Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre experiment one group pre and

post-test design. Pengambilan data yang dilakukan sebelum experimen (T0)

disebut baseline dan sesudah experiment (T1) disebut post-test. Perbedaan antara

T0 dan T1 (T1-T0) di asumsikan sebagai pengaruh dari intervensi. Subjek

penelitian menjadi kontrol bagi dirinya sendiri. Subjek penelitian mendapatkan

terapi pijat refleksi kaki selama sehari (dosis 1 X 1 hari @ 40 menit). Pengukuran

kortisol saliva dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari pada subjek penelitian,

yaitu 1 kali pada baseline (30 menit sebelum intervensi) dan 1 kali pada post-test

(15 - 20 menit setelah intervensi). Rancangan penelitian seperti bagan berikut:

Baseline Intervensi Post_Test


Sampel E=C
T0 X T1

Gambar 7. Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:
E : Kelompok Intervensi
C : Kelompok Kontrol

B. Lokasi Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dalam dua ruang perawatan

yaitu ruang Teratai dan ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

44
Purwokerto. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 26 Januari 2018 sampai

dengan 26 Februari 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis kanker di RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Pengambilan sampel menggunakan

tehnik purposive sampling.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Pasien terdiagnosis kanker oleh dokter pada stadium II, III

2) Berusia 18 tahun sampai 65 tahun,

3) Pasien mengalami stress, diukur dengan DASS 42 dengan skor antara 15 dan

33 (stres ringan sampai stres parah)

4) Pasien sadar, nilai GCS (glassglow comma scale) 13-15.

5) Bersedia terlibat dalam penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Pasien dalam keadaan emergency,

2) Tidak kooperatif dalam penelitian,

3) Pasien yang terdiagnosis penyakit (DM tipe 1, epilepsy, gangguan mental, ,

deep venous thrombosis, osteoporosis, penyakit jantung kronis) berdasarkan

rekam medis

4) Pasien mengalami demam tinggi,

45
5) Pasien yang menggunakan obat lebih dari 6 bulan seperti prednisone,

prednisolon, hidrokortison, antikonvulsan (phenitoin dan karbamazepin),

6) Pasien yang hamil,

7) Luka pada kaki

8) Pasien yang mengalami penurunan kesadaran, dinilai dengan GCS.

9) Pasien yang rutin melakukan pijat refleksi kaki.

Banyaknya sampel untuk penelitian ini ditetapkan menggunakan rumus besar

sampel untuk uji komparasi numerik dua kelompok berpasangan dengan rumus

sebagai berikut:

[ zα + z β ] S
n=⌈ ( x 1−x 2 ) 2⌉ ,
¿

Keterangan:

n : Jumlah subjek penelitian


Y : Faktor koreksi karena pengukuran berulang
Zα : Nilai standar alpha 5% hipotesis satu arah, yaitu 1.64
Zβ : Nilai standar beta 20%, yaitu 0,84
S : Simpang selisih sesudah dan sebelum intervensi
x 1−x 2 : Selisih rerata minimal yang dianggap bemakna yaitu 0,03
ρ : Inter class correlation yaitu 0,3

Penelitian yang dilakukan ini mempunyai nilai α<0,05, CI 95%, dan Power

penelitian adalah 80%. Berdasarkan beberapa penelitian tentang efek pijat refleksi

terhadap kadar kortisol saliva pada pasien kanker dan dimasukkan ke dalam

rumus besar sampel dengan mempertimbangkan perbedaan efek sebesar 0,03

didapatkan beberapa hasil penelitian yang termuat dalam tabel sebagai berikut:

46
Tabel 4. Hasil Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Rumus
Analitik Numerik Tidak Berpasangan
No Selisih pre-post test
Penelitian X1 – X2 N
. mean ± SD
1 Mc Vicar, et al. (2007) 0,08 ± 0,01 0,03 2
2 Ja Ok & In Sook (2012) 0,02 ± 0,07 0,03 34

Pada penelitian ini besar sampel di ambil dari hasil perhitungan yang paling

besar yakni sebesar 34 responden, sehingga dengan pertimbangan drop out

sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 + (34 x 10%) =

38 responden.

Setelah dilakukan pengambilan data penelitian, jumlah total sampel yang

terlibat dalam penelitian ini berjumlah 59 orang yang terbagi di ruangan Teratai

dan ruangan Bougenville. Proses skrining dilakukan pada 120 pasien yang dirawat

di ruang Teratai maupun ruang Bougenville RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.

Jumlah pasien yang memenuhi kriteria eligibilitas untuk dijadikan responden

yaitu 69 pasien, dan 61 pasien tidak memenuhi criteria disebabkan keadaan umum

lemah, tidak bersedia menjadi responden, terdapat trauma/luka/bengkak pada

kaki, berusia lebih dari 65 tahun, kanker stadium IV, sedang menerima terapi

komplementer lainnya, hamil, pulang, riwayat DM dan Hipertensi, sesak nafas,

dan tidak ada keluhan kelelahan. Pemilihan responden dapat dilihat pada bagan

berikut.

47
Proses Skrining:
120 Pasien kanker

69 pasien memenuhi 51 pasien tidak memenuhi


kriteria eligibilitas kriteria eligibilitas

59 Responden menyelesaikan 10 pasien tidak memenuhi syarat


proses penelitian pengambilan air saliva

Gambar 8. Bagan proses pemilihan responden

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, sebagai variable independent (bebas) adalah pijat refleksi

dan variable dependent (terikat) adalah kadar kortisol saliva sebagai biomarker

stress pada pasien kanker.

E. Defenisi Operasional

1. Pasien kanker adalah pasien yang terdiagnosis kanker oleh dokter pada

stadium 1 sampai III yang dirawat di Ruang rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

48
2. Kortisol Saliva adalah hormon utama yang dihasilkan didalam tubuh saat

terjadi stres pada pasien kanker, sebagai penanda meningkatnya aktivitas HPA

axis yang di ambil melalui air ludah atau saliva. Nilai normal kortisol saliva

adalah 0.12 – 1.47 μg/dL or 1.2 – 14.7 ng/mL. skala data adalah interval.

3. Pijat refleksi kaki adalah pijat yang dilakukan dengan memberikan tekanan

pada telapak kaki, meliputi peregangan dan relaksasi otot kaki, pemijatan pada

titik pembukaan, titik wajib meliputi titik; titik pemeliharaan saraf dan

metabolisme; titik pencernaan; titik relaksasi; titik suplemen, titik terapi, titik

penutupan, dan pijat pendinginan selama 40 menit, yang dilakukan 1 kali

sehari yang bertujuan untuk menurunkan kadar kortisol saliva.

F. Instrument dan Alat Ukur Penelitian

Alat pengumpulan data dalam Penelitian ini menggunakan kuesioner

demografi berupa formulir identitas responden untuk mengetahui karakteristik

umum responden. Proses skrining responden menggunanakan kuesioner

Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42) untuk mengetahui tingkat stres

pasien, dan diinterpretasikan dalam 5 kategori yaitu Normal (Skor 0 – 14), Stres

ringan (skor 15-18), stress sedang (19-25), stress parah (skor 26 – 33), dan Stres

sangat parah (skor >34). Kuesioner DASS 42 telah di adaptasi ke dalam Bahasa

Indonesia dan telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan tehnik validitas

internal, dan reliabilitas dengan nilai koefisien α=0,9483 (Damanik, 2006)

Dalam penelitian ini stres dinilai dengan kadar kortisol saliva. Kortisol saliva

telah menjadi index yang kuat dari aktivitas HPA. Kadar kortisol saliva ditentukan

49
secara kuantitatif dengan menggunakan metode ELISA. Kadar kortisol paling

rendah yang dapat dideteksi dari standar nol adalah 0,537 ng/mL atau 0.0537

µg/dL dengan tingkat kepercayaan 95%.

Pengambilan dan metode pengukuran kortisol saliva sebagai berikut:

1. Waktu pengambilan spesimen

Spesimen saliva di ambil sebanyak 2 kali dalam sehari pada subjek penelitian

yaitu 1 kali pada baseline (30 menit sebelum intervensi) dan 1 kali pada post

test (15 - 20 menit setelah intervensi)

2. Penyimpanan dan persiapan reagen

Reagen disimpan pada suhu 2oC - 8oC dan tidak dibuka untuk

mempertahankan reaktivitas sampai tanggal kadaluwarsa. Reagen yang telah

dibuka harus disimpan pada suhu 2oC - 8oC, dan menutupnya dengan rapat

setelah digunakan. Kit akan bertahan selama 2 bulan jika disimpan sesuai

petunjuk. Bawa reagen ke suhu kamar sebelum digunakan

3. Tehnik pengumpulan dan persiapan spesimen

a. Hindari makan, minum, mengunyah permen karet atau menyikat gigi 30

menit sebelum pengambilan spesimen.

b. Menganjurkan pasien berkumur kumur dengan air dingin 5 menit sebelum

pengambilan spesimen.

c. Jangan mengumpulkan spesimen ketika ada kontaminasi darah.

d. Specimen saliva harus dikumpulkan hanya dengan menggunakan

perangkat khusus sampling saliva, yaitu SALI-TUBES 100(SLV-4158)

atau salivette (sarstedt cat.#51.1534)

50
e. Sebaiknya spesimen di ambil 2-3 jam sebelum makan, karena makanan

mengandung sejumlah hormon steroid.

f. Buka tabung pengumpul saliva kemudian minta pasien untuk meludah

kedalam tabung. Isi hingga ¾ bagian lalu tutup rapat, kemudian beri label.

g. Specimen saliva dapat disimpan pada suhu 2oC - 8oC sampai dua minggu,

dan untuk waktu yang lebih lama simpan pada suhu -20 oC. Setiap

spesimen harus dibekukan

4. Metode Pengukuran spesimen.

Specimen yang telah siap dibawah ke laboratorium dan di ukur dengan

metode Human Salivary Kortisol Elisa Kit 96 wells DRG SLV-2930.

G. Jalannya Penelitian

Peneliti membagi tahap penelitian menjadi tahap persiapan penelitian, tahap

pelaksanaan, dan tahap pelaporan

1. Tahap persiapan penelitian

Tahapan penelitian meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

a) Peneliti memulai dengan membuat proposal penelitian, melalui proses

pembimbingan dan ujian proposal.

b) Peneliti mengurus perizinan etik penelitian ke komisi etik Fakultas

Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM dan Komisi

etik Penelitian RSUP Prof. Margono Soekarjo Purwokerto

51
c) Peneliti mengurus perizinan penelitian di lokasi penelitian yaitu Ruang

Rawat Inap I meliputi Ruang Bougenville dan Ruang Teratai RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

d) Peneliti dibantu asisten sebanyak 3 orang. Asisten peneliti bertugas dalam

melakukan skirining, memberikan intervensi dan mengambil data

penelitian. Asisten penelitian harus memenuhi syarat yaitu pendidikan

minimal S1 Keperawatan, menguasai tehnik pijat refleksi kaki dan telah

tersertifikasi oleh Lembaga sertifikasi kompetensi Pijat Refleksi Indonesia

(LSK PRI), dan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.

e) Peneliti menyiapkan peralatan pijat refleksi kaki

f) Peneliti menyiapkan dan menggandakan instrumen penelitian untuk data

demografi responden, lembar skirning, tabung specimen, kotak pendingin

untuk mengumpulkan saliva saat melakukan pengukuran outcome ke

responden, dan lemari pendingin untuk mengumpulkan spesimen saliva.

g) Peneliti menyiapkan lembar penjelasan atau informed consent (IC) yang

kemudian dibuat menjadi rangkap tiga dan ditandatangani oleh responden,

peneliti dan saksi (1 rangkap IC untuk responden, 1 rangkap IC untuk

peneliti atau difotokopi, 1 rangkap IC untuk dilampirkan di rekam medis).

h) Peneliti menyiapkan lembar case report form (CRF) yakni lembar

ringkasan hasil penelitian pijat refleksi untuk masing-masing responden

dan lembar serious adverse event (SAE) yang nantinya akan dilampirkan

dalam rekam medis bersamaan dengan lembar IC.

52
2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pijat Refleksi kaki diberikan pada subjek penelitian sesuai dengan protokol

penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan selama sehari. Beberapa hal

yang peneliti lakukan selama prosedur intervensi meliputi hal-hal berikut:

1) Koordinasi dengan Kepala Ruangan atau Perawat

Peneliti menghubungi petugas yang bertugas dan bertanggung jawab di

ruang perawatan yakni kepala ruang perawatan atau Clinical Instructure (CI)

atau perawat jaga di Ruang Bougenville dan Ruang Teratai RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto kemudian peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian.

2) Skrining

Peneliti dibantu perawat ruangan dan asisten peneliti melakukan pendataan

rekam medik dan skrining untuk menentukan responden penelitian. Setelah

pasien kanker dinyatakan masuk kritetiria penelitian, kemudian peneliti dan

perawat jaga menuju ruang perawatan untuk memperkenalkan peneliti kepada

calon responden. Perawat jaga kemudian menjelaskan maksud awal

kedatangan perawat dan peneliti.

Setelah pasien kanker bersedia untuk ditemui dan diajak berdiskusi,

peneliti kemudian melanjutkan dengan melakukan skrining kegawatan kondisi

(tingkat kesadaran dan kondisi emergency), skrining kondisi lain (suhu tubuh

dan trauma pada kaki), dan skrining tingkat stres dengan menggunakan DASS

42.

53
3) Pemberian Informasi dan concent

Pasien yang memenuhi kriteria penelitian kemudian ditawarkan

kesediannya untuk mengikuti proses penelitian PRK dengan membaca,

memahami dan menandatangani lembar concent. Jika calon responden

bersedia dan setuju ikut berpartisipasi dalam penelitian, selanjutnya peneliti

akan melakukan kontrak waktu untuk proses penelitian.

4) Pengisian data demografi

Responden yang telah bersedia mengikuti proses penelitian diminta untuk

membantu menvalidasi data demografi yang didapatkan dari rekam medik dan

melengkapi formulir identitas responden yang tidak terdapat didalam rekam

medik dengan dibantu oleh peneliti

5) Pengambilan Sampel (T0)

Pengambilan sampel saliva dilakukan 30 menit sebelum intervensi yaitu

pada pukul 13.30. Responden terlebih dahulu diminta untuk minum air dingin

sebelum pengambilan saliva, kemudian responden diminta untuk meludah ke

dalam tempat penampungan saliva hingga terisi ¼ bagian tabung dan diberi

label identitas responden. Spesimen yang telah diambil kemudian disimpan

dalam cooler box yang berisi ice bag.

6) Pemberian Intervensi

Berdasarkan dengan kontrak waktu dengan pasien pijat refleksi kaki

diberikan sekitar pukul 14.00 – 17.00 dengan asumsi bahwa jam tersebut

adalah waktu kadar kortisol paling baik pengambilannya.

Pada tahap intervensi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

54
a) Persiapan Peralatan, Pasien dan Lingkungan.

Peneliti menyiapkan peralatan berupa baskom, air hangat dengan garam

handuk, alkohol, perlak dan minyak aroma. Peneliti mengatur suasana

ruangan dan memposisikan pasien dengan kondisi yang nyaman. Peneliti

memulai tindakan dengan berdoa dan mengukur tanda vital pasien.

b) Pemberian Pijat Refleksi Kaki

Peneliti mulai dengan mengajak responden penelitian untuk

berdoa, kemudian merendam kaki pasien dalam air hangat, mengeringkan

kaki dan menyemprotkan alkohol. Selanjutnya peneliti mengoleskan

minyak aroma dan mulai melakukan peregangan untuk relaksasi otot.

Memulai pemijatan pada titik pembukaan, dilanjutkan dengan titik wajib,

titik terapi dan titik penutupan. Selama melakukan pemijatan, peneliti

menvalidasi kekuatan tekanan pijat yang dapat ditoleransi oleh pasien.

Selama proses pemberian pijat refleksi kaki, peneliti tetap

mempertahankan komunikasi terhadap responden. Peneliti juga

memonitor efek samping yang mungkin muncul selama proses pemijatan

berlangsung dan mengobservasi ekspresi nonverbal dari responden

penelitian.

c) Terminasi

Pada tahap ini peneliti melakukan validasi perasaan setelah tindakan

pemijatan, melakukan reinforcement positif pada pasien. Peneliti

membereskan peralatan dan menutup kegiatan dengan doa.

55
7) Tahap Post Intervensi

Tahap ini peneliti kembali melakukan pengambilan saliva (T1). Pengambilan

Saliva dilakukan 15 - 20 menit setelah pemberian pijat terapi. spesimen yang

telah diambil akan disimpan didalam suhu 2-8 oC. Setelah ini peneliti mencatat

semua hasil observasi dan pengamatan dalam buku catatan peneliti

Setiap harinya, peneliti akan berkoordinasi dengan perawat ruangan dan

melakukan hal yang sama apabila terdapat pasien baru diruangan.

3. Tahap pelaporan

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya yaitu tahap pelaporan. Peneliti

melakukan analisis data dan selanjutnya mulai untuk melakukan penyusunan dari

hasil analisis data, pembahasan hingga penarikan kesimpulan.

H. Skema Alur Penelitian

Skema jalan penelitian dijelaskan dalam gambar 8 berikut ini:

Hari Pertama, Pertemuan 1, Pagi, Pukul 09.00 atau Siang, Pukul 15.00

Pasien Skrining Informed Kuesioner Kontrak


Kanker Responden consent Demografi waktu

Pengambilan Pijat refleksi Pengambilan Responden


Pertemuan 2
saliva T1 Kaki saliva T0
Pukul 13.30

Gambar 9. Skema Alur penelitian

56
I. Analisis Data.

Langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut:

1. Data Demografik

Data demografik terdiri dari dua jenis data yaitu data kategorikal dan data

numerik. Data kategorikal disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (f)

dan persentase (%), sedangkan data numerik disajikan dalam bentuk mean dan

standar deviasi. Data yang termasuk kategorikal meliputi jenis kelamin, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, jenis terapi, penghasilan, jenis kanker, dan

lama sakit. Data numerik yaitu usia dan lama sakit.

2. Uji Normalitas

Data outcome dalam penelitian ini merupakan data numerik yang terdiri

dari data baseline dan post intervensi. Hasil uji normalitas selisih rerata

kortisol saliva dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (n=59)

menunjukkan data yang tidak terdistribusi normal (ρ<0,05). Hasil

perbandingan mean, median dan standar deviasi (SD) juga menunjukkan data

tidak berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed rank

karena data tidak terdistribusi normal. Sebelum melakukan uji hipotesis,

terlebih dahulu Peneliti melakukan uji komparasi perbedaan rerata kadar

kortisol saliva terhadap karakteristik responden dan Uji regresi linear

berganda. Uji komparasi ini bertujuan untuk melihat adanya kemungkinan

57
adanya variabel karakteristik responden yang dapat mempengaruhi kadar

kortisol saliva. Hasil Uji Komparasi dengan menggunakan Uji Mann-Whitney

dan Uji Kruskal-Wallis didapatkan 2 variabel yang diikutkan dalam uji regresi

linear berganda (ρ<0,25).

Uji statistik pada outcome adalah uji selisih rerata kadar kortisol saliva

baseline dan post intervensi dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon

Signed Rank Test, dengan nilai signifikansi ρ<0,05. Data ditampilkan dalam

bentuk tabel median (minimum-maximum). Langkah selanjutnya adalah

melakukan uji besar efek (ES) untuk mengetahui seberapa besar efek

intervensi pijat refleksi kaki yang diberikan terhadap kadar kortisol saliva. Uji

besar efek pada uji wilcoxon signed rank didapatkan dengan membandingkan

nilai Z score dengan akar pangkat dua dari jumlah seluruh responden

penelitian. Interpretasi nilai besar efek yaitu jika ES 0,1 berarti efek kecil, nilai

0,3 berarti efek sedang, dan nilai 0,5 berarti efek besar.

J. Etika Penelitian

Peneliti telah mengurus uji kelayakan etik penelitian dan telah mendapatkan

persetujuan etik berdasarkan surat keputusan layak etik dari Komisi Etik

Penelitian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Nomor KE/FK/1330/EC/2017. Penelitian ini juga telah dinyatakan layak secara

etik dari Komisi Etik Penelitian RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Pertimbangan etik dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

58
1. Outonomy

Dalam penelitian ini responden diberi kebebasan dalam memutuskan

kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian secara sukarela dengan menanda-

tangani informed concent yang telah disediakan setelah semua informasi

dijelaskan kepada responden.

2. Beneficience

Intervensi pijat refleksi kaki yang diberikan kepada responden

memberikan manfaat seperti menurunkan stress, kecemasan, depresi yang

dirasakan responden selama perawatan. Peneliti melindungi responden dari

resiko yang mungkin muncul selama menjalani pijat refleksi kaki, seperti

perasaan tidak nyaman selama terapi. Segala resiko yang berkaitan dengan

penelitian menjadi tanggungjawab peneliti.

3. Confidentiality

Peneliti menjaga kerahasian informasi pribadi responden, seperti identitas

dengan tidak menuliskan nama, tetapi dengan menggunakan simbol tertentu

yang hanya dipahami oleh peneliti dan tim sehingga responden tidak merawa

khawatir. Kerahasiaan informasi yang diberikan sangat dijaga oleh peneliti

dan tim. Semua catatan dan data responden hanya digunakan untuk keperluan

analisis sampai laporan disusun.

4. Justice

Penelitian ini tidak melakukan deskriminasi pada kriteria yang tidak

relevan saat memilih sampel penelitian. Setiap responden akan mendapatkan

pijat refleksi kaki yang sama sesuai dengan protokol.

59
5. Non-Maleficence (do no harm)

Peneliti dan tim selalu memonitor kemungkinan munculnya efek samping

yang timbul oleh terapi pijat refleksi kaki. Peneliti dan tim juga selalu

mengecek tanda-tanda vital sebelum dan sesudah terapi untuk mengantisipasi

terjadinya hal hal yang tidak diinginkan yang mungkin ada saat penelitian.

K. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

1. Kesulitan Penelitian

a. Peneliti mengalami kesulitan dalam mengontrol waktu makan

responden dan pasien sering lupa untuk tidak makan sebelum saliva

kedua diambil, sehingga terdapat 10 responden yang gagal diambil

salivanya karena makan setelah diberikan Intervensi

b. Peneliti kesulitan mengambil saliva karena beberapa responden

mengalami mulut kering.

2. Kelemahan Penelitian

a. Data karakteristik gaya hidup seperti kebiasan merokok dan minum

kopi atau alkohol tidak dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian,

sehingga tidak bisa mengetahui hubungannya dengan kadar kortisol

saliva.

b. Pemberian Intervensi Pijat refleksi kaki hanya dilakukan 1 kali,

pengukuran outcome hanya 1 kali setelah intervensi, sehingga tidak

bisa menilai efek jangka panjang dari pemberian intervensi.

60
58

Anda mungkin juga menyukai