Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN KELUARGA

PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA

Dosen Pengampu: Ns. Dewi Setyawati, MNS

Disusun Oleh:
Kelompok II, 6C

Griselda Aramita L. (G2A017128) Astride Wulandari R (G2A017136)


Finaa Irfana (G2A017129) Dian Juliastyanissa (G2A017137)
Mutiara Ayu N. (G2A017130) Ika Milenia S (G2A017140)
Adellia Chusnatul D. (G2A017131) Ayu Chamalia R. (G2A017141)
Fadhila Ristya W. (G2A017133) Andini Reyna D.P.H (G2A017142)
Sasa Annisa (G2A017134) Selin Malinda (G2A017143)
Lusyana Nur H. (G2A017135)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu,
status kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang
vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi
biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi
kesehatan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya,
mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang
memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga
menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok atau
keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu
sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya
berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.
Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh
salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global.
Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci
utama pembangunan kesehatan masyarakat.
Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari perawat ke
keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah
yang berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang
digunakan. mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada
keluarga yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan
anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana ditujukan kepada
keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi yang diberikan terfokuskan
untuk menyembuhkan penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut.
Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang ditujukan kepada keluarga yang
mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan terfokuskan agar tidak
terjadi komplikasi dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, peran keluarga dan
juga perawat komunitas menjadi sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan lansia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan kesehatan keluarga?
2. Apa tujuan dari Pendidikan kesehatan keluarga?
3. Siapa saja sasaran dari Pendidikan kesehatan keluarga?
4. Apasaja yang termasuk dalam ruang lingkup Pendidikan kesehatan
keluarga?
5. Apasaja langkah-langkah dalam Pendidikan kesehatan keluarga?
6. Apasaja factor yang mempengaruhi keberhasilan dalam Pendidikan
kesehatan keluarga?
7. Apasaja media dalam Pendidikan kesehatan keluarga?
8. Apasaja strategi dan metode dalam Pendidikan kesehatan keluarga?
9. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga yang bias diterapkan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendidikan kesehatan
keluarga.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari Pendidikan kesehatan keluarga.
3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran dari Pendidikan kesehatan keluarga.
4. Untuk mengetahui apasaja yang termasuk dalam ruang lingkup Pendidikan
kesehatan keluarga.
5. Untuk mengetahui apasaja langkah-langkah dalam Pendidikan kesehatan
keluarga.
6. Untuk mengetahui apasaja factor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
Pendidikan kesehatan keluarga.
7. Untuk mengetahui apasaja media dalam Pendidikan kesehatan keluarga.
8. Untuk mengetahui apasaja strategi dan metode dalam Pendidikan
kesehatan keluarga.
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga yang bias
diterapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan
batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan
dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan,
atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling baru ini
memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya
yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik
maupun mental dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat
(Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan
dalam bidang kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan adalah
semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap,
praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan Kesehatan keluarga berfokus pada fungsi keluarga
yang sehat dalam perspektif sistem keluarga dan memberikan pendekatan
terutama pencegahan . Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk berfungsi secara sehat secara luas dikenal: keterampilan komunikasi
yang kuat, pengetahuan tentang perkembangan khas manusia,
keterampilan membuat keputusan yang baik, positif harga diri ,dan
hubungan interpersonal yang sehat. Tujuan pendidikan kehidupan keluarga
adalah untuk mengajar dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan ini untuk memungkinkan individu dan keluarga untuk
berfungsi optimal .
Pendidikan kesehatan keluarga mempertimbangkan isu-isu sosial
termasuk ekonomi, pendidikan, masalah kerja keluarga, orangtua,
seksualitas, gender dan lainnya dalam konteks keluarga. Mereka percaya
bahwa masalah sosial seperti penyalahgunaan zat, kekerasan dalam rumah
tangga, pengangguran, hutang, dan kekerasan terhadap anak dapat lebih
efektif ditangani dari perspektif yang menganggap individu dan keluarga
sebagai bagian dari sistem yang lebih besar. Pengetahuan tentang fungsi
keluarga yang sehat dapat diterapkan untuk mencegah atau meminimalkan
banyak masalah ini.

2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan


Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebabterbentuknya
perilakutersebut Green dalam (Notoatmojo, 2012) yaitu:
1. Promosi kesehatan dalam faktor faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran,
memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,
keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping itu, dalam konteks
promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi,
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini
dilakukan dengan penyuluhan kesehatan , pameran kesehatan.
2. Promise kesehatan dalam faktor faktor enabling (penguat)
Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat
memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan
prasarana kesehatan dengan cara memberikan kemampuan dengan cara
bantuan teknik, arahan, cara cara mencari dana untuk pengadaan
sarana prasarana.
3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)
Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan
pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugs kesehatan
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
teladan, contonya acuan masyarakat tentang hidup sehat.
Pendidikan kesehatan dalam keluarga secara umum memiliki tujuan
untuk mengubah perilaku individu dan masyarakat di bidang kesehatan.
Tujuannya adalah untuk merubah perilaku orang atau masyarakat dari
perilaku tidak sehat. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga,
dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat dan mengupayakan
derajat kesehatan yang optimal merupakan tujuan pokok penidikan
kesehatan.
Pendidikan kesehatan keluarga berfokus pada fungsi keluarga yang
sehat dalam perspektif sistem keluarga dan memberikan pendekatan
terutama penvegahan. Ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk berfunghsi secara sehat secara luas dikenal: ketrampilan komunikasi
yang kuat, pengetahuan tentang perkembangan khas manusia, ketrampilan
membuat keputusan yang baik, positif harga diri, dan hubungan
interpersonal yang sehat. Tujuan pendidikan kehidupan keluarga
merupakan untuk mengajar dan menegmbangkan pengetahuan dan
ketrampilan ini untuk memungkinkan individu dan keluarga untuk
berfungsi optimal.
Pendidikan kesehatan keluarga mempertimbangkan isu-isu sosial
termasuk ekonomi, pendidikan, masalah kerja keluarga, orang tua,
seksusalitas, gender dan lainnya dalam konteks keluarga. Mereka percaya
bahwa masalah sosial seperti penyalahgunaan zat, kekerasan terhadap anak
lebih efektif ditangani perspektif yang menganggap individu keluarga
sebagai bagian dari sistem yang lebih besar.
2.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a. Sasaran primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan juga sebagainya.
b. Sasaran sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder,
karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok
ini diharapkan untuk nantinya kelompok ini akan memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.
c. Sasaran tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat
pusat, maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak
langsung terhadap perilaku tokoh masyarakat dan kepada masyarakat
umum.

2.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi menurut
Fitriani (2011) yaitu:
a. Dimensi sasaran
1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah
individu
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah
kelompok mastarakat tertentu
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah
masyarakat luas.
b. Dimensi tempat pelaksanaan
1) Pendidikan kesehatan dirumah sakit dengan sasarannya adalah
pasien dan keluarga
2) Pendidikan kesehatan disekolah dengan sasarannya adalah
pelajar
3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan
sasarannya adalah masyarakat atau pekerja
c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
1) Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health
Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Spesific
Protection) mial: imunisasi
3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
tepat (Early Diagnostic and Prompt Treatment) misal : dengan
pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko
kecacatan
4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal
: dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan- latihan
tertentu.

2.5 Langkah-langkah dalam Pendidikan Kesehatan


Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
pendidikan kesehatan, yaitu :
a. Tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi
Tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan
dilakukan oleh pendidik kesehatan dan juga merupakan kunci
penting untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan
mengetahui sasaran atau pesan yang akan disampaikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:
1) Review data yang berhubungan dengan kesehatan, keluhan,
kepustakaan, media massa, dan tokoh masyarakat.
2) Cari data baru melalui wawancara, fokus grup (dialog masalah
yang dirasakan).
3) Bedakan kebutuhan sasaran dan persepsi terhadap masalah
kesehatan, termasuk identifikasi sasaran.
4) Identifikasi kesenjangan pengetahuan kesehatan.
5) Tulis tujuan yang spesifik, dapat dilakukan, menggunakan
prioritas, dan ada jangka waktu.
6) Kaji sumber- sumber yang tersedia (dana,sarana dan manusia)
b. Tahap II. Memilih saluran dan materi/media
Pada tahap pertama diatas membantu untuk memilih saluran yang
efektif dan matri yang relevan dengan kebutuhan sasaran. Saluran
yang dapat digunakan adalah melalui kegiatan yang ada di
masyarakat. Sedangkan materi yang digunakan disesuaikan dengan
kemampuan sasaran.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah :
1) Identifikasi pesan dan media yang digunakan.
2) Gunakan media yang sudah ada atau menggunakan media baru.
3) Pilihlah saluran dan caranya.
c. Tahap III. Mengembangkan materi dan uji coba
Materi yang ada sebaiknya diuji coba ( diteliti ulang ) apakah sudah
sesuai dengan sasarandan mendapat respon atau tidak. Tindakan
keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1) Kembangkan materi yang relevan dengan sasaran.
2) Uji terlebih dahulu materi dan media yang ada. Hasil uji coba
akan membantu apakah meningkatkan pengetahuan, dan
diterima, dan sesuai dengan individu
d. Tahap IV. Implementasi
Merupakan tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Bekerjasama dengan organisasi yang ada di komunitas agar
efektif
2) Pantau dan catat perkembangannya.
3) Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan.
e. Tahap V. Mengkaji efektifitas
Mengkaji keefektifan program dan pesan yang telah disampaikan
terhadap perubahan perilaku yang diharapkan. Evaluasi hasil
hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu (panjang /
pendek) yang telah ditetapkan. Tindakan keperawatan yang perlu
dilakukan adalah melakukan evaluasi proses dan hasil.
f. Tahap VI. Umpan balik untuk evaluasi program
Langkah ini merupakan tanggung jawab perawat terhadap
pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Apakah perlu diadakan
perubahan terhadap isi pesan dan apakah telah sesuai dengan
kebutuhan sasaran. Informasi dapat memberikan gambaran tentang
kekuatan yang telah digunakan dan memungkinkan adanya
modifikasi.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengankebutuhan.
2) Modifikasi strategi bila tidak berhasil.
3) Lakukan kerjasama lintas sektor dan program.
4) Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan
kesehatan yang telah dilakukan.
5) Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan.
6) Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan
kesehatan.
2.6 Faktor-faktor yang Keberhasilan dalam Pendidikan Kesehatan
Guilbert dalam Nursalam dan Efendi (2008) mengelompokkan faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan yaitu:
a. Faktor materi atau hal yang dipelajari yang meliputi kurangnya
persiapan, kurangnya
penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh pemberi materi,
penampilan yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang
digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara pemberi
materi yang terlalu kecil, dan penampilan materi yang monoton
sehingga membosankan.
b. Faktor lingkungan, dikelompokkan menjadi dua yaitu:
- Lingkungan fisik yang terdiri atas suhu,kelembaban udara,dan
kondisi tempat belajar.
- Lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya
serta representasinyaseperti keramaian atau kegaduhan,
lalulintas, pasar dan sebagainya
c. Faktor instrument yang terdiri atas perangkat keras (hardware)
seperti perlengkapan alat - alat peraga dan perangkat lunak
(software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar
atau fasilitator belajar, serta metode belajar mengajar.
d. Faktor kondisi individu subjek belajar, yang meliputi kondisi
fisiologis seperti kondisi panca indra (terutama pendengaran dan
penglihatan) dan kondisi psikologis, misalnya intelegensi,
pengamatan,daya tangkap, ingatan, motivasi, dan sebagainya.
2.7 Media Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan cara produksi media pendidikan kesehatan dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu :
1. Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumalah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama
media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Adapun
macam-macamnya adalah koran (surat kabar), poster, leaflet,
pamflet, majalah, booklet, dan stiker.
a. Poster
Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan
tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar
tertarik pada obyek materi yang diinformasikan (Effendy,
1995). Sebuah poster juga harus didesain menggugah/menarik
perhatian khalayak terhadap suatu isu, sehingga dapat
menyampaikan secara tepat.
Kelebiham poster :
1) Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca, dapat
mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara
membaca.
2) Informasi yang disampaikan lebih jelas dan lengkap.
3) Biaya percetakan lebih murah.
4) Lebih mudah untuk mempromosikan
Kekurangan poster :
1) Mudah sobek
2) Lebih lama untuk memahami poster, dibutuhkan
kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak bersifat
auditif dan visual.
3) Mudah luntur jikaterkena air.
b. Pamflet
Pamflet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari
satu sehingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan
terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Berbea dengan
poster yang didesain agar orang bisa mudah membaca
informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet atau brosur
ditunjukkan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa jenis,
pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali
waktu digunakan bila membutuhkan informasi.
Kelebihan pamflet :
1) Praktis
2) Bisa diberikan kepada konsumen sebagai pengingat
3) Biaya percetakan lebih murah
4) Memberikan informasi yang sangat jelas
Kekurangan pamflet :
1) Mudah sobek
2) Membutuhkan waktu kama untuk memahami isi pamflet
3) Harus bisa mengolah layout dengan tepat agar tidak
membosankan.
c. Leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi tulisan-
tulisan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat
dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi
(Notoatmodjo, 2003). Leaflet dapat ditunjukkan kepada
khalayak luas (seperti masyarakat umum) atau komunikasi
khusus (seperti donor), berisi pesan singkat karena biasanya
tidak lebih dari dua halaman kertas A4. Hal-hal yang perlu di
perhatikan dalam penyusunan leaflet :
1) Gambaran desain yang menarik perhatian komunitas
sasaran dan buat leaflet berbeda dari yang lain.
2) Hindari desain yang berlebihan dengan gaya yang
terlihat mahal.
3) Pilih bentuk yang sesuai dengan tempat pengiriman,
seperti seukuran amplop atau tempat leaflet.
4) Gunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan fokus
dalam membuat leaflet anda cepat dan mudah dibaca.
5) Gunakan peta/gambar dan diagram yang sederhana
pada leaflet untuk menggambarkan apa yang terjadi
mendjadi tujuan.
Cara penggunaan leaflet dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain dapat ditempel dipapam pengumuman
puskesmas, rumah sakit, atau tempat lain yang mudah
dilihat oleh masyarakat. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30
cm, dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan
diare, imunisasi, dsb.
Keuntungan leaflet :
1) Leaflet menarik untuk dilihat.
2) Mudah untuk dimengerti.
3) Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.
Kekurangan leaflet :
1) Salah dalam desain tidak akan menarik untuk pembaca.
2) Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa
dipajang/tempel.
3) Dibutuhkan kemampuan membaca dan pehatian, karena
tidak bersifat auditif dan visual.
d. Flif chart (lembar balik)
Menurut Notoatmodjo (2003) flif chart merupakan media
penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk
lembar balik. Biasanya berbentuk baku dimana tiap lembar
(halaman berisi gambar pragaan dan lembaran baliknya berisi
kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan
gambar tersebut.
e. Booklet
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan
untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran,
larangan-larangan kepaa khalayak massa, dan berbentuk
cetakan.
Kelebihan booklet :
1) proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan
kondisi yang ada.
2) Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa
mengulas tentang pesan yang disampaikan.
Kekurangan booklet :
1) Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya
2) Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat,
karena disebabkan keterbatasan penyebaran booklet.
f. Stiker
Stiker merupakan salah satu dari sekian banyak komunikasi
yang digunakan keefektifan sebuah stiker dalam
menyampaikan pesan bergantung pada beberapa hal yaitu :
penampilan, ukuran, kualitas cetakan yang baik, awet dan
terjangkau serta bahasa yang digunakan dalam penyampaian
harus singkat padat dan jelas, serta menarik.
Kelebihan stiker :
1) Mudah ditempelkan,
2) Hasil cetakan lebih murah dan terjangkau
3) Perawatannya ringan dan sederhana
Kekurangan stiker :
1) Mudah tergores dan sobek.
2) Mengecap jika ditempel
g. Koran (surat kabar)
Koran merupakan lembaran-lembaran kertas bertuliskan
kabar berita dan sebagainya yang terbagi ke dalam kolom-
kolom, biasanya berisi berita-berita terkini dalam berbagai
topik.
Kelebihan koran :
1) Relatif tidak mahal
2) Dapat dinikmati lebih lama
3) Aktualitas informasi yang disampaikan digunakan juga
sebagai acuan pembaca.
Kekurangan koran :
1) Mudah diabaikan
2) Kualitas vetak tak sebaik majalaj atau brosur.
h. Majalah
Media yang mengandalkan tulisan atau teks yang berisi
bermacam-macam artikel dalam topik yang bervariasi dan
populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis
dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak
orang.
2. Media elektronik
Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis
dapat dilihatt dan di dengar dalam menyampaikan perasaan
melalui alat bantu elektronika. Macam-macam media :
a. Radio
Media suara atau radio identik dengan hanya bisa menikmati
suara saja tanpa ada visualisasi ataupun teks.
Kelebihan radio :
1) Dalam hal penyampaiannya lebih cepat bahkan bisa saat itu
juga.
2) Bianya produksi lebih murah
Kekurangan radio :
1) Informasi yang disampaikan hanya sekilas.
2) Jumlah berita yang akan disampaikan terbatas.
b. Kaset dan CD audio
Kaset dan CD audio adalah penyimpanan data yang hanya
berupa suara yang ditemukan oleh philips pada tahun 1963 di
eropa dan tahun 1969 di amerika serikat dengan nama compact
cassette.
Kelebihan :
1) Dapat diulang-ulang
2) Pengguna dapat menggunakan sesuai kebutuhan.
Kekurangan :
1) Momunikasi satu arah.
2) Hanya mengandalkan indra pendengaran sehingga kurang
optimal
c. Televisi
Televisi adalah media massa elektronik yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara (audio visual)
Kelebihan :
1) Dapat dinikmati oleh siapa saja
2) Dapat menjangkau daerah yang luas
Kekurangan :
1) Biaya relatif tinggi.
2) Kesulitan teknis.
d. Film
Film disebut juga gambar hidup, yaitu serangkaian gambar
diam yang meluncur secara cepat dan di proyeksi sehingga
menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Kelebihan :
1) Sangat bagus untuk menerangkat suatu proses
2) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
Kekurangan :
1) Harga produksinya sangat mahal
2) Pembuatan memerlukan banyak waktu dan tenaga.
e. Media Online
Media online adalah media yang berbasiskan teknologi
komunikasi interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan
oleh karenanya ia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki media
konvensional lainnya.
Kelebihan :
1) Memiliki banyak pilihan
2) Gabungan dari audio, visual, gambar dan tulisan
Kekurangan :
1) Biaya relatif mahal
2) Belum meratanya jaringan internet.
3. Media luar ruang
Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di
luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara
statis.
a. Media spanduk
Penyampaian informasi berupa kain jenis tertentu. Ukurannya
rata – rata 5 sampai 8 meter dengan lebar menyesuaikan.
Kelebihan :
1) Kelonggaran pembacanya untuk menangkap pesan dari
informasi yang tercetask dibentangkan kain tersebut.
2) Pembaca bebas mengatur kapan ia hendak membaca.
Kekurangan :
1) Dibutuhkan orang yang ahli dalam menyusun atau
mengkonsep untuk lebih menarik
2) Proses memasang spanduk yang tidak mudah.
b. Banner
Merupakan salah satu bentuk iklan promosi produk dan jasa
atau sarana untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada
konsumen atau target pasar. Ciri khas yang berbeda dengan
teks tulis biasanya berbrntuk berupa gambar yang temanya
sesusai dengan informasi yang ingin disampaikan kepada
target
Kelebihan :
1) Mudah dipindahkan
2) Biaya lebih terjangkau
Kekurangan
1) Mudah tergores dan sobek
2) Terlalu memakan tempat.
c. Billboard
Iklan luar dengan ukuran besar. Saat ini billboard masih
termasuk model iklan luar ruang yang banyak digunakan
apalagi di perkotaan. Pemasangannya bisa menggunakan
struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada
kontruksi bangunan permanen.
Kelebihan :
1) Mengingatkan pesan secara terus menerus
2) Potensi kreatif
3) Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung
untuk mencoba atau membeli produk yang diiklankan.
Kekurangan :
1) Pesan terbatas
2) Tidak efektif bagi pengendara
3) Sasaran pengrusakan.

2.8 Strategi dan Metode Pendiddikan Kesehatan


Strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara yang dipilih untuk
meyampaikan materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan yang
meliputi sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada klien. Strategi pendidikan kesehatan tidak
hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di
dalamnya materi atau paket pendidikan kesehatannya.
Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan
pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan yaitu individu,
keluarga/ kelompok dan masyarakat. Metode pembelajaran dapat berupa
metode pendidikan individu, kelompok/ keluarga dan metode pendidikan
massa.
Menurut Notoadmodjo (2010), metode dan teknik pendidikan
kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-
alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi
kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik pendidikan
kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Metode pendidikan kesehatan individual
Metode ini digunakan apabila antara promoter kesehatan dan
sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap
muka (face to face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya,
misal telepon. Cara ini paling efektif, karena antara petugas
kesehatan dengan klien dapat saling berdialog, saling merespon
dalam waktu yang bersamaan. Dalam menjelaskan masalah
kesehatan bagi kliennya petugas kesehatan dapat menggunakan alat
bantu atau peraga yang relevan dengan masalahnya. Metode dan
teknik pendidikan kesehatan yang individual ini yang terkenal
adalah “councelling”.
b) Metode pendidikan kesehatan kelompok
Teknik dan metode pendidikan kesehatan kelompok ini
digunakan untuk sasaran kelompok. Sasaran kelompok dibedakan
menjadi 2 yaitu: kelompok kecil kalau kelompok sasaran terdiri
antara 6-15 orang dan kelompok besar, jika sasaran tersebut diatas
15 sampai dengan 50 orang. Oleh karena itu metode pendidikan
kesehatan kelompok juga dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk
kelompok kecil, misalnya diskusi kelompok, metode
curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball),
bermain peran (role play), metode permainan simulasi
(simulation game), dan sebagainya. Untuk
mengefektifkan metode ini perlu dibantu dengan alat
bantu atau media, misalnya lembar balik (flip chart),
alat peraga, slide, dan sebagainya.
2) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk
kelompok besar, misalnya metode ceramah yang diikuti
atau tanpa diikuti dengan tanya jawab, seminar, loka
karya, dan sebagainya. Untuk memperkuat metode ini
perlu dibantu pula dengan alat bantu misalnya,
overhead projector, slide projector, film, sound system,
dan sebagainya.
3) Metode pendidikan kesehatan massa, apabila sasaran
pendidikan kesehatan misal atau publik, maka metode-
metode dan teknik pendidikan kesehatan tersebut tidak
akan efektif, karena itu harus digunakan metode
pendidikan kesehatan massa. Metode dan teknik
pendidikan kesehatan untuk massa yang sering
digunakan adalah:
(1) Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka
dan tempat-tempat umum
(2) Penggunaan media massa elektronik, seperti
radio dan televise. Penyampaian pesan melalui
radio atau TV ini dapat dirancang dengan
berbagai bentuk, misalnya talk show, dialog
interaktif, simulasi, dan sebagainya
(3) Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah,
buku, leaflet, selebaran poster, dan sebagainya.
Bentuk sajian dalam media cetak ini juga
bermacam-macam, antara lain artikel tanya
jawab, komik, dan sebagainya.
(4) Penggunaan media di luar ruang, misalnya
billboard, spanduk, umbul-umbul, dan
sebagainya.
3 Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang
diaplikasikan ke kasus dengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis
kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maaupun anggota keluarga lainnya.
Selai itu status sosial ekonomi keluarga juga ditentukan oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
b. Riwayat keluarga dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti dan usia saat ini, tujuannya untuk melihat
perkembangan keluarga berada ditahap perkembangan
keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturuanan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kleuarga sebelumnya
Dijelaskan meneganai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe
rumah,jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic
tankdengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda
catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah
(Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan
saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan
(Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisai
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan,
hukuman, serta memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai
yang dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang
dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit
yang dirasa keluarga mengkaji status kesehatan, masalah
kesehatan yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan
jumlah kontrol kesehatan (Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber
makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan,
banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan
yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan,
pencegahan penyakit, perawatan keluarga dirumah dan
keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah (Friedman,
2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah : berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan
dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
(Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam
memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan
peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
2. Fokus diagnosa keperawatan keluarga
a. Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan
diagnosis ke system keluarga dan subsitemnya serta merupakan
hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga
termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat
keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi
untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman
(Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah:
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/
gangguan kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan
apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial)
merupakan suatu kedaan dimana keluarga dalam kondisi
sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
b. Skala prioritas masalah
Tabel Skala Prioritas Masalah Keluarga

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah :
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
b) Ancaman kesehatan 2 1
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4) Menonjolkan masalah :
a. Masalah dirasakan dan
perlu segara ditangani 2
b. Masalah dirasakan tapi 1
1
tidak perlu segara
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

d.
e.
f. segera ditangani
g. Masalah tidak dirasakan
Total Skore
Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)

Keterangan :

Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot


Angka tertinggi dalam skor
= nilai
Cara melakukan Skoring adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga.

3. Intervensi Keperawatan Keluarga


Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan
pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan
perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi
strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas,
intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja.

4. Implementasi dan evaluasi


Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam
keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan.
Keluarga dididik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk : mengenal masalah kesehatannya, mengambil
keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi,
merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya,
memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga,
serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat.
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehinga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses
keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan
yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam
melaksanakan evaluasi.
Tabel.Intervensi keperawatan keluaraga

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)


1 NOC : NIC
1. 1.
Tabel. Implementasi

Hari Hari
Diagnosa Evaluasi
Tanggal Implementasi Paraf Tanggal Paraf
keperawatan SOAP
Jam Jam
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kesehatan keluarga merupakan pendidikan yang berfokus
pada fungsi keluarga yang sehat dalam perspektif sistem keluarga dan
memberikan pendekatan terutama pencegahan. Keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk berfungsi secara sehat secara luas
dikenal: keterampilan komunikasi yang kuat, pengetahuan tentang
perkembangan khas manusia, keterampilan membuat keputusan yang baik,
positif harga diri ,dan hubungan interpersonal yang sehat.
Tujuan pendidikan kesehatan keluarga adalah untuk mengajar dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan ini untuk memungkinkan
individu dan keluarga untuk berfungsi optimal guna untuk meningkatkan
kualitas kesehatan keluarga. Sasaran Pendidikan keluarga sendiri terdiri dari
tiga komponen: primer(masyarakat langsung), sekunder(tokoh agama, tokoh
masyarakat), tersier(pemerintah daerah, pemerintah pusat). Ruang lingkup
dimensi Pendidikan kesehatan terdiri dari tiga dimensi: dimensi sasaran,
dimensi tempat pelaksanaan, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
Langkah dari Pendidikan kesehatan keluarga terdiri dari tujuh tahap
diantaranya perencanaan, pemilihan saluran serta media, mengembangkan
materi dan uji coba, implementasi, mengkaji efektivitas, umpan balik dan
evaluasi program. Sedangkan faktor yang mempengaruhi Pendidikan
kesehatan keluarga diantaranya faktor materi, lingkungan, instrument, dan
kondisi invidu saat belajar. Sedangkan media untuk Pendidikan kesehatan
bias dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu media cetak, media elektronik,
juga media luar ruangan. Dan yang terakhir metode Pendidikan kesehatan
keluarga terdiri dari strategi individua tau kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

A Mardhiah. (2015). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Keluarga.
https://media.neliti.com/media/publications/189248-ID-efektifitas-
pendidikan-kesehatan-terhada.pdf. Diakses 24 maret 2020

Efendi, N. F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik
edisi 5. Jakarta: EGC

Hamid. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.M DENGAN


HIPERTENSI PADA NY.A DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASINUA
KABUPATEN KONAWE. https://wwwrepository.poltekkes-kdi.ac.id diakses
tanggal 23 Maret 2020

Ngurah Aditya. (2016). Metode Pendidikan Kesehatan Keluarga.


https://www.scribd.com/doc/297611979/Metode-Pendidikan-Kesehatan-
Keluarga. Di akses 24 Maret 2020

Notoatmojo, Soekidjo (2012). Promosi Kesehatan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Ristekdikti. (2016). Uraian Materi Pendidikan Kesehatan.


http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/11979/mod_resource
/content/1/URAIAN%20MATERI-kb61.pdf diunduh tanggal 22 Maret
2020
Rosymida. (2018). Pendidikan Kesehatan.
http://repository.unimus.ac.id/1684/4/BAB%20II.pdf diunduh tanggal 22
Maret 20

Sugiartohu. (2017). Tinjauan Konsep dan Teori Pendidikan Kesehatan Keluarga.


https://digilib,unimus.ac.id diakses pada 23 Maret 2020
Lampiran 1 Penilaian Tugas Terstrktur

INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS TERSTRUKTUR

Judul Tugas :

Tanggal pengumpulan :

Kelompok :

NILAI NILAI X
KRITERIA EVALUASI BOBOT KET
NO 1 2 3 4 BOBOT

A PERSIAPAN

1 Konsultasi referensi yang digunakan 5

2 Mencari referensi yang sesuai 10

B MAKALAH

1 Kesinambungan antara alenia dan bab 10

2 Penggunaan bahasa baik dan benar (bahasa baku) 10

3 Penyerahan tugas tepat waktu 5

4 Kejelasan rumusan latar belakang 5

5 Masalah mencakup tinjauan teori berisi 40


pengkajian, diagnosa keperawatan, intevensi dan
evaluasi

6 Kesimpulan relevan dengan hal-hal yang dibahas 10

7 Penulisan kepustakaan sesuai PUEBI ( Pedoman 5


Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Jumlah 100

Nilai : Nilai x Bobot Semarang,.......................................................

Penilai
Nilai :

Anda mungkin juga menyukai