Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KRITISI JURNAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Dosen Pengampu Ns. Rudi Mirino, S.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : FEBRY F LEUWOL

NIM : 201702095A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2020

KRITISI JURNAL
EFEKTIFITAS PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING DENGAN
METODE MOIST
WOUND HEALING PADA ULKUS DIABETIK DI KLINIK
PERAWATAN LUKA ETN CENTRE MAKASAR
Latar belakang
-> perawatan luka telah mengalami perkembangan
-> perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka
-> Fungsi keperawatan yang penting adalah mempertahankan integritas
kulit dan meningkatkan penyembuhan luka.
-> Perawat harus memahami faktor yang memengaruhi integritas kulit,
fisiologi penyembuhan luka, dan tindakan khusus untuk meningkatkan
kondisi kulit sehingga dapat melindungi kulit dan mengelola penyembuhan
luka secara efektif.
-> salah satu keterampilan dalam penyembuhan luka dalam keperawatan
adalah dengan menjahit luka (suture)
Tujuan
meneliti tentang keterampilan perawat ACN (Advanced Clinical Nurses)
tentang penjahitan dan manajemen luka setelah mengikuti pelatihan
khusus
Identifikasi Topik
# Jenis luka yang membutuhkan pemulihan dengan penjahitan luka pada
umumnya dilakukan oleh petugas medis. Sangat terbatas bagi perawat
dalam melakukan proses penjahitan luka karena dianggap ini adalah
sebuah praktek untuk tim medis sejak daridulu.
# Advanced Clinical Nurse menganggap bahwa penjahitan luka ini adalah
sebuah keterampilan.
# ACN harus mempertahankan keterampilan menjahit luka dengan
melakukan sejumlah set prosedur menjahit yang diperbolehkan dilakukan
oleh perawat.
# Laserasi kulit yang sedang dipertimbangkan oleh ACN dalam penjahitan
luka telah didasarkan pada anatomi dan aspek fisiologis dari luka dengan
identifikasi terbaik
Analisa Hasil Penelitian
nunggu
Kritisi Jurnal
KELEBIHAN
#peneliti menggunakan Advanced Clinical Nurses (ACN) yang sudah
mengikuti pelatihan manajemen luka dan perbaikan luka yang berkualitas
dan mahir untuk menangani perbaikan jahitan luka
#Peneliti ini menggunakan metode quisioner dimana quisioner diberika
kepada semua pasien yang mengalami luka jahitan baik pada emergency
departement pedesaan.
Kuisioner ini sangat membantu dalam pengembangan lebih lanjut dari
keterampilan yang diperoleh perawat terdaftar bekerja dalam darurat.
sehingga dalam memanajemen luka dilakukan perawatan intensif sehingga
tidak merugikan pasien
KEKURANGAN
#kecilnya tanggapan dan respon di bawah 50%. Hanya bisa dilakukan oleh
perawat yang mengikuti pelatihan khusus manajemen luka dan perbaikan
luka. Selain itu peneliti tidak menjelaskan kriteria penjahitan yang
digunakan dengan jenis lukanya yang sama ataupun berbeda.
Aplikasi hasil penelitian di INDONESIA
Untuk pengaplikasian di Indonesia sangat bagus. Karena dengan adanya
pelatihan khusus dan jika di wajibkan kepada semua perawat maka
alangkah baiknya dalam memanajenmen dan perbaikan jahitan luka.
Perawat akan dapat melaksanakan tugannya dengan baik, akuntabilitas,
bertangtungjawab dengan keterampilan invansif dan hasilnya akaa lebih
memuaskan ,tidak akan timbul komplikasi sehingga pasien tidak di
rugikan. Dan tidak lupa diperlukannya komunikasi juga antara perawatan
dan pasian dalam perawatan luka. Jika dapat di aplikasikan di Indonesia
dapat juga mendorong dan menegaskan praktik dari penyembuhan luka
posting penjahitan. Pasien menjadi aman dan perawat pun senang.
Kesimpulan
Perawat yang menyelesaikan standar program pelatihan dan perbaikan
manajemen luka mampu memberikan pelayanan berkualitas tinggi dan
perawatan definitif untuk pasien dalam kegawatan darurat tentunya
dengan luka dermal atau pada bagian kulit khususnya dalam hal menjahit
luka . Hal ini berlaku bagi perawat terlepas dari apakah perawat tersebut
terdaftar bekerja di pedesaan, departemen kegawatdaruratan regional
atau tersier.
Saran
Sebaiknya memang penjahitan luka dijadikan sebagai keterampilan yang
mendasari perawat dalam penanganan luka, khususnya perawat yang
bekerja sebagai perawat klinik kegawatdaruratan. Tentunya tidak terlepas
dari lingkup kerjanya, meskipun sebenarnya ini adalah tugas seorang tim
medis bukan paramedis. Perawat dengan sendiriny mampu menguasai
keterampilan menjahit luka sekaligus dapat membantu pekerjaan tim
medis jika dalam keadaan terdesak seperti banyaknya pasien yang datang
ke klinik gawat darurat khususnya karena luka yang membutuhkan
jahitan. Jurnal ini dapat menjadikan perawat menjadi lebih terampil
dalam menangani kasus luka pada kulit dan memang seharusnya sudah
harus dikembangkan, khusunya di Indonesia sendiri.
TERIMAKASIH :

Disusun ole:
1. Sri Angriani
2. Hj. Hariani
3. Ulfa Dwianti

Anda mungkin juga menyukai