Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK ENDOKRIN II

KOMA MIKSEDEMA DAN KRISIS TIROID

Disusun Oleh:
Kelompok 6 Kelas A-1
1. Ayu Septia Malinda 131511133004
2. Diki Alifta Rachmad 131511133006
3. Cintya Della Widyanata 131511133007
4. Gifri Nur Haritsa H. 131511133011
5. Unza Noor Ramadhanti 131511133020
6. Fara Farina 131511133022
7. Bunga Nur Rahmawati 131511133131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertiroidisme adalah meningkatnya kadar T4 dan T3 dalam sirkulasi,yang


terjadi akibat kelenjar tiroid terlalu aktif atau pengeluaran hormon-hormon tiroid secara
berlebihan dari satu atau lebih nodulus tiroid. Jikahipertiroidisme tidak tertangani dengan
baik, kondisi akan mengarah ke krisis tiroid Penyakit Graves adalah penyakit otoimun
yang terkait dengan lebih dari 80% penyebab hipertiroidisme di dunia. Insidensi krisis
tiroid dikatakan tidaklebih dari 10% (1-2%) pasien yang dirawat dengan tirotoksikosis.
Namun,angka kematian oleh krisis tiroid masih tinggi, dengan rentang (20-30%).Dengan
tirotoksikosis yang terkendali dan penanganan dini krisis tiroid,angka kematian dapat
diturunkan hingga kurang dari 20% (Linda,dkk, 2010). Salah satu penatalaksanan
hipertiroid adalah pembedahan denganmengangkat sebagian kelenjar tiroid sehingga
tidak menghasilkan T3dan T4 yang berlebihan. Pengangkatan kelenjar yang terlalu luas
mengakibatkan penurunan produksi hormon tiroid yang lambat laun dapat berkembang
menjadi hipotiroidisme (Linda,dkk, 2010).
Hipotiroidisme adalah penyakit yang diakibatkan oleh penurunansirkulasi hormon
tiroid. Dalam 95% kasus, penyebabnya adalah adanyamasalah pada kelenjar tiroid, dan
pada 5% kasus berhubungan dengandisfungsi kelenjar pituitari. Insuffisiensi hormon
tiroid berpengaruh pada semua sel tubuh dan organ, serta memperlambat laju metabolik,
dan respon pada semua sistem. Gejala hipotiroidisme sulit terdiagnosa dan di Amerika
mulai tampak sekitar 20% pada orang dewasa di atas 60 tahun (Linda,dkk,2010).

Koma miksedema merupakan stadium lanjut dari hipotiroidisme yang jarang,


dan umumnya menyerang pasien usia lanjut, dan lebih
banyak terjadi pada wanita daripada laki
laki. Keadaan ini merupakan komplikasi yang jarang terjadi dengan angka kematian
>50%. Identifikasi dini terhadap gejaladan penanganan segera dapat menurunkan angka
mortalitas miksedema, meskipun tetap tinggi dibandingkan dengan beberapa penyakit
lain. Komamiksedema jarang ditemukan sebagai penyakit tunggal di unit perawatankritis
(Linda,dkk, 2010).
1.2. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami tentang mekanisme kerja pada kelainan tiroid sesuai
dengan pokok pembahasan yaitu Krisis tiroid dan Koma miksedema.

1.3. Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui konsep-konsep keperawatan yang dapat


diaplikasikan untuk kelainan koma miksedema dan krisis tiroid pada klien, sehingga
mahasiswa mempunyai dasar keilmuan yang kuat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
BAB 2
PEMBAHASAN
Gangguan produksi TSH
(adanya produksi LATS)
Perubahan sel kelenjar pada penyakit autoimun- tumor tiroid dengan
tiroid, Graves hipersekresi

Penurunan TSH Peningkatan hormone


kalsitonin
WOC KOMA KRISIS
Peningkatan produksi Peningkatan reseptor ᵦ
TIROID
tiroid adrenergik

tirotoksikosis Peningkatan katekolamin

Penurunan kalsium
Peningkatan dalam darah
Metabolisme KH, Peningkatan Peningkatan
kontraktilitas dan
Protein, lemak lebih metabolisme basal. peristaltik usus
frekuensi denyut jantung
cepat
Otot kekurangan
produksi panas ↑ Penurunan reabsorsi Takikardi dan kalsium
KH, protein, lemak ↓
peningkatan SV
Penurunan kerja otot
Hipertermi Gangguan motilitas
Sering lapar CO ↑dan sistolik jantung
usus
Kelemahan otot dan
Keringat keluar berlebih
Nafsu makan Diare Dekompensasi jantung tremor
meningkat
Kekurangan
Kegagalan kongestif Hambatan mobilitas
volume cairan ↑ kebutuhan
Lipolisis jantung fisik
O2

kurus Penurunan curah


hiperventilasi jantung
Ketidakseimbangan
Ketidakefektifan Sesak napas, dispnea
nutrisi kurang dari
pola napas
kebutuhan tubuh
WOC KOMA MIKSEDEMA

Hipotiroid kronis

↓ metabolisme basal

Mudah kedinginan

Penggunaan O2
berkurang

Hipoglikemi Glukosaminoglikan

Koma Miksedema

Penurunan Fungsi pernapasan Sekresi keringat Penurunan ekskresi


perangsang jantung menurun menurun ginjal

Penurunan Depresi ventilasi Kelembaban kulit Retensi air dan


kontraktilitas menurun natrium

Penurunan volume Sebasea kulit Penurunan


Dispnea
sekuncup menjadi kering perangsangan otot-
otot usus

MK: Penurunan curah MK: Pola napas Produksi panas


jantung tidak efektif menurun
MK: konstipasi

Penurunan laju MK: Kerusakan


Produksi ADP & Aktivitas dan
metabolisme basal integritas kulit
ATP(energi menurun efektifitas menurun

Eksitabilitas MK: Hipotermi


Otot kekurangan O2
neuromuskular Kehilangan nafsu
menurun makan jumlah protein dan
mukopolisakarida
Malaise
Gangguan fungsi
Berat badan turun
sensorik
Jaringan ikat terpisah
MK: Intoleransi
Penurunan kesadaran MK:
aktivitas
Ketidakseimbanga
Edema non pitting
n nutrisi: kurang
MK: Risiko Cidera dari kebutuhan
tubuh MK: Kelebihan volume
cairan
Tambahan Asuhan Keperawatan Krisis Tiroid

Pengkajian :

 Identitas pasien, lebih baik ditulis secara lengkap meliputi nama, usia, jenis kelamin,
alamat, no.rekam medik (jika ada), suku, dll.
 Untuk riwayat kesehatan sebaiknya langsung ditulis riwayat nya apa tidak perlu
dituliskan penjelasan misalnya “ riwayat kesehatan sekarang: faktor riwayat penyakit
sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab.” Atau juga
sebaiknya tidak menuliskan pertanyaan seperti “apakah” dalam riwayat kesehatan
keluarga didalam makalah tersebut.

Intervensi

 Dx : Penurunan curah jantung


Untuk NOC:
Mungkin bisa dijelaskan oleh kelompok untuk TD sistol dan diastol normalnya berapa
misalnya 120/80 mmHg.
NIC
Dari kelompok sudah betul untuk NIC nya, namun mungkin perlu ditambahkan
Monitor TTV karena untuk outcome nya tadi ada capaian mengenai TD dan denyut
jantung.
- Monitor TTV
1. Monitor TD, nadi, suhu dan status pernapasan
2. Monitor TD saat pasien berbaring, duduk dan berdiri sebelum dan sesudah
perubahan posisi
3. Monitor irama dan tekanan jantung
4. Monitor irama dan laju pernapasan (misalnya: kedalaman, kesimetrisan).
 Dx: Hipertermi
NOC:
Mungkin dari kelompok bisa mengambil outcome termoregulasi saja, yaitu:
Berkeringat saat panas dan bisa ditambahkan penurunan suhu kulit. Jadi, untuk TTV
mungkin tidak perlu dicantumkan.
NIC:
Untuk intervensinya sudah betul , tidak ada masalah. Tetapi, bisa ditambahkan 1
intervensi yaitu kolaborasi dengan pemberian antipiretik sesuai kebutuhan.

Tambahan Asuhan Keperawatan Koma Miksedema

1. Untuk pemeriksaan penunjang kelompok menjelaskan seperti dibawah ini


a. Peningkatan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) (Tes Standar Emas) dan
indeks tiroksin bebas yang rendah (jika hasil pemeriksaan TSH tidak definitif).
b. Pemeriksaan Kadar glukosa darah
c. EKG: biasanya menunjukkan voltase rendah, interval QT memanjang, dan
gelombang T datar atau invers.
d. Pemeriksaan Kadar kortisol : biasanya rendah
e. Pemeriksaan T3 dan T4 serum: kadar T3 dan T4 dibawah rentang normal
f. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan anemia (eritrosit, hemoglobin, dan
hematokrit dibawah kadar normal)
g. Analisisa gas darah arteri (GDA) menunjukkan hiperkapnea berat disertai
penurunan tegangan oksigen arteri (PaO2) dan peningkatan karbon dioksida artri
(PaCO2).

Yang saya ingin tanggapi, dimanifestasi klinis kalian juga mencantumkan “Penurunan
reabsorpsi tulang”, nah sebaiknya di pemeriksaan penunjang ditambahkan “Cek
kepadatan tulang”

2. Untuk NIC MK Ketidak seimbangan nutrisi sebaiknya poin no 5 dihilangkan “Anjurkan


keluarga untuk membawa makanan favorit pasien sementara [pasien] berada di
rumah sakit atau fasilitas perawatan, yang sesuai”, karena menurut kami apabila
keluarga klien membawa makanan favorit klien yang berasal dari luar maka
dikhawatirkan tidak sesuai standar RS, sehingga memperlambat penyembuhan
3. Untuk MK Konstipasi

Poin no 1 dan 2 pada NOC


fungsi gastro intestinal
dihilangkan saja, sebab
sama dengan no.1
“Eliminasi Usus”
4. Karena dalam makalah kelompok terdapat kalimat “Selain itu pertumbuhan tulang
menjadi terlambat pada anak-anak. Retardasi pertumbuhan dan kemampuan mental yang
terganggu menyebabkan gambaran kreatinisme yang khas (Lang, 2006).”, mungkin pada
MK kelompok 5 bisa ditambahkan gangguan tumbuh kembang.
5. Menambahkan intervensi, berhubungan dengan penatalaksanaan diuretic yang tidak
boleh diberikan pada pasien dengan kekurangan volume cairan. Saya akan memberikan
tambahan sedikit untuk NICnya dari paparan NIC kelompok 5. 
Manajemen Cairan (4120)
 Berikan terapi IV, seperti yang ditentukan
 Monitor tanda-tanda vital pasien 
 Monitor cairan yang dikonsumsi, dan hitung asupan kalori harian 
 Tingkatkan asupan oral (misalnya, memberikan sedotan, menawarkan cairan
diantara waktu makan, dll)

Monitor Cairan (4130)

 Tentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala perubahan cairan


(misalnya, pusing, sering berubah pikiran, melamun, mual dll)
 Monitor asupan dan pengeluaran
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hipertiroidisme adalah meningkatnya kadar T4 dan T3 dalam sirkulasi, yangterjadi


akibat kelenjar tiroid terlalu aktif atau pengeluaran hormon-hormon tiroid secara
berlebihan dari satu atau lebih nodulus tiroid. Penyebab hipertiroidisme yang paling
umum adalah penyakit Graves.

Krisis tiroid adalah kedaruratan medis yang disebabkan oleh eksaserbasi akut dari
gejala-gejala hipertiroid. Hal ini dapat berakibat fatal dan mematikan, yang ditandai
dengan dekompensasi satu atau lebih sistem organ, serta keadaan status hipermetabolik.

Koma miksedema adalah eksaserbasi (perburukan) semua gejalah


hipotiroidisme yang mengancam nyawa, ditandai dengan hipotermia tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran yang
menyebabkan koma (Elizabeth Corwin, 2000). Koma ini tercetus pada pasien hipotiroid
kronis karena berbagai hal, diantaranya adalah hipotermi (terpajan dingin) infeksi,
hipoglikemia, obat-obatan (narkotik, sedatif), reaksi alergi, stress metabolik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai