Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dara Fuji Nur Illahi

Kelas : S1 1B

RINGKASAN / RESUME SURVEILANS IRS


1. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme seperti virus, jamur,
bakteri atau parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan tergolong
tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat
menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi
menyebabkan kematian. Sebenarnya, tubuh manusia juga mengandung bakteri
(seperti yang terdapat di dalam mulut dan usus). Namun, bakteri alami itu tidak
dianggap sebagai infeksi. Dalam kasus HAIs meningkat ketika ada keterlibatan
tangan kotor, dan peralatan medis seperti kateter, mesin pernapasan, dan alat-alat
rumah sakit lainnya dan Ternyata bisa dikendalikan. Infeksi adalah suatu keadaan
dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme) terdapat respon imun tetapi tidak
disertai gejala klinik.

2. Penyakit infeksi adalah suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi yang disertai
adanya respons imun dan gejala klinik. Umumnya penyakit infeksi disebabkan oleh
bakteri dan virus. Itu sebabnya, dalam dunia medis akrab istilah infeksi virus atau
infeksi bakteri untuk menggambarkan kondisi penyakit infeksi yang disebabkan oleh
keduanya. Bakteri dan virus terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Kedua mikroorgonasime ini dapat menimbulkan gejala serupa dan sering kali
menyebar dengan cara yang sama. Membedakan apakah penyakit infeksi disebabkan
bakteri atau virus sangat penting. Hal itu dapat berguna untuk menentukan diagnosis
dan pengobatan yang tepat. Penyakit infeksi sangat umum terjadi pada pasien usia
berapa pun. Ini dapat diatasi dengan mengurangi faktor risiko Anda. 

3. Host / Penjamu terjadinya penyakit pada manusia dikarenakan keadaan manusia yang


sedemikoan rupa sehingga menjadi faktor resiko timbulnya penyakit,  antara lain:

 Umur, jenis kelamin, ras, kelompok Etnik (suku), hubungan keluarga.


 Bentuk anatomis tubuh
 Fungsi fisiologis atau faal tubuh
 Status kesehatan, termaksud status gizi
 Keadaan imunitas6.      Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial

4. Environtment / Lingkungan merupakan faktor ketiga penentu timbulnya suatu


penyakit. Faktor ini biasa disebut faktor entrinsik. Faktor lingkungan sangat
menentukan dalam hubungan interaksi antara penjamu dengan faktor agent. Faktor
lingkungan dapat berupa:
o Lingkungan Biologis (flora dan Fauna, termaksud manusia) bersifat biotik.
Misalnya Folra dan fauna yang berbeda akan mempunyai pola penyakit yang
berbeda. Faktor lingkungan ini selain bakteri dan virus, ulah manusia juga
mempunyai peran yang penting dalam terjadinya penyakit, bahkan dapat
dikatakan penyakit timbul karena ulah manusia.

o Lingkungan Fisik, yang termaksud lingkungan fisik antara lain geografi dan
keadaan musiman. Misalnya pola penyakit berbeda antara wilayah pantai dan
daerah pegunungan. Negara yang beriklim tropis berbeda pola penyakit dengan
negara yang beriklim dingin atau sub tropis.

o Lingkungan Sosial Ekonomi

a. Pekerjaan

b. Perpindahan penduduk dan kepadatan penduduk

c. Perkembangan Ekonomi    

o Bencana alam

 Bencana alam akan banyak menimbulkan masalah kesehatn dan menimbulkan


kerugian yang cukup besar. Contohnya gunung meletus, Asap yang dikeluarkan
akibat letusan dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan pada warga
sekitar Gunung Merapi.

5. Ventilator   Associated   Pneumonia  (VAP)   merupakan   infeksi pneumonia yang


terjadi setelah 48 jam pemakaian ventilasi mekanik baik pipa endotracheal maupun
tracheostomi. Beberapa tanda infeksi berdasarkan penilaian klinis pada pasien VAP
yaitu demam, takikardi, batuk, perubahan warna sputum. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan jumlah leukosit dalam darah dan
padarontgent didapatkan gambaran infiltrat baru atau persisten. Adapun diagnosis
VAP ditentukan berdasarkan tiga komponen tanda infeksi sistemik yaitu demam,
takikardi dan leukositosis yang disertai dengan gambaran infiltrat baru ataupun
perburukan di foto toraks dan penemuan bakteri penyebab infeksi paru.

6. Infeksi Aliran Darah (Blood Stream Infection/BSI) dapat terjadi pada pasien yang


menggunakan alat sentral intra vaskuler (CVC Line) setelah 48 jam dan ditemukan
tanda atau gejala infeksi yang dibuktikan dengan hasil kultur positif bakteri patogen
yang tidak berhubungan dengan infeksi pada organ tubuh yang lain dan bukan infeksi
sekunder, dan disebut sebagai Central Line Associated Blood Stream
Infection (CLABSI).

7. Pengumpulan data Pencatatan insidensi Pencatatan insidensi berdasarkan laporan


rumah sakit, puskesmas, dan sarana pelayanan kesehatan lain, laporan petugas
surveilans di lapangan, laporan masyarakat, dan petugas kesehatan lain; Survei
khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko terhadap penyakit yang sedang
diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah menentukan kelompok high risk;
Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya); Menentukan reservoir; Transmisi;
Pencatatan kejadian penyakit; dan KLB. 

8. Pengelolaan data Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row
data) yang masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data
yang terkumpul dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta
atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan
yang berarti. 
9. Mendapatkan Data Dasar IRS Pada dasarnya  data surveilans IRS digunakan untuk
mengukur laju angka dasar   ( basaline rate) dari infeksi rumah sakit. Dengan demikian dapat
diketahui seberapa besar resiko yang dihadapai oleh setiap pasien yang dirawat di rumah
sakit. Sebagian besar (90-95%) dari IRS adalah endemic dan ini diluar dari KLB yang telah
dikenal .Oleh karena itu kegiatan surveilans IRS ditujukan untuk menurunkan laju angka
endemick tersebut.

Meskipun data surveilans dapat digunakan untuk menentukan laju angka endemic,namun
pengumpulan data saja tidak akan mempengaruhi resiko infeksi jika tidak disertai dengan
upaya pencegahan dan pengedalian infeksi yang memadai.Bila demikian maka kegiatan
surveilans  akan sia-sia  belaka ,bahkan selain mahal juga sangat tidak mmemuaskan semua
pihak.

10. Menurunkan laju infeksi ditemukan factor resiko IRS yang akan diintervensi sehingga
dapat menurunkan laju angka IRS. Untuk mencapai tujuan surveilans harus
berdasarkan cara penggunaan data,sumber daya  manusia dan dana yang tersedia.
11. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs)bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus
selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan
cincin.
12. Alat pelindung diri (APD)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam APD sebagai berikut:
 Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan
infeksius.
 APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata
(goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron,
sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot).
 Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari
resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
 Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau
cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
 Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan.
 Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan
sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.

13. Berdasarkan jenis datanya

 Surveilans hasil, yaitu surveilans yang memantau laju angka IRS


(misalnya: ILO, IADP, ISK, PNEUMONIA)
 Surveilans proses yaitu surveilan yang memantau pelaksanaan langkah-
langkah pencegahan IRS
14. Berdasarkan cakupannya Surveilans komprehensif (hospital –Wide/tradisional
surveillance) adalah surveilans yang dilakukan diarea perawatan untuk
mengidentifikasi pasien yang mengalami infeksi selama dirumah sakit. Surveilans
target (targeted/sentinel surveillance) adalah surveilansjenis infeksi yang spesifik.
15. Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB).

Penularan MDR TB samaseperti penularan TB secara airborne, namunMycobacterium


Tuberculosis yang menjadi sumber penularan adalah kuman yang resisten terhadap
pemberian obat anti tuberkulosis dengan Rifampicin dan Izoniazid.Tatacara PPI pada
pasien MDR TB adalah mengikuti prinsip-prinsip kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi airborne harus selalu dilakukan dengan konsisten.Pada petugas medis wajib
memakai maskerrespiratory particulate, pada saat memberikan pelayanan baik itu di
poliklinik maunpun di ruang perawatan.Pasien yang terbukti MDR TB/suspek diwajibkan
memakai masker bedah dimanapun berada dan melakukan etiket batuk.Perlu diajarkan
pada pasien sampai mengerti dan bahaya menularkan pada orang-orang yang ada di
sekitarnya. Pengobatan dengan pengawasan ketat minum obat adalah upaya penyakit ini
bisa dicegah menularkan ke orang lain.
1

1
Dr. Galih Endradita M. Panduan PPI di Rumah Sakit.
https://galihendradita.wordpress.com/2017/05/15/740/amp/ diakses pada (kamis, 14 mei)
https://snars.web.id/ppirs/3-ppi-bundles-hais/?amp

Anda mungkin juga menyukai