ………………..............................................................
h) Turgor kulit : ………, membrane mukosa kering / lembab : ……............................
Asupan Cairan :
i) Banyaknya cairan yang dikonsumsi / hari : ………………………................................
j) Mual / muntah : ……………………………………………………….........................................

3) Pola eliminasi :
( Pola fungsi pembuangan dan persepsi pasien )
BAB :
a) Kaji pola defikasi : …………………………, jumlah : ………………....................................
b) Karakteristik : ……….., konstipasi : ……, diare : ………………….................................
48

c) Frequensi / hari : …………… Warna : ……….., Bau khas : ……..................................


d) Factor yang mempengaruhi BAB : …………………………………..................................

BAK :
a) Kaji pola miksi : ………………, jumlah : …………. Frequensi : ………., dorongan : ……….,
retensi : ………………………………...................................................................
b) Karakteristik : ………………, warna : ………………………………......................................
c) Bau khas dan zat penyerta lainnya: ………………………………...................................
d) Kaji factor yang mempengaruhi pola eliminasi seperti diit, obat, tindakan, mobilitas atau
factor lain yang menyebabkan gangguan
Sumber lain kaluarnya cairan : muntah, diare, diaphoresis, perdarahan dll

4) Pola aktifitas dan latihan :


( Pola latihan, aktifitas, bersenang – senang, rekreasi dan kegiatan sehari – hari ).
Mobilisasi :
a) Pengkajian ; massa / tonus otot : …………., postur : ……………., tremor :…………, rentang
gerak : …….. kekuatan : ……………, deformitas : ……………………………
b) Factor yang mempengaruhi gerakan dan latihan : sakit, pembatasan, tindakan, proses
menua, proses penyakit, ada bantuan perawat / fisioterapi,
Posisi :
c) Posisi : (berbaring, duduk, miring) , Kontraktur : …………… alat bantu yang
digunakan : ……, factor yang mempengaruhi posisi : ( kemampuan self care, proses
penyakit, tindakan dan pembatasan lingkungan dll.)
Ambulasi :
Proses Laktasi :

5) Pola persepsi - kognitif


( keadekuatan alat sensori [ penglihatan, pendengaran, pengecapn, sentuhan, penghidu ],
persepsi nyeri, kemampuan fungsioal kognitif )
a) Persepsi kognitif : perhatian : rentang angka, tujuh urutan, melafalkan mundur kata lima
huruf, memori jauh : tanggal lahir, sekolah dll, memori dekat : peristiwa dalam sehari
b) Stimulasi : Fungsi proses sensori ( penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan ).
Stimulasi lingkungan ( aktifitas, perubahan, kesenangan baru )
49

c) Fungsi kognitif : Kaji orientasi : terhadap waktu, tempat dan orang, kemampuan belajar
/ memutuskan masalah.
d) Observasi tingkat nyeri ( PQRST )
Lokasi : …………., Intensitas ( 1 – 10 ) : ……….,Frequensi : …………, Kualitas :………..
Durasi : …………….

6) Pola Persepsi diri dan Konsep diri


( Sikap individu mengenai dirinya, persepsi terhadap kemampuan, citra tubuh, perasaan
senang dan pola emosi )
a) Gambaran diri : persepsi terhadap tubuh, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b) Identitas diri : status dan posisi sebelum dirawat, dan kepuasan terhadap status /
posisinya ( sekolah / tempat kerja / kelompok )
c) Peran diri : tugas / peran dalam keluarga / kelompok / masyarakat dan
kemampuan melaksanakan tugas / peran tersebut.
d) Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran, lingkungan
( keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat )
e) Harga diri. : Hubungan klien dengan orang lain sesuai kondisi (a,b,c,d,) dan penilaian /
penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.

7) Pola istirahat dan tidur :


( Pola tidur dan periode istirahat – relaksasi selama 24 jam serta kualitas dan kuantitas )
a) Kaji kebiasaan istirahat dan tidur
Pola tidur : ……….., waktu / jam : ………..lamanya : ………….., penggunaan obat tidur : ……
…………………………………………….
b) Faktor yang mempengaruhi tidur :
Mobilitas : …………., proses penyakit : ……………, ketidaknyamanan : …………..,
lingkungan : ………………. Psikologis : …………, status mental : ……………., prosedur
invasive : …………………..

8) Pola psikososial / hubungan dan peran :


( persepsi pasien tentang peran utama dan tanggungjawab dalam situasi kehidupan
sekarang )
50

a) Persepsi individu pada peran dan tanggungjawabnya dalam keluarga, pekerjaan dan
kehidupan sosialnya.
b) Jelaskan struktur keluarga, hubungan pasien dengan keluarga dan linggungannya dan
hubungan pasien dengan keluarga selama dirawat di RS.

9) Pola reproduksi dan seksual :


( Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien dengan sexualitas serta tahap dan
pola reproduksi )
a) Riwayat perkawinan :
Menikah / tidak : ………, umur waktu menikah : ……., lama perkawinan : …………..,
perkawinan pertama atau lebih : ………
b) Riwayat reproduksi :
Menarche : tahun ….., Lama haid : …, Siklus haid : …, Jumlah : … cc,
Dismenarche : …..
c) Riwayat kehamilan :
Hamil / tidak : ……….., riwayat persalinan: (normal / patologis) , Riwayat abortus : ………
…
d) Pola sexual :
Gangguan sexual: ………, aktifitas sexual sebelum dan selama sakit : ……………………………
…………………………………………...................................................

10) Pola koping dan toleransi terhadap stress :


( Pola koping yang umum, toleransi stress, system pendukung dan kemampuan untuk
mengendalikan dan menangani situasi )
a) Kaji factor yang menimbulkan stress
b) Respon untuk mengatasi stress dengan koping efektif.
c) Akibat yang timbul dari koping yang digunakan

11) Pola keyakinan dan nilai :


51

( Nilai – nilai, tujuan atau keyakinan yang mengarahkan pilihan atau keputusan )
Keyakinan dan pandangan tentang agama dan norma budaya, kegiatan ibadah dirumah
secara individu atau kelompok.

3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap seluruh bagian tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki (head to toe examination), dan dilakukan dengan cara : Inspeksi, Auskultasi,
Palpasi dan Perkusi.
a. KU : ( amati perubahan fisik, perilaku dan sikap pasien )
b. Kesadaran : Compos mentis ( CM ), apatis, somnolent, stupor, koma.
c. Vital Sign : TD : ….. mmHg, R : … x/menit, N : …. x/menit, S : …. 0 C.
d. Kulit :
Inspeksi : kemerahan, benjolan, nyeri, gatal – gatal, kering, perubahan
warna, perubahan pada rambut dan kuku.
e. Kepala : rambut : kuantitas, penyebaran, tekstur, kulit kepala : benjolan atau lesi,
tulang tengkorak : ukuran dan kontur
Muka / wajah : simetri dan ekspresi wajah
f. Mata :
Inspeksi : posisi dan kesejajaran mata, kelopak mata, apparatus lakrimalis :
berlebihan / tidak, sclera dan konjungtiva, kornea, iris dan lensa. Pupil : ( ukuran, bentuk
dan simetris, reaksi terhadap cahaya ), pemakaian kaca mata / lensa kontak, fungsi
penglihatan.
g. Telinga : Bentuk, ukuran, lubang telinga : serumen / otitis, katajaman pendengaran
: uji weber ( kehilangan pendengaran sensorineural )
h. Hidung :
Inspeksi : mukosa : warna / pembengkakan, septum nasal : defiasi, perforasi,
Perkusi : nyeri tekan pada sinus
i. Mulut dan Tenggorokan :
Bibir : warna, mukosa bibir
Rongga mulut : gigi ( karang gigi, karies, gigi tanggal, perdarahan gusi, gigi palsu, radang
gusi)
Lidah : kebersihan, warna, fungsi pengecapan
j. Leher : I / P : posisi trakea, kelenjar tyroid, peningkatan vena jugularis
k. Dada :
52

Inspeksi : bentuk ( normal / tong-barrel chest ), frequensi, irama, kedalaman dan


upaya bernafas, gerakan pernafasan,
Palpasi : nyeri tekan, ekspansi dada, taktil fremitus,
Perkusi : Pekak ( cairan / jaringan padat ), dll
Auskultasi : bunyi nafas : vesikuler, bronkovesikuler, penurunan bunyi nafas, krakres,
mengi, ronki dll
l. Payudara
Inspeksi : ukuran, kesimetrisan, penampilan kulit, putting : menonjol / tidak, ukuran,
bentuk dan arah putting, perhatikan kemerahan, ulkus atau raba putting,
palpasi : konsistensi, nyeri tekan, pengeluaran kolostrum

m. Abdomen
Inspeksi : kulit abd, umbilicus, kontur, simetri, gelombang peristaltic,
Auskultasi : bising usus, desiran,
Perkusi : proporsi dan pola tympani serta pekak,
Palpasi : kekakuan / nyeri tekan, massa, TFU : Letak, presentasi, posisi, penurunan
kepala (Leopold), DJJ
n. Panggul : Ukuran panggul, bentuk panggul
o. Genetalia
Inspeksi : kebersihan, pengeluaran cairan pervaginam ( jumlah warna, bau ),
luka episiotomy, perineum ( REEDA )
Palpasi : Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa
p. Ektremitas : Edema di jari tangan dan tungkai , Kuku jari pucat, Varises vena, Reflek
patella :

4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium : tuliskan hasil dan nilai normalnya
Hasil Radiologi : tuliskan jenis pemeriksaan dan hasilnya
Terapi : tuliskan tanggal dan dosis pemberian
5. Analisa Data
Langkah – langkah menganalisa data :
a. Pengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio – psiko – social – spiritual.
b. Tabulasi data : memasukkan ke dalam tabel dan membandingkan dengan nilai normal
( standar )
53

c. Perumusan masalah

Tabel 1 : Analisa data


Etiologi Problem
No Tgl / Jam Data
( penyebab ) ( Masalah )

*) **) ***) ****) *****)

Keterangan
*) : Diisi no urut
**) : Diisi tanggal dan waktu
***) : Diisi data pendukung ( subyektif dan obyektif ) yang sudah
dikelompokkan
berdasarkan masalah
****) : Diisi data yang menjadi sebab akibat antara data dengan diagnosa
*****) : Diisi diagnosa keperawatan yang ditegakkan
54

II. DIAGNOSA KEPERAWAN

Diagnosis keperawatan, meliputi :


a. Penentuan prioritas masalah dipilih menjadi masalah yang memerlukan tindakan medis
dan masalah yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan).
b. Perumusan diagnosa keperawatan.
Prioritas masalah kesehatan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow tentang
Kebutuhan Dasar Manusia, meliputi :
1. Kebutuhan Fisiologis,
2. Kebutuhan Rasa Aman (Keamanan Dan Kenyamanan)
3. Kebutuhan Akan Cinta Dan Rasa Memiliki
4. Kebutuhan Akan Harga Diri
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

Table 2 : Diagnosa keperawatan


No. Tanggal Tanggal Tanda
DIAGNOSA
Dx Ditemukan Teratasi Tangan

*) **) ***) ****) *****)

Ket :
*) : Diisi no urut diagnosa
**) : Diisi diagnosa keperawatan ( actual / potensial ) dan data pendukung
( data
subyektif dan data obyektif )
***) : Diisi tanggal diagnosa keperawatan ditegakkan
55

****) : Diisi tanggal diagnosa keperawatan yang telah teratasi


*****) : Diisi paraf dan nama terang mahasiswa

III. RENCANA TINDAKAN

Tabel 3 : Rencana Tindakan


N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWATAN TUJUAN / KH TINDAKAN

****)
*) **) ***)
( Tersusun sesuai prioritas)

Keterangan :
*) : Diisi no urut
**) : Diisi Diagnosa Keperawatan, Penyebab dan Data ( Subyektif dan
Obyektif )
sesuai dengan prioritas masalah yang telah dirumuskan
56

***) : Diisi tujuan dan hasil yang ingin dicapai dimana berfokus pada pasien,
Jelas ( Spesifik ) , singkat ( Measureable ), dapat diukur ( Achieveble ) , realistik
( Realistic ), dalam periode waktu tertentu ( Time ), dan ditentukan bersama antara perawat
dan pasien.
Pencapaian tujuan harus menggunakan kriteria hasil yang telah ditetapkan
****) : Diisi rencana tindakan sesuai prinsip Observasi, Nursing treatment,
Edukatif,
Kolaboratif )

IV. PELAKSANAAN

Tabel 4 : Pelaksanaan Tindakan


TANGGA TANDA
NO TINDAKAN RESPON
L TANGA
DX KEPERAWATAN TINDAKAN
WAKTU N
*) **) ***) ****) *****)
57

Keterangan :
*) : Diisi no urut diagnosa sesuai prioritas.
**) : Diisi tanggal dan waktu dilakukan tindakan keperawatan dan medis
***) : Diisi tindakan keperawatan / medis yang dilaksanakan sesuai urutan
prioritas
****) : Diisi respon pasien ( subyektif dan obyektif ) setelah dilakukan tidakan
keperawatan dari masing – masing tindakan.
*****) : Diisi paraf dan nama terang mahasiswa

V. EVALUASI

Tabel 5 : Evaluasi Tindakan


TANGGA TANDA
NO
L Evaluasi TANGA
DX
WAKTU N
*) **) ***) ****)
58

Keterangan :
*) : Diisi no urut diagnosa sesuai prioritas.
**) : Diisi tanggal dan waktu evaluasi
***) : Diisi catatan perkembangan sesuai diagnosa prioritas dengan SOAP
“DS / DO “ : diperoleh setelah melakukan pengkajian kembali terhadap
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan membandingkan data DS / DO saat pengkajian
awal
“A“ : Analisa dilakukan dengan membandingkan DO / DS pasien
dengan tujuan / kriteria hasil seperti yang telah ditetapkan.
“P“ : Tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan kembali apabila tujuan
tercapai sebagian atau bahkan tidak tercapai dengan merumuskan perencanaan asuhan
keperawatan yang baru sesuati tahap proses keperawatan
****) : Diisi paraf dan nama terang mahasiswa

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)

ANSIETAS

Topik : Ansietas

Sub Topik : Tehnik untuk mengurangi kecemasana pada ibu melahirkan

Sasaran : Ibu Hamil

Tempat : Ruang Mawar RSUD Cilacap


59

Hari/Tanggal : Senin 13 April 2020

Waktu : 09.30-11.00

Pemateri : Vanessa Salvadilah

Tujuan.

A. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang ansietas Ibu hamil akan

dapat memahami Tehnik untuk menurangi Ansietas pada saat melahirkan

B. Tujuan Khusus :

Setelah di lakukan pendidikan kesehatan diharapakan peserta mampu :

1. Menjelaskan kembali definisi ansietas(kecemasan)

2.Menyebutkan 7 dari 9 faktor-faktor yang dapat menimbulkan ansoetas

3.Menyebutkan 10 dari 14 tanda dan gejala ansietas

4.Menyebutkan 4 tingkatan kecemasan.

5.Mempraktikkan Tehnik relaksaksi nafas dalam untuk mengurangi

kecemasan pada ibu melahirkan

C. Materi

Terlampir

D. Metode

Ceramah

Diskus

Demonstrasi
60

E. Media

Leaflet

F. Seting tempat Keterangan:

3 1
22 1. Pemateri

4 2. Moderator

5 3. Pembawa acara

4. Peserta

5. Fasiltator

G. Kegiatan

No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu

Kegiatan Penyuluhan Peserta (klien)

1 Pembukaan: Menjawab salam 5 menit

Menjawab pertanyaan
Memberi salam
Menyimak
Memperkenalkan diri

Melakukan kontrak waktu

Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : Menyimak 15 menit
61

Menjelaskan materi Mengajukan pertanyaan

Memberi kesempatan bertanya Memperhatikan dan mengikuti saran

Menjawab pertanyaan yang diberikan

Memberikan reinforcement Melakukan redemonstrasi

Melakukan demonstrasi Menyimak dan menjawab pertanyaan


3 Penutup : Menyimak 10 menit

Menjawab pertanyaan
Menyimpulkan materi
Menjawab salam
Melaksanakan evaluasi

Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi Stuktural

1. Persiapan materi media dan tempat yang alan di gunakan

2. Konyrak waktu

3. Persiapan Satuan Acara Penyuluhan

I. Evakuasi Proses

1. Selama penyuluhan peserta penyuluhan memeperhatikan penjelasan materi

yang di sampaikan dan kooperatif

2. Selama penyuluhan peserta penyuluhan aktif bertanya tentang penjelasan

yang di sampaikan

3. Selama penyuluhan peserta mampu menjelaskan kembali materi yang di

sampaikan

J. Evaluasi Hasil akhir

Di harapkan peserta penyuluhan dapat


62

1. Masyarakat mampu menjelaskan kembali definisi Ansietas

2. Masyarakat mampu menyebutkan 7 dari 9 faktor-faktor yang mebyebabkan

ansietas

3. Masyarakat mampu menyebutkan Menyebutkan 4 tingkatan kecemasan.

4. Masyarakat mampu mempraktikkan Tehnik relaksaksi nafas dalam untuk

mengurangi kecemasan pada ibu melahirkan 10 dari 15 tanda dan gejala

ansietas

Referensi

Sunaryo. (2012). SAP Ansietas. www.kemhan.com/2012/04/sap-ansietas.html. Diunduh

pada tanggal 20 April 2013 pukul 15.00 WIB

Kurniadi, Rizki. (2012). Penyuluhan kesehatan peran keluarga dalam penanganan pasien

gangguan jiwa.
29

29
30

1. Hamilton Anxiety Rating Scale(HARS)

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1 Perasaan Ansietas

Cemas

Firasat Buruk

Takut Akan Pikiran Sendiri

Mudah Tersinggung

2 Ketegangan

Merasa Tegang

Lesu

Tak Bisa Istirahat Tenang

Mudah Terkejut

Mudah Menangis

Gemetar

Gelisah

3 Ketakutan

Pada Gelap

Pada Orang Asing

Ditinggal Sendiri

30
31

Pada Binatang Besar

Pada Keramaian Lalu Lintas

Pada Kerumunan Orang Banyak

4 Gangguan Tidur

Sukar Masuk Tidur

Terbangun Malam Hari

Tidak Nyenyak

Bangun dengan Lesu

Banyak Mimpi

Mimpi - Mimpi Buruk

Mimpi Menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan

Sukar Konsentrasi

Daya Ingat Buruk

6 Perasaan Depresi

Hilangnya Minat

Berkurangnya Kesenangan Pada


Hobi

Sedih

Bangun Dini Hari

31
32

Perasaan Berubah-Ubah
Sepanjang Hari

7 Gejala Somatik (Otot)

Sakit dan Nyeri di Otot-Otot

Kaku

Kedutan Otot

Gigi Gemerutuk

Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)

Tinitus

Penglihatan Kabur

Muka Merah atau Pucat

Merasa Lemah

Perasaan ditusuk-Tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler

Takhikardia

Berdebar

Nyeri di Dada

Denyut Nadi Mengeras

Perasaan Lesu/Lemas Seperti

32
33

Mau Pingsan

Detak Jantung Menghilang


(Berhenti Sekejap)

10 Gejala Respiratori

Rasa Tertekan atau Sempit Di


Dada

Perasaan Tercekik

Sering Menarik Napas

Napas Pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestinal

Sulit Menelan

Perut Melilit

Gangguan Pencernaan

Nyeri Sebelum dan Sesudah


Makan

Perasaan Terbakar di Perut

Rasa Penuh atau Kembung

Mual

Muntah

Buang Air Besar Lembek

33
34

Kehilangan Berat Badan

Sukar Buang Air Besar


(Konstipasi)

12 Gejala Urogenital

Sering Buang Air Kecil

Tidak Dapat Menahan Air Seni

Amenorrhoe

Menorrhagia

Menjadi Dingin (Frigid)

Ejakulasi Praecocks - Ereksi


Hilang

Impotensi

13 Gejala Otonom

Mulut Kering

Muka Merah

Mudah Berkeringat

Pusing, Sakit Kepala

Bulu-Bulu Berdiri

14 Tingkah Laku Pada Wawancara

Gelisah

34
35

Tidak Tenang

Jari Gemetar

Kerut Kening

Muka Tegang

Tonus Otot Meningkat

Napas Pendek dan Cepat

Muka Merah

2 Depression, Anxiety Stress Scale(DASS)


No PERNYATAAN 0 1 2 3q

35
36

Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah


1
karena hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya sering kering.

Saya sama sekali tidak dapat merasakan


3
perasaan positif.

Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:


seringkali terengah-engah atau tidak dapat
4
bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya).

Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk


5
melakukan suatu kegiatan.

Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap


6
suatu situasi.

Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau


7
’copot’).

8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

Saya menemukan diri saya berada dalam situasi


yang membuat saya merasa sangat cemas dan
9
saya akan merasa sangat lega jika semua ini
berakhir.

Saya merasa tidak ada hal yang dapat


10
diharapkan di masa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

Saya merasa telah menghabiskan banyak energi


12
untuk merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

36
37

Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar


14 ketika mengalami penundaan (misalnya:
kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.

Saya merasa saya kehilangan minat akan segala


16
hal.

Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai


17
seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya:


tangan berkeringat), padahal temperatur tidak
19
panas atau tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari


24
berbagai hal yang saya lakukan.

Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun


saya tidak sehabis melakukan aktivitas fisik
25
(misalnya: merasa detak jantung meningkat atau
melemah).

26 Saya merasa putus asa dan sedih.

27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hampir panik.

37
38

Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu


29
membuat saya kesal.

Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh


30 tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya
lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi


32 gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang


35 menghalangi saya untuk menyelesaikan hal
yang sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

Saya melihat tidak ada harapan untuk masa


37
depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

Saya merasa khawatir dengan situasi dimana


40 saya mungkin menjadi panik dan
mempermalukan diri sendiri.

41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).

Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif


42
dalam melakukan sesuatu.

38
No PERNYATAAN Benar Salah

1 Saya tidak mudah cepat lelah. benar salah


39
Saya yakin saya tidak lebih gugup daripada
2 benar salah
yang lain

3 Saya memiliki sedikit sakit kepala benar salah

4 Saya bekerja di bawah banyak ketegangan benar salah

Saya sering melihat tanganku bergetar ketika


5 Benar Salah
saya mencoba melakukan sesuatu

6 Saya malu tidak lebih sering daripada yang lain benar salah

7 Saya memiliki diare satu bulan atau lebih benar salah

Saya khawatir sedikit lebih mungkin


8 benar salah
kemalangan

9 Saya hampir tidak pernah malu benar salah

10 Saya sering takut bahwa saya akan memerah Benar Salah 3. Taylor
Manifest
11 Tangan dan kaki saya cukup biasanya hangat benar salah
Anxiety
Saya berkeringat sangat mudah bahkan pada Scale(T-
12 benar salah MAS)
hari yang dingin

Kadang-kadang ketika malu, aku berkeringat


13 benar Salah
sebuah

Saya hampir tidak pernah melihat saya berdebar


14 jantung, dan saya jarang Benar Salah
sesak napas

15 Saya merasa lapar hampir sepanjang waktu benar salah

16 Saya sangat jarang bermasalah dengan sembelit Benar salah

17 Saya memiliki banyak masalah perut benar salah

periode saya telah di mana saya kehilangan


18 benar salah
tidur lebih khawatir

19 Saya mudah malu benar Salah

Saya lebih sensitif daripada kebanyakan orang


20 benar salah
lain

Saya sering menemukan diri saya


21 Benar salah
mengkhawatirkan sesuatu 39

Saya berharap saya bisa bahagia seperti orang


22 benar Salah
lain tampaknya

Anda mungkin juga menyukai