FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Anjar Satria wibawa Tempat Praktik : R. 26 IPD RSSA
NIM : 180070300011037 Tgl. Praktik : 22 - 27 Juli 2019
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S........................................... No. RM : 1141xxxxx
Usia : 60 tahun......... Tgl. Masuk : 13/7/2019
Tanggal lahir : 1 Mei1977...... Jam Masuk RS : 09.00 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki...................................... Tgl. Pengkajian : 22/7/2019
Alamat : Lowokwaru Malang..................... Jam Pengkajian :10.00 WIB
..................................................... Sumber informasi :
Primer : istri dan anak klien
Sekunder : Rekam medis
No. telepon :0853 xxxx xxxx............................ Klg.dekat yg bisa dihubungi: Ny. R
Status pernikahan : Kawin
Agama : Islam........................................... Status : Istri klien
Suku : Jawa........................................... Alamat : Malang
Pendidikan : SMA............................................ No. telepon : 0853xxxxxxx
Pekerjaan : Swasta........................................ Pendidikan : SD
Lama berkerja : 22 tahun...................................... Pekerjaan : IRT..................................
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama saat pengkajian:
Penurunan kesadaran, kesadaran somnolen, GCS klien E:2, V:2. M:4 (Total 7).
2. Lama keluhan : 6 hari
3. Kualitas keluhan : tidak terkaji
4. Faktor pencetus :
5. Faktor pemberat :
6. Upaya yg. telah dilakukan : Berobat rutin ke RSSA setiap 1 bulan sekali dan untuk pengambilan
cairan asites
7. Diagnosa medis :
- Shock condition
- Cirrhosis Hepatis decompensated post necrotic hep. B infection
- Hematemesis
- anemia
GENOGRAM
60 th
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien/ Klien
: Perempuan : Menikah
: Tinggal satu rumah : Meninggal
: Hubungan anak kandung
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Istri klien mengatakan disapu Klien tidak bekerja sejak sakit 2
2x/hari tahun yang lalu
G. Pola Aktifitas-Latihan
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 4
Mandi 0 4
Berpakaian/berdandan 0 4
Toileting 0 4
Berpindah 0 4
Berjalan 0 4
Naik tangga 0 4
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain (1 orang) , 3 = dibantu orang lain (> 1 orang), 4 = tidak mampu
Jenis diit/makanan Nasi, Buah, Sayur, Lauk-Pauk Jika GC bersih Sonde 2300kal
(cair, diet hepar)
I. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit
BAB
Konsistensi Padat -
BAK
J. Pola Tidur-Istirahat
Jenis Rumah Rumah Sakit
Tidur siang
Tidur malam
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: tidak terkaji
2. Ideal diri: tidak terkaji
3. Harga diri: tidak terkaji
4. Peran: tidak terkaji
5. Identitas diri: tidak terkaji.
N. Pola Peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga: sebagai suami
2. Sistem pendukung: istri klien
3. Kesulitan dalam keluarga:
() Hub. dengan orang tua (√ ) Hub.dengan pasangan
( )Hub. dengan sanak saudara (√ ) Hub.dengan anak
( ) Lain-lain sebutkan, Tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: tidak ada
masalah masalah saat di rumah sakit.
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: tidak ada
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: ( ) Normal ( ) Bahasa utama:Jawa
( √ ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah:Jawa
2. Tempat tinggal:
(√) Sendiri
( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut: Tidak ada
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 (√) Rp. 1.5 juta – 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: () tidak ada (√) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
() perhatian ()sentuhan ( )lain-lain, seperti:
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: lemah, terbaring ditempat tidur dengan posisi supine, pasien masih mengalami
penurunan kesadaran ketika dikaji. Terpasang infuse IV line NaCl 0,9% 20 tpm dan drip lanso 6
mg/jam di tangan kiri dan sedangkan pada tangan kanan drip NE 0,5mcg/ jam.
a. Kesadaran: somnolen GCS 2-2-4
b. Tanda-tanda vital:
֊ TD: 122/72 mmHg
֊ MAP: 88 mmHg (N: 70-100)
֊ Nadi : 102 x/menit, reguler
֊ RR: 15 x/ menit
֊ Suhu: 36,5 0C
c. TB : 153 cm, BB : 48 kg IMT : (Kategori normal)
b. Mata:
Inspeksi: Konjungtiva anemis, sklera ikterik, reflek cahaya baik, kemampuan visus klien
belum dapat diidentifikasi, tidak ada racoon eyes
c. Hidung:
Inspeksi: tidak ada perdarahan, tidak ada abrasi, simetris, terpasang nasogastric tube
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda fraktur
d. Mulut & tenggorokan:
Inspeksi: mulut kotor, klien tidak memakai gigi palsu, mukosa bibir kering, gigi tidak
lengkap, ada perdarahan gusi.
Palpasi: tidak ada tanda fraktur, tidak terdapat deviasi trachea.
e. Telinga:
Inspeksi: tidak ada luka, daun telinga simetris kanan dan kiri
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
f. Leher:
Inspeksi: tidak ada lesi. Tidak ada memar
Palpasi: tidak teraba massa, tidak teraba distensi vena jugularis,tidak ada deviasi trakhea,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
3. Thorak & Dada:
a. Jantung
Inspeksi : normal, dada simetris, tidak terlihat memar
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 mid clavicula sinistra, 2 cm lateral, palpasi nadi
teraba kuat reguler.
Perkusi : pekak dari ICS 2 – ICS IV parasternal
Auskultasi: S1 tunggal terdengar di parasternal sinistra ICS 5 dan S2 tunggal terdengar di
ICS 2 parasternal sinistra, tidak ada gallop dan tidak ada murmur.
b. Paru
Inspeksi: Dada kanan dan kiri simetris, pergerakan dinding dada simetris, penggunaan
otot bantu napas tidak terlihat, bentuk dada normal, napas reguler
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area sekitar dada, traktir vermitus +
Perkusi: terdengar bunyi sonor
Auskultasi:
- - - -
Ronkhi Wheezing
- - - -
- - - -
6. Abdomen
Inspeksi: tidak ada luka, tidak ada memar dan ascites +++
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada regio abdomen, tidak ada massa, tidak ada konstipasi
Perkusi: redup
Auskultasi: bising usus (-)
8. Ekstermitas
Ekstermitas Atas:
a. Kanan
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema, tidak ada luka, kekuatan otot 1, warna kulit
sawo matang, terpasang infus.
b. Kiri
Tidak ada nyeri tekan, oedema kedalaman 2-3 mm kembali dalam 3 detik, tidak ada luka,
kekuatan otot 1, warna kulit sawo matang, terpasang infus Nacl 0,9% 20 tpm dan drip
lanso 6mg/jam.
Ekstermitas Bawah:
a. Kanan
Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema di kaki kanan, tidak ada luka, kekuatan otot 2,
warna kulit sawo matang dan akral hangat.
b. Kiri
Tidak ada nyeri tekan, terdapat edema di kaki kiri, tidak ada luka,kekuatan otot 2, warna
kulit sawo matang dan akral hangat.
- Klien tampak berbaring dengan terpasang infus di tangan kiri dan kanan.
9. Sistem Neorologi
֊ GCS 2-2-4
֊ Reflek fisiologis : refleks patela normal, reflek otot bisep trisep normal
֊ Reflek patologis : refleks babinski (-), kaku kuduk (-)
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Elekrolit
Faal Hemostasis
Kimia Klinik
Faal hati
Bilirubin total 7,48 Mg/dL <1 Tinggi
Bilirubin direk 7,26 Mg/dL <0,25 Tinggi
Bilirubin indirek 0,22 Mg/dL <0,75 Tinggi
Ureum 265,7 Mg/dL 16,6-48,5 Tinggi
Kreatinin 3,14 Mg/dL <1,2 Tinggi
Skala
No. Pengkajian Nilai Keterangan
Tidak Ya
1. Riwayat jatuh:
0 25 0
Apakah pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir
6. Status mental:
Total Nilai 50
Terapi
U. Kesimpulan
Klien mengalami penurunan kesadaran dengan tingkat kesadaran smnolen.
V. Perencanaan Pulang
a. Perencanaan pulang:
- Berfokus pada peningkatan tindakan mandiri keluarga untuk membantu klien memenuhi
kebutuhan ADL nya
b. Tujuan pulang:
- Ke tempat tinggal klien di Malang, Lowokwaru
c. Transportasi pulang:
- Mobil
d. Dukungan keluarga:
- Dukungan Istri dan anak klien
e. Antisipasi bantuan biaya setelah pulang:
- Biaya pengobatan menggunakan JKN kesehatan
f. Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang:
- Perawatan diri/personal hygiene, nutrisi sesuai anjuran, melakukan aktivitas sesuai anjuran,
mengkonsumsi obat secara teratur.
g. Pengobatan:
- Mendapat terapi dari dokter spesialis penyakit dalam
h. Rawat jalan ke:
- Poli penyakit dalam
i. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah:
- Keluarga patut waspada jika terjadi pada pasien antara lain pasien pingsan, sesak napas, tidak
sadarkan diri.
j. Keterangan lain:
- Rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan
ANALISA DATA
↓
metabolic enselofatic dan varises
esophagus
↓
peningkatan tekanan hidrostatik
dan permeabilitas vaskuler
↓
fitrasi cairan ke ruang ekstra seluler
↓
edema dan asites
↓
Kelebihan volume cairan
142-424) globulin)
- Diagnosa medis : ↓
kedua tangan ↓
(Berdasarkan prioritas)
Ruang : 26
2 +4 +3 +2 +1 Tidak
(kedalaman (kedalama (kedalaman (kedalama ada
>7mm, n5–7 3 – 5 mm, n1–3 edema
Edema
waktu mm, kembali 5 mm,
kembali kembali 7 detik) kembali 3
>7detik) detik) detik)
3 Kembali 5- Kembali 2-
Turgor kulit >10 detik <2 detik <1 detik
10 detik 5 detik
2. Monitor kelebihan cairan (edema Retensi natrium ginjal pada pasien sirosis me Menurut penelitian yang dilakukan oleh
pada kaki dan tangan) nyebabkan ekspansi volume cairan ekstrasel Desi Maghfirah M tahun 2018 yang
dan menyebabkan asites dan edema berjudul “Penatalaksanaan Asites pada
Sirosis Hepatis” penatalaksanaan asites
pada pasien sirosis hepatis salah satunya
adalah restriksi air. Sebagian besar ahli
menyatakan bahwa tidak ada restriksi air
pada pasien asites tanpa komplikasi,
namun restriksi air pada pasien asites dan
hiponatremia telah menjadi standar pada
praktek klinis di beberapa sentral (hal 18
paragraf 5)
3. Kaji lokasi dan luasnya edema Retensi natrium ginjal pada pasien sirosis me
nyebabkan ekspansi volume cairan ekstrasel
dan menyebabkan asites dan edema
4. Menjaga intake dan output cairan Untuk mengurangi edema dan asites Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Diet hepar 2300 kkal cair melalui Desi Maghfirah M tahun 2018 yang
NGT) berjudul “Penatalaksanaan Asites pada
Sirosis Hepatis” penatalaksanaan asites
pada pasien sirosis hepatis salah satunya
adalah restriksi garam yaitu dengan diet
rendah garam 90 mmol garam/hari atau
5,2 gram/hari tanpa garam tambahan dan
menghindari makanan asin (hal 18,
paragraf 4)
Kadar albumin <1 d/dl 1-2 g/dl 2-3 g/dl 3-3.5 g/dl 3.5-5.5 g/dl
Kadar bilirubin >0.25 0.2 mg/dl 0.1 mg/dl 0.5 mg/dl <0.25 mg/dl
direk mg/dl
Keterangan Penilaian:
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
2 : Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3 : Deviasi sedang dari kisaran normal
4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisaran normal
NIC: Pencegahan Perdarahan
Dx INTERVENSI RASIONAL ANALISIS
2 1 Monitor dengan ketat resiko Komplikasi yang sering terjadi pada pasien -
terjadinya pendarahan pada pasien sirosis hati adalah perdarahan yang
disebabkan oleh penghancuran sel-sel darah
berlebihan sehingga berakibat terhadap
penurunan jumlah sel-sel darah merah
termasuk trombosit.
2 Catat nilai trombosit dan hematokrit Komplikasi yang sering terjadi pada pasien Pada penelitian yang dilakukan oleh
pada pasien sirosis hati adalah perdarahan yang Fadhilah AL Hijjah (2017) yang berjudul
disebabkan oleh penghancuran sel-sel darah “Gambaran Jumlah Trombosity
berlebihan sehingga berakibat terhadap Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit
penurunan jumlah sel-sel darah merah pada Pasien Sirosis hati dengan
termasuk trombosit dan hematokrit. Perdarahan di RTSIUP Dr.M.Djamil
Padang” pada halaman 612 paragraf 4
didapatkan hasil jika penderita sirosis hati
dengan perdarahan jumlah trombosit
normal sebanyak 26 orang (33.3%) dan
jumlah trombosit rendah sebanyak 52
orang (66,67%)
No Indikator 1 2 3 4 5
Asites merupakan salahs atu dari tiga komplikasi sirosis yang sangat sering terjadi,
komplikasi yang lain adalah hepatic enselopati dan perdarahan varises. Asites merupakan
komplikasi yang paling sering menyebabkan pasien sirosis haris dirawat di rumah sakit,
berhubungan dengan kualitas hidup yang jelek, meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan
gagal ginjal. Asites dapat menyebabkan komplikasi seperti peritonitis bakterialis spontan
(PBS) dan sundroma hepatorenal (SHR). Terapi asites kompleks dengan menggunakan
obat-obatan dan intervensi untuk memelihara volume tubuh normal, mencegah disfungsi
multiorgan dan mencegah infeksi.
Menurut jurnal yang dikerjakan oleh Desi Maghfirah (2018) yang berjudul
Penatalaksanaan Asites Pada Sirosis Hepatis, beberapa penatalaksanaan yang diberikan
pada asites tanpa komplikasi adalah memposisikan tirah baring, restriksi garam, restriksi air,
pemberian diuretic, Large Volume Paracentesis (LVP).
Pada kasus Tn. S diatas perlu diberikan monitor intake dan output cairan salah
satunya yaitu restriksi air. sebagian besar ahli menyatakan bahwa tidak ada restriksi air
pada pasien dengan asites tanpa komplikasi, namun restriksi air pada pasien asites dan
hiponatremia telah menjadi standar pada praktek klinis di beberapa sentral, ini masih
kontroversial dan belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik. Selain itu juga perlu
diberikan intervensi pemberian diet hepar 2300 kkal melalui NGT yang berdasarkan jurnal
adalah restriksi pemberian garam. Restriksi garam merupakan hal yang penting dalam
penatalaksanaan asites dengan 80-120 mmol/ hari atau 4,6-6,9 gram/hari (level B1), sama
halnya dengan tidak menambahkan garam pada makanan, dan menghindari makanan
asin.2 Diet rendah garam 90 mmol garam/hari atau 5,2 gram/hari tanpa garam tambahan,
dan menghindari makanan yang asin (level evidence 2b, rekomendasi B).3 Pada WGO Prati
ce Guideline dan AASLD Prac ce guideline disebutkan 88 mmol garam/hari atau 2000 mg
garam/hari.1,8 Mengurangi asupan garam 10-20% terutama pada pasien yang mengalami
asites untuk pertama kalinya dapat mengurangi asites.
ANALISIS JURNAL 2 : Memberikan Intervensi Mencatat Nilai Trombosit untuk
Mencegah Risiko Perdarahan pada Pasien Sirosis Hepatis
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien sirosis hati adalah perdarahan yang
bahkan dapat menyebabkan kematian pada pasien tersebut. Faktor utama penyebab
komplikasi perdarahan yang terjadi yaitu berkurangnya faktor pembekuan akibat kerusakan
dari sel-sel hati dan penghancuran sel-sel darah berlebihan yang berakibat terjadinya
penurunan jumlah sel-sel darah termasuk trombosit. Trombosit yang fungsi utamanya
sebagai pembentuk sumbat mekanis sebagai respon hemostasis normal akan terganggu
fungsinya apabila jumlahnya menurun. Jumlah trombosit dan faktor pembekuan dapat
rendah pada pasien sirosis hati dengan komplikasi perdarahan, namun kejadiannya berbeda
pada setiap pasien. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien dapat lebih
memantau jumlah trombosit pasien dibandingkan dengan kadar faktor pembekuan karena
tidak pada semua pasien dilakukan pemeriksaan terhadap kadar faktor pembekuannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah Al Hijjah (2018) pada pasien sirosis
hati dengan perdarahan dibagi dalam dua kategori yaitu normal (> 150.000/mm3) dan
rendah (<150.000/mm3). Hasil penelitian yang didapat, penderita sirosis hati dengan
perdarahan dengan jumlah trombosit normal sebanyak 26 orang (33,33%) dan dengan
jumlah trombosit rendah sebanyak 52 orang (66,67%). Dari hasil penelitian ini, didapatkan
pada penderita sirosis hati dengan perdarahan masih ada penderita yang memiliki jumlah
trombosit yang normal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam perjalanan
penyakitnya, semakin berat derajat kerusakan hati penderita maka semakin
berkemungkinan untuk mengalami trombositopenia
Pada kasus Tn. S hasil laboratorium yang menunjukkan nilai trombosit yang rendah
yaitu 116 103/ µL (N: 142-424) maka perlu diberikan intervensi untuk memonitor dan
mencatat nilai trombosity secara berkal untuk mencegah pendarahan dan mencegah
terjadinya komplikasi lain dari sirosis hepatis.