CharyaditaPerwitaPutri P. 2604 A
Nama Preseptor : dr. TaufikAshal, Sp.KJ
PENDAHULUAN
METODE
EPIDEMIOLOGI
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
dalam terapi tics sebagai perwakilan dari antipsikotik klasik, dan dengan demikian
tentang sifat gangguan dibuat lebih spesifik, terapi perilaku (BT) dan stimulasi otak
ini harus diberikan kepada pasien, tetapi juga keluarga, guru, dan rekan-rekannya.
Pada lini kedua, dokterharus melakukan farmakoterapi rasional yang dapat berjalan
Pilihan pengobatan terakhir adalah perawatan bedah saraf, terutama DBS. Pilihan ini
harus disediakan untuk pasien yang tidak menanggapi intervensi neurokognitif atau
Intervensi Neurofisiologi
Intervensi neuropsikologi dapat membantu meningkatkanharga diri,
meredakan perasaan depresi akibat gangguan. Hal ini berdasarkan bukti dan
pencegahan tanggapan, dan intervensi perilaku menyeluruh. Namun, terapi ini tidak
menghentikan tanggapan melarikan diri mereka (19). CBIT adalah terapi terstruktur
umum, yang melatih pasien untuk menyadari tics mereka dan mengajarkan mereka
strategi perilaku khusus yang mengurangi tics (20).Selain itu, pasien disarankan
Farmakologi
Menurut ESSTS, ada 4 alasan mengapa dokter harus memikirkan lini kedua
pengobatan pada farmakatorepi : a) Tics menyebabkan ketidaknyamanan pada pada
pasien (cth: nyeri), b) Tics menyebabkan masalah sosial yang permanen (cth: isolasi
sosial dan penindasan), c) Tics menyebabkan masalah emosional (cth: depresi), d)
Tics menyebabkan gangguan fungsional (cth: penurunan prestasi akademik).
Pembedahan
DISKUSI
Temuantersebutjugamengungkapkanbahwa diagnosis
danpengobatandiniyangtepatdiperlukanuntukmengurangiataubahkanmenghilangkang
ejaladanbebansosialpasien.Pengobatanlinipertamatermasukterapiperilaku, terutama
HRT, ER, dan CBIT, haltesebutterbuktiefektifdalampenguranganjumlahekspresi tic,
keparahan tic, dantingkatstress yang terkaitdengan tic
danmeningkatkanpersepsidiripasiententangkompetensidanketerampilannyadalammela
kukankegiatansehari-hari(15, 25).Namundemikian, Whittington dkk. (17)
menyatakan, adabuktibahwaterapiiniefektif,
tetapitidakadabuktibilakombinasipengobatandenganterapiperilakuini. Selainitu,
saatinitidakadabuktibahwaintervensiinicukupefektifdanamanuntukdianggapsebagaipe
rawatan.Ganosdkk. (21) jugamelaporkanbahwaterapiperilakuditujukanterutama pada
pasien yang lebihtua / anak-
anakakantetapitidaktersediauntuksemuapusatkarenakurangnyaterapisterlatih.
Bahkankarenakompleksitasgejaladankomorbiditasnya
TSmemerlukanpendekatanmultidisiplinuntukmemenuhikebutuhankhususpasien.
KESIMPULAN