Anda di halaman 1dari 27

Makalah Keperawatan Endokrin II

Askep Klien Dengan Kegawatan Sistem Endokrin(Kelenjar Tiroid): Krisis Tiroid Dan Koma
Miksedema

Fasilitator :
Erna Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4
A1/2015
1. Dyah Puddya Haningtyas 131511133002
2. Sagita Wulan Sari 131511133021
3. Ima Matul Khoiriyah 131511133030
4. Fina Ainur Rohmah 131511133032
5. Farida Norma Yulianti 131511133034
6. Luluk Mardianty 131511133115
7. Zulfia Rahmih 131511133116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
I. MIND MAP KOMA MIKSEDEMA

II.
of
II. WOC KOMA MIKSEDEMA

Tiroidektomi, Defisiensi Malfungsi Kelenjar Malfungsi Malfungsi


Obat-obatan Iodium Tiroid Hipotalamus Hipofisis
penekan TSH,
Terapi iodium
Sel-sel tiroid TH ↓, TSH ↑, TH ↓, TSH ↓ TH ↓, TSH ↓
radioaktif menjadi aktif TRH↑
berlebihan & Tidak ada
Hipertrofik umpan balik (-)
Menghancurkan
Jaringan Tiroid oleh TH
Gondok
TH ↓, TSH ↓,
Minimnya umpan balik (-) TRH ↓

TSH ↓, TRH ↓

Penurunan produksi
hormone tiroid

Hipotiroid yang berangsung


lama
KOMA MIKSEDEMA
MK:
Ketidakseimbangan
Metabolisme tubuh
nurtisi kurang dari
kebutuhan tubuh
ATP & ADP  Metabolism air 

Pembakaranenergi Metabolisme Energ otot ↓ Peristaltik Cairan menumpuk


anaerob usus
Kekuatan kontraksi otot ↓ Edema
Pembentukan kalor
Penimbunan MK: Interstisial & organ GI
as.laktat Penurunanfungsi Penurunan Konstipasi
Suhutubuh
pernapasan kontraksi jantung
MK :Kelebihan
Nyeriototdan
MK: Volume Cairan
sendi Bradikardi
Hipotermi MK: Pola Depresi
Napas ventilasi
Kelemahan Hipotensi
Inefektif
Hipoventilasi
Cardiac Output↓
MK :
Intoleransi
Suplai O2keotak ↓
Aktivitas

MK :Risiko Ketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral
Perfusi Jaringan Serebral

Koma

Ketidakseimbangancairandanelektr
olit
III. Askep Koma Miksedema

3.1.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Identitas klien meliputi: umur, jenis kelamin.
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh : tampak lelah, tidak tahan dingin, daya ingat menurun.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, misalnya
gejala awal sakit, keluhan utama. Pada orang dewasa, paling sering mengenai
wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan letargi,
kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak diobati, akan
berkembang menjadi miksedema nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat
menimbulkan kretinisme. Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan
peralihan dengan retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat
serta miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata
dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada
jaringan ikat di seluruh tubuh.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah
sebelumnya klien pernah mengalami hipotiroidisme.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
f. Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
a) pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah,
dan nafsu makan menurun)
b) pola tidur (misal: klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur, sering tidur
larut malam)
c) pola aktivitas (misal: klien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering
mengeluh kelelahan).
g. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur
sepanjang hari. mengkaji bagaimana konsep diri klien mencakup kelima
komponen konsep diri.
h. Pemeriksaan fisik persistem
a. B1 (Breathing)
Terdapat penurunan pernapasan seperti hipoventilasi, penahanan CO2,
dispnea, edema, penahanan air, bisa terjadinya efusi pleura. Selain itu terdapat
juga tanda-tanda adanya gerakan dada, retraksi atau otot bantu pernafasan,
pada saat auskultasi terdengar adanya bunyi nafas tambahan (Gurgling,
Krakels, ronkhi, wheezes).
b. B2 (Blood)
Terdapat penurunan fungsi jantung seperti penurunan kontraktilitas jantung,
penurunan stroke volume, penurunan HR, dan penurunan cardiac output.
Pasien dapat berkembang menjadi efuse pericardial sehingga adanya
perubahan atau penurunan listrik jantung pada EKG. Terjadinya hipotensi
karena stimulasi adrenergic menurun akibat penurunan tiroid.
Terdapat juga tanda berupa ekstermitas pucat, dingin, nadi lambat dan lemah,
waktu pengisian kapiler >3 detik, tekanan darah turun, dan sianosis
c. B3 (Brain)
Terdapat tanda gejala akibat penurunan metabolism yang menghasilkan
penurunan kesadaran, depresi, letargi, somnolen, kurang berkonsentrasi, suara
parau, hiporefleksia. Pengaturan panas tubuh menurun sehingga terjadinya
hipotermia (26,7oC) dan bisa terjadi kegawatan. Diagnosa koma miksedema
tergantung pada gejala – gejala klinis dan identifikasi faktor pencetus yang
mendasari. Faktor pencetus yang paling umum adalah infeksi paru; yang lain
meliputi trauma, stress, infeksi, obat – obatan seperti barbiturate,
pembedahan, dan gangguan metabolic
d. B4 (Bladder)
Penurunan keluaran urine akibat fungsi ginjalterganggu dengan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulusdan kegagalan kemampuan untuk
mengekskresikan beban cairan.
e. B5 (Bowel)
Terdapat tanda dan gejala berupa penurunan bising usus, anoreksia,
konstipasi, ileus paralisis, peningkatan berat badan dan asites.
f. B6 (Bone)
Penurunan refleks otot, kulit kering dan bersisik, rambut kepala tipis dan
rapuh, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut rontok, edema kulit
terutama dibawah mata
i. Pemeriksaan Penunjang
a. Peningkatan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) (Tes Standar Emas) dan
indeks tiroksin bebas yang rendah (jika hasil pemeriksaan TSH tidak definitif).
b. Pemeriksaan Kadar glukosa darah
c. EKG : biasanya menunjukkan voltase rendah, interval QT memanjang, dan
gelombang T datar atau invers.
d. Pemeriksaan Kadar kortisol : biasanya rendah
e. Pemeriksaan T3 dan T4 serum: kadar T3 dan T4 dibawah rentang normal
f. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan anemia (eritrosit, hemoglobin, dan
hematokrit dibawah kadar normal)
g. Analisis gas darah arteri (GDA) menunjukkan hiperkapnea berat disertai
penurunan tegangan oksigen arteri (PaO2) dan peningkatan karbon dioksida
artri (PaCO2).

3.1.2 Diagnosa Keperawatan


a. Penurunan curah jantung b.d Perubahan volume sekuncup (Domain 4. Aktivitas/
Istirahat, Kelas 4. Respons Kardiovaskular/ Pulmonal, Kode 00029)
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan Suplai oksigen
ke otak menurun (Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 4. Respons
Kardiovaskular/Pulmonal, Kode 00201)
c. Ketidakefektifan pola napas b.d Sindrom hipoventilasi (Domain 4.
Aktivitas/Istirahat, Kelas 4. Respons Kardiovaskular/Pulmonal, Kode 00032)
d. Hipotermia b.d Penurunan laju metabolisme (Domain 11.
Keamanan/Perlindungan, Kelas 6. Termoregulasi, Kode 00006)
e. Kelebihan volume cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi (Domain 2. Nutrisi,
Kelas 5. Hidrasi, Kode 00026)
f. Konstipasi b.d Penurunan motilitas traktus gastrointestinal (Domain 3. Eliminasi
dan pertukaran, Kelas 2. Fungsi gastrointestinal, Kode 00011)
g. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 4. Respons Kardiovaskular/Pulmonal, Kode
00092)
h. Risiko cedera b.d Disfungsi integrasi sensori (Domain 11. Keamanan/
Perlindungan, Kelas 2. Cedera Fisik, Kode 00035)

3.1.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Manajemen syok : jantung


b.d Perubahan volume keperawatan diharapkan (4254)
sekuncup curah jantung klien 1) Monitor tanda dan gejala
kembali normal dengan penurunan curah jantung
kriteria hasil : 2) Catat tanda dan gejala
Domain 4. Aktivitas/ penurunan curah jantung
1. Keefektifan pompa 3) Pertahankan preload
Istirahat jantung (0400) optimal dengan pemberian
Kelas 4.Respons 1) Tekanan darah cairan IV atau diuretic,
Kardiovaskular / Pulmonal sistol normal sesuai kebutuhan
(040001) 4) Berikan inotropik
Kode 00029 2) Tekanan darah positif/medikasi untuk
diastole normal kontraktilitas, sesuai
(040019) kebutuhan
3) Denyut jantung Pengaturan hemodinamik
apical normal (4150)
(040002) 1) Monitor curah jantung,
2. Status sirkulasi indeks kardiak dan indeks
(0401) kerja stroke ventrikuler,
1) Tekanan nadi
normal yang sesuai.
(040103) 2) Monitor apa ada edema
2) Tekanan darah perifer; distensi vena
rata-rata jugularis; bunyi jantung
normal S3 dan S4; dyspnea;
(040104) penambahan berat badan;
3) Tidak ada dan distensi organ,
hipotensi terutama di paru-paru atau
ortostatik jantung
(040107) 3) Berkolaborasi dengan
dokter, sesuai indikasi
Perawatan jantung (4040)
1) Pastikan tingkat aktivitas
pasien yang tidak
membahayakan curah
jantung atau
memprovokasi serangan
jantung.
2) Instruksikan pasien
tentang pentingnya untuk
segera melaporkan bila
mersakan nyeri dada
3) Monitor EKG, adakah
perubahan segmen ST,
sebagaimana mestinya.
4) Monitor disritmia jantung,
termasuk gangguan ritme
dan konduksi jantung
5) Monitor tanda-tanda vital
secara rutin
Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Pengaturan Hemodinamik
perfusi jaringan otak keperawatan diharapkan (4150)
berhubungan dengan resiko ketidakefektifan 1) Lakukan penilaian
suplai oksigen ke otak perfusi jaringan otak klien komprehensif
menurunDomain 4. kembali normal dengan terhadap status
Aktivitas/Istirahat kriteria hasil : hemodinamik
2) Monitor dan
Kelas 4. Respons 1. Perfusi Jaringan: dokumentasikan
Kardiovaskular/Pulmonal Serebral (0406) tekanan nadi
1) Tekanan proporsional
Kode 00201 darah sistolik 3) Tentukan status
normal perfusi
(040613) 4) Monitor adanya tanda
2) Tekanan dan gejala masalah
darah pada status perfusi
diastolic (misalnya, hipotensi,
(040614) dingin di ujung kaki
3) Kognisi tidak dan tangan)
terganggu 5) Lakukan auskultasi
(040618) pada paru untuk
4) Tidak terjadi mencari tahu apa ada
penurunan bunyi tambahan
tingkat lainnya
kesadaran 6) Berikan obat obat
(040619) inotropic positif dan
obat-obat
kontraktilitas
7) Monitor efek obat
8) Monitor kapiler paru,
tekanan arteri sekitar,
tekanan vena sentral
dan atrium kanan
9) Berikan obat
vasodilator dan
vasokonstriktor
10) Monitor asupan dan
keluaran output urin
dan berat badan klien
11) Kolaborasi dengan
dokter sesuai indikasi
Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Bantuan ventilasi (3390)
napas b.d Sindrom keperawatan diharapkan 1) Pertahankan kepatenan
hipoventilasi pola napas klien kembali jalan nafas
normal dengan kriteria 2) Posisikan [pasien] untuk
hasil : mengurangi dyspnea
Domain 4.Aktivitas/Istirahat 3) Posisikan untuk
1. Status pernapasan memfasilitasi
Kelas 4.Respons (0415)
Kardiovaskular / Pulmonal pencocokan
1) Frekuensi ventilasi/perfusi (“good
Kode 00032 pernafasan normal lung down”) dengan
(041501) tepat
2) Irama pernafasan 4) Auskultasi suara nafas,
normal (041502) catat area-area
3) Tidak ada penurunan atau tidak
pernafasan cuping adanya ventilasi dan
hidung (041528) adanya suara tambahan
5) Mulai dan pertahankan
oksigen tambahan,
seperti yang ditentukan
6) Beri obat (misalnya,
bronkodilator dan
inhaler) yang
meningkatkan patensi
jalan nafas dan
pertukaran gas
Monitor pernafasan (3350)
1) Monitor kecepatan,
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
2) Monitor pola nafas
(misalnya, bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul,
pernafasan 1:1,
apneustik, respirasi biot,
dan pola ataxic)
3) Monitor keluhan sesak
nafas pasien, termasuk
kegiatan yang
meningkatkan atau
memeperburuk sesak
nafas tersebut
Terapi oksigen (3320)
1) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
2) Monitor efektifitas terapi
oksigen dengan tepat
3) Amati tanda-tanda
hipoventilasi induksi
oksigen
Hipotermia b.d Setelah dilakukan tindakan Perawatan hipotermia
Penurunan laju keperawatan diharapkan (3800)
metabolism suhu tubuh klien kembali 1) Monitor suhu pasien,
normal dengan kriteria menggunakan alat
hasil : pengukur dan rute yang
Domain 11. Keamanan / paling tepat
1. Termoregulasi 2) Bebaskan klien dari
Perlindungan (0800) lingkungan yang dingin
Kelas 6. Termoregulasi 1) Hipotermia tidak 3) Tempatkan pasien pada
ada (080020) posisi supine/telentang,
Kode 00006) 2) Tidak ada minimalkan perubahan
penurunan suhu orthostatic
kulit (080018) 4) Berikan pemanas pasif
2. Kontrol risiko : (misalnya, selimut,
Hipotermi (1923) penutup kepala dan
1) Mengidentifikasi pakaian hangat)
tanda dan gejala 5) Berikan pemanas internal
hipotermia aktif atau pemanas inti
(192302) (misalnya., cairan IV
2) Memodifikasi yang hangat, oksigen
lingkungan sekitar humidifier yang hangat)
untuk Pengaturan suhu (3900)
meningkatkan 1) Monitor suhu paling
penyimpanan tidak 2 jam, sesuai
panas (192308) kebutuhan
2) Monitor suhu dan warna
kulit
3) Monitor dan laporkan
adanya tanda dan gejala
dari hipotermia dan
hipertermia
4) Informasikan mengenai
indikasi adanya
hipotermia dan
penanganan emergensi
yang tepat, sesuai
kebutuhan
5) Berikan medikasi yang
tepat untuk mencegah
atau mengotrol
menggigil
Manajemen lingkungan
(6480)
1) Hindari dari paparan dan
aliran udara yang tidak
perlu, terlalu panas, atau
terlalu dingin
2) Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah
Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hypervolemia
b.d Gangguan mekanisme keperawatan diharapkan (4170)
regulasi status cairan tubuh klien 1) Monitor status
kembali normal dengan hemodinamik, meliputi
kriteria hasil : denyut nadi, tekanan
Domain 2. Nutrisi darah
1. Keseimbangan 2) Monitor edema perifer
Kelas 5. Hidrasi cairan (0601) 3) Monitor intake dan
1) Keseimbangan output
Kode 00026 intake dan output 4) Instruksikan pasien dan
dalam 24 jam tidak keluarga mengenai
terganggu intervensi yang
(060107) direncanakan untuk
2) Edema perifer menangani hipervolemia
tidak ada (060112) 5) Batasi asupan natrium,
2. Eliminasu urin sesuai indikasi
(0503) Manajemen
1) Pola eliminasi elektrolit/cairan (2080)
tidak terganggu 1) Pantau kadar serum
(050301) elektrolit yang abnormal,
2) Retensi urin tidak seperti yang tersedia
ada (050332) 2) Jaga pencatatan
3. Keparahan cairan intake/asupan dan output
berlebih (0603) yang akurat
1) Edema periorbital 3) Pantau adanya tanda dan
tidak ada (060301) gejala retensi cairan
2) Penurunan urin 4) Batasi cairan yang sesuai
output (060319) Manajemen cairan (4120)
1) Masukkan kateter urin
2) Kaji lokasi dan luasnya
edema, jika ada
3) Konsultasikan dengan
dokter jika tanda-tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan menetap
atau memburuk
4) Berikan diuretic yang
diresepkan
5) Monitor tanda-tanda vital
pasien
Konstipasi b.d Penurunan Setelah dilakukan tindakan Manajemen
motilitas traktus keperawatan diharapkan konstipasi/impaksi (0450)
gastrointestinal eliminasi alvi klien 1) Monitor tanda dan gejala
kembali normal dengan konstipasi
kriteria hasil: 2) Monitor [hasil produksi]
Domain 3. Eliminasi dan pergerakan usus [feses],
1. Eliminasi usus meliputi frekuensi,
pertukaran (0501) konsistensi bentuk,
Kelas 2. Fungsi 1) Suara bising usus volume, dan warna,
gastrointestinal tidak terganggu dengan cara yang tepat
(050129) 3) Monitor bising usus
Kode 00011 2) Konstipasi tidak 4) Instruksikan pada
ada (050110) pasien/keluarga pada diet
2. Fungsi tinggi serat, dengan cara
gastrointestinal yang tepat
(1015) 5) Lakukan enema atau
1) Bising usus tidak irigasi, dengan tepat
terganggu Manajemen saluran cerna
(101508) (0430)
2) Konstipasi tidak 1) Catat tanggal buang air
ada (101536) besar terakhir
3) Distensi perut 2) Lapor berkurangnya
tidak ada (101514) bising usus
3) Ajarkan pasien mengenai
makanan-makanan
tertentu yang membantu
mendukung keteraturan
[aktivitas] usus
4) Masukkan supositoria
rektal, sesuai dengan
kebutuhan
5) Berikan cairan hangat
setelah makan, dengan
cara yang tepat
6) Tahan diri dari melakukan
pemeriksaan vaginal/rektal
jika kondisi medis
mengkhawatirkan
Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas (4310)
Ketidakseimbangan keperawatan diharapkan 1) Pertimbangkan
antara suplai dan aktivitas klien kembali kemampuan klien dalam
kebutuhan oksigen normal dengan kriteria berpartisipas melalui
hasil : aktivitas spesifik
2) Bantu klien dan keluarga
1. Toleransi terhadap untuk mengidentifikasi
Domain 4. aktivitas (0005)
Aktivitas/Istirahat, kelemahan dalam level
1) Saturasi oksigen aktivitas tertentu
Kelas 4.Respons ketika beraktivitas 3) Identifikasi strategi
Kardiovaskular /Pulmonal tidak terganggu untuk meningkatkan
(000501) partisipasi terkait dengan
Kode 00092 2) Kemudahan dalam aktivitas yang diinginkan
melakukan Manajemen energi (0108)
aktivitas hidup 1) Kaji status pasien yang
harian (Activities menyebabkan kelelahan
of Daily sesuai dengan konteks
Living/ADL) usia dan perkembangan
(000518) 2) Pilih intervensi untuk
2. Tingkat kelalahan mengurangi kelelahan
(0007) baik secara farmakologis
1) Kelelahan tidak maupun non
ada (000701) farmakologis, dengan
2) Kegiatan sehari- tepat
hari tidak 3) Monitor intake/asupan
terganggu nutrisi untuk mengetahui
(000715) sumber energy yang
3) Keseimbangan adekuat
antara kegiatan dan 4) Anjurkan periode
istirahat tidak istirahat dan kegiatan
terganggu secara bergantian
(000721) Terapi oksigen (3320)
1) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
2) Konsultsikan dengan
tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan dan/atau
tidur
Risiko cedera b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen lingkungan :
Disfungsi integrasi sensori keperawatan diharapkan keselematan (6486)
klien tidak memiliki risiko 1) Identifikasi kebutuhan
untuk cedera dengan keamanan pasien
Domain 11. Keamanan/ kriteria hasil : berdasarkan fungsi fisik
Perlindungan dan kognitif serta riwayat
1. Fungsi sensori perilaku di masa lalu
Kelas 2. Cedera Fisik (2405) 2) Identifikasi hal-hal yang
1) Persepsi stimulasi membahayakan di
Kode 00035 kulit tidak lingkungan (misalnya,
terganggu [bahaya] fisik, biologi, dan
(240501) kimiawi)
2) Persepsi posisi 3) Monitor lingkungan
tubuh tidak terhadap terjadinya
terganggu perubahan status
(240508) keselamatan
2. Tingkat delirium Pencegahan jatuh (6490)
(0916) 1) Identifikasi kekurangan
1) Tidak ada baik kognitif atau fisik
perubahan dari pasien yang mungkin
tingkat meningkatkan potensi
kesadaran jatuh pada lingkungan
(091613) tertentu
3. Kontrol risiko (1902) 2) Tanyakan pasien
1) Mengidentifikasi mengenai persepsi
faktor risiko keseimbangan, dengan
(190220) tepat
2) Memonitor faktor 3) Instruksikan pasien untuk
risiko di memanggil bantuan terkait
lingkungan pergerakan, dengan tepat
(190202) 4) Jawab panggilan lampu
pemanggil segera
Identifikasi risiko (6610)
1) Identifikasi adanya
sumber-sumber agensi
untuk membantu
menurunkan faktor
resiko
2) Identifikasi risiko
biologis, lingkungan dan
perilaku serta hubungan
timbal balik
3) Diskusikan dan
rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan
risiko berkolaborasi
dengan individu atau
kelompok
4) Rencanakan tindak lanjut
strategi dan aktivitas
pengurangan risiko
jangka panjang.

3.1.4 Evaluasi
a. Penurunan curah jantung klien dapat teratasi
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan pada otak dapat teratasi
c. Pola napas klien kembali normal
d. Suhu tubuh klien kembali normal
e. Klien tidak mengalami kelebihan volume cairan
f. Klien tidak mengalami konstipasi
g. Klien tidak mengalami intoleransi aktivitas
h. Klien tidak mengalami risiko cedera
I. MIND MAP KRISIS TIROID
II. WOC KRISIS TIROID

Penyakit Graves Faktor lain :

Infeksi, trauma,
Lipolisis dan Hiperaktivitas Hipertiroid pembedahan non tiroid,
pembentukan asam agrenergik
tiroideetomi, kehamilan,
lemak berlebihan
Produksi hormon tiroid pemberhentian terapi anti
dalam jumlah besar tiroid mendadak,
hipertiroid yang tidak
KRISIS TIROID

Metabolisme
Peningkatan Peningkatan Proses
tubuh meningkat
transkrip ca2+ aktivitas SSP glikogenesis
-ATPase dalam
Produksi kalor Kebutuhan retikulum
meningkat cairan sarkoplasma
Perubahan konduksi Proses
listrik jantung pembakaran
lemak meningkat
Suhu tubuh MK : Proteolisis +
Kekurangan peningkatan Beban kerja
menigkat
jantung naik Penurunan BB
volume pembentukan
cairan & ekskresi
MK : MK : Nutrisi
c Aritmia, takikardia
Hipertermi Massa otot kurang dari
(>130x/menit)
berkurang kebutuhan
Ketidaknyamanan
fisik MK : Penurunan Peningkatan
Kelemahan curah jantung
otot, tremor penggunaan O2
Tidur
terganggu Penurunan
MK : suplai O2 ke hiperventilasi
Intoleransi seluruh tubuh
MK : Insomnia aktivitas
Sesak napas,
Otak dispnea
kekurangan
oksigen
MK :
Ketidakefektifan
Penurunan pola nafas
kesadaran,letargi-
stupor- koma

MK : Perubahan perfusi
jaringan serebral
III. ASKEP KRISIS TIROID

1. Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas klien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan,
kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa medis
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Biasanya
klien mengeluh :
Lelah, suhu tubuh sangat panas, daya ingat menurun, diare, menstruasi tidak
teratur, dll.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan dari gejala
awal sakit dan keluhan utama yang dirasakan. Pada orang dewasa, paling sering
mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan
dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah
sebelumnya klien pernah mengalami hipertiroidisme.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
6. Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
a. Pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya tinggi,
seberapa banyak makanan yang dikonsumsi, dan jenis makanan apa saja yang
dikonsumsi)
b. Pola tidur (misal: klien kurang bisa tidur, mudah terbangun)
c. Pola aktivitas (misal: bentuk dan jenis kegiatan seperti apa yang dilakukan
klien).
7. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya dikarenakan
kondisi fisik yang dialami. Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan
lingkungannya.
8. Pengkajian fungsi seksual
a. Penurunan libido
b. Impotensi, infertilitas
c. Abnormalitas menstruasi (amenorea atau perdarahan menstruasi lama)

B. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas atau istirahat
Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, Kelelahan
berat. Ditandai dengan atrofi otot
2. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada (angina). Ditandai dengandistritmia (vibrilasi ventrikel),
irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare,
Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi. Ditandai denganansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid). Ditandai dengan kulit
kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah
(napas aseton).
6. Neurosensori
Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan. Ditandai dengandisorientasi, megantuk, lethargi,
stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap
lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak). Ditandai dengan sesak napas, batuk dengan atau tanpa
sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat

C. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi
pada awal pemakaian obat antitiroid)
2) Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit
Graves dengan komponen nodosa
3) EKG
4) Foto toraks

2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan
metabolisme).
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disritmia (kegiatan simpatis meningkat).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme tubuh.
d. Gangguan pola tidur (insomnia) berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolism
dan kegelisahan.

3. Intervensi
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan metabolisme).
Intervensi
Tujuan :Meningkatkan partisipasi
1. Atur interval waktu antar
dalam aktivitas dan kemandirian aktivitas untuk meningkatkan
istirahat dan latihan yang dapat
Kriteria hasil: menunjukkan
ditolerir
pengendalian intoleran terhadap 2. Bantu aktivitas perawatan
mandiri ketika pasien berada
aktivitas dan meningkatkan
dalam keadaan lelah
kegiatan secara bertahap dalam 2-3 3. Berikan stimulasi melalui
percakapan dan aktifitas yang
bulan
tidak menimbulkan stress.
4. Pantau respons pasien terhadap
peningkatan aktititas

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disritmia (kegiatan simpatis meningkat).


Intervensi

1. Pantau tekanan darah, denyut


Tujuan :Fungsi kardiovaskuler
dan irama jantung setiap 2 jam
tetap optimal yang ditandai dengan
untuk mengidentifikasi terjadi
tekanan darah, irama jantung dalam
gangguan hemodinamik jantung
batas normal
seperti hipotensi, penurunan
Kriteria Hasil: Menunjukkan haluaran urine dan perubahan
tanda-tanda perfusi jaringan yang status mental.
baik dan curah jantung adekuat; 2. Catat warna kulit dan kaji
status mental normal; tidak ada kualitas nadi.
edema; denyut jantung 60-100 bpm 3. Anjurkan klien memberitahu
dan bunyi pernapasan normal. perawat segera bila klien
mengalami nyeri dada, karena
pada klien degan hipotiroid
kronik dapat berkembang
arterioklorosis dan arteri
koronaria.
4. Kolaborasi pemberian obat –
obatan untuk mengurangi gejala
– gejala . Obat yang sering
digunakan adalah Levotroxine
sodium.Observasi dengan ketat
adanya nyeri dada dan dispnoe.
pada dosis awal pemberian obat
biasanya dokter memberikan
dosis minimal yang ditingkatkan
secara bertahap setiap 2-3
minggu sampai dosis yang tepat
untuk pemeliharaan.
5. Kolaborasi dalam: pemeriksaan
serial ECG, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti
disritmia.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh.
Intervensi

1. Auskultasi bising usus


Tujuan :setelah dilakukan tindakan
2. Catat dan laporkan adanya
selama 7x24 jam diharapkan berat
anoreksia, nyeri abdomen, dan
badan klien meningkat dan
kebutuhan nutrisi tercukupi. juga munculnya mual dan
muntah.
Kriteria Hasil:Berat badan tidak
3. Dorong untuk meningkatkan
berkurang dan berat bdan kembali
jumlah makanan dengan
pada berat badan sebelum sakit
tinggi kalori dan yang mudah
dicerna
4. Pantau asupan makanan dan
timbang berat badan secar
rutin
5. Anjurkan pasien makan
sedikit tapi sering
6. Hindari pemberian makanan
yang dapat meningkatkan
peristaltik usus (seperti: teh,
kopi) dan yang makanan yang
menyebabkan diare
7. Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian nutrisi
melalui NGT maupun TPN.

d. Gangguan pola tidur (insomnia) berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolism


dan kegelisahan.
Intervensi

1) Kaji tanda vital pasien


Tujuan :Kebutuhan tidur atau
2) Kaji waktu tidur pasien
istirahat pasien terpenuhi
3) Memberikan edukasi tentang
Kriteria Hasil: Pola tidur kembali kebutuhan tidur
pada sebelum ia sakit dan bisa 4) Memberi tahu pasien untuk
istirahat di siang hari. mengubah pola tidur siang
pasien
5) Memberikan propranolol
4.Evaluasi

a. Klien dapat kembali beraktivitas secara normal


b. Klien tidak mengalami penurunan curah jantung
c. Nutrisi klien terpenuhi dan kembali normal
d. Klien dapat kemabli tidur secara normal
Daftar Pustaka

Anggraini, Silfia D. 2014. Krisis Tiroid dan Koma Miksedema. (online),

http://www.scribd.com/doc/216557508/Endokrin-2-Krisis-Tiroid-Dan-Koma-Miksedema.
Diakses tanggal 29 November 2017 pukul 21.08 WIB

Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai