Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Objek Ilmu sosial adalah masyarakat. Fenomenasosial yang disebut dengan istilah mobilitas
kini telah menjadi sasaran penelitian sosial yang semakin menarik.
Keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari apa yang pernah di
capai oleh orang tua seseorang, merupakan impian setiap orang. Keinginan-keinginan itu adalah
normal, Karen apa dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas.
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena keinginan untuk
pencapaian status sosial maupun penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan
pendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hidup.
Namun pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya bersifat
naik ketingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial turun tanpa di rencanakan.
Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan penghasilan yang
lebih tinggi dari pada apa yang pernah di capai oleh orang tuanya. Semua orang pasti
menginginkan suatu kehidupan yang serba berkecukupan, bahkan kalau mungkin berlebihan.
Keinginan-keinginan itua dalah normal, karena pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan
yang tidak terbatas. Seperti hal nya kalau kita menanyakan tentang cita-cita dari seorang anak,
maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan mempunyai konotasi pada
penghidupan yang baik. Hanya saja apakah keinginan-keinginan, impian-impian dan cita-cita itu
berhasil atau sama sekali gagal dalam proses perjalanan seseorang itulah yang kita sebut
“MobilitasSosial”.
        Geraksosial (Mobilitassosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, atau pun
penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah
satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan
investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh
miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau
mobilitas sosial (social mobility).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mobilitas social?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
3. Apa saja Faktor-faktor Mobilitas Sosial?
4. Apa saja Cara dan Saluran Mobilitas Sosial?
5. Bagaimana dampak dari adanya mobilitas sosial?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian mobilitas sosial.
2. Mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas sosial.
3. Mengetahui faktor -faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial.
4. Mengetahui Cara danSaluran mobilitas sosial.
5. Mengetahuidampakdariadanyamobilitassosial.
BAB 2
Pembahasan
1. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah di pindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut
mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok
sosial. Mobilitas Sosial (Gerakan sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, atau pun
penurunan status dan peran anggotanya.1

Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Mobilitas Sosial, di antaranya:

 William Kornblum :Perpindahan individu,keluarga,dan kelompok sosial dari suatu


lapisan kelapisan lain.
 Michael S. Bassis :Perpindahan keatas ke bawah dari lingkungan sosial ekonomi yang
mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
 H. Edward Ransford : Perpindahan individu atau kelompok secara hierarki ke atas atau
ke bawah dalam lingkungan sosial.
 Kimball Young dan Raymond W.Mack :Mobilitas dalam struktur sosial , yaitu pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok.2

2. Bentuk-bentukdariMobilitasSosial
 Berdasarkan tipe :
1. Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya
dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan
Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status
sosialnya.

2. Mobilitas sosial vertikal

1
https://www.academia.edu/19595597/Mobilitas_Sosial .2:43.4/27/19
2
M.Doddy AB.2015.”Menguasai IPS SKS Ed.6”.Depok:PustakaGema Media.
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,
mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama masuk ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan
rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada
sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah. Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok
baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan
mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
 Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama :
1. Turunnya kedudukan.
Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh: seorang
prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan
tugasnya.
2. Turunnya derajat kelompok.
Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai
kesatuan.Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.

 BerdasarkanRuanglingkup :
1. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya
generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke
generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini
menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
2. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang
sama.
Contoh: Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra yang
menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi nama Ricky yang
awalnya menjadi tukang becak juga. tetapi Ricky lebih beruntung sehingga ia bisa mengubah
statusnya menjadi seorang pengusaha sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan
status sosial antara Endra dengan adiknya di sebut Mobilitas Antargenerasi.3

3. Faktor-faktorMobilitasSosial
 Faktor Pendorong :
1. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural
adalah sebagai berikut.
 Struktur Pekerjaan
 Perbedaan Fertilitas
 Ekonomi Ganda
 Penunjang dan Penghambat Mobilita.
2. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,
penampilan ,mau pun keterampilan pribadi . Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor
individu adalah sebagai berikut.
 Perbedaan Kemampuan
 Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
 Faktor Kemujuran
3. Setiap Status Sosial
Setiap manusia di lahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.
4. Faktor Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.
3
http://ropi-komala.blogspot.com/2016/12/makalah-mobilitas-sosial.html .2:59.4/27/19
5. FaktorSituasiPolitik
6. FaktorKependudukan {demografi}
7. FaktorKeinginanMelihat Daerah Lain

 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial


1. Faktor Kemiskinan
2. Faktor Diskriminasi Kelas
3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama
4. Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
5. Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat.4

4. Cara danSaluranMobilitasSosial
 Cara mobilitas sosial
Dalam melakukan mobiltas sosial, dapat ditembuh dengan berbagai cara diantanya
adalah:
1. Perubahan standar hidup
perubahan standar hidupdapamempengaruhi mobilitas sosial, conohnya: seorang
kariawan biasa yang karena prestasinyndapatpromosi dan kenaikan pangkat yang diikuti
kenaikan penghasilan, maka standar hidupnya pun pasti akan lebih menngkat
dibandingkan ketika ia tidak memiliki jabatan dan penghalan yang besar.

2. Perkawinan
untuk meningkatkan status sosial dalam mobilitas sosial dapat ditempuh dengancara
perkawinan, seseorang yang datang dari keluarga bias saja, jika menikah dengan keuarga
terpandang atau memiliki kedudukan, maka ia secara otomatis akan megalami mobilitas
sosial meningkat dalam kehidupannya, atau sebailiknya.

3. Perubahan tempat tinggal


perubahan lingungan tempat tinggal dari yang awalnya tinggal di lingkungan yang
kumuh, kemudian tinggal dilingkungan yang megah dan mewah, dapat merubah status

4
https://presbaglogmandiri.blogspot.com/2016/08/makalah-mobilitas-sosial.html.3:114/27/19
seseorang, dan dapat menggerakan tatanan sosial ( mobiltas sosial ), begitu pula
sebaliknya.

4. perubahan tingkah perilaku


untuk mendapatkan pengakuan di masyarkat ada beberapa orang yang melakukan
mobilitas sosial dengan merubah tingkah lakunya yang terdiri dari cara bicara,
berpakaian, gaya hidup dan sebagainya dari kebiasaanya semula, tidak perduli apakah
perubahana terbut dapat berdampak positif atau negatif.

5. Perubahan nama
perubahan nama untuk sebagian orang memiliki ampak merubah nasib orang tersebut,
dan jika itu terjadi maka terjadi mobilitas sosial.5
 Saluran mobilitas sosial
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal di masyarakat terdapat saluran-
salurannya karena setiap terjadi mobilitas sosial vertikal akan melalui saluran tertentu
yang disebut social circulation. Saluran yang penting untuk terjadinya mobilitas sosial
vertikal yaitu sebagai berikut.

a. Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata memainkan peranan penting dalam mempertahankan kedaulatan
negara bahkan dengan cara perang sekalipun. Jika di dalam perang terdapat seorang
prajurit yang berjasa dalam pertempuran, yang bersangkutan akan dihargai tanpa
memandang kedudukan sebelumnya. Jika prajurit tersebut yang berasal dari kedudukan
yang rendah, dapat naik pangkat ke tingkat yang lebih tinggi.

b. Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial. Setiap
ajaran agama memandang bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat.
Untuk mencapai tujuan ini, banyak pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan
kedudukan umatnya dari lapisan rendah ke tingkat yang lebih tinggi agar satu sama lain

5
http://gurupintar.com/threads/sebutkan-cara-melakukan-mobilitasi-sosial.6226/
memiliki derajat yang sama. Misalnya, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk
menaikkan derajat wanita dan budak agar sederajat dengan umatnya yang lain. Di dalam
sejarah dikenal Paus Gregorius VII yang jasanya sangat besar dalam pengembangan
agama Katolik, padahal beliau adalah putra seorang tukang kayu. Ada pula Siddharta
Buddha Gautama, di agama Buddha.

c. Lembaga Pendidikan
Sekolah merupakan saluran yang nyata dari mobilitas sosial vertikal, bahkan dianggap
sebagai social elevator (pengangkat kedudukan sosial) yang bergerak dari kedudukan
rendah ke kedudukan tinggi di masyarakat. Pada suatu perusahaan atau pemerintahan di
Indonesia pada umumnya mempekerjakan dan memberi gaji para pegawai sesuai dengan
jenjang pendidikan yang mereka miliki. Misalnya sebagai berikut.
1) Pada kolom gaji bagi pekerja yang masuk secara bersamaan. Besarnya gaji lulusan
SMP akan berbeda dengan yang gaji lulusan SMA.
2) Seorang karyawan di sebuah instansi atau lembaga yang bekerja sambil kuliah yang
sesuai dengan pekerjaannya, setelah lulus tentu gajinya akan disesuaikan dengan latar
belakang pendidikan yang telah diperoleh.

d. Organisasi Politik
Setiap anggota dari kontestan peserta pemilu mempunyai peluang untuk menaikkan
kedudukannya ke tingkat yang lebih tinggi. Seseorang yang dicalonkan oleh salah satu
peserta pemilu untuk menjadi wakil rakyat harus pandai berorganisasi dan dapat
menggerakkan massa. Selain itu, untuk menjadi anggota DPR, yang bersangkutan
sebelumnya harus tercantum dalam daftar orang yang berhak dipilih yang mewakili
salah satu kontestan pemilu. Agar dapat terpilih, orang tersebut harus membuktikan
memiliki kepribadian dan aspirasi-aspirasi yang baik. Apabila seseorang telah menjadi
anggota DPR, kedudukannya akan meningkat dari sebelumnya. Dengan demikian,
organisasi politik adalah salah satu wadah bagi seseorang untuk melakukan mobilitas
sosial vertikal.

e. Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi memegang peranan yang penting dalam mobilitas sosial vertikal.
Keadaan ekonomi seseorang di masyarakat akan menentukan kedudukan dan lapisan
sosial seseorang. Bagi orang yang berhasil dalam bidang ekonomi berarti yang
bersangkutan berada pada lapisan atas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka seseorang akan berada pada salah satu organisasi ekonomi sebagai saluran
mobilitas sosial vertikal, seperti Perum, PT, atau CV.

f. Organisasi Keahlian
Organisasi keahlian merupakan salah satu wadah atau saluran yang menampung setiap
orang yang memiliki keterampilan atau keahlian tertentu, seperti (Ikatan Dokter
Indonesia) IDI, (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) ISPI, (Ikatan Sosiologi Indonesia)
ISI. Jika seseorang memiliki keahlian, ia berharap dapat menduduki lapisan sosial yang
tinggi di masyarakat. Ia akan masuk organisasi yang sesuai dengan keahliannya.
Organisasi tersebut akan memperkenalkan hasil karya yang telah dibuatnya kepada
masyarakat sehingga dengan sendirinya yang bersangkutan akan dikenal oleh khalayak.

g. Perkawinan
Mobilitas sosial vertikal dapat terjadi karena perkawinan. Melalui perkawinan,
kedudukan seseorang dapat terangkat atau bahkan menurun. Seseorang yang menikah
dengan orang yang berasal dari lapisan atas, ia dapat ikut naik kedudukannya. Akan
tetapi, tidak demikian apabila dia menikah dengan seseorang yang lebih rendah
kedudukannya dalam masyarakat.6

5. Dampak adanya Mobilitas Sosial


Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa mobilitas sosial
merupakan perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari status dan kedudukan sosial
tertentu menuju status dan kedudukan sosial yang lain, baik yang lebih tinggi maupun yang
lebih rendah. Orang yang mengalami mobilitas sosial akan memasuki status dan kedudukan
sosial baru yang memiliki simbol-simbol, pola dan gaya hidup yang berbeda dengan

6
Soerjono Soekanto.2007.SosiologiSuatuPengantar.Jakarta.RajawaliPers.Hlm 220
sebelumnya.Jika penyesuaian terhadap status atau kedudukan sosial yang baru tersebut tidak
berhasil,maka mobilitas sosial tersebut tersebut dapat menyebabkan terjadinya konflik.
Konflik, sebagaimana yang disebutkan di atas dapat dihindari jika pelaku-pelaku
mobilitas sosial berhasil melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap sistem nilai, sistem
norma, termasuk di dalamnya simbol-simbol, pola dan gaya hidup pada status dan
kedudukan
sosial yang baru tersebut. Sebagai misal, seseorang yang berhasil dilantik menjadi
seorangkepala sekolah, maka yang bersangkutan harus melaksanakan segala sesuatu yang
menjadi konsekuensi sebagai seorang kepala sekolah, seperti: sanggup memberikan
tauladan, sanggup membangun ide-ide baru yang kreatif dan inovatif, sanggup memberikan
dorongan semangat, sanggup melakukan rapat-rapat dan melakukan lobi-lobi kepada
pimpinan yang lebih tinggi atau instansi lain yang terkait, sanggup membuat perencanaan
dan sekaligus mengimplementasikannya, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya mobilitas sosial merupakan suatu proses perubahan menuju situasi
dankondisi baru dalam kehidupan masyarakat. Jika proses penyesuaian terhadap situasi dan
kondisi baru tersebut mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya, maka proses
perubahan tersebut akan berjalan dengan mulus dan lancar. Sebaliknya, jika lingkungan
sekitar menentang proses perubahan tersebut, maka kan berkembang berbagai konflik, baik
yang berupa konflik antar kelas sosial, konflik antar kelompok sosial, bahkan konflik antar
generasi, dan konflik status dan peran sosial.

a. Dampak negatif nya adalah :

1. Konflik Antar Kelas Sosial


Belakangan ini sering terdengar berita tentang demonstrasi. Di antara
demonstrastersebut ada yang digalang untuk kepentingan menolak kepemimpinan
seseorang, ada juga yang digalang untuk menuntut kenaikan upah dan perbaikan
kesejahteraan kepada pimpinan perusahaan, dan lain sebagainya. Pada dasarnya demonstrasi
tersebut merupakan bentuk-bentuk konflik antar kelas sosial , yakni antara kelas sosial
bawah berhadapan dengan kelas sosial atas. Konflik seperti itu terjadi karena berkembang
ketidak seimbangan yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan individu maupun
kelompok sehubungan dengan adanya perubahan dalam kehidupan sosial.

2. Konflik Antar Kelompok Sosial


Konflik antar kelompok sosial merupakan konflik yang melibatkan antara kelompok
sosial yang satu dengan kelompok sosial yang lain yang setingkat. Konflik tersebut terjadi
karena adanya ketidak keseimbangan dalam kehidupan sosial sebagai akibat dari
berkembangnya situasi dan kondisi baru. Bangsa kita yang memiliki ratusan suku bangsa
sangat rentan bagi terciptanya konflik antar kelompok sosial. Seperti yang terjadi di
Kalimantan yang melibatkan antara pendatang Madura dengan Suku Dayak dan Melayu.
Demikian juga yang terjadi di Maluku yang melibatkan antara kelompok Islam dengan
kelompok Kristen. Hal serupa juga sering terjadi di tempat lain seperti tawuran antar pelajar,
tawuran antar kampung, dan lain sebagainya. Konflik-konflik seperti tersebut sedapat
mungkin harus dihindari dengan melakukan pendekatan-pendekatan soaial dan kebudayaan
sehingga antara satu dengan yang lainnya terjalin sikap saling memahami, saling
menghormati, saling menghargai, dan saling membina kerukunan hidup bersama. Sikap
seperti ini telah ditanamkan sejak zaman dahulu kala oleh nenek moyang bangsa Indonesia,
seperti yang tertuang dalam Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular: “Bhinneka Tunggal
Ika” (Berbeda-beda tetapi Satu Jua).

3. Konflik Antar generasi


Konflik antar generasi merupakan konflik yang melibatkan antara generasi tua dengan
generasi muda. Biasanya terjadinya konflik tersebut diawali dengan naiknya generasi muda
dalam posisi dan jabatan tertentu yang mengambil alih kedudukan generasi tua. Konflik
antar generasi akan semakin menjadi-jadi jika masing-masing pihak mengembangkan sikap
yang kontradiktif. Generasi muda beranggapan bahwa generasi tua berpikir lamban, kuno,
dan terbelakang. Sementara generasi tua beranggapan bahwa generasi muda tidak mengerti
tata krama dan bersikap angkuh. Sikap-sikap seperti tersebut merupakan sikap negatif yang
harus dihilangkan. Selanjutnya harus dikembangkan sikap baru bahwa setiap generasi
merupakan rangkaian kesinambungan dalam sejarah hidup manusia. Masing-masing
generasi harus menempatkan dirinya dengan baik sambil melakukan langkah-langkah
penyesuaian terhadap situasi baru dan sekaligus berusaha menciptakan situasi yang lebih
baik bagi seluruh generasi.

5. Konflik Status dan Konflik Peran


Pada dasarnya antara status dan peran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika
status merupakan bentuk statis (pasif), maka peran merupakan bentuk dinamis (aktif).
Jika seseorang memiliki status lebih dari satu, sesecara otomatis juga akan memiliki
peran lebih dari satu. Konflik status dan konflik peran akan terjadi jika masing-masing
status yang melekat pada diri seseorong harus diperankan dalam waktu yang bersamaan.7

b. Dampak positif dari adanya mobilitas sosial adalah :

1. Penyesuaian kembali. Setiap konflik pada dasarnya menginginkan untuk


menguasai dan mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik, apabila
menyadari bahwa konflik tersebut akan lebih banyak merugikan kelompoknya,
maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi
atau rasa saling menghargai. Penyesuaian seperti ini disebut sebagai akomodasi.

2. Orang-orang akan mengupayakan agar dapat meraih prestasi dan berusaha untuk
bias menjadi lebih maju karena mereka memiliki kesempatan untuk melakukan
perpindahan strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing dan
bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Misalnya : Seorang anak miskin
berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan keka4 pada masa depan.

3. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke


arah lebih baik.8

7
. Widianti Wida.2009.Sosiologi 2 untuk SMA dan MA.Jakarta.Dapertemen Pendidikan Nasional.hlm 55
8
. https://silabusrppsma.blogspot.com/2012/09/dampak-positif-dan-negatif-mobilitas.html
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
 Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status
dan peran seseorang. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas
sosial Menurut berbagai pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang
atas status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat
memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras
memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan
orangtuanya. Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh
masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar
dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Situasi politik yang
tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga tidak menentu,
dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat lain. Mobilitas
sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji, dan lain
sebagainya. Dengan demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh
masyarakat, namun seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara
satu tempat dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong
dan penghambatnya.

B. SARAN

Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosial,  namun sebagai
manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau
gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial
terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial diri
dan menurut prestasi kita masing-masing sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu
sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita juga tidak boleh duduk diam
dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan positif terhadap perubahan  positif
yang ada di masyarakat.
Penulis sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai