Anda di halaman 1dari 4

Nama: Elisabeth wola

Nim: 33117069

Kelas : B Akuntansi

Rangkuman konsep dan teknik analisis yang sering di gunakan atau dilakukan terhadap
kewajiban dan ekuitas dana di pemerintah daerah

Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan dewan


perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas luasnya dalam system dan prinsip Negara kesatuan republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.Pemerintah daerah di Indonesia terdiri dari pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan Daerah di Indonesia terdiri atas kepala daerah yang terdiri atas kepala
Daerah dan Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)dibantu oleh perangkat Daerah
.Otonomi daerah merupakan pembagian kekuasaan yang diberikan oleh pemerintah pusat
agar pemerintah pusat agar pemerintah setiap daerah dapat dikontrol dengan mudah oleh
pemerintah pusat,daerah memilik hak,kewajiban dan wewenang untuk mengatur dan
mengurus daerahnya. Kekuasaan ini diberikan oleh pemerintah pusat, daerah memiliki hak
,kewajiban dan wewenang untuk mengatur mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri sesuai kebutuhan daerah yang berdasarkan pada perundang undangan
yang berlaku,urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak
dan kewajiban setiap tingkatan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi
tersebut dalam rangka melindungi ,melayani,memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat.pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar
daerah akan memperoleh sumber pendapatan ,tetapi hal tersebut harus diimbanggi dengan
sejauh mana daerah mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil
rasional,transparan, partisipatif dan bertanggungjawab. Pemasalahan di atas merupakan hal
yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis
penerapan system akuntansi pemerintahan .Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis
apakah penerapan system akuntansi pemerintahan harus digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan system akuntansi pemerintah dan menyusun laporan keuangan pemerintah,baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. pengertian system akuntansi printah
berdasarkan PMK PP 71 tahun 2010 pasal 1 adalah rangkaian sistematik dari prosedur ,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan di lingkungan organisasi pemerintah.Penelitian ini
dilakukan pada dinas pendapatan daerah dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulann
april. akuntansi adalah system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan .keuangan yang
berkaitan dengan pengelolaan keungan Negara baik tingkat pusat mampu tingkat daerrah.

Analisis ekuitas dana pemerintahan

Ekuitas pemerintahan disebut ekutas dana ekuitas dana pemerintah berbeda dengan ekitas sector
komersial. Ekuitas di sector komersial mencerminkan sumber dari sumber daya yang dimiliki
oleh perushaan, sedangkan ekuitas dana pemerintah merupakan selisih aset dengan kewajiban,
sehingga persamaan akuntansinya menjadi: asset-kewajiban= ekuitas dana.

Ekuitas dana adalah kekayaan bersih oemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban.

Ekuitas dana dalam laporan neraca pemerintah kota bitung/31 desember 2013 terdiri dari:

1. Ekuitas dana lancer adalah selisih antara asset lancar dan kewajiban jangka pendek.
Ekuitas dana lancar SILPA diakui pada akhir periode akuntansi melalui jurnal penutup
pada saat ditetapkan yang akan di transfer akumulasi SILPA dan yang digunakan sebagai
pengeluaran pembiayaan. Sedangkan ekuitas dana lancar yang berasal dari asset lancar
dan kewajiban jangka pendek. Diakui slama periode akuntansi bersamaan dengan
pengakuan asset lancar dan pengukuran jangka pendek pengukuran ekuitas dana lancar
mengikuti pengukuran dilakukan asset lancar terhadap asset lancar dan kewajiban jangka
pendek ekuitas dana lancar dinilai dengan dasar yang sama dengan penelitian asset lancar
dan kewajiban jangka pende. Ekuitan dana lancar disajikan dalam laporan neraca dengan
urutan pertama.
2. Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam ivestasi
jangka panjang, asset tetap, dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang
ekuitas dana investasi diakui selama periode akuntansi bersamaan dengan pengakuan
investasi jangka panjang, asset tetap, asset lainnya dan kewajiban jangka panjang lainnya.
Pengukuran ekuitas dana investasi jangka panjang yang dilakukan terhadap investasi
jangka panjang asset tetap, dan asset lainya jan kewajiban jangka panjang.ekuitas dana
investasi dinilai dengan dasar yang sama dengan penilain investasi jangka panjang, asset
tetap, dan asset kedua. Ekuitas dana investasi pemerintah kota bitung dalam bentuk
diinvestasikan dalam investasi jangka panjang, diinvestasikan dalam aset tetap,
diinvestasikan dalam asset lainya (tidak termasuk dana cadangan) dan dana yang harus
dia sediakan untuk pembayaran utang jangka panjang.
3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan dengan perundang undangan. Ekuitas dana
cadangan diakui selama periode akuntansi bersamaan dengan pengakuan pembentukan
dana cadangan pengukuran ekuitas dana cadangan mengikuti pengukuran yang dilakukan
terhadap dana cadangan ekuitas dana cadangan disajikan dalam laporan dengan urutan
ketiga ekuitas dana cadangan pemerintah kota bitung/ 31 desember 2013 tidak tersedia.
Kendala penerapan akuntansi ekuitas dana
Kendala dalam penerapan akuntansi ekuitas dana dipemkot bitung sebagai berikut:
1. Kualitas SDM pengelolah disetiap SKPD
2. Kesiapan perangkat pendukung dalam hal ini SIMDA telah teruji dan baik untuk
SAB non akrual.
3. Masih kurangnya sosialisasi bimtek dan pelatihan personil akuntansi di SKPD
4. Merubah mindset pejabat penata usaha keuangan di SKPD yang masih sangat
bergantung pada BPKBMD

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai ekuitas dana pemkod bitung yaitu SILPA, ada pembelian
atau perolehan asset tetap dan asset lainya, penyediaan dana untuk pembayaran untang jangaka
pendek dan jangka panjang bertambah. Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penurunan
nilai ekuitas dana pemkot bitung yaitu penghapusan piutang, penghapusan asset tetap lainya,
penurunan investasi jangka panjang dan penurunan nilai persediaan.

Pemkot bitung khususnya wali kota bitung telah mengeluarka keputusan, yaitu keputusan wali
kota bitung nomor 188.45/HKM/SK/152/2014 tentang penetapan tahapan penerapan SAP
berbasis akrual pada kota bitung antara lain telah menyusun peraturan wali kota tentang
kebijakan akuntansi akrual, mengalokasikan tambahan anggaran untuk pelatiham akrual bagi
pengelola keuangan SKPD, menyiapkan SDM yang kompeten melalui pelatihan dan sosialisasi,
perbaikan pengelolahan barang milik daerah melalui inventarisasi, penataushaan dan pengaman,
penatapan umur teknis dan menghitung penyusutan asset tetap serta penggunaan aplikasi
SIMDA keuangan yang sudah mengakomudir system akuntasi pemerintah berbasis akrual,
diharapakan dapat menunjang kesiapan pemerintah kota bitung untuk lebih mapan dan mantap
dalam menerapkan SAP berbasis akrual dalam menyajikan laporan keuangan. Penelitian yang
dilakukan oleh santi (2015) pemkot bitung sudah tiga kali berturut turut mendapatkan opini
(wajar tanpa pengecualian) dari BPK. Dilihat dari sisi pembuatan laporan keuangan berdasarkan
SAP kota bitung sudah merupakan panutan untuk daerah lain di provinsi Sulawesi utara.

Kesimpulan penelitian ini:

Pemkot bitung sebagai salah satu entitas pelaporan dalam menyajikan laporan keuangannya
masih berdasarkan pp nomor 24 tahun 2005 CTA atau berbasis kas menuju akrual. Penyususan
dan laporan ekuitas dana pemkot bitung sudah sesuai dengan pp 71 tahun 2010 yaitu akuntansi
basis akrual.

Anda mungkin juga menyukai