METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre experiment one group pre and
disebut baseline dan sesudah experiment (T1) disebut post-test. Perbedaan antara
terapi pijat refleksi kaki selama sehari (dosis 1 X 1 hari @ 40 menit). Pengukuran
kortisol saliva dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari pada subjek penelitian,
yaitu 1 kali pada baseline (30 menit sebelum intervensi) dan 1 kali pada post-test
Keterangan:
E : Kelompok Intervensi
C : Kelompok Kontrol
B. Lokasi Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dalam dua ruang perawatan
yaitu ruang Teratai dan ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
44
Purwokerto. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 26 Januari 2018 sampai
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis kanker di RSUD
Pemilihan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3) Pasien mengalami stress, diukur dengan DASS 42 dengan skor antara 15 dan
rekam medis
45
5) Pasien yang menggunakan obat lebih dari 6 bulan seperti prednisone,
sampel untuk uji komparasi numerik dua kelompok berpasangan dengan rumus
sebagai berikut:
[ zα + z β ] S
n=⌈ ( x 1−x 2 ) 2⌉ ,
¿
Keterangan:
Penelitian yang dilakukan ini mempunyai nilai α<0,05, CI 95%, dan Power
penelitian adalah 80%. Berdasarkan beberapa penelitian tentang efek pijat refleksi
terhadap kadar kortisol saliva pada pasien kanker dan dimasukkan ke dalam
didapatkan beberapa hasil penelitian yang termuat dalam tabel sebagai berikut:
46
Tabel 4. Hasil Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Rumus
Analitik Numerik Tidak Berpasangan
No Selisih pre-post test
Penelitian X1 – X2 N
. mean ± SD
1 Mc Vicar, et al. (2007) 0,08 ± 0,01 0,03 2
2 Ja Ok & In Sook (2012) 0,02 ± 0,07 0,03 34
Pada penelitian ini besar sampel di ambil dari hasil perhitungan yang paling
sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 + (34 x 10%) =
38 responden.
terlibat dalam penelitian ini berjumlah 59 orang yang terbagi di ruangan Teratai
dan ruangan Bougenville. Proses skrining dilakukan pada 120 pasien yang dirawat
di ruang Teratai maupun ruang Bougenville RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.
yaitu 69 pasien, dan 61 pasien tidak memenuhi criteria disebabkan keadaan umum
kaki, berusia lebih dari 65 tahun, kanker stadium IV, sedang menerima terapi
dan tidak ada keluhan kelelahan. Pemilihan responden dapat dilihat pada bagan
berikut.
47
Proses Skrining:
120 Pasien kanker
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, sebagai variable independent (bebas) adalah pijat refleksi
dan variable dependent (terikat) adalah kadar kortisol saliva sebagai biomarker
E. Defenisi Operasional
1. Pasien kanker adalah pasien yang terdiagnosis kanker oleh dokter pada
stadium 1 sampai III yang dirawat di Ruang rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
48
2. Kortisol Saliva adalah hormon utama yang dihasilkan didalam tubuh saat
terjadi stres pada pasien kanker, sebagai penanda meningkatnya aktivitas HPA
axis yang di ambil melalui air ludah atau saliva. Nilai normal kortisol saliva
adalah 0.12 – 1.47 μg/dL or 1.2 – 14.7 ng/mL. skala data adalah interval.
3. Pijat refleksi kaki adalah pijat yang dilakukan dengan memberikan tekanan
pada telapak kaki, meliputi peregangan dan relaksasi otot kaki, pemijatan pada
titik pembukaan, titik wajib meliputi titik; titik pemeliharaan saraf dan
metabolisme; titik pencernaan; titik relaksasi; titik suplemen, titik terapi, titik
Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42) untuk mengetahui tingkat stres
pasien, dan diinterpretasikan dalam 5 kategori yaitu Normal (Skor 0 – 14), Stres
ringan (skor 15-18), stress sedang (19-25), stress parah (skor 26 – 33), dan Stres
sangat parah (skor >34). Kuesioner DASS 42 telah di adaptasi ke dalam Bahasa
Indonesia dan telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan tehnik validitas
Dalam penelitian ini stres dinilai dengan kadar kortisol saliva. Kortisol saliva
telah menjadi index yang kuat dari aktivitas HPA. Kadar kortisol saliva ditentukan
49
secara kuantitatif dengan menggunakan metode ELISA. Kadar kortisol paling
rendah yang dapat dideteksi dari standar nol adalah 0,537 ng/mL atau 0.0537
Spesimen saliva di ambil sebanyak 2 kali dalam sehari pada subjek penelitian
yaitu 1 kali pada baseline (30 menit sebelum intervensi) dan 1 kali pada post
Reagen disimpan pada suhu 2oC - 8oC dan tidak dibuka untuk
dibuka harus disimpan pada suhu 2oC - 8oC, dan menutupnya dengan rapat
setelah digunakan. Kit akan bertahan selama 2 bulan jika disimpan sesuai
pengambilan spesimen.
50
e. Sebaiknya spesimen di ambil 2-3 jam sebelum makan, karena makanan
kedalam tabung. Isi hingga ¾ bagian lalu tutup rapat, kemudian beri label.
g. Specimen saliva dapat disimpan pada suhu 2oC - 8oC sampai dua minggu,
dan untuk waktu yang lebih lama simpan pada suhu -20 oC. Setiap
G. Jalannya Penelitian
51
c) Peneliti mengurus perizinan penelitian di lokasi penelitian yaitu Ruang
Rawat Inap I meliputi Ruang Bougenville dan Ruang Teratai RSUD Prof.
dan lembar serious adverse event (SAE) yang nantinya akan dilampirkan
52
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Pijat Refleksi kaki diberikan pada subjek penelitian sesuai dengan protokol
ruang perawatan yakni kepala ruang perawatan atau Clinical Instructure (CI)
atau perawat jaga di Ruang Bougenville dan Ruang Teratai RSUD Prof. Dr.
tujuan penelitian.
2) Skrining
(tingkat kesadaran dan kondisi emergency), skrining kondisi lain (suhu tubuh
dan trauma pada kaki), dan skrining tingkat stres dengan menggunakan DASS
42.
53
3) Pemberian Informasi dan concent
membantu menvalidasi data demografi yang didapatkan dari rekam medik dan
pada pukul 13.30. Responden terlebih dahulu diminta untuk minum air dingin
dalam tempat penampungan saliva hingga terisi ¼ bagian tabung dan diberi
6) Pemberian Intervensi
diberikan sekitar pukul 14.00 – 17.00 dengan asumsi bahwa jam tersebut
54
a) Persiapan Peralatan, Pasien dan Lingkungan.
penelitian.
c) Terminasi
55
7) Tahap Post Intervensi
telah diambil akan disimpan didalam suhu 2-8 oC. Setelah ini peneliti mencatat
3. Tahap pelaporan
melakukan analisis data dan selanjutnya mulai untuk melakukan penyusunan dari
Hari Pertama, Pertemuan 1, Pagi, Pukul 09.00 atau Siang, Pukul 15.00
56
I. Analisis Data.
Langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
1. Data Demografik
Data demografik terdiri dari dua jenis data yaitu data kategorikal dan data
numerik. Data kategorikal disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (f)
dan persentase (%), sedangkan data numerik disajikan dalam bentuk mean dan
standar deviasi. Data yang termasuk kategorikal meliputi jenis kelamin, status
2. Uji Normalitas
Data outcome dalam penelitian ini merupakan data numerik yang terdiri
dari data baseline dan post intervensi. Hasil uji normalitas selisih rerata
perbandingan mean, median dan standar deviasi (SD) juga menunjukkan data
3. Uji Hipotesis
57
adanya variabel karakteristik responden yang dapat mempengaruhi kadar
dan Uji Kruskal-Wallis didapatkan 2 variabel yang diikutkan dalam uji regresi
Uji statistik pada outcome adalah uji selisih rerata kadar kortisol saliva
Signed Rank Test, dengan nilai signifikansi ρ<0,05. Data ditampilkan dalam
melakukan uji besar efek (ES) untuk mengetahui seberapa besar efek
intervensi pijat refleksi kaki yang diberikan terhadap kadar kortisol saliva. Uji
besar efek pada uji wilcoxon signed rank didapatkan dengan membandingkan
nilai Z score dengan akar pangkat dua dari jumlah seluruh responden
penelitian. Interpretasi nilai besar efek yaitu jika ES 0,1 berarti efek kecil, nilai
0,3 berarti efek sedang, dan nilai 0,5 berarti efek besar.
J. Etika Penelitian
Peneliti telah mengurus uji kelayakan etik penelitian dan telah mendapatkan
persetujuan etik berdasarkan surat keputusan layak etik dari Komisi Etik
etik dari Komisi Etik Penelitian RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
58
1. Outonomy
2. Beneficience
resiko yang mungkin muncul selama menjalani pijat refleksi kaki, seperti
perasaan tidak nyaman selama terapi. Segala resiko yang berkaitan dengan
3. Confidentiality
yang hanya dipahami oleh peneliti dan tim sehingga responden tidak merawa
dan tim. Semua catatan dan data responden hanya digunakan untuk keperluan
4. Justice
59
5. Non-Maleficence (do no harm)
yang timbul oleh terapi pijat refleksi kaki. Peneliti dan tim juga selalu
terjadinya hal hal yang tidak diinginkan yang mungkin ada saat penelitian.
1. Kesulitan Penelitian
responden dan pasien sering lupa untuk tidak makan sebelum saliva
2. Kelemahan Penelitian
saliva.
60
58