Askep Klien Dengan Kegawatan Sistem Endokrin(Kelenjar Tiroid): Krisis Tiroid Dan Koma
Miksedema
Fasilitator :
Erna Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 4
A1/2015
1. Dyah Puddya Haningtyas 131511133002
2. Sagita Wulan Sari 131511133021
3. Ima Matul Khoiriyah 131511133030
4. Fina Ainur Rohmah 131511133032
5. Farida Norma Yulianti 131511133034
6. Luluk Mardianty 131511133115
7. Zulfia Rahmih 131511133116
II.
of
II. WOC KOMA MIKSEDEMA
TSH ↓, TRH ↓
Penurunan produksi
hormone tiroid
MK :Risiko Ketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral
Perfusi Jaringan Serebral
Koma
Ketidakseimbangancairandanelektr
olit
III. Askep Koma Miksedema
3.1.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk
membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Identitas klien meliputi: umur, jenis kelamin.
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh : tampak lelah, tidak tahan dingin, daya ingat menurun.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, misalnya
gejala awal sakit, keluhan utama. Pada orang dewasa, paling sering mengenai
wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan letargi,
kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak diobati, akan
berkembang menjadi miksedema nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat
menimbulkan kretinisme. Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan
peralihan dengan retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat
serta miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata
dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada
jaringan ikat di seluruh tubuh.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah
sebelumnya klien pernah mengalami hipotiroidisme.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
f. Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
a) pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah,
dan nafsu makan menurun)
b) pola tidur (misal: klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur, sering tidur
larut malam)
c) pola aktivitas (misal: klien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering
mengeluh kelelahan).
g. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur
sepanjang hari. mengkaji bagaimana konsep diri klien mencakup kelima
komponen konsep diri.
h. Pemeriksaan fisik persistem
a. B1 (Breathing)
Terdapat penurunan pernapasan seperti hipoventilasi, penahanan CO2,
dispnea, edema, penahanan air, bisa terjadinya efusi pleura. Selain itu terdapat
juga tanda-tanda adanya gerakan dada, retraksi atau otot bantu pernafasan,
pada saat auskultasi terdengar adanya bunyi nafas tambahan (Gurgling,
Krakels, ronkhi, wheezes).
b. B2 (Blood)
Terdapat penurunan fungsi jantung seperti penurunan kontraktilitas jantung,
penurunan stroke volume, penurunan HR, dan penurunan cardiac output.
Pasien dapat berkembang menjadi efuse pericardial sehingga adanya
perubahan atau penurunan listrik jantung pada EKG. Terjadinya hipotensi
karena stimulasi adrenergic menurun akibat penurunan tiroid.
Terdapat juga tanda berupa ekstermitas pucat, dingin, nadi lambat dan lemah,
waktu pengisian kapiler >3 detik, tekanan darah turun, dan sianosis
c. B3 (Brain)
Terdapat tanda gejala akibat penurunan metabolism yang menghasilkan
penurunan kesadaran, depresi, letargi, somnolen, kurang berkonsentrasi, suara
parau, hiporefleksia. Pengaturan panas tubuh menurun sehingga terjadinya
hipotermia (26,7oC) dan bisa terjadi kegawatan. Diagnosa koma miksedema
tergantung pada gejala – gejala klinis dan identifikasi faktor pencetus yang
mendasari. Faktor pencetus yang paling umum adalah infeksi paru; yang lain
meliputi trauma, stress, infeksi, obat – obatan seperti barbiturate,
pembedahan, dan gangguan metabolic
d. B4 (Bladder)
Penurunan keluaran urine akibat fungsi ginjalterganggu dengan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulusdan kegagalan kemampuan untuk
mengekskresikan beban cairan.
e. B5 (Bowel)
Terdapat tanda dan gejala berupa penurunan bising usus, anoreksia,
konstipasi, ileus paralisis, peningkatan berat badan dan asites.
f. B6 (Bone)
Penurunan refleks otot, kulit kering dan bersisik, rambut kepala tipis dan
rapuh, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut rontok, edema kulit
terutama dibawah mata
i. Pemeriksaan Penunjang
a. Peningkatan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) (Tes Standar Emas) dan
indeks tiroksin bebas yang rendah (jika hasil pemeriksaan TSH tidak definitif).
b. Pemeriksaan Kadar glukosa darah
c. EKG : biasanya menunjukkan voltase rendah, interval QT memanjang, dan
gelombang T datar atau invers.
d. Pemeriksaan Kadar kortisol : biasanya rendah
e. Pemeriksaan T3 dan T4 serum: kadar T3 dan T4 dibawah rentang normal
f. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan anemia (eritrosit, hemoglobin, dan
hematokrit dibawah kadar normal)
g. Analisis gas darah arteri (GDA) menunjukkan hiperkapnea berat disertai
penurunan tegangan oksigen arteri (PaO2) dan peningkatan karbon dioksida
artri (PaCO2).
3.1.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3.1.4 Evaluasi
a. Penurunan curah jantung klien dapat teratasi
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan pada otak dapat teratasi
c. Pola napas klien kembali normal
d. Suhu tubuh klien kembali normal
e. Klien tidak mengalami kelebihan volume cairan
f. Klien tidak mengalami konstipasi
g. Klien tidak mengalami intoleransi aktivitas
h. Klien tidak mengalami risiko cedera
I. MIND MAP KRISIS TIROID
II. WOC KRISIS TIROID
Infeksi, trauma,
Lipolisis dan Hiperaktivitas Hipertiroid pembedahan non tiroid,
pembentukan asam agrenergik
tiroideetomi, kehamilan,
lemak berlebihan
Produksi hormon tiroid pemberhentian terapi anti
dalam jumlah besar tiroid mendadak,
hipertiroid yang tidak
KRISIS TIROID
Metabolisme
Peningkatan Peningkatan Proses
tubuh meningkat
transkrip ca2+ aktivitas SSP glikogenesis
-ATPase dalam
Produksi kalor Kebutuhan retikulum
meningkat cairan sarkoplasma
Perubahan konduksi Proses
listrik jantung pembakaran
lemak meningkat
Suhu tubuh MK : Proteolisis +
Kekurangan peningkatan Beban kerja
menigkat
jantung naik Penurunan BB
volume pembentukan
cairan & ekskresi
MK : MK : Nutrisi
c Aritmia, takikardia
Hipertermi Massa otot kurang dari
(>130x/menit)
berkurang kebutuhan
Ketidaknyamanan
fisik MK : Penurunan Peningkatan
Kelemahan curah jantung
otot, tremor penggunaan O2
Tidur
terganggu Penurunan
MK : suplai O2 ke hiperventilasi
Intoleransi seluruh tubuh
MK : Insomnia aktivitas
Sesak napas,
Otak dispnea
kekurangan
oksigen
MK :
Ketidakefektifan
Penurunan pola nafas
kesadaran,letargi-
stupor- koma
MK : Perubahan perfusi
jaringan serebral
III. ASKEP KRISIS TIROID
1. Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas klien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan,
kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa medis
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Biasanya
klien mengeluh :
Lelah, suhu tubuh sangat panas, daya ingat menurun, diare, menstruasi tidak
teratur, dll.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan dari gejala
awal sakit dan keluhan utama yang dirasakan. Pada orang dewasa, paling sering
mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan
dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah
sebelumnya klien pernah mengalami hipertiroidisme.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
6. Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
a. Pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya tinggi,
seberapa banyak makanan yang dikonsumsi, dan jenis makanan apa saja yang
dikonsumsi)
b. Pola tidur (misal: klien kurang bisa tidur, mudah terbangun)
c. Pola aktivitas (misal: bentuk dan jenis kegiatan seperti apa yang dilakukan
klien).
7. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya dikarenakan
kondisi fisik yang dialami. Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan
lingkungannya.
8. Pengkajian fungsi seksual
a. Penurunan libido
b. Impotensi, infertilitas
c. Abnormalitas menstruasi (amenorea atau perdarahan menstruasi lama)
B. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas atau istirahat
Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, Kelelahan
berat. Ditandai dengan atrofi otot
2. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada (angina). Ditandai dengandistritmia (vibrilasi ventrikel),
irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare,
Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi. Ditandai denganansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid). Ditandai dengan kulit
kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah
(napas aseton).
6. Neurosensori
Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan. Ditandai dengandisorientasi, megantuk, lethargi,
stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau
mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap
lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak). Ditandai dengan sesak napas, batuk dengan atau tanpa
sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
C. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi
pada awal pemakaian obat antitiroid)
2) Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit
Graves dengan komponen nodosa
3) EKG
4) Foto toraks
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan
metabolisme).
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disritmia (kegiatan simpatis meningkat).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme tubuh.
d. Gangguan pola tidur (insomnia) berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolism
dan kegelisahan.
3. Intervensi
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan metabolisme).
Intervensi
Tujuan :Meningkatkan partisipasi
1. Atur interval waktu antar
dalam aktivitas dan kemandirian aktivitas untuk meningkatkan
istirahat dan latihan yang dapat
Kriteria hasil: menunjukkan
ditolerir
pengendalian intoleran terhadap 2. Bantu aktivitas perawatan
mandiri ketika pasien berada
aktivitas dan meningkatkan
dalam keadaan lelah
kegiatan secara bertahap dalam 2-3 3. Berikan stimulasi melalui
percakapan dan aktifitas yang
bulan
tidak menimbulkan stress.
4. Pantau respons pasien terhadap
peningkatan aktititas
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh.
Intervensi
http://www.scribd.com/doc/216557508/Endokrin-2-Krisis-Tiroid-Dan-Koma-Miksedema.
Diakses tanggal 29 November 2017 pukul 21.08 WIB