Anda di halaman 1dari 10

39

BAB IV

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahasa tentang faktor-faktor

yang menghambat dan mendukung proses keperawatan yang dilakukan.

Pembahasan ini meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencenaan,

implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya

kegiatan asuhan keperawatan. Pengkajian dilakukan pada hari Selasa

tanggal 5 agustus 2014 pukul 16.30 WIB dengan tehknik anamnesa

dan pemeriksaan fisik. Pengkajian yang dilakukan di keluarga Tn.A

pada An.A umur 15 tahun, jenis kelamain laki-laki, tingkat pendidikan

SMP, di Kelurahan Wonolopo RT.03/RW.04 Kecamatan Mijen

Semarang. Klien mempunyai masalah kesehatan (merokok) kurang

lebih 1 tahun yang lalu, mengatakan kurang tahu tentang bahaya

merokok, karena disekolah klien belum ada penjelasan atau pelajaran

yang menjurus tentang rokok, klien juga meniru perilaku merokok dari

ayah klien, sehingga klien merokok. Berdasarkan data yang diperoleh

dapat disimpulkan melalui teori dan praktek, sehingga penulis

mengambil diagnosa “Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

39
40

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi

kesehatan”. Banyak teori telah dikemukakan tentang perilaku

merokok, tetapi tidak ada satupun teori yang dianggap mutlak benar.

Penelitian yang terakhir menggunakan penelitian pre-

experimental design dengan menggunakan bentuk rancangan one

group pretest-postest. Pretest-postest penelitian dilakukan dengan cara

memerikan penilaian awal (pretest) terlebih dahulu sebelum diberikan

perlakuan (Intervensi), kemudian diberikan intervensi dengan cara

melakukan pendidikan kesehatan setelah itu dilakukan posttest.

Dengan demikian proses asuhan keperawatan dapat

dilakukan sebagaimana dengan memberikan kuisoner sebelum diberi

pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok, kemudian memberikan

pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok dan memberikan lagi

kuisoner setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya

merokok. Dalam memberikan asuhan keperawatan penulis

menerapkan anamnesa dan pemeriksaan fisik dijalankan sesuai teori

yang sudah diberikan dan dalam memberikan asuhan keperawatan

penulis selalu menerapkan komunikasi terapeutik dan tanya jawab,

sehingga klien kooperatif dan dapat melakukan tindakan mandiri

dalam sehari-hari.

2. Diagnosa Keperawatan

Data yang didapat saat pengajian menunjukan klien


41

mengalami masalah kesehatan (merokok), klien juga kurang

mengetahui tentang bahaya merokok, klien juga beralasan merokok

karena ayah klien juga perokok. Maka pada pembahasan ini ditegakan

diagnosa keperawatan yaitu “Ketidak Efektifan Pemeliharaan

Kesehatan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan dan

Informasi Kesehatan”.(Taylor, Cynthia M, 2010)

3. Perencanaan

Dari hasil pengkajian didapatkan klien mempuyai masalah

kesehatan (merokok), klien juga mengatakan kurang mengetahui

tentang bahaya merokok yang dilakukan, klien juga mengatakan kalau

perilaku merokok dikarenakan ayahnya yang juga perokok. Maka dari

data tersebut penulis merencanakan tindakan keperawatan yaitu

membantu klien mengenal masalah kesehatannya, merawat anggota

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan (merokok) seperti

ayahnya, penulis juga merencanakan untuk memodifikasi lingkungan

agar lingkungan menjadi bebas dari putung rokok, kemudian

memberikan pendidikan kesehatan dan memberikan kuisoner untuk

mengetahui tingkat pengetahuan terhadap bahaya merokok. Tetapi

penulis mengalami kesulitan saat mengkaji kepala keluarga yang

dikeluarga adalah ayah klien karena ketika penulis mengkaji klien

namun ayahnya tidak ada dirumah. Maka penulis melakukan

keperawatan di keluarga Tn.A selama 5x pertemuan tanpa dampingan


42

ayah klien dengan maksimal. Diharapkan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan dan pemberian kuisoner selama 5x pertemuan klien

didapatkan dengan kriteria hasil : Klien dapat mengenal masalah,

keluarga mamapu mengambil keputusan untuk mencoba berhenti

merokok, klien dapat merawat anggota keluarga yang megalami

masalah kesehatan, keluarga dapat memodifikasi lingkungan, keluarga

mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan disekitar rumah dan klien

dapat menjawab semua soal dengan benar.

4. Implementasi

Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan mengacu

pada tindakan keperawatan yang telah disusun. Adapun asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan yaitu pemberian pretest dan

postest untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang bahaya

merokok, memberikan pendidikan kesehatan pada klien yang

mencakup definisi dari rokok, menjelaskan tentang kandungan dalam

rokok dan bahaya rokok bagi remaja yaitu bau nafas seperi asbak, mata

layu, gusi hitam, gigi menguning, sulit untuk bergaul dengan remaja

yang tidak merokok, dan sebagainya.

Menjelaskan tentang perbedaan perokok aktif dan perokok

pasif, menjelaskan tentang kandungan dari asap rokok, menjelaskan

tentang tubuh seseorang jika merokok, menjelaskan tentang gejala


43

akibat merokok, menjelaskan cara-cara berhenti merokok.

Menjelaskan masalah yang bisa muncul jika remaja

merokok yaitu mengganngu performa disekolah seperti mengalami

penurunan dalam nilai olahraganya karena tidak bisa berjalan jauh atau

berlari cepat seperti sebelum merokok, perkembangan paru-paru

terganggu karena jika seseorang merokok pada periode remaja bisa

mengganggu perkemangan paru-parunya, lebih sulit sembuh saat sakit

karena ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk

bisa kembali sehat seperti semula karena rokok, kecanduan karena

ketika remaja memutuskan untuk berhenti merokok maka segala

penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah, dan masalah

mentalnya bisa berdampak negative pada kinerja sekolah serta

perilakunya, terlihat lebih tua dari usianya karena orang yang mulai

merokok diusia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat, ia

akan memiliki garis-garis diwajah serta kulit lebih kering sehingga

penampilannya akan lebih tua disbanding usianya.

Klien mampu menerima penjelasan dari perawat namun

klienmengatakan ragu jika ayah klien mau untuk berhenti merokok.

Tetapi penulis bekerja sama dengan anggota keluarga untuk

mengingatkan jika ayah klien merokok maka berusahalah untuk tidak

merokok dirumah agar klien An.A percaya diri untuk berhenti

merokok. Didapatkan juga hasil dari pre pendidikan kesehatan

pengetahuan klien tentang bahaya merokok sebesar 76%, klien dapat


44

menjawab 19 dari 25 soal keseluruhan. Dan juga dari hasil post

pendidikan kesehatan sebesar 96%, klien dapat menjawab 24 dari 25

soal keseluruhan.

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan sesuai perencanaan keperawatan

dan proses asuhan keperawatan yaitu selama 5x pertemuan. Dari

tindakan yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada An.A

di Kelurahan Wonolopo RT.03/RW.04 Kecamatan Mijen Semarang

didapatkan data dari klien saja karena data dari ayah klien tidak

didapatkan karena tidak pernah ketemu antara penulis, klien dan ayah

klien.

Maka yang didapatkan hanya data klien, kalau klien sudah

mengetahui jika merokok itu perilaku yang salah dan tidak ada

untungnya. Klien mampu mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi,

dari yang 1 bungkus 2 hari sekarang menjadi 3 batang per hari, klien

sudah mampu mengetahui dampak dan gejala dari merokok yang

sebelumnya klien tidak tahu, klien mengetahui bahan-bahan yang

terkandung dalam rokok, klien mampu mengambil keputusan yang

benar untuk harus berhenti merokok, klien mampu memodifikasi

lingkungan dengan cara membersihkan rumah dari asbak atau putung

rokok, bersedia datang ke pelayanan kesehatan untuk berkonsultasi

tentang kesehatan dirinya, klien juga sering mengingatkan ayahnya


45

kalau mau merokok berusahalah jangan dirumah, klien sering

mengingatkan pada ayah klien jika merokok itu tidak baik buat

kesehatan dan klien mampu menjawab kuisoner yang diberikan penulis

dengan benar.

Pada pemberian pendidikan kesehatan penulis menyadari

kalau instrument yang digunakan kurang maksimal tapi dari

kekurangan tersebut penulis memberikan informasi tentang dampak

merokok bagi remaja yaitu klien dapat mengalam kesulitan dalam

bergaul jika masih merokok, gigi klien dapat menguning jika terus

merokok, gusi klien juga terlihat hitam jika masih merokok dan mata

pun layu.

Klien juga sudah megetahui jika merokok pada remaja

dapat mengakibatkan penurunan dalam nilai olahraga karena tidak bisa

erjalan jauh san berlari cepat karena merokok, klien juga mengetahui

perkembangan paru-parunya akan terganggu jika masih merokok, klien

mengetahui akan lebih sulit sembuh ketika klien sakit karena system

imun terpengaruh karena rokok, klien dapat kecanduan karena ketika

ia memutuskan untuk berhenti merokok maka gejalapenarikan seperti

depresi, mudah marah, dan masalah mentalnya dapat terganggu, klien

pun mengetahui kalau merokok akan membuat lebih tua dari usianya

karena akan cepat muncul garis-garis di wajah serta kulit lebh kering

sehingga penampilan akan lebih tua disbanding usianya.


46

Dari hasil kuisoner yang diberikan kepada klien maka

disimpulkan klien mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 20%,

dari pre pendidikan kesehatan sebesar 76% menjadi 96% setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

B. Simpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumya,

maka pengetahuan terhadap bahaya merokok pada remaja dapat

dimengerti dengan benar sesuai tujuan yang dari proses keperawatan.

Dari pengkajian klien dapat jujur jika klien adalah seorang perokok,

pada pengkajian penulis menggunakan komunikasi terapeutik supaya

ada saling percaya antara klien dan penulis.

Didapatkan data klien seorang perokok pemula, penulis

mencoba mengkaji seberapa jauh pengetahuan tentang bahaya

merokok yang dilakukan klien, didapatkan klien ternyata tidak

mengetahui tentang bahaya berperilaku merokok, maka penulis

kemudian memberikan perencanaan untuk memberi pendidikan

kesehatan sebanyak 2x.

Sebelum memberi pendidikan kesehatan klien diberi pretest

untuk melihat seberapa jauh klien mengetahui tentang bahaya

merokok, setelah diberikan pretest penulis memberi pendidikan

kesehatan tentang bahaya merokok, kemudian mengontrak waktu

untuk melakukan evaluasi dan pemberian pendidikan kesehatan kedua


47

kepada klien dan pemberian posttest untuk menegetahui jika

pengetahuan tentang bahaya merokok klien meningkat 20%. Dari hasil

pendidikan kesehatan klien merasa sangat terbantu karena pengetahuan

klien tentang bahaya merokok meningkat, meskipun instrument yang

digunakan belum maksimal tetapi penulis berusah untuk memberi

informasi kalau remaja masih merokok dapat berakibat bau nafas

seperi asbak, mata layu, gusi hitam, gigi menguning, sulit untuk

bergaul dengan remaja yang tidak merokok, dan sebagainya. Namun

klien dapat memahami penulis ketika instrument yang digunakan

kurang sesuai untuk remaja merokok.

Perawatan perilaku merokok pada remaja adalah proses

dimana perawat harus memberikan asuhan keperawatan supaya remaja

dapat mengetahui kalau merokok itu merupakan masalah perilaku

kesehatan.

Dari teori dan praktek penulis mengambil satu diagnose

yang ditegakkan yaitu “Ketidak Efektifan Pemeliharaan Keehatan

berhubungan dengan kurangnya Pengetahuan dan Informasi

Kesehatan”. Untuk perawatan masalah perilaku merokok dibutuhkan

kerja sama dari keluarga untuk memantau perkembangan merokok.

Jadi dapat disimpulkan dari hasil analisis dan pembahasan penerapan

pendidikan kesehatan tentang pengetahuan remaja terhadap bahaya

merokok dapat diterapkan sebagaimana petugas kesehatan dapat

memberikan asuhan keperawatan kepada remaja untuk memberi


48

penyuluhan mengenal masalah dan cara untuk berhenti dari perilaku

merokok.

Anda mungkin juga menyukai