Anda di halaman 1dari 106

TUGAS

PENGANTAR MANAJEMEN

THERESIA SURATNA MAWAR

33119125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

2020

Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dengaNya di susun summary ini,
untuk memberi pengetahuan dasar bagi bagi para pemula yang berminat untuk
mempelajari ilmu manajemen. Pemahaman yang memadai tentang pengetahuam dasar
akan menjadi sangat penting terutama pada mereka yang meniti karir di bidang ilmu
ekonomi manajemen. Dengan istilah yang selalu di pakai misalnyanya membangun
sebuah bangunan, kekuatan fondasi dari bangunan tersebut akan menjadi faktor yang
sangat menentukan kokoh atau tidak bangunan di atasnya.

Manajemen juga merupakan ilmu yang sukar namun butuh beberapa


pendekatan untuk mendorongnya, dengan perencanaan, pengorganisasian, penataan
stafke pemimpinan, Koordinasi, pengendalian, itu yang menjadi alasan pokok di
dalam ilmu manajemen, karna tanpa adanya ilmu dasar dengan beberapa pendekatan
ini maka, perusahan atau bisnis sekaligus tidak akan berjalan sesuai yang di inginkan,
maka di buatlah beberapa pendekatan ini untuk menyelesaiakannya sampai ke target
juan tersebut, manajemen sering di sebut ilmu yang bertahap, ia juga karna
manajemen membutuhkan,perencanaan yaitu dengan adanya perencanaan maka denga
mudah untuk memilih tujuan dan cara pencapaiannya. Lalu pengorganisasian yaitu,
ini sangat penting karna dia akan mengatur pekerjaan dan mengalokasikan di antara
anggota organisasi tersebut, lalu penataan staf yaitu, Mengelolakan sumber daya
manusia agar para karyawan dapat si manfaatkan.Kepemimpinan yaitu, sebagai
proses pegarahan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari
anggota.Koordinasi yaitu, usaha untuk menyatuhkan kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan.Pengendalian yaitu, pengukuran dan koreksi semua kegiatan dalam
rangka memastikan tujuan dan rencana-rencana.Dari beberapa pendekatan tersebut
sangat membantu sebuah pekerjaan untuk mencapai tujuan utamanya.

Kiranya summary ini dapat berguna bagi para pembaca yang membaca isi
summary ini.

SENIN, 01 JUNI 2020

Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN……………………………………………………………………....... 5
BAB I SEJARARAH MANAJEMEN……………………………………………......... 6
Sejarah Perkembangan Manajemen ................................................................. 7
Aliran Perkembangan Manajemen ................................................................... 8
Teori ManajemenKlasik ................................................................................... 10
Teori Manajemen Modern ................................................................................ 13
Aliran Kuantitatif ............................................................................................. 15
Pendekatan Sistem PendekatanKontingensi ................................................... 15

BAB II MANAJEMEN
Konsep dasar Manajemen…………………………………………………… 18
Siapa Yang MembutuhkanManajemen ............................................................ 22
Peran Manajemen Dalam Organisasi ............................................................... 25
Mengapa Manajemen Dibutuhkan ................................................................... 26
PengertianManajemen ...................................................................................... 34
Fungsi-fungsi Manajemen ................................................................................ 34
Teori Manajemen ............................................................................................. 35
Pendekatan DalamManajemen ......................................................................... 44

BAB III PERENCANAAN


Pengertian Perencanaan ................................................................................... 47
Pentingnya Perencanaan .................................................................................. 48
Pembagian Perencanaan ................................................................................... 50
Langkah-langkah Perencanaan ......................................................................... 51
Tipe-tipe Perencanaan ...................................................................................... 52
Manfaat Perencanaan ....................................................................................... 54

Page 3
BAB IV PENGORGANISASIAN
Pengertian Organisasi ...................................................................................... 59
Unsur-unsur Organisasi ................................................................................. 59
Tujuan Organisasi ............................................................................................ 59
Bentuk-bentuk Organisasi ............................................................................... 60
Prinsip Organisasi ............................................................................................ 61
Teori Organisasi .............................................................................................. 68

BAB V STAFFING
Pengertian Staffing .......................................................................................... 74
Fungsi Staffing ................................................................................................. 74

BAB VI KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan .............................................................................. 81
Peran Kepemimpinan ..................................................................................... 82
Teori Kepemimpinan ...................................................................................... 82
Pendekatan Terhadap Kepemimpinan ........................................................... 84

BAB VII KOORDINASI


Pengertian Koordinasi ................................................................................... 88
Ciri-ciri Koordinasi ........................................................................................ 89
Koordinasi Potensial ...................................................................................... 92

BAB VIII CONTROLLING


Pengertian Controlling ................................................................................... 94
Fungsi-fungsi Controlling .............................................................................. 94
Jenis-jenis Controlling ................................................................................... 97
BAB IX MOTIVASI
Pengertian Motivasi .......................................................................................... 99
Sumber-sumber Motivasi ................................................................................ 99
Teori-teori Motivasi ........................................................................................ 100
DAFTAR PUSTAKA

Page 4
PENDAHULUAN

                Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.

            Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi),
teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang
lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang
terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen
dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan
aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan
cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.

            Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan
produks sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah
mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi)
manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari
berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk
menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi
situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.

Page 5
BAB 1

SEJARAH MANAJEMEN

SEJARAH AWAL MANAJEMEN

            Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang


memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal.

Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia


(1561)maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan
kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan".

            Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti


"kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni
mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadiménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

            Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Beberapa
orang melihat (dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern akhir. Dalam istilah
tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda.
Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern.
Beberapa penulis juga melacak pemikiran manajemen pada perdagang-pedangang
dari Sumeria dan pembangun piramida Mesir.

            Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.  Piramida tersebut
dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan
berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk
manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir
manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan

Page 6
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya
dikerjakan sesuai rencana.

            Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di


kota Venisia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di
sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan
melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan
pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.

1.1. Sejarah Perkembangan Teori Manajemen

Ilmu manajemen mempunyai sejarah perkembangan sendiri seperti ilmu-ilmu lain.


Melalui pendekatan dan teori manajemen, para ahli berusaha mengefisiensikan tugas
manajer.
Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing berusaha
membantu manajer untuk memahami dan memimpin organisasi, serta mengatasi
masalah-masalahnya. Tiga aliran tersebut adalah :
a. Aliran klasik (classical school). Aliran ini mempunyai dua cabang yaitu
manajemen ilmiah (scientific management), dan teori organisasi klasik
(classical organization theory).
b. Aliran perilaku (behavioral school).
c. Aliran ilmu manajemen (management science school).

Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah


dikembangkan pula dua bentuk pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga
aliran di atas.

Dua pendekatan tersebut adalah :

 Pendekatan sistem (systems approach).


 Pendekatan kontingensi (contingency approach)

Page 7
1.1. BEBERAPA ALIRAN DALAM PERKEMBANGAN MANAJEMEN

1.1.1. Teori Manajemen Klasik

Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi
revolusi industry pada abad ke-19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan
suatu pendekatan manajemen yang sistematik.
 Perkembangan Awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang
akan dibahas disisni, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
a. Robert Owen (1771-1858)
Ia menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan
menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling
menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui
spesialisasi. Ia banyak mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-
operasi pabrik menjadi lebih efisieen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsi-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya.

1.1.2. Manajemen Ilmiah

Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-


kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilberth, Henry L. Gantt, dan
Harrington Emerson.
a. Frederick W. Taylor (1856-1915).
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow
Taylor sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai
“bapak manajemen ilmiah”. Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar
(filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan

Page 8
sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut
adalah :
 Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya
metode yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
 Pemilihan yang ilmiah terhadap pekerja, sehingga setiap pekerja dapat
diberi tanggung jawab atasa tugas yang paling cocok baginya.
 Pendidikan dan perkembangan ilmiah untuk para pekerja.
 Kerja sama yang erat dan bersahabat di antara manajemen dan pekerja.

Singkatnya, Taylor berpendapat bahwa manajemen dan pekerja mempunyai


kesamaan kepentingan dalam meningkatkan produktivitas.

b. Frank dan Lillian Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 – 1972)


Frank Gilbreth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu,
menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik
masalah efisiensi, terutama untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu
tugas”. Sedangkan Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam
kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen
ilmiah mempunyai satu tujuan akhir membantu para karyawan mencapai seluruh
potensinya sebagai makhluk hidup.

c. Henry L.Gantt (1861 – 1919)


Henry L. Gantt mengemukakan gagasan (1) kerjasama yang saling
menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi ilmiah tenaga
kerja, (3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan (4)
penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
d. Harrington Emerson ( 1853 -1931)
Pem borosan dan ketidakefisiennan adalah masalah-masalah yang dilihat
Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson
mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang
secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.

Page 9
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan ajeg – sistem
informasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu setiap
kegiatan.
9. Kondisi yang distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif..

1.1.3. TEORI ORGANISASI KLASIK

a. Henry Fayol (1841 – 1925)


Henry Fayol mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai
pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks, dalam teori
administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan
pengawasan. Pembagian kegiatan manajemen (administrasi) atas fungsi-fungsi ini
dikenal sebagai fungsionalisme Fayol.
Ternyata perincian tersebut ditemukan setelah Fayol berhasil mengatasi
kesulitan kesulitan yang dialami perusahannya, khususnya kesulitan dalam
organisasi dan keuangan. Perusahaan adalah suatu organisasi yang harus memiliki
alat untuk bisa melanjutkan hidupnya. Dalam mengatasi kesulitannya,
dikemukakan enam fungsi perusahaan, antara lain fungsi
kepemimpinan/administrasi. Secara terperinci enam fungsi yang dikemukakan
Fayol tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi teknis, yaitu fungsi untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
2. Fungsi komersial, yaitu fungsi untuk melaksanakan pertukaran, baik
dilaksanakan oleh bagian penjualan maupun oleh bagian pembelian.

Page
10
3. Fungsi keuangan, yaitu fungsi untuk mengatur jumlah dana, cara
memperoleh, dan menggunakannya secara efisien.
4. Fungsi personalia, yaitu fungsi untuk menyediakan tenaga kerja, baik
dalam jumlah, mutu, dan biaya yang tepat.
5. Fungsi costabel/administrasi dalam arti sempit, yaitu fungsi untuk
mencatat seluruh kegiatan perusahaan secara teratur dan sistematis.
6. Fungsi kepemimpinan/administrasi, yaitu fungsi merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan/memberi instruksi, mengoordinasi, dan
mengawasi seluruh proses kegiatan dalam perusahaan.

Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip-prinsip


manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Pembagian kerja (division of work) – adanya spesialisasi akan


meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2. Wewenang – hak (aunthoritu) untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3. Disiplin (discipline) – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan
dan tujuan-tujuan organisasi.
4. Kesatuan perintah (unity of command)– setiap karyawan hanya menerima
instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction) – operasi-operasi dalam
organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh
seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
(subordination of individual interest to general interest), kepentingan
perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
7. Balas jasa (remuneration) – kompensasi untuk pekerjaan yang
dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8. Sentralisasi (centralization) – adanya keseimbangan yang tepat antara
sentralisasi dan desentralisasi.
9. Rantai skalar (garis wewenang) (scalar chain/line aunthority) – garis
wewenang dan perintah yang jelas.
10. Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat
dan waktu yang tepat.

Page
11
11. Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi
tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13. Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan
meyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14. Esprit de Corps (semangat korps). – “kesatuan adalah kekuatan”,
pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan
rasa memiliki dari para anggota.
b. James D. Mooney
Ia mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang
yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang
organisasi perlu diperhatikan empat kaidah utama, yaitu :
 Koordinasi (syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling
melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin);
 Prinsip skalar (proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh
sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi
fungsional);
 Prinsip fungsional (adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang
berbeda);
 Prinsip staf (kejelasan perbedaan antara staf dan lini).
c. Mary Parker Follett (1868 – 1933)
Follett berpendapat bahwa agar manajemen dan pekerja benar-benar dapat
menjadi bagian dari suatu kelompok, pandangan tradisional harus ditinggalkan, ia
percaya bahwa kepemimpinan seharusnya tidak datang dari kekuatan otoritas
formal (tradisional) tetapi dari keahlian dan pengetahuan manajer yang lebih
tinggi.
d. Oliver Sheldon (1894 – 1951)
Menurut Sheldon, manajemen pada umumnya wajib memperlakukan para
pekerjanya secara adil dan layak, dan diluar itu setiap manajer harus
menggabungkan nilai-nilai manajemen ilmiah dengan etika pelayanan bagi
masyarakat.
e. Chester I. Barnard (1886 – 1961)
Menurut Barnard, manusia berkumpul di dalam organisasi untuk
mendapatkan hal-hal yang tidak mampu mereka kerjakan sendiri, namun dalam
Page
12
mencapai tujuan organisasi mereka harus memuaskan kebutuhan pribadinya juga.
Barnard adalah pelopor dalam penggunaan pendekatan “system” untuk
pengelolaan organisasi.

1.1.4. ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWI

Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul


karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan, pendekatan klasik tidak
sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
a.) Hugo Munsterberg (1863 – 1916)
Hugo Munsterberg sering disebut “bapak psikologi industri”. Dia
mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas.dapat
dilakukan dengan melalui tiga cara, (1) penemuan best possible person, dengan
menemukakan orang yang terbaik – pekerja dengan kualitas mental terbaik
untuk pekerjaan itu (2) penciptaan best possible work, dengan menciptakan
pekerjaan yang terbaik – kondisi psikologis yang ideal untuk mencapai
produktivitas maksimum dan (3) dengan menggunakan pengaruh psikologis,
yang disebut Munsterberg “pengaruh yang mungkin” (possible effect), untuk
mendorong atau memotivasi karyawan.

b.) Elton Mayo (1880 – 1949)


“Hubungan manusiawi” sering digunakan dengan istilah umum untuk
menggambarkan cara dimana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bagi
Mayo “manusia sosial” yang didorong oleh kebutuhan sosial, yang menuntut
penghargaan pada hubungan sosial dalam pekerjaan, dan lebih memperhatikan
tekanan kelompok daripada pengendalian manajemen – harus menggantikan
konsep lama “manusia rasional” yang didorong oleh kebutuhan ekonomi.

1.1.5. ALIRAN MANAJEMEN MODEREN

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. jalur
pertama perkembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai
perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal

Page
13
sebagai aliran kuantitatif (operation research dan management science atau
manajemen operasi).

1.1.6. PERILAKU ORGANISASI

Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan


pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini
antara lain :
1.) Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2.) Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-nya.
3.) Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua
faktor.
4.) Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan
dengan isi-kisi manajerial (managerial grid).
5.) Rensis Liken yang telah mendefinisikan dan melakukan penelitiannya secara
ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif
sampai system 4: partisipatif kelompok.
6.) Fred Fiedle yang menyarankan pendekatan contingenci pada studi
kepemimpinan.
7.) Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau system
antar hubungan budaya.
8.) Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan
lain-lainnya.

Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi

Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh
manajemen modern adalah sebagai berikut:

1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
(peranan, prosedur , prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.

Page
14
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja tehadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.

1.1.7. ALIRAN KUANTITATIF

Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi


(operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan
atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam perang dunia ke 11. Penggunaan
teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan kepuasan telah terbukti
banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai
berikut :
a. Perumusan masalah.
b. Penyusunan suatu model matematis.
c. Mendapatkan penyelesaian dari model.
d. Pengujian model dan hasil didapatkan dari model.
e. Penetapan pengawasan atasa hasil-hasil.
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

1.1.8. PENDEKATAN SISTEM

Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang


organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan. Sebagai suatu pendekatan manajemen, “sistem” mencakup baik sistem-
sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan
sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi
formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis, sedangkan analisis sistem manajemen
spesifik meliputi bidang-bidang seperti struktur organisasi, disain pekerjaan,
akuntansi, sistem informasi, serta mekanisme-mekanisme perencanaan dan
pengawasan. Pendekatan sistem tertutup adalah pandangan siklus,tidak ada masukan
eksternal yang dipertimbangkan. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka
Page
15
memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem masukan-keluaran yang energetik dan
secara menyolok terbuka dalam interaksinya dengan lingkungan.
Teori manajemen modern cenderung memandang oragnisasi sebagai sistem
terbuka, dengan dasar analisis konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta
sifatnya sintesis dan integratif. Pendekatan sistem tertutup ini memusatkan pada
hubungan-hubungan dan konsistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip
seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan
tanggungjawab. Pendekatan sistem tertutup mengabaikan pengaruh-pengaruh
lingungan.

1.1.9. PENDEKATAN KONTINGENSI

Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik


mana, pada situasi tertentu, dibawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan
membantu pencapain tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan
aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada teknik, prinsip dan
konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi.
Pendekatan kontingensi telah berkembang di beberapa bidang manajemen
seperti perancangan organisasi, kepemimpinan, motivavsi, perencanaan yang strategik
dan dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang
ada antara teori dan praktek, jadi pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan
atas ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan untuk
memasukkan berbagai variabel lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DIMASA MENDATANG

Setelah dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima
kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang,
yaitu
1. Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling
berguna.
2. Divergence. Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
Page
16
3. Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-
batasan di antara mereka cenderung kabur.
4. Sintesa. Maidng-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation. Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran
lagi.
Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis:
Concept and cases, membedakan enam aliran teori mnajemen, yaitu:
a. Aliran akuntansi manajerial.
b. Aliran ekonomi manjerial.
c. Aliran thesis organisasi.
d. Aliran hubungan manusiawi dan perilaku manusia
e. Aliran kuantitatif (matematik dan statistic).
f. Aliran teknik industri.

Jhon G. Hutchinson daoam bukunya Management Startegy and Tactics, juga


membagi aliran pikiran manajemen menjadi enam, yaitu :

1. Aliran operasional atau proses manajemen.


2. Aliran empiric atau kasus.
3. Aliran perilaku manusia.
4. Aliran sistem sosial.
5. Aliran teori keputusan dan
6. Aliran matemarik

Page
17
BAB II

MANAJEMEN

2.1. KONSEP DASAR MANAJEMEN

BATASAN MANAJEMEN

Berikut ini disajikan pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat
berbeda
1. Jhon D.Millett membatasi manajemen is the process of directing and facilitating the
work of people organized in formal groupsto achieve a desired goal (adalah suatu
proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang di organisasikan
dalam kelompok formal untuk mencapi tujuan (siswanto, 1987: 4)
Millet lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu
rangkaian aktivitas yang satu sama lain berurutan.
1). Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau intruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada
orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan.

2). Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitatingthe work), yaitu rangkaian
kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang
terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.

2. James A.F. Stoner dan Charles Wankel (1986:4) nenberikan batasan

Manajemen sebagai berikut. Management is the process of organizing,leading,and


controlling the efforts of organization members and of using all other organizational
resources to achieve stated organizational goals.(manajemen adalah proses
perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan ,dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya
tujuan organisasi).menurut stoner dan wankel bahwaproses adalah cara sistematis

Page
18
untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen di atas prosesnya
meliputi:

1). Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan;

2). Pengorganisasian, mengoordinasikan sumber daya manusia lainnya serta

Sumber daya lainnya yang dibutuhkan;

3). Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik

Mungkin;

4). Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan

dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.;

. 3. Paul hersey dan keneth H. Blanchard (1980:3),memberikan batasan

Manajemen as working with and through individuals and groups to

Accoumplis organizational goals.(sebagai suatu usaha yang dilakukan

Dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

Organisasi.

Hersei dan Blanchard lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah

dimaksudkan untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada

berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut

menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.

Untuk kepentingan pembahasan lebih lanjut dalam buku ini,manajemen diberi batasan
sebagai berikut.

Page
19
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai
tujuan.

Definisi manajemen di atas mengandung unsure-unsur sebagaimana disajikan pada


table 1.1 beikut.

Table 1.1 Elemen Dasar Manajemen


No Elemen Dasar Deskripsi spesifik
1. Elemen sifat a. Manajemen sebagai suatu seni
b. Manajemen sebagai suatu ilmu
2. Elemen Fungsi a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pemotivasian
e. Pengendalian
3. Elemen sasaran a. orang/manusia
b. mekanisme kerja
4. Elemen Tujuan a. sasaran(objective)
b. maksud(purpose)
c. misi(mission)
d. batas waktu(deadline)
e. standar(standard)
f. target
g. jatah(quota)

1. Elemen Sifat
a. Manajemen sebagi suatu seni
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam
aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b. Manajemen sebagai suatu ilmu
Yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan di organisasikan
untuk mencapai kebenaran umum (general purposes).
Page
20
2. Elemen Fungsi
a. Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegitan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu
pada suatu jangka waktu /periode tertentu serta tahapan/langkah-langkah yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganusasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian tugas kerja yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekrjaan, penentu
hubungan pekerjaan yang baik di antara mereka, serta pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang kondusif.
c. Pengarahan

Yaitu suatu rangkaian untuk memberikan petunjukatas intruksi dari seorang atasan
kepada bawahan atau vkepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok
formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
d. Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan
dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta, dorongan
kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
e. Pengendalian atau pengawasan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu
pekerjaan dapat dilakasanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak
sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan sesuai dengan suatu
tindakan perbaikan (corrective actions).
3. Elemen sasaran
a. Orang (manusia)
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsure
integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan
bersama untuk mencapai tujuan.
4. Elemen tujuan

Page
21
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam arti luas,
tujuan mengandung hal seperti objective, purpose, mission, deadline, standard,
target, dan quota. Tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanaan, dan juga
merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.

2.2. SIAPA YANG MEMBUTUHKAN MANAJEMEN

Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, kelompok ataupun organisasi untuk


mengatur, merencanakan segala hal untuk mendapatkan hasil yang baik di kemudian
hari. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajer perlu manajer perlu menjaga
keseimbangan antara tuntutan yang bertentangan dari pada pemangku kepentingan
organisasi.
Kenapa manajemen selalu di butuhkan

Manajemen tidak hanya di butuhkan di dunia bisnis semata tetapi dibutuhkan


untuk semua tipe kegiatan yang diorganisir dan dalam semua tipe organisasi.
(Organsisasi = bekerja sama untuk mencapai tujuan). Tiap manusia dalam perjalanan
hidupnya selalu menjadi anggota organisasi, contoh, organisasi dalam keluarga,
sekolah, universitas dan sampai menjadi pemimpin di suatu lembaga, contoh;
pemimpin dalam rumah tangga.Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, agar
semua usaha tidak sia-sia dan sulit untuk mencapai tujuan. Ada dua alasan
diperlukannya manajemen.

untuk mencapai sebuah tujuan

          Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya.


Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana
manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu
dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal
melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau

Page
22
pekerjaan. Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di
antaranya yaitu :

(1). Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and
Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :

• Perencanaan (Planning).

• Pengorganisasian (Organizing).

• Pengawasan (Controlling)

(2). Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses


manajemen terbagi menjadi :

• Perencanaan (Planning)

• Pengorganisasian (Organizing)

• Pengawasan (Controlling)

• Pelaksanaan (Activating)

(3). Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of


Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :

• Perencanaan (Planning)

• Pengorganisasian (Organizing)

• Pengawasan (Controlling)

• Pengarahan (Directing)

Page
23
(4). Untuk Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-
pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan,
pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah.

(5). Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan
adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya.

Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau


dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang
bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu
pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu
pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-
konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.

           Kaidah adalah kebenaran fundamental atau kebenaran yang dapat dipercaya
pada suatu masa tertentu, yang menjelaskan dua atau lebih perangkat kejadian
(variabel). Kaidah adalah juga suatu pernyataan atau kebenaran yang fundamental
untuk digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Kaidah-kaidah
ada yang sifatnya preskriptif (menganjurkan), deskriptif (menggambarkan atau
menunjukkan apa adanya, dan normatif) (Sigit, 1984). Prinsip adalah suatu
pernyataan yang berlaku umum bagi sekelompok gejala atau fenomena tertentu yang
mampu menjelaskan kejadian. Konsep adalah gambaran abstrak tentang suatu gejala
atau fenomena, baik gejala sosial maupun gejala alami (Ibnu Samsi, 1988).

           Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi


manusia, seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-
lainnya. Sehingga bisa disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai pengetahuan
dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan
dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan dilakukan secara efisien.

Page
24
Efektivitas dan efisiensi adalah pedoman utama dan merupakan norma dalam
manajemen, artinya harus diusahakan dan harus dilaksanakan. Efektivitas
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Apakah tujuan telah dicapai dan apakah
tujuan itu tepat ? Efektivitas tidak bersangkutan dengan pengorbanan untuk
pencapaian tujuan. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan pengorbanan untuk
mencapai tujuan itu. Pengorbanan dimaksud disini adalah berupa pikiran, waktu,
tenaga, uang, ruang, alat, bahan, dan lainnya. Efisiensi adalah perbandingan terbaik
antara usaha dan hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Apabila yang dilakukan
oleh manajer ternyata menunjukkan dengan cara yang tidak efisien dengan hasil yang
tidak efektif, maka yang dilaksanakan itu bukanlah manajemen dalam arti yang benar,
melainkan disebut kesalahan manajemen atau mismanajement.

2.3. PERAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana


orang-orang berkumpul secara rasional, sistematis terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali.
Peranan manajemen dalam organisasi ;
a. Penanggungjawab dan pengendalian.
b. Pelaksana efektivitas polc operasional organisasi sehari-hari.
c. Melakukan SWOT analisis.
d. Pengelola SDM dan sumber daya organisasi.
e. Menjalin akses denga stakeholders
f. Pencapain tujuan yang telah ditetapkan.
g. Pengembangan perusahaan.
h. Menyusun strategi.

Page
25
2.1. MANAJEMEN DI BUTUHKAN KARENA

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen semua


usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama
diperlukannya manajemen :
 Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi dan pribadi.
 Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan – tujuan ,sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari
pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan
karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja,
assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
 Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur
dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah
efisiensi dan efektivitas.

Efisiensi dan efektivitas.

Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen


adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematik, atau merupakan
perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input). Seorang manajer
efisiensi adalah seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil,
produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang,
mesin, dan waktu) yang digunakan. Manajer disebut efisiensi bila dapat
memaksimalkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas.

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau


peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode
(cara) yang tepat untuk mancapai tujuan.Menurut ahli manajemen Peter Drucker
efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things),
sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right).

Page
26
2.2. PENGERTIAN MANAJEMEN

Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang


memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari
Bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan”, terutamanya
“mengendalikan kuda” yang berasal dari Bahasa Latin manus yang berarti “tangan”.
Kata ini mendapatkan pengaruh dari Bahasa Prancis manege yang berarti
“kepemilikkan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni
mengendalikan kuda), dimana istilah inggris ini juga berasal dari Bahasa Latin.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari Bahasa Inggris menjadi management,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Istilah manjemen terjemahannya dalam Bahasa Indonesia hingga saat ini
belum ada keseragaman. Selanjutnya bila kita mempelajari literatur manajemen maka
akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu :
 Manajemen sebagai suatu proses.
 Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan manajemen.
 Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(science) menurut pengettian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu
proses bebeda definisi yang diberikan oleh para ahli.
a. Ensiclopedia Of Soccial Sciences
Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan satu tujuan tertentu yang
diselenggarakan dan diawasi.
b. Mary Follet
Manajemen adalah seni, karena untuk melakukan pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus. Menurut Luther Gulick, manajemen merupakan
ilmu (Science) karena berusaha secara sistematis memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
c. Edgar H. Schein
Edgar H. Schein mencoba melihat pengetian manajemen dari ciri-ciri suatu
profesi. Menurut Edgar G. Schein seorang profesial mempunyai ciri sebagai
berikut :

Page
27
1. Keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip-prinsip umum
manajemen. Dengan adanya pendidikan dan program pelatihan tercermin
adanya prinsip manajemen tertentu yang reliable (dapat dipercaya /
dipertanggungjawabkan).
2. Status professional dicapai karena performance, dan bukan karena
fanatisme.
3. Kegiatan seorang professional diatur oleh suatu kode etik yang kuat guna
melindungi klien.

Dari ciri-ciri seorang professional ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen


dapat dipandang sebagai suatu profesi. Menurut James stoner, manajemen adalah
proses perencanaan, pengarahan dan pengendalian usaha/ upaya anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen sering didefinisikan sebagai “seni untuk melaksanakan suatu


pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follett ini mengundang
perhatian kita pada kenyataan bahwa para manajer mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang
mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan itu bukan dengan cara melaksanakan
sendiri pekerjaan itu. Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ini mengandung arti
bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau
berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri. Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner telah menggunakan
kara proses, bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti
bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Suatu proses adalah
cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai
proses karena semua manajer, tanpa mempedulikan kecakapan atau ketrampilan
khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.

Page
28
d. Ordway Tead
Manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan
menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi didalam mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan.

e. Haiman
Mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
bersama.
f. George R. Terry
Mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan
terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

2.3. JENIS-JENIS MANAJER

Tingkatan manajer
Organisasi atau badan usaha umumnya mempunyai sedikitnya tiga jenis
jenjang manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan menajemen
pelaksana.
1. Manajer Lini-Pertama
Manajer Lini-Pertama adalah manajemen yang bertugas menjalankan
rencana-rencana yang dibuat manajemen menengah.Tingkatan yang paling
rendah dalam organisasi dimana seseorang bertanggung jawabatas pekerjaan
orang lain disebut manajemen lini-pertama(first-line) atau tingkat pertama (first
level). Manajemen lini pertama hanya membawahi pekerja oparasional; ia tidak
membawahi manajer lain. Contoh manajer lini pertama adalah “mandor” atau
pengawas produksi dalam pabrik, pengawas teknik dibagian riset, dan kepala
bagian tata usaha kantor besar. Manajer lini pertama seringkali disebut
supervisor.
2. Manajer Menengah/Madya
Istilah Manajer menengah dapat mencakup lebih dari satu tingkatan dalam
organisasi. Tanggungjawabnya yang utama adalah mengarahkan kegiatan
pelaksanaan kebijakan organisasi dan menyelaraskan tuntutan atasan dengan

Page
29
kecakapan bawahan. Manajer pabrik dalam sebuah pabrik elekronika adalah
contoh manajer menengah.
3. Manajer puncak.
Manajemen puncak adalah jenjang manajemen tertinggi. Manajemen
puncak, yang terdiri atas kelompok yang relatif kecil, bertanggungjawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan yang khas bagi manajer puncak
adalah “chief executive officer/direktur utama, “presiden direktur”, “senior vice-
president”.

Sesuai dengan perbedaan tingkat-tingkat manajer itu, maka corak kegiatan manajer
itu dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut:

a. Board of manager, bergerak dalam memimpin organisasi atau perusahaan


keseluruhannya (managing the organization/business).
b. Presiden, memimpin para manajer agar terdapat team work (managing manager).
c. Department/division heads, memimpin pekerja yang meliputi bidang-bidangnya
(managing the work).
d. Superintendent, general foreman, dan foreman, memimpin para pekerja supaya
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tujuan organisasi atau tujuan
perusahaan (managing the workers).

2.4. TUGAS-TUGAS PENTING YANG DILAKSANAKAN MANAJER

a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah ‘orang” mencakup tidak
hanya para karyawan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam
organisasi. Disamping itu, “orang” juga termasuk individu-individu dari luar
organisasi – langganan, penyedia (supplier), konsumen atau langganan, pengurus
serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah, dan
sebagainya.
b. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling
bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Setiap manajer akan
menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang
semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya
organisasi (manusia,material, atau bahkan waktu manajer). Karena berbagai

Page
30
sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan di
antara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional.
c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Para majaer
ditugaskan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tersebut secara sukses. Mereka
biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka mengatur tugas-tugas yang
harus diselesaikan. Lebih lanjut, manajer juga bertanggung jawab atas kegiatan-
kegiatan para bawahannya. Sukses atau kegagalan bawahan adalah cerminan
langsung sukses atau kegagalan manajer.
d. Manajer harus berfikir secara analaitis dan konsepsual. Untuk menjadi pemikir
yang analitis, manajer harus ammpu merinci dan memisah-memisahkan suatu
masalah menjadi komponen-komponen masalah, menganalisis komponen-
komponen tersebut, dan kemudian mencari penyelesaian yang layak (feasible)
dengan akurat. Dan yang lebih penting bagi manajer adalah menjadi pemikir yang
konsepsual, yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu
tugas dengan tugas-tugas lain.
e. Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari dari orang-orang, dan
kadang-kadang mereka saling tidak bersetuju atau saling bertentangan. Bila hal itu
terjadi dalam suatu unit kerja atau organisasi, maka bisa menurunkan semangat
kerja dan produktivitas, atau bisa merusak suasana kerja, atau bahkan para
karyawan yang cakap bisa meninggalkan organisasi. Kejadian-kejadian seperti ini
menurut peranan manajer sebagai mediator (penengah).
f. Manajer adalah seorang politisi. Seperti apa yang akan dilakukan politisi dalam
mengkampanyekan program-programnya, manajer harus mengembangkan
hubungan-hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan
usulan-usulan atau keputusan-keputusannya. Setiap manajer yang efektif
“memainkan politik” dengan mengembangkan jaringan kerjasama timbal balik
dengan para manajer lain dalam organisasi.
g. Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai
wakil (representatif) resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan
organisasional. Manajer juga mungkin mewakili organisasi dalam berurusan
dengan kontraktor, langganan, pejabat pemerintah, atau personalia organisasi lain.
h. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Organisasi selalu menghadapi
banyak masalah (misal, kesulitan financial, masalah personalia, dan sebagainya).

Page
31
Manajer adalah orang yang akan diharapkan dapat menemukan pemecahan
berbagai masalah sulit dan mengambil berbagai keputusan yang akurat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Manajer

Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para manajer dapat


diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu :
1) Pribadi, 2) teknis, 3) administratif, dan 4) interaksional. Kegiatan-kegiatan ini
berhubungan dengan, dan dapat dipelajari dalam fungsi-fungsi manajerial.

2.5. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

Henry Fayol dikenal sebagai pelopor manajemen modern. Banyak


pendapatnya menjadi dasar dari praktik manajemen sampai sekarang. Salah satu
diantaranya adalah prinsip-prinsip manajemen yang terdiri dari 14 prinsip.
Berikut ini adalah 14 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry
Fayol.
1. Pembagian Kerja (Division of Labor)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi.
Semakin seseorang terspesialisasi, semakin efisien dan efektivitas orang
tersebut melaksanakan pekerjaan.
2. Otoritas/Wewenang
Dalam melaksanakan tugas, manajer harus memberi perintah kepada
bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Meskipun manajer memiliki
otoritas untuk memerintah, tidak akan selalu mendapat respons yang positif
dari bawahan.
3. Disiplin (discipline)
Anggota organisasi harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang menjadi
rambu-rambu organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin merupakan hasil
kepemimpinan yang baik di semua jenjang organisasi. Misalnya, tiap tahun
diberikan penghargaan pada pegawai yang selalu hadir tepat waktu dan
memberi teguran kepada pegawai yang bermalas-malasan.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Page
32
Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu pekerjaan.
Henry Fayol mengatakan kalau seorang karyawan harus bertanggungjawab
kepada beberapa atasan akan dapat mengakibatkan petunjuk yang
bertentangan dan otoritas yang membingungkan.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama
sebaiknya ditangani seorang manajer dengan menggunakan satu
perancanaan saja. Sebaiknya, pada suatu perusahaan jangan sampai satu
pekerjaan ditangani oleh dua orang, karena bisa mengakibatkan
kesimpangsiuran.
6. Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas Kepentingan Pribadi
(Subordination of Individual Interest to the Common Good)
Pada setiap organisasi, kepentingan organisasi secara keseluruhan harus
lebih penting disbanding kepentingan perorangan.
7. Pemberian Upah (Renumeration)
Pemberian balas jasa harus adil, baik untuk karyawan maupun untuk
perusahaan.
8. Pemusatan (Centralization)
Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan pertimbangan atasan
disebut sentralisasi. Sebaliknya, pengambilan keputusan dengan
menampung aspirasi bawahan disebut desentralisasi. Henry Fayol percaya
bahwa manajer harus memikul tanggung jawab terakhir, tetapi ia harus
member otoritas yang cukup agar bawahan dapat mengembangkan diri.
Namun, yang terpenting adalah menentukan jenjang sentralisasi atau
desentralisasi yang baik.
9. Jenjang Jabatan (The Hierarchy)
Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering digambarkan dengan garis-
garis yang rapi dalam bagan organisasi. Bagian ini menunjukkan
kedudukan manajer dari puncak sampai jenjang bawah.
10. Tata Tertib (Order)
Sarana dan manusia harus berada ditempat yang tepat dan pada waktu
yang tepat. Khususnya manusia. Manusia harus berada pada pekerjaan
yang cocok baginya.
11. Kesamaan (Equity)
Page
33
Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua bawahannya.
12. Kestabilan Staf (Stability of staff)
Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi kelancaran
kegiatan perusahaan.
13. Inisiatif (Initiatif)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan
rencananya, walaupun bisa saja ada kesalahan.
14. Semangat Korps (Esprit de Corps)
Menggalakkan semangat kerja sama kelompok dapat menimbulkan rasa
bersatu. Menurut Henry Fayol, faktor sekecil apapun dapat membantu
menumbuhkan semangat. Ia menyarankan untuk lebih menggunakan
komunikasi lisan daripada tertulis atau komunikasi formal sepanjang hal
itu memungkinkan.

2.6. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Untuk mengerahkan sekelompok manusia yang memiliki latar belakang


pendidikan dan karakter yang berbeda-beda, seorang manajer harus menerapkan
fungsi-fungsi manajemen untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi-fungsi manajemen disusun dan diarahkan sedemikian rupa sehingga terdapat
kesatuan irama, gerak, dan cara pandang yang sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sampai saat ini, masuh belum ada consensus baik di antara praktisi maupun
diantara para teoritisi mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering
pula disebut unsur-unsur manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :
a) Perencanaan
b) Pengorganisasian
c) Staffing
d) Kepemimpinan
e) Koordinasi
f) Controlling
g) Motivasi

Page
34
Penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen akan dibahas lebih lanjut pada bab
berikutnya.

2.7. TEORI-TEORI MANAJEMEN

Perkembangan manajemen yang sangat cepat melalui studi di perguruan tinggi


memunculkan teori-teori manajemen dari berbagai aliran. Teori-teori itu dapat
dikelompokkan kedalam enam aliran, sebagai berikut :
1. Aliran Klasik
Aliran klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.
Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi
tersebut.
2. Aliran Perilaku
Aliran ini juga disebut sebagai manajemen hubungan manusia. Aliran ini
memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami
manusia. Aliran ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam
menerapkan teori-teorinya.
3. Aliran Manajemen Ilmiah
Aliran ini menggunakan ilmu matematika dan ilmu statistika untuk
mengembangkan teori-teorinya. Menurutnya aliran ini, pendekatan kuantitatif
merupakan sarana utama da sangat berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen.
4. Aliran Analisis sistem
Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan
bidang lain dalam mengembangkan teorinya. Misalnya, bagian kepegawaian
mengatakan bahwa keberhasilan dalam member motivasi pada pegawai akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut aliran ini, memotivasi pagawai
akan dilihat hubngannyha dengan kesejahteraan, pengajian, jam kerja, jaminan
hari tua, dan factor lainnya.
5. Aliram Manajemen Berdasarkan Hasil

Page
35
Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter
drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini memfokuskan pemikiran pada
hasil-hasil yang dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.
6. Aliran Manajemen Mutu
Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk
mencapai kepuasan pelanggan (konsumen). Oleh karena itu, focus utama aliran
manajemen mutu adalah pelanggan, sebagai pihak yang berhak mengatakan
apakah barang atau jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.

2.10. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang


manajemen itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-maisng. Bidang-bidang
manajemen itu antara lain manajemen produksi, manajemen pemasaran,
manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen personalia, dan
manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas secara ringkas bidang-
bidang manajemen tersebut.
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Ketika mutu produk atau jasa menjadi
kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa
semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat
mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persediaan dan
rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan.
a. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan
terkendali dalam rrangka mengubah input menjadi output, dan melakukan
evaluasi terhadap output melalui umpan balik. Dari pengertian ini terdapat
dua hal penting yang mendapat perhatian dalam manajemen produksi,
yaitu perancangan sistem produksi dan pengendalian sistem produksi.
Page
36
b. Perancangan Sistem produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen rancangan produk (jasa),
volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan
kerja.
1.) Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian
produksi unutk mengatahui berbagai aspek yang berkaitan dengan
proses produksi.
2.) Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas
produksi yang dimiliki.
3.) Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus
mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien.
4.) Lokasi dan tata letak. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa
sehingga efisien. Keputusan lokasi dan tata letak juga harus
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
5.) Rancangan pekerjaan. Tahap terakhir dari perancangan sistem
produksi adalah menentukan pembagian kerja, memebuat standar
kerja, dan sebagainya. Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara
yag terbaik untuk melaksanakan pekerjaa. Pada tahap ini juga
ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
c. Pengendalian Sistem Produksi
Pengendalian sistem produksi berkaitan dengan dua masalah utama
manajemen operasi, yaitu masadlah mutu dan persediaan.
1) Pengendalian mutu. Perusahaan harus dapat menjaga supaya mutu
barang tetap terjamin. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Bahan baku yang digunakan harus bermutu.
b. Penggunaan teknologi maju untuk menjamin mutu.
c. Penetapan tanggal berlakunya produk.
d. Pengepakan (pengemasan) yang baik untuk mempertahankan mutu
barang dan menarik perhatian konsumen.
2) Manajemen persediaan. Berhasil tidaknya perusahaan menjual barang
dalam banyak hal tergantung dari adanya persediaan. Oleh karena itu,
harus dipikirkan berapa jumlah persediaan yang ideal agar perusahaan
beroperasi secara efisien dan efektif.
Page
37
2. Manajemen Pemasaran
Pada prinsipnya manajer pemasaran mengerjakan dua fungsi yang saling
berkaitan yaitu :
1. Merencanakan dan kemudian
2. Menerapkan rencana tersebut.

Dalam menjalankan fungsi perencanaan, manajer pemasaran harus


menerapkan tujuan (goals) atau sasaran (objectives) yang ingin dicapai, serta
cara pencapaian tujuan tersebut. Kedua fungsi tersebut, bertujuan unyuk
menciptakan dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang
menguntungkan dengan pasar sasaran (target markets). Dalam memasarkan
hasil produksi tidak boleh lepas dari pandangan dasar kita, yaitu bertujuan
untuk mencapai kepentingan semua orang yang yang berkepentingan dengan
perusahaan. Untuk mencapai harga pasar yang setinggi-tingginya, perusahan
tidak boleh mengabaikan tanggung jawab sosialnya.

a. Riset pasar
Pasar merupakan indicator pemberi informasi yang memengaruhi
bodng-bidang lainnya. Dalam riset pasar harus benar-benar diadakan penelitian
dan sedapat mungkin dihindari pengambilan kesimpulan yang salah. Riset
pasar yang dilakukan berbeda untuk setiap jenis pasar.
b. Segmentasi, targeting, positioning
Segmentasi adalah proses identifikasi sekelompok konsumen
homogeni yang akan dilayani perusahaan.
Adapun langkah-langkah menyusun rencana bisnis intinya meliputi :
1. Memanfaatkan peluang binis dengan cara mencari ide untuk memenuhi
peluang yang ada.
Ada enam sumber ide yaitu :
 Konsumen ( maupun calon konsumen )
 Perusahaan yang sudah ada
 Saluran distribusi
 Pemerintah
 R dan D
 Motivasi positif

Page
38
2. Menentukan jenis bisnis yang akan dilakukan
3. Menetapkan produk yang akan dibuat untuk menjadi komoditi bisnis
4. Melakukan segmentasi pasar dengan survei penjualan.
5. Menyusun langkah-langkah antisipasi dan rencana pengembangan bisnis
berdasarkan hasil segmentasi pasar dan survei penjualan.
Menuliskan semua langkah yang akan dilakukan dalam melaksanakan praktik bisnis
yang matang.

Targeting adalah pengelompokkan sejumlah pasar ke dalam beberapa


kelompok pasar yang homogeny.

Positioning adalah memosisikan segmen pasar yang akan dilayani.

c. Penetapan harga serta pelaksanaan promosi dan distribusi


Nampaknya harga merupakan unsur penting dalam pemasaran dan
sangat berkaitan erat dengan produk. Dalam pemasaran hendaknya dipakai
slogan “mutu tinggi harga standar”. Jika mutu tinggi harga rendah tentu
tidak menguntungkan bahkan produk tersebut patut di pertanyakan. Kalau
mutu tinggi harga pun tinggi , biasanya dalam keadaan normal relatif
kurang laku.
Adapun yang perlu di perhatikan dan yang mempengaruhi dalam
penetapan harga menurut Stanton (1994: 315 ) dengan modifikasi bagian
tertentu, terdiri atas :
1) Biaya produksi
2) Target pasar
3) Reaksi pesaing
4) Penggunaan strategi penetapan harga
5) Biaya pemasaran , seperti promosi dan distribusi
6) Permintaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan
tersebut.
d. Kepuasan pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini mengacu pada kepuasan konsumen dalam jangaka panjang.
Member kepuasan kepada konsumen dalam jangka panjang bukan hal yang

Page
39
mudah. Kepuasan jangka panjang dapat terpenuhi dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Mutu barang. Barang yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu
yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Mudah mendapatkan produk tersebut.
3. Pelayanan purnajual. Barang yang dijual harus selalu diikuti
penggunaanya. Jika ada kesulitan dalam penggunaannya maka
konsumen harus mendapatkan kepastian kepada siapa hal itu
dilaporkan.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan
langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana
penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi-fungsi utama dari para
manajer keuangan adalah merencanakan untuk (planning for),mendapatkan dan
menggunakan dana-dana dengan cara-cara tertentu sehingga aktivitas-aktivitas
organisasi akan tercapai melalui efisiensi yang paling maksimal. Hal-hal yang
berkaitan dengan manajemen keuangan adalah manajemen sumber dana,
manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan dana.

a. Sumber Dana
Manajer keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan
digunakan dalam perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal dari
dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
1. Dana dari dalam perusahaan. Perusahaaan dapat memperoleh
dana dari perusahaan dengan kebijakan menahan pembagian
deviden.
2. Dana dari luar perusahaaan. Perusahaan dapat memperoleh dana
dari luar seperti pasar modal, pinjaman dari bank, dan sumber-
sumber lainnya.
b. Penggunaan Dana
Dana yang ada dalam perusahaan, baik yang bersumber dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan hainrus digunakan sebaik
mungkin. Hal ini bertujuan agar nilai perusahaan semakin meningkat

Page
40
pada masa yang akan datang. Dana itu dapat digunakan untuk hal-hal
berikut:
1. Penanaman modal jangka pendek. Penanaman modal jangka
pendek diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat sementara,
seperti pembelian surat berharga, tabungan, dan penanaman
modal lainnya.
2. Penanaman modal jangka panjang. Penanaman modal jangka
panjang diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat permanen,
seperti pembangunan gedung bertingkat.
c. Pengawasan penggunaan dana
Dana yang digunakan diawasi penggunaanya, agar sesuai dengan
rencana dan tujuan ynag ditetapkan. Kesalahan penggunaan dana
dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Untuk efisiensi dan
efektivitas, sebaiknya perusahaan menetapkan pola penggunaan dana
yang disertai pola pengawasannya.
4. Manajemen Personalia
Manusia dalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu usaha. Dalam
mengatur para karyawan pimpinan (manajer) tidak boleh berpikir bahwa
karyawan-karyawan tersebut hanya merupakan salah satu faktor biaya.
Seharusnya karyawan dipandang dari sudut kemanusiaan, yaitu manusia yang
ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar mendapatkan kepuasan
materiil maupun immaterial dari perusahaan tempat ia bekerja. Karyawan
tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan ekonominya saja.
Manajer personalia melakukan dua fungsi, yaitu fungsi manajerial dan
fungsi operatif.
Hal-hal berhubungan dengan manajemen personalia antara lain sebagai
berikut :
a. Penerimaan pegawai
Penerimaan pegawai harus dapat menjaring sumber daya manusia yang
sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah yang diperlukan pada
penerimaan pegawai adalah sebagai berikut :
1. Analisis jabatan
2. Seleksi penerimaan pegawai
3. Pelatihan dan pendidikan
Page
41
b. Penilaian pegawai
Pegawai sebagai bagian dari perusahaan harus dinilai atas prestasi dan
kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. Penilaian harus
didasarkan atas sikap yang objektif.
c. Promosi dan mutasi
Setelah mengadakan penilaian atas pegawai yang bersangkutan, ada
beberapa kemungkinan sebagai akibat dari penilaian tersebut.
1) Pertimbangan untuk memberhentikan. Tindakan ini terpaksa
dilakukan Karena yang bersangkutan tidak layak menjadi pegawai
perusahaan tersebut. Memberhentikan seseorang harus dengan
alasan yang jelas dam masuk akal.
2) Dipindahkan ke lingkup pekerjaan yang lebih sempit. Tindakan ini
dilakukan sebagai akibat kesimpulan penilaian terhadap seseorang
yang dianggap tidak mampu lagi mengisi jabatan lama yang
lingkupnya lebih luas. Sebagai jalan keluar, ia diberi jabatan yang
lebih rendah atau lebih sempi lingkupnya.
3) Dipindahkan ke jabatannyang lain. Tindakan ini dilakukan karena
seseorang tidak cocok pada pekerjaannya yang sekarang, sehingga
ia dipindahkan ke pekerjaan baru yang masih satu level.
4) Promosi. Promosi adalah pemberian kepercayaan kepada seseorang
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Promosi akan memberi
motivasi kepada seseorang untuk bekerja lebih giat.
d. Motivasi
untuk bekerja secara maksimal ia peri diberi motivasi. Motivasi itu antara
lain diberikan dalam bentuk penghargaan terhadap prestasinya, pujian,
kepastian pengembangan diri pada perusahaan, dan penghargaan bahwa
ia adalah pribadi yang diperhitungkan keberadaannya.
e. Kompensasi
Karyawan harus diberikan balas jasa yang cukup dan pantas atau
kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan organisasi.
f. Integrasi
Setelah pegawai diperoleh, dikembangkan dan diberi balas jasa yang
cukup, harus dilakukan pengintegrasian antara kepentingan-kepentingan
individu, masyarakat, dan organisasi.
Page
42
g. Mempertahankan
Jika fungsi-fungsi sebelumnya telah tercapai dengan memuaskan, amka
tibalah waktunya untuk mengekalkan situasi tersebut.
h. Memisahkan diri
Jika fungsi operatif pertama seorang amnajer personalia adalah
mendapatkan tenaga kerja, maka fungsi akhirnya adalah melepaskan dan
mengendalikan tenaga kerja tersebut ke dalam masyarakat.
i. Manajemen produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan mengatur penciptaan dan
penambahan kegunaan (utility) barang atau jasa.
5. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi memberi perhatian pada pemberian layanan dibidang
administrasi, penggunaan alat yang efektif, dan kemudahan pada bidang lain.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut.
a. Pengadministrasian kegiatan
Kegiatan dalam organisasi besar sangat banyak dan beragam, sehingga
perlu dilengkapi dengan pengadministrasian terpadu. Bentuknya adalah
bahwa setiap bagian masih mempunyai hubungan dengan bagian
administrasi, baik menyangkut data kepegawaian, hubungan keluar,
hubungan dengan pemerintah, maupun hubungan jaringan komputer pusat
dengan bagian-bagian lain.
b. Pemakaian alat-alat perkantoran
Pemakaian alat-alat kantor harus efektif dan efesien agar dapat menunjang
kemajuan organisasi. Setiap bagian harus diatur untuk mengggunakan
berbagai peralatan yang ada.
c. Pemeliharaan organisasi
Manajemen administrasi harus memikirkan keserasian dan efektivitas
organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan itu, manajemen
administrasi harus dapat menyediakan informasi yang dibutuhakan seperti
data akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agar dapat
menyediakan informasi yang dibutuhkan, manajemen administrasi juga
harus melakukan pengarsipan yang baik. Arsip harus dikelola sedemikian
rupa sehingga setiap orang yang membutuhkan informasi dapat

Page
43
memperolehnya. Dengan informasi yang lengkap, organisasi dapat
beroperasi dengan baik.

2.11. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN

Adapun pendekatan-pendekatan dalam manajemen sebagai berikut.


1. Pendekatan empiris / kasus
Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan cara menganalisis
pengalaman-pengalaman (kasus), dan kejadian-kejadian. Disini dipelajari
kesuksesan dan kegagalan yang ditemukan dalam berbagai kasus, kemudian
digeneralisasi untuk dijadikan pedoman pada waktu yang akan datang.
2. Pendekatan perilaku interpersonal
Pendekatan ini berorientasi pada ilmu jiwa perorangan. Permasalahan yang
timbul yaitu bahwa manajemen itu luas, buka sekedar masalah psikologi
orang per orang saja. Dalam pendekatan ini ada yang memandang to lead
dan to manage, dan managership disamakan dengan leadership.
3. Pendekatan perilkau kelompok
Pendekatan ini mempelajari manajemen dari segi pola perilkau kelompok.
Gagasan utamanya adalah mengakui bahwa usaha yang diorientasikan
merupakan organisasi sosial yang tunduk pada semua sikap, tekanan, dan
konflik lingkungan kultur atau budaya orang-orang. Mengakui adanya
landasan wewenang dalam organisasi formal dan faktor-faktor sosial dan
memandang perlu pemberian insentif guna mendorong organisasi
memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Pendekatan sistem sosial kelompok
Pendekatan ini menganggap manajemen sebagai hubungan manusiawi dalam
sistem sosial kerja sama.
5. Pendekatan sistem sosioteknikal
6. Pada pendekatan ini, suatu organisasi dipandang sebagai dua sistem yang
terpisahkan yaitu sitem sosial dan sistem teknologika.
7. Pendekatan teori keputusan
Page
44
Pendekatan teori keputusan, yaitu memilih alternative tindakan terbaik
dengan dua cara yaitu membatasi pada rational decision bidang manajemen
dan mencakup semua kejadian dalam organisasi dan ada yang meluas
sampai pada aspek-aspek psikologikal dan sosiologikal.
8. Pendekatan sistem
Pendekatan ini memandang suatu organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan berguna, terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan.
9. Pendekatan ilmu manajemen
Pendekatan ini menyelesaikan masalah melalui proses matematik, konsep-
konsep, simbol-simbol dan model-model.
10. Pendekatan kontingensi
Menurut pendekatan ini, tugas utama yang para manajer adalah manentukan
teknik-teknik yang mana dalam situasi tertentu, dan pada waktu tertentu
paling penting untuk pencapaian tujuan organisasi.
11. Pendekatan peran manajerial
Pendekatan ini dipopulerkan Henry minzberg. Beliau mengemukakan ada 10
peran manajer yang terbagi atas tiga bagian, yaitu :
a. Peran interpersonal
1) Sebagai wakil organisasi dalam upacara dan tugas sosial.
2) Sebagai pemimpin.
3) Sebagai wakil organisasi terhadap pihak luar.
b. Peran informasional
1) Sebagai penerima informasi kegiatan kerja organisasi.
2) Sebagai pencerna dan penyampaian informasi kepada bawahan.
3) Sebagai juru bicara terutama informasi dari luar.
c. Peran memutuskan
1. Sebagai wirausaha.
2. Sebagai orang yang menangani gangguan / hambatan.
3. Sebagai pengalokasian sumber daya organisasi.
4. Sebagai perunding baik untuk kalangan intern maupun ekstern.

Page
45
BAB III

PERENCANAAN

3.1. PENDAHULUAN

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan


organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaa rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(panning) merupakan proses dasar bagi organisasi baik untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-
proses perencanaan. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk
organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen didalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis
kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat,
dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Page
46
3.2. PENGERTIAN PERENCANAAN

Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama.


Pada urutan-urutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Fungsi
yang lain akan bekerja setelah diberi araha oleh bagian perencanaan. Oleh
karena itu, perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk
menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan
dapat tercapai.
Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai
dengan bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam
konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan
sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan
mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara
lain :
 Proses. Yaitu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang ditentukan,
dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses
yang berlaku.
 Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah
mana organisasi dapat menetapkan tujuannya secara khusus maupun
umum, tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
 Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada
beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua
tindakan yang kadang kala tidak efektif.
 Mengkaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap
baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara
kurang baik. Sebaliknya, sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan
cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
 Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang
diinginkan oleh organisasi. Keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu
standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.

Page
47
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang
mencoba untuk memaksimumkan efektivitas secara total dari organisasi
sehingga apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perencanaan
paling tidak harus memiliki tiga aspek utama yaitu :

 Menyangkut masa yang akan datang


 Harus menyangkut tindakan.
 Memiliki serangkaian tindakan dimasa yang akan datang yang akan
diambil oleh perencana.
 entingnya suatu perencanaan.

3.3. PENTINGNYA SUATU PERENCANAAN

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai


tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan
tidaklah pasti. Tanpa membuat perencanaa, organisasi akan kehilangan arah dan
sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembutan suatu
perencanaan antara lain; perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan
iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanan yang
tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun
penuh dengan resiko. Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi
dalam mencapai tujuannya, perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya,
seperti :
 Untuk mengkoordinasikan usaha-usaha
Didalam suatu organisasi pekerjaan-pekerjaan dilakukan individu dan
kelompok yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak
keluar dari tujuan organisasi.
 Untuk mengatasi perubahan
Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan
potensial yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.
 Untuk pengembangan manajer

Page
48
Manajer harus bertindak proaktifdan membuat hal-hal terjadi dan buka
sebaliknya, bertindak reaktif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan
perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika
mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.
 Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi
standar kinerja untuk masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar
performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.
 Untuk pengembangan standar kerja.

3.4. PERTANYAAN MENDASAR PADA PERENCANAAN

Umumnya, dalam suatu perencanaan seorang manajer atau pengambil


keputusan akan memulai dengan menjawab pertanyaan 5W dan 1H sebagai
berikut :
1. What. menjawab pertanyaan apa, berarti menyangkut tujuan yang akan
dicapai dan penentuan usaha yang akan dilakukan
2. Why. Dalam menjawab pertanyaan mengapa, berhubungan dengan
maksud pendirian suatu usaha, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan sekaligus untuk memperoleh keuntungan.
3. Where. Mengenai pertanyaan dimana, berhubungan dengan factor
tempat dan ekologi. Factor tempat merupakan factor yang menentukan
hidupnya perusahaan. Sehingga tidak mengherankan, apabila
penanaman modal asing, kebanyakan memilih kota-kota besar sebagai
daerah operasinya, sebab disana lebih mudah diperoleh tenaga kerja
yang lebih ahli, serta daerah pemasaran yang lebih luas dan faktor-
faktor lainnya.
4. When. Pertanyaan kapan, bertalian dengan factor waktu, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
5. Who. Pertanyaan siapa, bertalian dengan factor tenaga kerja. Dalam arti
apakah tenagan kerja yang dibutuhkan cukup tersedia atau tidak;
perhatian terhadap factor tenaga kerja, tidak dapat diabaikan, sebab

Page
49
tercapai tidaknya apa yang direncanakan, akhirnya tergantung pada
tenaga-tenaga kerja.
6. Bagaimana. Menjawab pertanyaan bagaimana, berhubungan dengan
metode-metode atau cara-cara yang akan dipakai dalam pelaksanaan
tugas. Penentuan dan pembuatan metode-metode harus dipikirkan
secara matang, sebab metode yang akan dipakai, akan menentukan
berhasil tidaknya, dan tercapai tidaknya tujuan yang ditetapkan.

3.5. PEMBAGIAN PERENCANAAN

Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli.


Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu
jenis perencanaan lainnya. Beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud :
 Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Rencana strategik (strategic plans) adalah rencana yang diterapkan pada
organisasi secara keseluruhan dan menetapkan tujuan keseluruhan
organisasi. Rencana strategik dapat dipandang sebagai rencana secara
umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategik.
2. Rencaan operasional (operational plans) adalah rencana yang meliputi
area operasional tertentu dari sebuah organisasi.
Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu :
1. Rencana jangka panjang adalah rencana yang mempunyai jangka waktu
lebih dari 3 tahun.
2. Rencana jangka pandek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari
1 tahun.
 Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdiri dari dua, yaitu:
1. Rencana spesifik adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberi ruang bagi interpretasi.
2. Rencana fleksibel yang menentukan pandua umum, memberikan focus
tetapi tidak membatasi manajer pada tujuan spesifikasi atau serangkaian
tindakan.
 Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan, dibagi menjadi dua yaitu:

Page
50
1. Rencana sekali pakai (single use plans) adalah rencana satu kali yang
secara spesifik didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang
unik.
2. Rencana siaga (standing plans) adalah rencana berkelanjutan yang
memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan.
 Dilihat dari jenjang manajemen, perencanaan dibagi atas menjadi tiga jenjang
sebagai berikut :
1. Perencanaan jenjang atas (top-level)
Pada jenjang ini, perencanaan lebih bersifat strategis, yaitu memberi
petunjuk umum , merumuskan tujuan, mengambil keputusan, dan memberi
petunjuk pole penyelesaian, dan bersifat menyeluruh. Perencanaan jenjang
atas lebih menekannkan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
Perencanaan ini menjadi tanggungjwab manajemen puncak.
2. Perencanaan jenjang menengah (middle-level)
Pada jenjang ini, perencanaan lebih bersifat administrative menyangkut
cara-cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat
dilaksanakan. Perencanaan jenjang menengah menjadi tanggung jawab
manajemen menengah (madya)
3. Perencanaan jenjang bawah (low-level)
Pada jenjang ini, perencanaan lebih memfokuskan untuk menghasilkan,
sehingga perencanaan mengarah pada pelaksanaan atau operasional.
Perencanaan jenjang bawah menjadi tanggug jawab manajemen pelaksana.

3.6. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN

Urutan langkah perencanaan adalah sebagai berikut :


1. Menyadari kesempatan-kesempatan yaitu melihat ke depan tentang
kesempatan-kesempatan yang mungkin dan kemempuan untuk melihat
kesempatan-kesempatan tersebut secara jelas dan lengkap, pengetahuan
tentang dimana kita berdiri/berada dengan mengingat kekuatan-kekuatan
dan kelemahan-kelemahan kita, mengerti tentang mengapa kita ingin
mengatasi ketidakpastian, dan suatu visi mengenai apa yang akan kita
dicapai.

Page
51
2. Merumuskan sasaran untuk seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap
unit di bawahnya. Sasaran merupakan titik akhir dari semua tindakan , di
mana penekanan-penekanan penting harus diletakkan dan apa yang harus
dicapai oleh jaringan strategi, kebijaksanaan, prosedur, peraturan,
anggaran, dan program.
3. Menentukan premis yaitu meramalkan /memikirkan tentang lingkungan
macam apa yang aka nada pada saat rencana dilaksanakan nanti, baik
lingkungan interen maupun ekstern.
4. Menentukan arah tindakan-tindakan alternative yaitu menginventarisasi
tindakan-tindakan yang dapat/mungkin diambil untuk mencapai sasaran
organisasi.
5. Mengevaluasi tindakan-tindakan alternative. Dalam hal ini kita lihat
untung ruginya alternative-alternatif tersebut dengan mengingat berbagai
factor dari sududt premis-premis serta tujuan.
6. Memilih satu alternative yang memutuskan alternatifmana yang akhirnya
kita terima berdasarkan evaluasi tersebut. Dapat terjadi pula yang dipilih
bukan hanya satu alternative tetapi beberapa. Langkah ini sebetulnya
langkah pengambilan keputusan.
7. Merumuskan rencana-rencana turunan. Pada langkah pemilihan alternatih
di atas biasanya perencanaan belum lengkap maka di buat rencana yang
diturunkan/di jabarkan dari rencana pkok sehingga menjadi lebih lengkap
dan operasional.
8. Menganggarkan yaitu mengisi rencana-rencana tersebut dengan angka-
angka misalnya unit atau rupiah yang akan dicapai.

3.7. TIPE-TIPE RENCANA

Hasil dari proses perencanaan (planning) adalah rencana (plan). Kita mengenal
beberapa tipe rencana yaitu :
1. Maksud atau misi. Maksud (purpose) adalah tujuan luas yang berlaku
bukan hanya bagi organisasi tertentu tapi berlaku bagi semua organisasi
yang sejenis. Misi (mission) suatu organisasi adalah tujuan khusus yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi lain yang sejenis.

Page
52
2. Sasaran. Sasaran adalah target yang harus dicapai oleh suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Jadi sasaran lebih spesifik daripada misi.
3. Strategi. Startegi adalah penentuan terhadap tujuan utama berjangka
panjang dan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan pemilihan cara-cara
bertindak dan pengalokasian sumber-sumber yang diperlukan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.
4. Kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah pernyataan-pernyataan umum yang
merupakan pedoman didalam berpikir dan bertindak dala pengambilan
keputusan.
5. Prosedur. Prodesur adalah rencana dalam arti kata ia merupakan metode
yang biasa digunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
6. Peraturan. Peraturan adalah tindakan-tindakan yang dituntut untuk
dilakukan dan dipilih dari beberapa alternative yang ada.
7. Program. Program adalah gabungan dari tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas,
langkah-langkah yang akan diambil, sumber-sumber yang akan digunakan
dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan
tertentu.
8. Anggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang menggambarkan hasil yang
diharapkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

3.8. SYARAT-SYARAT PERENCANAAN

Perencanaan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :


1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Bersifat sederhana sehingga tidak terlalu sulit dalam pelaksanaannya.
3. Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
4. Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berubah sesuai perkembangan yang ada.
5. Memiliki keseimbangan, yaitu keselarasan tanggung jawab dan tujuan tiap
bagian dalam perusahaan dengan tujuan akhir perusahaan yang telah
ditetapkan.
6. Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia serta dapat
digunakan secara efektif dan berdaya guna
Page
53
3.9. MANFAAT PERENCANAAN

Sebagai awal dari kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perencanaan


memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan
tiap unit akan terorganisasi menuju arah yang sama.
2. Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya
sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan.
4. Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan, sehingga aparat pelaksanamemilki irama atau gerak dalam
pandangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

3.10. PROSES PEMBUATAN RENCANA

1. Menetapkan tugas dan tujuan


Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat
diformulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan
tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedangkan
tujuan yaitu suatu nilai yang akan dieroleh.
2. Observasi dan analisa
Menentukan faktor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam
pencapaian tujuan (observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka
dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.

3. Mengadakan kemungkinan-kemunkinan
Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa
kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah
diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesaian,
besarnya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain
sebagainya.
Page
54
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan
yang ada dengan cara mengkawinkan sintesa dari kemungkinan-
kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai
kelemahan-kelemahan.

3.11. PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN

Terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan yang dapat dipergunakan


dalam proses penyusunan perencanaan. Pendekatan tersebut diantaranya
adalah :
 Pendekatan perencanaan Inside – out dan perencanaan outside – in.
 Pendekatan perencanaan Top – down dan perencanaan bottom – up.
 Pendekatan perencanaan contingency.

3.12. PERBEDAAN TUJUAN DAN RENCANA

Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena


menentukan dasar untuk semua hal lainnya yang dilakukan para manajer
ketika mengelola, memimpin, dan mengendalikan perencanaan melibatkan
dua aspek penting yaitu, tujuan dan rencana.
Tujuan adalah hasil yang diinginkan atau target , hal itu memandu
keputusan manajemen dan membentuk criteria terhadap hasil kerja yang
diukur karena itulah tujuan sering disebut dasar perencanaan. Sedangkan,
rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu
akan terpenuhi.
Jenis-jenis tujuan :
 Tujuan yang dinyatakan adalah pernyataan resmi tentang apa yang
dikatakan organisasi dan yang ingin diyakini para pemangku
kepentingan tentang tujuannya.
 Tujuan riil adalah tujuan yang secara actual dikejar oleh organisasi,
seperti yang didefinisikan oleh tindakan para anggotanya..

Page
55
3.13. HAMBATAN DALAM MENETAPKAN TUJUAN DAN PERENCANAAN
DAN CARA MENGATASINYA.

1. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan.


Efektivitas penting bagi seorang manajer , seringkali dalam
pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami
hambatan-hambatan. Terdapat dua hamabtan utama dalam
pengembangan rencana yang efektif, yaitu:
a. Penolakan dari dalam diri perencanaan terhadap penetapan
tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
David A. Kolb dan kawan-kawan mengemukakan beberapa
alasan mengapa manajer ragu-ragu atau sering kali gagal dalam
menetapkan tujuan organisasi.
b. Keengganan melepaskan tujuan alternatif.
c. Katakutan akan kegagalan.
d. Minimnya pengetahuan tentang organisasi.
e. Kurangnya percaya diri.

Keengganan yang lazim dari para anggota organissi untuk menerima rencana
karena perubahan yang akan ditimbulkan. Terdapat tiga alasan mengapa anggota
organisasi dapat menolka perubahan-perubahan yang akan terjadi.

a.) Ketidakpastian mengenai sebab akibat dari perubahan.


b.) Keenganan untuk melepaskan keuntungan yang ada.
c.) Kedasaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
1. Mengatasi hambatan dalam Penetapan Tujuan dan rencana.
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan
proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga

Page
56
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan
pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu
memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari
waktu ke waktu.
2. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat yang tinggi, tujuan dan rencana
tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak ynag lain dalam organisasi.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan
mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam
mengembangkan startegi tersebut. Setiap orang hamper selalu memiliki
informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukkannya mereka
bantu bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau
menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkat dalam
organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
3. Konsistensi / Revisi / dan Pembaruan
Tujuan seharusnya konsistensi baik secara horizontal maupun secara
vertical. Konsistensi secara horizontal berarti bahwa tujuan seharusnya
konsistensi diseluruh organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi vertical berarti bahwa tujuan seharusnya konsistensi dari atas
hingga ke bawah organisasi: tujuan strategis, taktis, dan operasional harus
selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang
dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara
berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisis dan memperbaharui
dengan frekuensi yang semakin sering.
4. Sistem Penghargaan yang efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baiik karena menetapkan
tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena
kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai
tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

Page
57
3.14. PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Orang-orang yang berada pada semua tingkat organisasi harus selalu


mengambil keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah.
Pengambilan keputusan melukiskan proses melalui mana suatu tindakan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu dipilih. Sebelum suatu masalah
dipecahkan, para indivudu harus menentukan keadaan-keadaan yang mana
yan merupakan masalah dan masalah yang mana yang harus dipecahkan.
2. Jenis-jenis masalah dan keputusan-keputusan. Para manajer harus
mengambil berbagai jenis keputusan dalam situasi yang berbeda. oleh
karenanya, kita harus berhati-hati jika kita mengambil keputusan-
keputusan kalu kita kurang berpengalaman dan mempunyai informasi yang
terbatas saja. Karena pendekatan mengenai pengambilan keputusan itu
tergantung pada situasi, maka perlu kita bedakan antara situasi-situasi yang
memerlukan :
a. Keputusan yang sudah diprogramkan.
Keputusan-keputusan yang sudah diprogramkan (programmed
decisions) adalah yang dibuat dan disesuaikan dengan suatu
kebiasaan, peraturan atau prosedur.
b. Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan (non programmed
decisions) adalah yang berkaitan dengan masalah-masalah yang unik
dan luar biasa. Jika sebuah masalah tetentu tidak terlalu sering
terulang atau jika ia membutuhkan suatu penanganan yang khusus,
maka hal tersebut harus ditangani oleh sebuah keputusan yang tidak
diprogramkan.
3. Proses pemecahan masalah yang rasional.

Page
58
BAB IV
PENGORGANISASIAN

4.1. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah Latin
organum berarti alat, bagian, anggota, atau badan. James D. Monney mengatakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama, sedangkan Chester I. Barnard memberi pengertian organisasi
sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang di lakukan oleh dua orang atau
lebih.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu
didefinisikan sebagai sekelompo orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu.

4.2. UNSUR-UNSUR ORGANISASI

Dalam organisasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :


1. Sekelompok manusia yang diarahkan untuk bekerja sama.
2. Melakukan kegiatan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan.

Adapun ciri-ciri dari organisasi sebagai berikut :

1. Adanya pembagian tugas.


2. Penempatan orang-orang sesuai dengan keahlian.
3. Adanya struktur organisasi.

4.3. TUJUAN PENGORGANISASIAN

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat


dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan

Page
59
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus
(spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu :
a) Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada
unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat
dilaksanakan dengan mudah dan efektif.
b) Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan
dengan menempatkan seorang manajer yang berkompetensi
dalaM setiap unit organisasi.
c) Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi
kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli
dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan
dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberi
kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
d) Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian maka
tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan
demikian pelaku organisasi selalu berhati-hati dalam setiap
menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut
penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan
biaya tambahaan berupa gaji/upah.
e) Meningkatkan kerukunan antarmanusia, artinya dengan
pengorganisasian maka masing-masing pekerja antar unit kerja
dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan,
menumbuhkan rasa saling membutuhkan, dan mengurangi
pendekatan materialistis

4.4. BENTUK-BENTUK BAGAN ORGANISASI

Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu :


1. Bentu pyramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena
sederhana, jelas dan mudah dimengerti.

Page
60
2. Bentuk vertical. Bentuk vertikal agak menyerupai pyramid, yaitu dalam
hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertical
berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran
wewenang dan tanggung jawab di gambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran panjang sekali
digunakan dalam praktek.

4.5. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

Supaya suatu organisasi dapat berperan dan berjalan dengan baik


diperlukan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaannya. Prinsip-prinsip organisasi yang dianggap penting adalah :
1. Prinsip perumusan tujuan
Ini berarti bahwa sebelum organisasi tersebut disususn, terlebih dahulu
harus ada tujuan yang mendasari pendirian organisasi. Tujuan ini akan
menentukan aktivitas-aktivitas apa saja yang dibutuhkan untuk
mencapainya secara efisien dan efektif.
2. Prinsip pembagian kerja
Aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perlu dibagi menjadi kelompok-kelompok aktivitas, sehingga
tiap bagian yang diadakan tahu secara jelas aktivitas-aktivitas mana yang
harus dijalankan dan menjadi tanggung jawabnya.
3. Prinsip koordinasi
Setelah dilakukan pembagian aktivitas dan pendelegasian wewenang
diperlukan koordinasi dari berbagai bagian. Prinsip ini bertujuan supaya
bagian-bagian tidak berjalan sendiri-sendiri sebab aktivitas-aktivitas yang
dijalankan di suatu bagian mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bagian-
bagian lainnya. Hal ini perlu diperhatikan karena dalam praktek bagian-
bagian biasanya tanpa sadar mementingkan bagiannya sendiri.
4. Prinsip pendelegasian wewenang

Page
61
Setelah pembagian aktivitas dilakukan harus dilakukan dengan
wewenang supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitas-aktivitasnya
dan dituntut tanggung jawabnya.
5. Prinsip rentang manajemen
Perlu diperhatikan bahwa efisiensi dan efektivitas pengendalian
bawahan langsung dipengaruhi oleh rentang manajemen, yaitu beberapa
bawahan langsung yang dapat diawasi secara efisien dan efektif;
jumlahnya bergantung pada kondisi dan situasi yang dihadapi.
6. Prinsip tingkat pengawasan
Berjalannya suatu organisasi tidaj dapat dijamin mencapai tujuan bila
tidak ada pengawasan. Oleh karena itu, penyususnan organisasi perlu
dilakukan dengan memperhatikan suatu pengawasan dimudahkan.
7. Prinsip kesatuan perintah
Dalam organisasi seorang bawahan hanya mempunyai seorang
atasan. Bawahan hanya menerima perintah dari atasannya dan hanya
bertanggung jawab kepada atasannya.

4.6. MANFAAT PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian memiliki manfaat untuk hal-hal sebagai berikut :


1. Memungkinkan adanya pembagian tugas sesuai dengan keadaan
perusahaan.
2. Menciptakan spesialisasi dalam melaksankan tugas.
3. Anggota organisasi mengetahu tugas-tugas yang akan dikerjakan
dalam rangka mencapai tujuan.

4.7. BENTUK ORGANISASI

Ada beberapa bentuk organisasi yang lazim diguankan oleh perusahaan-


perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Ditinjau dari jumlah puncak organisasi
Organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Organisasi berpimpinan puncak tunggal, ialah organisasi yang
mempunyai pimpinan puncak satu orang. Ini bisa kita lihat pada
Page
62
perusahaan-perusahaan perseorangan di mana walaupun terdirir dari
banyak orang, pimpinan puncaknya hanya terdiri dari satu orang.
b. Organisasi berpimpinan puncak dewan, ialah organisasi yang
mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang (dewan). Ini terlihat
pada misalnya perusahaan-perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas dan firma.
2. Bentuk-bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan
wewenangnya.
1. Organisasi garis, adalah organisasi dimana wewenang pimpinan
langsung ditujukan kepada bawahan. Organisasi garis adalah bentuk
organisasi yang tertua dan paling sederhana. Sering juga disebut
bentuk organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu di
kalangan militer.
Ciri-ciri organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah
karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi kerja begutu
tinggi.

Organisasi garis mempunyai kebaikan sebagai berikut :

1) Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada di atas


satu tangan.
2) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena
jumlah orang masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
3) Rasa solidaritas di antara karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.

Di samping kebaikannya, organisasi garis juga memiliki keburukan


sebagai berikut :

1) Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga


kalau orang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam
kehancuran.
2) Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3) Kesempatan kerja untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi fungsional, adalah organisasi yang disusun

Page
63
berdasarkan sifat dan jenis fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri-ciri orgnaisasi fungsional sebagai berikut:
a. Terdapat pemisahan yang tegas dalam pemberian tugas.
b. Pelaksanaan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi, sebab tugas-tugas
sudah cukup jelas.
c. Koordinasi hanya perlu dilaksanakan di pimpinan jenjang atas.
Organisasi fungsional memiliki kebaikkan sebagai berikut :
Pembidangan tugas-tugas jelas.
Spesialisasi karyawan daaot dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan fungsi-
fungsinya.
Di lain pihak, organisasi fungsional juga memiliki beberapa kelemahan, antara
lain sebagai berikut:
 Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan tour of duty.
 Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar melaksanakan
koordinasi.
3. Organisasi garis dan staf, adalah bentuk organisasi yang memberi wewenang
pada pimpinan untuk memberi komando pada bawahan.
Organisasi garis dan staf memiliki kebaikan sebagai berikut :
Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apaun tujuannya, betapa pun luas
tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.
Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat di ambil karena adanya
staf ahli.
Perwujudan “the right man in the right place” lebih mudah dilaksanakan.
Kelemahan sistem organisasi garis dan staf antara lain sebagai berikut:
Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.
Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi koordinasi kadang-kadang
sukar diterapkan.

4.8. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai


mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
Page
64
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi,
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan
kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasia dalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat
disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat
dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur
organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk
struktur organisasi.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara
satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu,
orang-orang diluar organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan
sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan mapuan
satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi sruktur organisasi.
Semakin besar organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks,
dan harus dipilih bentuk sruktur yang tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasih tugas-
tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi
(pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi
satuan-satuan kerja (departementalisasi).

Page
65
2. Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam
organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang
menunjukan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam
suatu kelompok kerja.

4.9. BERBAGAI FUNGSI YANG MELEKAT PADA STRUKTUR ORGANISASI

Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan serta fungsi-fungsi struktural


yang terjadi secara garis besar dapar di perinci sebagai berikut:
 Wewenang
Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan sesuatu.
 Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan wewenang tersebut.
 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah faktor diluar individu dan perasaan pribadinya.
 Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi ini seperti pemberian perintah, permintaan akan suatu
informasi, dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir dari
atas ke bawah melalui struktur tingkatan organisasi.
 Hubungan lini dan staf
Merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan deskripsi
wewenang dan organisasi. Wewenang ini adalah memberikan perintah-perintah
atau melaksanakan kegiatan wewenang staf adalah memberi bantuan dan nasehat,
tetapi tidak memberikan perintah.
 Rentang kendali

Page
66
Adalah beberapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seseorang manajemen atau atasan
 Stuktur flat dan tall
Flat (dasar), tall (tinggi) digunakan untuk menggambarkan pola menyeluruh
rentang kendali dan tingkatan manajemen.
 Sentralisasi dan desentralisasi.
 Rantai wewenang kalar.
Ini bersangkutan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara
otomatis pada kapan saja seorang individu dijadukan bawahan pada seorang
atasan.
 Kesatuan perintah.
Kesatuan perintah terutama dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi.

4.10. LINGKUNGAN ORGANISASI

Lingkungan eksternal dan struktur


Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasi secara
terperinci kita perlu membedakan tipe-tipe lingkungan sebagai berikut:
a. Lingkungan stabil
Yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan
atau tiba-tiba. Ciri-ciri lingkungan ini antara lain :
 Perubahan produk tidak sering terjadi
 Modifikasi dapat direncanakan dengan baik
 Permintaan pasar tidak begitu berfluktuasi.
 Perubahan hukum oeganisasi atau produk tidak seing terjadi
 Perkembangan teknologi baru dapat diramalkan
b. Lingkungan berubah
Yaitu lingkungan dimana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua
bidang yang telah disebut diatas produk, pasar, hukum atau tekniologi.
c. Lingkungan bergejolak
Terjadi apabila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga kepasaran,
hukum sering terganti, kemajuan teknologi berubah secara drastic, desain
produk dan metode-metode produksi organisasi ada dalam lingkungan

Page
67
bergejolak. Organisasi dalam lingkungan berubah mungkin dapat
menggunakan kombinasi dua sistem yaitu:
 Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi terperinci
menjadi tugas-tugas yang terpisa dan terspesialisasi.
 Sistem organik berarti individu-individu lebih cenderung bekerja dalam
suatu kelompok dari pada bekerja sendiri.

4.11. TEORI ORGANISASI

 Teori Organisasi Klasik


Konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun
1800an dan konsep-konseo ini sekarang dikenal sebagai teori klasik
(classical theory) atau kadang-kadang disebut juga teori tradisional. Dampak
teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai
contoh organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian dari teori
klasik.
 Karateristik Organisasi Weberian (organisasi Formal)
Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi
disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan
organisasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Weber bentuk organisasi birokratik adalah bentuk yang
paling efesien. Oleh karena itu Weber berpendapat bahwa
masyarakat perlu membentuk organisasi, “baru” selain masyarakat
tradisional.

10 Ciri Organisasi atas karya Weber

1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara


jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal
adalah jabatan-jabatan.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas, tugas-
tugas organisasi disalurkan diantara berbagai jabatan sebagai kewajiban
resmi.

Page
68
3. Kewenangan melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan.
4. Garis kewenanagan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hirarkis.
5. Sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang ditetapkan
secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan
dalam organsiasi.
6. Prosedur bersifat formal dan impersonal. Perlu adanya catatan tertulis
demi kontinuitas, keseragaman (uniformitas), dan untuk maksud-
maksud transaksi.
7. Disiplin.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehig=dupan pribadi dan
kehidupan organisasi.
9. Pegawai yang dipilihuntuk bekerja berdasarkan kualifikasi teknis.
10. Kenaikan jabatan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Implikasi teori Weber pada komunikasi oragnsiasi :


Suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (positional
communication). Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan
antara orang-orang.

 Manajemen Ilmiah Taylor


Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar 4 unsur
fungsi: pembagian kerja, proses scalar dan fungsional, struktur dan
rentang kekuasaan.

1) Pembagian kerja : menyangkut bagaimana tugas,kewajiban dan


pekerjaan organisasi didistribusikan. Pekerjaan setiap orang dalam
organisasi harus terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi.
2) Proses scalar dan fungsional. Berkaitan dengan pertumbuhan vertical
dan horizontal organsiasi.
3) Struktur. Berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai
fungsi yang ada dalam organisasi. Lini: kewenangan terakhir terletak
pada jabatan-jabatan dalam struktur itu. Staf : memberi nasihat dan jasa
untuk membantu lini. Struktur tinggi dan struktur datar : struktur tinggi
mempunyai banyak tingkat kewenangan dengan manajernya yang
Page
69
mempunyai rentang pengawasan yang sempit. Organisasi berstruktur
datarditandai dengan aktivitas individualistic dan usaha pemberdayaan.
4) Rentang pengawasan. Jumlah bawahan yang berada di bawah
pengawasan seorang atasan.

 Anatomi Organisasi Formal

Teori organisasi klasik hamper sepenuhnya menguraikan anatomi


organisasi formal. Hal ini tercermin dalam teori-teori di muka antara
lian Weber dan Taylor :
Ada 3 unsur organisasi formal :
a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi. Organisasi dalam kenyataannya
selau terdiri dari bagian-bagian dan hubungan-hubungan. Bagian-
bagian organisasi merupakan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi
yang dilaksanakan dan saling berhubungan.
b. Kelompok orang.
c. Kerjasama untuk mencapai tujuan.

 Dasar-dasar organisasi klasik

1) Kekuasaan, bisa demokratis atau otokratis.


2) Saling melayani merupakan legitimasi sosial pada organisasi. Setiap
organisasi ada dan diakui oleh masyarakat umum.
3) Doktrin-rumusan tujuan organisasi.
4) Disiplin perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.

 Teori neo-klasik
 Hugo Munsterberg
Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karateristik
individu dalam organisasi-organisasi. Sebagai tambahan

Page
70
Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh factor-faktor sosial dan
budaya terhadap organisasi.
 Percobaan Hawthorne
Percobaan Hawthorne merupakan kristalisasi teori neoklasik.
Percobaan pertama meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan
(cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi
para karyawan.
Percobaan kedua: April 1927 percobaan ini melibatkan kelompok
kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada
perakitan listrik.
Dari hasil penelitian: hubungan sosial atau manusiawi diantara
peneliti dan penyelia lebih penting dalam menentukan produktivitas.
 Kontribusi penting studi Hawthorne
Organisasi adalah suatu sistem terbuka di mana segmen-segmen
teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Studi tersebut juga
menekankan pentingnya sikap karyawan.
 Pembagian Kerja (Division of Labor)
Teori neoklasik mengemukakan perlunya :

1) Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses


pengambilan keputusan.
2) Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari
spesialisasi.
3) Manajemen botton up: kesempatan bagi junior untuk
berpartisipasi.

 Struktur organisasi
Struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran
(frictions)
 Pandangan neoklasik terhadap organisasi formal
Titik tekanan teori neoklasik adalah pada 2 elemen pokok dalam
organisasi perilaku individu dan kelompok pekerja fenomena
Page
71
organisasi informal orang-orang yang bergabung menjadi suatu
kelompok, kelompok alamiah yang terbentuk sebagai hasil interaksi
diantar parakaryawan. Faktor-faktor yang menentukan munculnya
organisasi formal :

1) Lokasi
2) Jenis pekerjaan
3) Minat (interests)
4) Masalah-masalah khusus

 Teori organisasi modern


Aliran besar ketiga dalam teori organisasi adalahteori modern, yang
kadang-kadang disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah
multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi,
maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Teori modern menegemukakan bahwa organisasi bukanlah sistem tertutup
yangberkaitan dengan lingkungan yang stabil tetapi organisasi merupakan
sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori
organisasi modern dan teori sistem umum:
1. Bagian-bagian (individu) dalam sistem keseluruhan dan pergerakan
individu di dalam dan li luar sistem.
2. Interaksi individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.
4. Masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.

Bagian-bagian dari sistem dan saling ketergantungannya.


1. Sistem dalam individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan
kepada organisasi. Unsure utama kepribadian adalah motif.
2. Penentuan fungsi-fungsi formal yang biasa disebut organisasi formal.
3. Organisasi informal: individu mempunyai harapan untuk memuaskan
kebutuhannya melakukan kontraknya dengan orgnaisasi.
4. Struktur status dan peranan.

Page
72
5. Lingkungan fisik

Proses hubungan dalam sistem:


1. Komunikasi: mempelajari jaringan komunikasi dalam sistem.
2. Konsep keseimbangan: penyeimbangan mekanisme yang dicapai
dengan jalan menjaga hubungan structural yang harmonis.
3. Proses pengambilan keputusan: variabel internal dalam suatu organisasi
yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu,
motivasi dan struktur organisasi.

Page
73
BAB V

STAFFING

5.1. ARTI DAN PENTINGNYA STAFFING

Fungsi manajemen dalam pengisian jabatan (staffing) didefinisikan


sebagai pengisian jabatan dalam struktur organisasidengan cara
mengidentifikasikan kebutuhan tenaga kerja, mendaftar tenaga kerja yang ada,
merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai, memberi imbalan, dan
melatih orang yang diperlukan. Yang penting disini adalah menyadari bahwa
pengisian jabatan (staffing) merupakan tugas yang sangat penting bagi para
manajer dan juga dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu
perusahaan.
Penataan staf meliputi :
a. perencanaan sumber daya manusia
b. pengadaan staf
c. seleksi
d. induksi dan orientasi
e. pelatihan dan pengembangan
f. penilaian prestasi
g. transfer, promosi, dan demosi
h. perpisahan

5.2. FUNGSI STAFFING

Proses staffing dapat dipandang sebagai sebuah prosedur langkah demi


langkah yang berkesinambungan untuk menjaga agar organisasi selalu

Page
74
memperoleh orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat pada waktu yang
tepat. Langkah-langkah tersebut :
1. Perencanaan sumber daya manusia
Ada 4 langkah pokok perencanaan sumber daya manusia :
1. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan.
2. Perencanaan untuk keseimbangan masa depan.
3. Perencanaan untuk pengadaan dan seleksi atau untuk
pemberhentian sementara.
4. Perencanaan untuk pengembangan.
2. Rekrutmen
Rekrutmen dimaksudkan untuk menyediakan sekelompok calon
yang cukup besar sehingga organisasi dapt menyeleksi karyawan yang
memenuhi syarat yang sesuai dengan kebutuhan. Rekrutmen terbagi 2
yaitu perekrutan secara umum yang paling cocok untuk karyawan
operasional. Perekrutan umum mengikuti prosedur standar yang relatif
sederhana. Perekrutan khusus terutama digunakan untuk eksekutif
tingkat atas atau spesialis. Dalam perekrutan khusus, para calon
mendapat perhatian secara pribadi dalam suatu kurun waktu yang lama.
3. Pemilihan dan penempatan
Jika telah ditentukan kualifikasi manajer yang dibutuhkan, maka
seleksi (pemilihan) manajer adalah salah satu langkah yang paling
menetukan dalam proses pengelolaan. Pada umumya proses seleksi itu
adalah sebagai berikut :
1. Pengisian formulir-formulir,
2. Tes psikologi
Tes yang paling banyak digunakan dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok :
a. Tes intelegensi yang dirancang untuk mengukur kemapmuan
mental dan daya ingat, kecepatan berpikir, dan kemampuan
melihat hubungan antara situasi dan masakah yang rumit.
b. Tes kecakapan (proficiency) dan bakat (aptitude) yang disusun
untuk menemukan ketrampilan yang dimiliki sekarang, dan
kemungkinan untuk mempelajari baru.

Page
75
c. Tes kejujuran (vocational) yang dirancang untuk menunjukkan
bidang yang paling cocok bagi pelamar.
d. Tes kepribadian (personality) yang dirancang untuk
mengungkapkan sifat-sifat pribadi pelamar dan caranya
mempengaruhi orang lain, sehingga memberikan ukuran
kemungkinan untuk menjadi pemimpin.
3. Wawancara pendahuluan,
4. Pengumpulan data-data pribadi (biografis),
5. Pengujian (testing),
6. Wawancara yang lebih mendalam,
7. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi,
8. Pemeriksaan kesehatan,
9. Keputusan pribadi,
10. Orientasi jabatan.
4. Induksi dan Orientasi
Induksi dan orientasi dirancang untuk memberikan kepada manajer /
karyawan baru informasi yang dibutuhkanagar dapat bekerja dengan baik
dan efektif dalam organisasi. Biasanya, induksi dan orientasi akan
membawa tiga macam informasi :
 Informasi umum tentang pekerjaan biasa sehari-hari.
 Tinjaun tentang sejarah, tujuan, operasi dan produk atau jasa
organisasi, serta bagaimana sumbangan kerja karyawan
terhadap kebutuhan organisasi.
 Penyajian terinci, mungkin lewat brosur, mengenai
kebijaksanaan organisasi, aturan kerja dan tunjangan untuk
karyawan.
5. Pemindahan dan pemisahan
Pemindahan terdiri dari promosi, mutasi, dan demosi.
a. Promosi
Ialah memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada
karyawan daripada kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya. Dengan
kata lain promosi ialah kenaikan jabatan/pangkat dari jabatan yang lebih
rendah ke jabatan yang lebih tinggi.

Page
76
Dasar-dasar promosi ialah: 1) Senioritas karyawan, yaitu sudah berapa
lama seorang karyawan bekerja pada perusahaan tersebut, 2) Penilain
kecapakan karyawan, yang dapat dilihat pada table penilaian karyawan.
Pemberian promosi kepada karyawan akan dapat ;
(1) Mendorong motivasi karyawan,
(2) Menaikkan semangat/ gairah kerja karyawan,
(3) Menaikkan moral dan efisiensi kerja karyawan,
(4) Mewujudkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat.
b. Mutasi/Transfer
Mutasi ialah memindahkan karyawan dari jabatan yang satu
jabatan yang lain dalam satu tingkatan organisasi secara horizontal tanpa
adanya peningkatan tanggung jawab, kekuasaan maupun gaji.
Mutasi karyawan dapat terjadi atas kehendak pihak :
a) Atasan/pimpinan/perusahaan,
b) Karyawan yang bersangkutan
Tujuan mutasi karyawan atas kehendak :
1. Atasan/pimpinan/perusahaan
a. Untuk mewujudkan penempatan karyawan pada jabatan yang
setepat-tepatnya, sehingga ia mendapatkan kepuasaan kerja
setinggi mungkin dan dapat memberikan prestasi
yangsetinggi-tingginya.
b. Untuk mengilangkan rasa bosan pada karyawanpada jabatan
yang semula.
c. Untuk menjamin kepercayaan karyawan, bahwa mereka tidak
akan diberhentikan, karena kurang cakap dalam jabatan
semula.
2. Karyawan yang bersangkutan
Untuk meningkatkan prestasi kerja dan semangat kerja
darinya, karena:
a. Karyawan yang bersangkutan merasa tidak dapat bekerja sama
dengan karyawan lainnya.
b. Lingkungan di mana karyawan tersebut bekerja kurang sesuai
dengan fisiknya.
c. Keinginannya sendiri.
Page
77
Dasar mutasi :
1. Atas hasil penilaian kecakapan (ini pada umunya).
2. Senioritas.
3. Analisis jabatan. Jadi antara analisis jabatan
sebelumnya harus ada hubungannya dengan jabatan
yang baru.
d. Demosi
Demosi ialah memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang
lebih kecil kepada karyawan daripada kekuasaan dan tanggung
jawab esbelumnya. Dengan kata lain demosi ialah penurunan
jabatan dari jabatan yang lebih tinggi ke jabatan yang lebih
rendah. Dasar demosi atas hasil penilaian kecakapan.
e. Separasi/pemisahan
Separasi ialah memisahkan karyawan dari
perusahaan, termasuk didalamnya: 1) pemberhentian/pemutusan
hubungan kerja (PHK). Pemberhentian dapat berasal dari pihak
karyawan dengan alasan tidak cukupnya motivasi serta fasilitas
yang diberikan kepadanya, dan juga berasal dari perusahaan
dengan alasan situasi perekonomian dimana perusahaan tidak
mampu lagi memberi gaji, karyawan sudah tidak lagi bermanfaat
lagi bagi perusahaan baik di tinjau dari sudut material maupun
dari sudut moral perusahaan, misalnya karyawan tidak cakap,
tidak jujur, sering absen/izin,mungkir, sering sakit-sakitan,
mengganggu ketentraman kerja, merugikan nama baik/
membocorkan rahasia perusahaan, 2) pemensiunan. Menurut
Undang-undang Pensiun Pegawai No. 20 Tahun 1952, yang
dapat dipensiunkan adalah antara lain yang :
1. sudah tua,
2. invalid,
3. Tidak dapat bekerja dalam jabatan apapun karena
sakit,
4. Diremajakan,
5. Diretuling (menata kembali karyawan).
6. Latihan dan Pengembangan
Page
78
Ada bermacam-macam pendekatan pelatihan yang digunakan
manajer, di antaranya :
a. Pendekatan metode pelatihan ditempat kerja (on the job training),
meliputi:
 Rotasi pekerjaan, dimana karyawan, selama jangka waktu
tertentu bekerja pada serangkaian pekerjaan dengan demikian
belajar berbagai macam keterampilan.
 Tugas belajar (intership), di mana pelatihan kerja di
kombinasikan dengan pengajaran dalam kelas.
 Magang (apprenticeship), di mamna pelatihan kerja di bawah
bimbingan rekan sekerja yang sangat trampil.
b. Pelatihan diluar tempat kera ( off the job training) terjadi diluar
temapt kerja yang actual tetapi berusaha meniru kondisi pekerjaan
yang sebenarnya.
Ada empat metode pengembangan di tempat kerja.
 Melatih (coaching) latihan bagi seorang bawahan oleh atasan
langsung, cara ini merupakan teknik pengembangan
manajemen yang paling efektif.
 Rotasi pekerjaan meliputi penggeseran manajer dari satu
jabatan ke jabatan lain, sehingga mereka dapat memperluas
pengalaman dan membiasakan diri mereka sendiri dengan
berbagai aspek dari operasi perusahaan.
 Latihan jabatan adalah metode mengembangkan manajer.
Petatar (trainee) mendapatkan posisi staf yang langsung
dibawah manajer.
 Kegiatan kerja yang terencana berupa memberikan petatar
tugas pentung sebagai alat untuk mengembangkan pengalaman
dan kemampuan mereka.
7. Penilaian prestasi
Penilaian kerja adalah salah satu tugas manajer yang paling penting,
namun juga merupakan hal yang diakui terus terang oleh kebanyakan
manajer sebagai sesuatu yang sukar mereka tangani secara memadai.
Penilaian Informal dan Formal

Page
79
Penilaian prestasi dapat diartikan proses kesinambungan dalam
memberikan kepada bawahan umpan baliktentang seberapa baik mereka
melakukan kerja mereka untuk organisasi.
Penilaian formal terjadi setiap setengah atau setahun sekali secara
formal. Penilaian ini mempunyai maksud :
 Memungkinkan bawahan mengetahui secara formal bagaimana
prestasi mereka dinilai.
 Mengetahu bawahan yang memerlukan latihan tambahan.
 Mengetahui bawahan yang berhak atas kenaikan nilai.
 Memegang peranan penting untuk mengidentifikasi bawahan yang
merupakan calin untuk promosi.

Page
80
BAB VI

KEPEMIMPINAN

6.1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tana menanyakan alasan-
alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif mebuat rencana-
rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, page 23).
Yang penting dari defenisi tersebut adalah :

a. kepemimpinan harus melibatkan orang lain , bawahan dan pengikut


dengan kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin
b. kepemimpinaan melibatkan distribusi yang tidak merata dari kekuasaan
di antara pemimpin dan anggota kelompok.
c. pemimpin juga mempunyai pengaruh terhadap bawahan

6.2. FUNGSI, PERAN, DAN TIPE KEPEMIMPINAN

6.2.1. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan


pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar
kelompok berjalan dengan efektif, sesorang harus melaksanakan dua fungsi
utama: (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan

Page
81
masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial. Fungsi
pertama menyangkut pemberiam saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok
berjalan lebih lancar – persetujuan dengan kelompok lain, penengahan
perbedaan pendapat dan sebagainya.

6.2.2. PERAN KEPEMIMPINAN

Adapun peran-peran kepemimpinan adalah sebagai berikut:


a. Servant (pelayan).
b. Guardin (penjaga) dalam arti komunitas.
c. Pathfinding (pencarian alur), pemimoin memiliki peran untuk
menciptakan alur organisasi dalam mewujudkan visi dan misi.
d. Aligning (penyelaras), pemimpin memastikan bahwa struktur , sistem
dan proses operasional memberikan dukungan pada pencapaian.
e. Empowering (pemberdaya), pemimpin berfungsi sebagai penggerak
semanagt anggota.

6.2.3. TIPE KEPEPIMPINAN

Tipe-tipe kepemimpinan adalah sebagai berikut :


a. Otoriter: pemimpin adalah seorang penguasa yang berhak melakukan
apa saja yang diinginkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b. Kendali bebas: sistem merupakan kebailkan dari sistem otoriter semua
oihak bebas berbuat sesuai kehendak untuk mencapai tujuan.
c. Demokratis: sistem bebas yang penuh pertimbangan , dimana hak
antara pemimpin dan anggota dihargai dan dibicarakan sesuai
kesepakatan bersama mewujudkan visi dan misi organisasi.

6.3. TEORI KEPEMIMPINAN

Teori kepemimpinan
 Teori sifat

Page
82
Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi yang melekat pada diri para
pemimpin yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Pada teori ini aspek
yang perlu diperhatikan antara lain :
- Intelegensia (IQ)
- Kepribadian yang mencakup kesiagaan, integritas pribadi dan percata diri.
- Karekteristik fisik meliputi usia, tinggi badan, berat badan, dan penampilan.
 Teori Kepribadian Perilaku
Menurut teori ini perilaku memiliki andil dalam menentukan keefektifan
kepemimpinan seseorang.
a. Hasil studi University of Michigan
Penelitian mereka menghasilkan teori tipe kepemimpinan berdasarkan
letak pusat yang mempengaruhi kepemimpinan.
 Pemimpin yang Job Centered : pemimpin yang menerapkan
pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugas melalui
prosedur yang ditetapkan. Tipe ini lebih mengandalkan paksaan,
imbalan dan hukuman untuk mempengaruhi sifat dan prestasi
organisasi.
 Pemimpin yang Employee Centered : pemimpin yang berpusat
pada bawahan, mendelegasikan keputusan pada bawahan dan
membantu bawahan dalam memuaskan kebutuhan organisasi.
b. Hasil Studi Ohio State University
Mereka menyimpulkan bahwa perilaku pemimpinan mempengaruhi
dalam pelaksanaan kepemimpinan. Mereka menyimpulkan dua pola pemimpin
dalam menjalankan organisasi.
 Membentuk struktur : melibatkan perilaku dimana pemimpin
mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan dalam kelompok,
cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, dan
menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang akan berorientasi pada tujuan
organisasi.
 Konsiderasi : melibatkan perilaku yang menunjukkan persahabatan, saling
percaya, interaksi, menghargai, kehangatan dan komunikasi kelompok.
 Kepemimpinan Situasional

Page
83
Pada teori ini dikemukakan bahwa pemimpin memahami perilaku, sifat bawahannya
dan situasi sebelum menggunakan gaya kepempinan tertentu.

6.4. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN

Prinsip sebagai paradigm terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi
pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau
organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi,
realisasi dan konsekuensi.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R.
Coney) sebagai berikut :
1. Seorang yang belajar seumur hidup.
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Mempunyai
pengalaman yang baik maupunyang buruk sebagai sumber belajar.
2. Beorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energy yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat, menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain.
Oleh karena itu seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energy yang positif,
seperti :
 Percaya pada orang lain.
 Keseimbangan dalam kehidupan.
 Melihat kehidupan sebagai tantangan
 Sinergi
 Latihan mengembangkan diri sendiri.

6.5. PENDEKATAN TERHADAP KEPEMIMPINAN

Page
84
1. Ditinjau dari sigi kondisi pemimpin, dalam hal ini dapat dilihat keadaan sebgai
berikut :
a. Kemampuan daya pikir
b. Keseimbangan emosi atau perasaan
c. Keuletan dan tanggung jawab
d. Kefasihan berbicra
2. Ditinjau dari segi pengikut
Lebih banyak dipengaruhi oleh factor-faktor psikis daripada faktor-faktor fisik. Saat
ini, pada umumnya orang-orang mau mengikuti pemimpin lebih banyak disebabkan
merasakan adanya perhatian adanya perhatian, kewibawaan, dan perlakuan yang baik
dari seorang pemimpin.
3. Ditinjau dari segi lingkungan
Dalam pendekatan ini tercakup adanya tiga aspek yakni :
a. Pemimpin dengan sifat-sifat psikisnya.
b. Pengikut dengan berbagai persoalannya, sikapnya, serta kebutuhan-
kebutuhannya, dan
c. Situasi kelompok yang pemimpin dan pengikut berkembang.

Diantara sifat-sifat pemimpin yang diperlukan, sikap dan watak dari pengikut, serta
situasi dan kondisi yang ada, harus terdapat kecocokan. Tanpa adanya kecocokan
dari ketiga factor tersebut, akan sulit menciptakan keharmonisan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

6.6. SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK

1. Sehat, baik jasmani maupun rohaninya.


2. Berpendidikandan mempunyai pengalaman yang cukup luas,serta setia, jujur, dan
adil.
3. Memiliki kekuatan (power)
4. Sederhana, cakap berkomunikasi, dan sebagain

Metode pengelolaan konflik

Page
85
(a). stimulasi konflik dalam satuan satuan kerja

1. memasukan orang luar ke dalam organisasi

2. perlakuan berbeda dari biasanya

3. mendorong terjadinya persainagan

4. menyusun kembali organisasi

5. pemilihan menejer yang tepat

(b). Pengurangan atau penekanan konflik jika terlalu tinggih atau menurunkan
produroduktivias .

Ada dua metode yaitu : pendekatan efektif yang pertama dengan menganti tujuan
yang menimbulkan persainagn dengan tujuan dapat di terima oleh kelompok yang
ada. Mengalihkan perhatian mereka untuk menghadapi ancaman atau musuh
organisasi mereka.

(c). Penyelesaian konflik dengan metode penyelesaian konflik

Dominasi dan penekanan di lakukan oleh beberapa cara :

a. kekerasan (forcing) selesaikan dengan menggunakan wewenang

b. penenangan (smocthing) memeperkecil masalah dengan dasar masuk akal

c. aturan mayoritas (majority rule) mengadakan pemungutan suara

kompromi di lakukan dengan cara :

(a). Pemisahan

(b). Arbitrasi

(c ). Penyelesaian melalui kesempatan

(d). kembali kepada peraturan yang berlaku

(e). Penyuapan

Rangkaian perilaku kepemimpinan tannenbaum dan schmidt

Page
86
Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt mengemukakan bahwa para manajer
harus mempertimbangkan tiga (3) kelompok kekuatan sebelum memilih gaay
kepemimpinan itu yaitu :

(1). kekuatan-kekuatan manejer terdiri dari :

» pengetahuan

» nilai-nilai yang di yakini

» pengalaman yang di punya

» latar belakang manejer

(2). Kekuatan-kekuatan yang di punya bawahan, terdiri dari

» keinginan mandiri dan kesbebasan untuk bertindak

» keinginan untuk mempunyai tanggung jawab dan pengambilan keputusan

» mengidentifikasikan dengan tujuan-tujuan organisasi

» kemauan dan pegalaman menyelesaikan masalah

» pengalaman dalam berpartisipasi terhadap manejermen

(3). Kekuatan-kekuatan dari situasi

» tipe organisasi

» spesifikasi kelompok kerja

» sifat dari tugas-tugas kelompok kerja tersebut

» desakan waktu

Page
87
BAB VII

KOORDINASI

7.1. PENGERTIAN FUNGSI KOORDINASI

Koordinasi adalah penyatuan, integrasi, sinkronasasi upaya anggota kelompok


sehingga memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama. Menurut
Mooney dan Reelay, “koordinasi adalah susunan teratur dari upaya kelompok untuk
memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama. Manajemen berupaya
untuk mencapai koordinasi melalui fungsi dasar perencanaan, pengorganisasian, staffing,
memimpin dan mengendalikan. Itulah sebabnya, koordinasi bukan merupakan fungsi
yang terpisah dari manajemen karena mencapai keselarasan antara usaha-usaha individu
terhadap pencapaian tujuan kelompok merupakan kunci keberhasilan manajemen.
Koordinasi adalah inti dari manajemen dan implicit dan melekat pada semua fungsi
manajemen.
Menurut beberapa ahli koordinasi adalah :
1. Charles Worth
Koordinasi adalah integrasi dari beberapa bagian ke dalam lubang teratur
untuk mencapai tujuan.
2. Oteng Sutisna
Merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-
orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang ditetapkan.
3. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Page
88
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
unsure-unsur manajemen (6 M) dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam
mencapai tujuan organisasi.

7.2. SYARAT DAN CIRI KOORDINASI


7.2.1. SYARAT KOORDINASI

Adapun syarat-syarat khusus umum yang ada dalam koordinasi adalah sebagai berikut :
a. Sense of cooperation ( perusahaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
b. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
c. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai.
d. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang ikut disertakan atau dihargai, umumnya
akan menambah kegiatan yang bersemangat.

7.2.1. CIRI-CIRI KOORDINASI

Adapun cirri-ciri koordinasi antara lain :


1. Bahwa tanggngjawab koordinasi adalah terletak pada pemimpin.. oleh karena itu,
koordinasi adalah tugas kepemimpinan.
2. Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan
yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat
tercapai baik.
3. Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep
yang ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah
individu yang berkerjasama, di mana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha
kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan
kegiatan organisasi.

Page
89
4. Konsep kesatuan tindakan.hal ini adalah inti dari koordinasi. Kesatuan usaha, berarti
bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga
terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.
5. Tujuan koordinasi adalah tujuan ersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
kelompok di mana mereka bekerja.

7.3. FUNGSI KOORDINASI DAN FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA

1. Perencanaan dan koordinasi (planning dan coordination)


Perencanaan akan mempengaruhi koordinasi, artinya semakin baik dan terincinya,
maka akan semkain mudah untuk melakukan koordinasi tersebut.
2. Pengorganisasian dan kooedinasi (organizing and coordination)
Pengorganisasian berhubungan dengan koordinasi, artinya jika koordinasi baik , maka
pelaksanaan koordinasi akan lebih mudah.
3. Pengarahan dan koordinasi (directing and coordination)
Pengarahan mempengaruhi koordinasi artinya, dengan menggunakan bermacam-
macam variasi dalam intensitas directing force akan membantu menciptakan
koordinasi.
4. Pengisian jabatan dan koordinasi (staffing and coordination)
Penempatan karyawan membantu kordinasi, artinya jika setiap pejabat sudah
ditempatkan sesuai dengan keahliannya maka koordinasi akan lebih mudah.
5. Pengendalian dan koordinasi (controlling and coordination)
Pengendalian berhubungan langsung dengan koordinasi. Penilaian yang terus menerus
atas kemajuan pekerjaan akan membantu menyelaraskan usaha-usaha, sehingga
tujuan yang ditentukan semula dihasilkan, diperoleh dan tercapai dengan baik.
Dengan demikian, maka tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi, karena control
membantu dalam mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.

7.4. PENTINGNYA KOORDINASI DALAM SUATU ORGANISASI

Page
90
Koordinasi mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi, tidak
dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga
menyumbang penyampaian tujuan. Cara-cara mengadakan koordinasi antara lain :
1. Memberikan keterangan langsung dan secara sahabat.
2. Mengusahkan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh
anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya
sendiri-sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama.
3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran-saran
dan lain sebagainya.
4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan
penciptaan sasaran.
5. Membina human relations yang baik antara sesama karyawan.
6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan.

Koordinasi itu sangat penting dalam suatu organisasi, adapun faktor-faktor yang
membuat koordinasi itu menjadi penting adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan dan kekembaran atau


kekosongan pekerja.
2. Agar orang-orang dan pekerjaanya diselarasikan serta diarahkan untuk pencapian
tujuan.
3. Agar saran dan prasarana dimafaatkan untuk mencapai tujuan.
4. Supaya semua unsurmanajemen (6 M) dan pekerjaan masing-masing individu
karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi.
5. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasikan kepada sasaran yang
diinginkan.

7.5. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK PENCAPAIAN KOORDINASI


YANG EFEKTIF

Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu sebagai berikut :
1. Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar
Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-
komponen vital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

Page
91
a. Hirarki manajerial. Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal,
hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan
integritas bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang
tepat.
b. Aturan dan prosedur. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah kkeputusan-
keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin,
sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
c. Rencana dan penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat
digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi
terhadap sasaran-asarfan yang sama.

7.6. CARA MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL

Ada beberapa peningkatan koordinasi dan penjelasanya :


» sistem informasi vertikal
» hubungan hubungan lateral
» peranan penghubung
» panitia dan satuan tugas
» integrasian peranan-peranan
» peranan penghubung manajerial
» peranan penghubung manajerial
» organisasi matriks

Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme-


mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua cara,
vertical dan meyamping (horizontal) :

1. Sistem informasi vertikal. Sistem informasi vertikal adalah peralatan melalui mana
data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi, komunikasi dapat terjadi di
dalam atau di luar rantai perintah.
2. Hubungan-hubungan latera (horizontal). Melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan

Page
92
dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi dibutuhkan ada. Ada beberapa hubungan
lateral, yang dapat diperinci sebagai berikut :
a. Kontak langsung, antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektivitas
dan efesiensi kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sehingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitia dan satuan tugas, panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan
pertemuan yang dijadwalkan teratur.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh manajer produk atau
proyek perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang baik bagi penanganan dan
penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.

7.7. MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF

Ada 4 tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja dalam individu dan departemen,
yaitu :
1. Perbedaan dala orientasi terhadap tujuan tertentu.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu.
3. Perbedaan dalam orientasi antarpribadi.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur

Page
93
BAB VIII

CONTROLLING

8.1. DEFINISI FUNGSI CONTROLLING

Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan


standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur
deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua
sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan


tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. The process of ensuring yhat actual conform the planned
activities.

1. Robbin (dalam Suganda, 1999:50) menyatakan pengawasan itu merupakan


suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan
seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
2. Kertonogoro (1998:163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melalui
manajer berusaha memperoleh keyakinan bahwa kegiatan yang dilakukan
dengan perencanaanya.

Page
94
3. Terry (dalam Sujamto, 1986: 17) menyatakan pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan
mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.

Kesimpulannya, pengawasan merupakan suatu usaha sistemtik untuk


menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem infrmasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan.

8.2. PRINSIP-PRINSIP FUNGSI CONTROLLING

1. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang
harus diselesaikan oleh staf.
2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat
penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan
terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward
kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.

8.3. PRINSIP POKOK CONTROLLING

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-


pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip
pokok, yaitu :
1. Adanya rencana;
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Pengawasan dan pengendalian sebagai fubgsi manajemen bila dikerjakan


dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok
konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Proses pengendalian
Page
95
mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan penampilan kerja. Tujuan
penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe
standar :

 Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas,


kualitas, biaya atau waktu.
 Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam
tugas penampilan.

8.4. PRASYARAT CONTROLLING

1. Pengawasan Membutuhkan Perencanaan


Pengawasan harus didasarkan ada kepada perencanaan dan bahwa perencanaan
yang lebih jelas, lebih lengkap, dan lebih terpaduakan meningkatkan efektivitas
pengawasan.
2. Pengawasan Membutuhkan
Pengawasan aktivitas dilaksanakan melalui orang-orang, akan tetapi tidak dapa
diketahui siapakah yang harus bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangandan
tindakan koreksi yang perlu diambil, kecuali apabila tanggung jawab dalam organisasi
dinyatakan dengan jelas dan terinci. Oleh karena itu prasyarat yang penting dalam
efektivitas pengawasan ialah struktur organisasi yang jelas lengkap dan menyatu.

8.5. LANGKAH-LANGKAH PROSES CONTROLLING

1. Menetapkan Standar
Menurut definisinya, standar adalah kriteria yang sederhanauntuk prestasi kerja,
yakni titik-titik yang terpilih di dalam seluruh program perencaan untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan
yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasai setiap langkah untuk
proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Mengukur Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja terhadap standar secara ideal hendaknya dilakukan atas
dasar pendangan ke depan, sehingga penyimpangan-penyimpangan tang mungkin

Page
96
terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu. Jika tidak memiliki kemampuan
seperti itu, penyimpangan-penyimpangan harus dapat diketahui sedini mungkin.
3. Membetulkan Penyimpangan
Jika standar ditetapkan untuk mencerminkan struktur organisasi dan apbila
prestasi kerja diukur dalam standar ini, mka pembetulan terhadap penyimpangan yang
negativf dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahu dengan tepat, terhadap
bagian manakah dri pelaksanaan tugas oleh individu dan kelompok kerja, tindakan
koreksi itu harus dikenakan.

8.6. JENIS-JENIS CONTROLLING

Ada 4 macam dasar penggolongan jenis pengawasan, yakni :


a. Waktu pengawasan
Berdasarkan bila pengawasan dilakukan, maka macam-macam pengawasan itu
dibedakan atas : (a) pengawasan preventif, dimaksudkan pengawasan yang dilakukan
sebelum terjadinya penyelewengan , kesalahan atau deviation, (b) pengawasan
repressif, dimaksudkan pengawasan setelah rencana sudah dijalankan, dengan kata
lain diukur hasil-hasil yang dicapai denga alat pengukur standar yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
b. Objek Pengawasan
Berdasarkan objek pengawasan, pengawasan dapat dibedakan atas pengawasan di
bidang-bidang sebagai berikut: (1) produksi, pengawasn itu ditujukan terhadap
kuantitas hasil produksi ataupun terhadap kualitas ataupun terhadap likuiditas
perusahaan, (2) keuangan, (3) waktu, pengawasan di bidang waktu bermaksud untuk
menentukan apakah dalam menghasilkan sesuatu hasil produksi sesuai dengan waktu
yang direncanakan atau tidak , (4) manusia dengan kegiatan-kegiatannya, bertujuan
untuk mengetahu apakah kegiatan-kegiatan yang dijalankan sesuai dengan instruksi,
rencana tata kerja atau manuals.
c. Subjek Pengawasan
Bilamana pengawasan itu dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang
mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dapat dibedakan atas (1) pengawasan
intern, dimaksudkan pengawasan oleh atasan dari petugas bersangkutan pengawasn
ini juga disebut pengawasan vertical atau formal, (2) pengawasan ekstern

Page
97
dimaksudkan suatu pengawasan bilamana orang-orang yang melakukan pengawasan
itu adalah orang-orang diluar organisasi bersangkutan.
d. Cara Mengumpulkan Fakta-fakta Guna Pengawasan
Berdasarkan cara bagaimana mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan, maka
pengawasan itu dapat digolongkan atas :
1) Personal observation (personal inspection)
2) Oral report (laporan lisan)
3) Written report (laporan tertulis), dan
4) Control by excepti

Page
98
BAB IX

MOTIVASI

9.1. PENGERTIAN MOTIVASI

Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu
unsur yang dapat menjelaskan perilaku sesorang. Motivasi berasal dari kata movere
dalam bahasa Latin yang berarti “bergerak atau menggerakkan”. Motivasi atau motif
berarti dorongan atau alasan. Motivasi adalah kekuatan psikologis/jiwa yang
menentukan arah perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat usaha seseorang, dan
tingkat ketekunan seseorang dalam menghadapi hambatan.
Dari pengertian motivasi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi memiliki
tiga komponen utama, yaitu a) kebutuhan, kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara yang dimiliki dari yang diharapkan, b) dorongan, dorongan
merupakan kegiatan mental untuk melakukan sesuatu, c) tujuan, tujuan adalah hal
yang ingin di capai oleh individu.Pengaruh motivasi terhadap seseorang tergantung
seberapa besar motivasi itu mampu membangkitkan motivasi seseorang untuk
berperilaku.
Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik
(Suryabrata, 1994:72), a) motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berfungsi karena
adanya rangsangan dari luar; dan b) motivasi intrisik, yaiu motivasi yang berfungsi
meskipun tidak mendapat rangsangan dari luar.

9.2 SUMBER MOTIVASI

Page
99
Motivasi dapat bersumber dari dalam atau luar diri (intrinsic danextrinsic
motivation). Motivasi intrisik adalah perilaku yang dilakukan untu kepentingan
/tujuannya sendiri. Sumber motivasi sesungguhnya dari melakukan perilaku dan
motivasi datang dari melakukan pekerjaan itu sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah
perilaku yang dilakukan untuk mendapatkan material atau social rewards atau untuk
menghindari hukuman

9.2. PENDEKATAN MOTIVASI

Menurut Lau dan Shani (1992) dalam Zuhdi (2006), terdapat dua pendekatan
umum dalam mempelajari motivasi, yaitu teori isi dan teori proses.
a. Teori isi adalah teori yang menjelaskan mengenai profil kebutuhan yang
dimiliki seseorang. Teori ini berusaha mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatkan motivasi kerja.
b. Teori proses menjelaskan proses munculnya hasrat seseorang untuk
menampilkan tingkah laku tertentu. Teori ini berkaitan dengan identifikasi
variabel dalam motivasi dan berkaitan variabel-variabel tersebut.

9.3. TEORI-TEORI MOTIVASI

Dalam konteks studi psikologis, AbinSyamsuddin Makmum (2003)


mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indicator, diantaranya :
a. Durasi kegiatan
b. Frekuensi kegiatan.
c. Persistensi pada kegiatan.
d. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan.
e. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
f. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
g. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan.
h. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Page
100
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori
tentang motivasi, antara lain :
1. Teori-teori kebutuhan (Need Theories)
Teori kebutuhan adalah pelengkap dari teori harapan dengan menyelidiki
dalamnya outcome memotivasi pekerja untuk meningkat sampai level yang tinggi.
Teori kebutuhan menganjurkan untuk memotivasi seseorang agar memberikan input
yang bernilai bagi pekerjaan dan kerja dengan level tinggi, manajer harus menetapkan
kebutuhan seseorang yang sedang mencoba memuaskannya dalam pekerjaan dan
menjamin bahwa seseorang menerima outcome yang membantu untuk memuaskan
kebutuhan ketika seseorang bekerja dengan level tinggi dan membantu organisasi
untuk mencapai tujuannya. Beberapa teori kebutuhan, antara lain Abraham Maslow’s
hierarchy of need, Cliton Aldefer’s ERG theory, Frederick herzberg’s motivator
hygiene theory, dan David McClelland’s needa for achievement, affiliation and
power.
b. Lima Tingkatan Kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow bahwa orang termotivasi untuk
melakukan sesuatu karena didasari adanya kebutuhan dalam dirinya, yang terbagi
menjadi lima kebuttuhan. Maslow mengusulkan bahwa level terendah dari
kebutuhan yang tak terpenuhi adalah motivasi yang paling utama dan hanya satu
tingkat kebutuhan motivasi dalam sbatu waktu.
1. Physiological needs adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
manusia untu bertahan hidup atau juga disebut kebutuhan dasar atau pokok.
2. Safety needs adalah kebutuhan akan rasa aman yang meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, kestabilan atau kepastian bekerja,
dan lingkungan yang aman serta jamunan hari tua (economic security)
3. Belongingness needs atau social needs adalah kebutuhan sosial yang berupa
kebutuhan-kebutuhan seseorang untuk diterima dalam kelompok tertentu yang
menyenangkan bagi dirinya, kebutuhan akan interaksi sosial, persahabatan,
kasih saying, dan cinta dalam lingkungan kerja.
4. Self-esteem needs adalah kebutuhan untuk merasa baik tentang diri sendiri dan
kemampuannya, dihormati oleh orang lian, serta menerima pengakuan dan
penghargaan.

Page
101
5. Self-actualization needs adalah kebutuhan aktualisasi diri berupa kebutuhan
yang muncul dari seseorang dalam proses pengembangan potensi dan
kemampuannya untuk menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.
2. Teori ERG Alderfer
Sejalan dengan dua teori kebutuhan terdahulu, Alferder mengelompokkan
kebutuhan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) kebutuhan keberadaan yang berkaitan
dengan kebutuhan untuk bisa tetap bertahan hidup; (2) kebutuhan berhubungan
yang merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan dalam berinteraksi
dalam lingkungan hidup dan juga lingkungan kerja; dan (3) kebutuhan
berkembang yang merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan
intrisik dari seseorang untuk mengembangkan dirinya.
Aldefer mengusulkan bahwa kebutuhan lebih dari satu level dapat memotivasi
dalam waktu yang sama secara terperinci seperti berikut :
1. Kebutuhan existence adalah kebutuhan manusia untuk diakui eksistensinya atau
disebut juga kebutuhan dasar atau pokok.
2. Kebutuhan relatedness adalah kebutuhan untuk memiliki hubungan antarpribadi
yang baik, berbagi pikiran dan perasaan, dan memiliki komunikasi terbuka dan
timbak balik.
3. Kebutuhan growth adalah kebutuhan untuk pengakuan dan pengembangan diri
dalam pekerjaan yang kreatif dan produktif.
3. Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Teori ini membedakan antara motivator needs (berhubungan dengan sifat dasar
pekerjaan itu sendiri) dan hygiene needs (berhubungan dengan keadaan jasmani dan
jiwa di mana pekerjaan dilaksanakan).
Menurut teori ini, factor-faktor yang mendorong aspek motivasi adalah
keberhasilan, pengakuan sifat pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang,
serta kesempatan untuk meraih kemajuan dan pertumbuhan.
Kebutuhan motivator berhubungan sifat pekerjaan itu sendiri, dan bagaimana
menantangnya pekerjaan itu. Kebutuhan hygiene berhubungan dengan keadaan fisik
dan psikologis/jiwa yang melaksanakan pekerjaa.
4. Teori Kebutuhan McClelland
Penelitian McClelland memberikan tiga kebutuhan yang dapat dipuaskan di
pekerjaan, yaitu :

Page
102
1. Need for achievement adalah tingkat ketika seseorang memiliki keinginankuat
untuk menyelesaikan tugas yang menantang dengan baik dan menemukan ukuran
pribadi untuk keunggulan.
2. Need for affiliation adalah tingkat ketika individu membina dan memelihara
hubungan antarpribadi yang baik, menjadi disukai, dan memiliki teman serta
bergaul baik denga mereka.
3. Need for power adalah tingkat ketiak individu ingin mengendalikan dan
memengaruhi lainnya.
2. Teori yang menekankan Proses
a. Teori harapan (Expectancy Theory)
Teori harapan ini mengatakan bahwa motivasi akan tinggi apabila pekerrja
percaya tingkat yang tinggi dari usaha akan mengarahkan kepada performa
(kemampuan kerja) yang tinggi dan performa yang tinggi akan mengarahkan
kepada perolehan outcome yang diinginkan pekerja.
b. Teori Equity
Teori Equity adalah teori motivasi yang memusatkan pada persepsi keadilan
seseorang atas outcome pekerjaan mereka dibandingkan dengan input kerja
mereka.
a. Equity (adil) adalah keadilan, tidak berat sebelah, dan kejujuran dalam
pemberian hak kepada seluruh anggota organisasi.
b. Inequity adalah kurang adi.
c. Underpayment inequity adalah ketidakadilan yang ada ketika seseorang
merasakan bahwa perbandingan outcome-input miliknya lebih kecil dari
perbandingan acuan.
d. Overpayment inequity adalah ketidakadilan yang ada ketika seseorang
merasakan bahwa perbandingan outcome-input lebih besar dari perbandingan
acuan.

9.4. UPAH DAN MOTIVASI

Page
103
Upah digunakan untuk memotivasi tinfkat pekerja, garis depan, dan manajer
menengah, dan bahkan top manajer seperti CEO. Upah dapat digunakan untuk
mendorong orang melakukan perilaku yang membantu organisasi mencapai
tujuannya, dan juga dapat digunakan mendorong orang untuk bergabung dan tinggal
di suatu organisasi. Teori-teori ini menyarankan untuk meningkatkan motivasi ke
level yang tinggi.
1. Menggunakan kenaikan Gaji atau Bonus
a. Dasar Penetapan Upah
1. Kinerja pribadi jika performa pribadi dapat dengan akurat ditetapkan.
2. Kinerja kelompok jika ketika anggota organisasi bekerja sama dengan sangat
dekat dan performa pribadi tidak dapat secara tepat ditetapkan.
3. Kinerja organisasi jika pencapaian tujuan organisasi tergantung pada anggota
yang bekerja lekat bersama-sama dan bekerja sama antara satu dengan yang lain.
b. Kenaikan gaji atau Bonus
Bonus cenderung lebih berdampak secara motivasi dibanding kenaikan gaji karena
tiga alasan, yaitu :
1. Ciri khas gaji didasarkan bukan hanya pada performa saja, melainkan factor
lainnya.
2. Kenaikan gaji yang sekarang mungkin dipengaruhi oleh factor lainnya selain
performa.
3. Karena organisasi jarang mengurangi gaji, tingkat gaji cenderung berubah lebih
kecil daripada perubahan pada tingkat performa.

Page
104
DAFTAR PUSTAKA

Suprihanto, Jhon. 2014. Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University


Press.

Manullang, M. 2015. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada


University Press.

Siagian, H. 1986. Manajemen Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit Alumni.

SJ, Kadarman. A. M. 1991. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Penerbit PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Stoner A.F. James. 1990. Manajemen. Edisi 2 (Revisi) Jilid 2. Diterjemahkan oleh:
Sirait Alofns. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudarsono, J. 1996. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Suherman, Eman. 2011. Praktik BisnisBerbasis Enterprenurship. Bandung: Alfabeta.

Page
105
Page
106

Anda mungkin juga menyukai