Revisian Askep Flamboyant Oski Ria 1
Revisian Askep Flamboyant Oski Ria 1
K
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG
FLAMBOYANT RSUD Dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Akademik
DAFTAR ISI
Halaman
3
LEMBAR PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Bronchopneumonia 1
1.1.1 Definisi Bronchopneumonia 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi Bronchopneumonia 2
1.1.3 Etiologi 9
1.1.4 Klasifikasi 10
1.1.5 Fatofisiologi (WOC) 10
1.1.6 Manifestasi Klinis 13
1.1.7 Komplikasi 13
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 14
1.1.9 Penatalaksanaan Medis 15
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 15
1.2.1 Pengkajian Keperawatan 15
1.2.2 Dianosa Keperawatan 16
1.2.3 Intervensi Keperawatan 17
1.2.4 Implementasi Keperawatan 22
1.2.5 Evaluasi Keperawatan 22
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian…………………………………............................……………… 24
2.2 Diagnosa………………………………………...................................………32
2.3 Intervensi………………………………………..……………………………32
2.4 Implementasi ……………………………………...…………………………34
2.5 Evaluasi…………………………………………........………………………34
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 45
3.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
ii
4
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. K Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia di ruang Flamboyan RSUD Dr. Doris Sylvanus
palangka raya . Saya berharap laporan pendahuluan penyakit ini dapat berguna
dan menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyakit
Bronkopneumia.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempur oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan.
iii
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi Bronkopneumia
Bronkopneumia disebut juga pneumonia loburalis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
sperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Bennete, 2013).
Bronchopneumonia adalah penyebaran daerah nfeksi yang berbercak
dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi (
Sylvia A. Price & Lorraine M. W., 2017).
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-
anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacammacam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa (Bradley et.al., 2015).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-
bercak (patchy distribution). Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut
pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil
disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Bradley et.al., 2015).
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada
parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, dan parasit. Peradangan pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam pneumonia (Dahlana, 2016).
1
2
2) Faring(Tekak)
Menrut syaifuddin (2016), Faring merupakan tempat
persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ
lain : ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
dengan lobang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istimus fausium, ke
bawah terdapat dua lubang, kedepan lubnag laring, ke belakang lubang
esophagus.
Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa
tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan
kanan daritekak. Disebelah belakang terdapat epiglottis (empang
tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada waktu
menelanmakanan.
Rongga tekak dibagi kedalam 3 bagian, antara lain :
a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana
disebutnasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium
disebutorofaring
c. Bagian bawah sekali dinamakanlaringofaring
3) Laring
Laring (Tenggorokan) terletak di depan bagian terendah faring
yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring
sampa ketinggian vertebra servikalis.
Laring terdiri dari kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh
ligamen dan membran. Yang terbesar diantarannya ialah tulang rawan
tiroid, dan disebelah depannya
5
cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas kearah laring, maka dengan
gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk
bersama dengan pernafasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan
berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka, karena
itu,disebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu ditempat trakea
menempel pada esophagus, yang memisahkannya dari tulangbelakang
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus
kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melngkari sisa-sisa trakea.
Trakea torasika berjalan melintasi mediastnum, dibelakang stenum
menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak
dibelakang
5) Bronkus (CabangTenggorokan)
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea, ada dua buah yang
terdapat pada ketiggian vertebratorakalis ke IV dan V mempunyai
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan kebawah dan kesamping kearah tampak
paru-paru.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri,
terdiri dari enam-delapan cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus kiri
lbih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12
cincin dan mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang
yang paling kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli
terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli (Syaifuddin,
2006).
6) Paru-paru
Paru-paru merupakan ala pernafasan utama, paru-paru mengisi
rongga dada. Paru-paru ada dua bagian terletak disebelah kanan dan
kiri yang dipisahkan oleh jantung beserta pemulluh darah besarnya
dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastrum. Paru-paru
adalah organ berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan
muncul sdikit lebih tinggi daripada klavikula didalam dasar leher.
Pangkal paru-paru
7
Disfungsional Silia
Inflamasi Bronkus
BRONKOPENUMONIA
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B6
Kuman berlebih Infeksi pulmunary Oksigen dalam tubuh Kuman terbawa Suplai O2 ke
Hipoksia Jaringan
di Bronkus menurun di saluran jarinagn menurun
pencernaan
Penurunan volume Peradangan selaput
Proses ekspirasi paksa otak Anoreksia jaringan
peradangan Infeksi saluran HipoperfusiB6
dinding bronkus pencernaan jaringan
Peningkatan volume Edema jaringan otak Penimbunan Asam Suplai O2 dan nutrisi
residu
Akumuklasi laktat Peningkatan tidak Metabolisme
adekuat
Sekret di bronkus Defisit fungsi peristaltik usus Anaerob
CO menurun
neurologis
Ginjal Tidak dapat Ketidakmampuan
Obstruksi jalan napas berfungsi dengan baik Malabsorpsi
MK: Gangguan MK:
tubuh menyiapkan
Kerusakan sistem Intoleransi
perfusi jaringan energi yangaktivitas
adekuat
sensorik dan motorik
Diare
MK: Bersihan jalan Penimbunan Asam
napas tidak efektif Kaku kuduk laktat
MK: Resiko gangguan
keseimbangan cairan
Kerusakan sistem Asidosi metabolik
sensorik dan motorik
MK: Hipertermia
MK: Resiko Cidera
13
Intevensi
1. Posisikan pasien kedalam semiflowler untuk memaksimalkan ventilasi
2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat bantu jalannafas
3. Ajarkan teknik nafas dalam
18
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata kedalaman, irama, dan respirasi
2. Monitor suara nafas, seperti dengkur
3. Monitor pola nafas : bradipena, takipnea, kussmaul, hiperventilasi, cheyne
stokes,biot
4. Monitor kelemahan otot diafragma (gerakanparadoksis)
19
5. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
Rasional :
1. Untuk memantau kedalaman ,irama dan respirasi
2. Untuk mempertahankan jalan nafas agar efektif
3.Untuk mempertahankan jalan nafas
4. Untuk mengetahui kekuatan otot diafragma
5. Untuk mengetahui ada nya suara nafas tambahan atau tidak
Diagnosa IV : Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan
klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Dengan kriteria hasil:
1. Mampu melakukan aktivitas secara mandiri
2. TTV dalam batasnormal
3. Mampu berpindah : dengan atau tanpa alat bantuan
4. Status sirkulasibaik
5. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasiadekuat
Intervensi
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2. Monitor aktivitasklien
3. Anjurkan keluarga klien untuk selalu didekatklien
4. Ajarkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan terlebihdahulu
5. Kolaborasikan dengan tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat
Rasional
1. Untuk membantu klien mengerjakan yang dklien bisa
2. Untuk memantau aktivitas apa yang dialakukan klien
3. Untuk member semangat kepada klien dalam melakukan aktivitas
4. Agar klien bisa melakukan taktivitas yang ringan terlebih dahulu
5. Untuk mengetahui program terapi apa yang diperlukan
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Pada saat dilakukan pengkajian Tanggal,28 Mei 2020 Pukul: 10.00 WIB,
Nama Klien An. K, TTL Palangka Raya 09 Desember 2019Jadi umur Klien
6Bulan, Jenis kelamin Perempuan Agama Kristen Protestan, Suku Dayak,
Pendidikan Tidak ada, Alamat Jl. Garuda Diagnosa medis
Bronkopneumonia. Dan Identitas penanggung jawab Nama Klien Ny. W
, TTL Palangka Raya, 20 Oktober 1992, Jenis kelamin Perempuan,
Agama Kristen Protestan, Suku Dayak, Pendidikan SMA , Pekerjaan
Swasta, Alamat Jl. Garuda, Hubungan keluarga Ibu Kandung
2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan utama
Ibu An. K mengatakan bahwa anaknya mengeluh sesak nafas.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada kamis tanggal 28 Mei 2020 pasien masuk RSUD Dr. Doris
sylvanus palangka raya. Sebelum masuk rumah sakit ibu klien
ketakutan dan bingung ibu klien mengatakan anaknya mengalami
Batuk dan demam dan saat dirumah kemudian pada hari Kamis
tanggal 28 mei 2020 batuk dan demam tinggi tidak kunjung sembuh
dan klien mengalami sesak napas.ibu klien membawa An. K ke
RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya jam 09.00 wib. Dan masuk
UGD An. K diperiksa dan diberikan terapi obat, Kemudian dokter di
UGD menganjurkan klien untuk rawat inap diruang Flamboyan.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal Ibu An. K mengatakan 2 bulan sekali periksa
kebidan. Pada awal kehamilan ibu klien mengeluh mual-mual.
2) Riwayat natal Ibu An. K mengatakan anaknya melahirkan secar
spontan dengan pertolongan bidan di RS pada tanggal 09
Desember 2019 pukul 21.00 WIB, dengan berat badan 2600gr.
23
5) Imunisasi
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Menorhage
Keluhan Lainnya : Tidak ada keluhan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada
I. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Status Gizi : Ibu An. K Mengatakan BB: 9kg, TB: 7,5
cm
(2 (9) + 8 )IMT= 26 kg
4 Personal hygiene
a. Mandi 2x/hari 2x/hari
b. Oral hygiene 2x/hari 2x/hari
No
Nama Obat Dosis Indikasi Obat
.
Terapi Oksigen digunakan untuk
1. Terapi Oksigen 3 lpm mengatasi keadaan hipoksemia dan
hipoksia.
27
2) Hasil rontogen :
Pulmo : bercak-bercak infiltrat parahilus kanan dan kiri
Kesan : Bronkopneumonia
Mahasiswa,
( Oski Ria Anggraini)
28
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Ibu klien mengatakan kuman berlebih di bronkus Bersihan jalan nafas tidak
An. K Sesak Napas efektif
Pulmo : bercak-
bercak infiltrat parahilus
kanan dan kiri
Kesan :
Bronkopneumonia
29
DO :
- Ibu klientampak Kurang tanggapan menerima
bingung kenapa anak informasi
terkena
Bronkopenemuonia
Kurang pengetahuan
- Ibu klien mengira
hanya terkena flu
demam biasa
30
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan
nafas ditandai dengan Klien tampak gelisah, RR: 35 x/menit, Bunyi napas stidor ,
Terpasang oksigenasi nasal kanul 3 lpm , terdapat Retraksi dada , Tipe pernafasaan
dada dan perut, Pernafasan tidak teratur , Terdapat secret dijalan napas
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa kep. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. informasi yang tepat dari tenaga
3 keperawatan 1 x 7 jam menerima informasi kesehatan akan akan membuat
diharapkan orang tua klien 2. Identifikasi faktor – faktor yang dapat klien merasa dirinya memiliki
Kurang
memahami meningkatkan dan menurunkan sumber informasi yang terpercaya
pengetahuan
1. Pertanyaan tentang motivasi perilaku hidup bersih sehat. 2. meningkatkan pengetahuan dan
berhubungan
masalah yang di hadapi 3. Sediakan materi dan pendidikan mengurangi cemas
dengan kurang
menurun. kesehatan. 3. membantu menentukan dan
tanggapan
2. Persepsi yang keliru 4. Berikan kesempatan untuk bertanya. menentukan pengobatan jangka
menerima
menurun. 5. Jelaskan faktor resiko yang dapat panjang
informasi
3. Perilaku sesuai mempengaruhi kesehatan. 4. kadangkala klien merasa tidak
pengetahuan meningkat. berani untuk bertanya karena
belum terbina hubungan dekat
dengan penyedia layanan
kesehatan 34
5. menjelaskan pada klien faktor
resiko yang mempengaruhi
35
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumaat28 Mei 1. Mengobservasi TTV S: Ibu An. K mengatakan An.K sesak napas
2020 2. mengobservasi frekuensi kedalaman dan
kemudahan bernafas O:
12.00 wib
3. meninggikan kepala dan membantu mengubah - Klien tampak gelisah
Diagnosa posisi,nafas dalam - RR: 35 x/menit
1:Bersihan jalan 4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, - Bunyi napas stidor
nafas tidak efektif mencatat hipotensi,pucat dan sianosis - Terpasang oksigenasi nasal kanul 3 lpm
berhubungan 5. Memberikan infus D5 5% - terdapat Retraksi dada
dengan 6. Memberikan anti inflamasi 3x sehari - Tipe pernafasaan dada dan perut
penumpukan - Pernafasan tidak teratur
mucus dijalan - Terdapat secret dijalan napas
napas A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi (1-7)
36
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
37
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumaat 28Mei 1. Mengukur suhu tubuh setiap 4 jam S: Ibu An. K mengatakan kulit anaknya teraba panas
2020 2. Mengajarkan ibu cuci tangan 6 langkah sebelum O:
dan sesudah memberikan ASI - Pasien Tampak rewel dan gelisah
12.00 wib
3. Memberikan kompres hangat - Pasien tampak lemah
Diagnosa 2: 4. Menganjurkan ibu untuk memakaikan pakaian yg - Kulit klien teraba panas
Hipertermi tipis - Suhu : 390 c
berhubungan 5. Mempertahankan suhu lingkungan tetap sejuk - Terpasang infus Nacl 0,9 % ditangan kanan 12
dengan inflamasi Memberikan pct injeksi 4mg/6jam lpm
pada jaringan A: Masalah belum teratasi
parenkim paru P: Lanjutkan Intervensi (1-5)
EVALUASI KEPERAWATAN
38
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumaat 28 Mei 1. Mengobservasi TTV S: Ibu An. K mengatakan anaknya masih sesak napas
2020 2. mengobservasi frekuensi kedalaman dan O:
kemudahan bernafas - Klien tampak tenang
Diagnosa
3. meninggikan kepala dan membantu mengubah - RR: 28 x/menit
1:Bersihan jalan
posisi,nafas dalam - Bunyi napas stidor
nafas tidak efektif
4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, mencatat - Terpasang oksigenasi nasal kanul 3 lpm
berhubungan
hipotensi,pucat dan sianosis - terdapat Retraksi dada
dengan
5. Memberikan infus D5 5% - Tipe pernafasaan dada dan perut
penumpukan
6. Memberikan anti inflamasi 3x sehari - Pernafasan tidak teratur
mucus dijalan
- Terdapat secret dijalan napas
napas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi (1-7)
EVALUASI KEPERAWATAN
dan
Jam
Nama Perawat
Jumaat 29 Mei 1. Mengukur suhu tubuh setiap 4 jam S: Ibu An. K mengatakan suhu tubuh anaknya masih
2020 2. Mengajarkan ibu cuci tangan 6 langkah teraba panas
sebelum dan sesudah memberikan ASI
10.00 wib
3. Memberikan kompres hangat O:
Diagnosa 2: 4. Menganjurkan ibu untuk memakaikan pakaian - Pasien Tampak tenang
Hipertermi yg tipis - Pasien tampak lemah
berhubungan 5. Mempertahankan suhu lingkungan tetap sejuk - Kulit klien teraba panas
dengan inflamasi 6. Memberikan pct injeksi 4mg/6jam - Suhu : 37,80 c
pada jaringan - Terpasang infus Nacl 0,9 % ditangan kanan 12
parenkim paru lpm
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
41
Sabtu 29Mei 2020 1. Mengobservasi TTV S: Ibu An. K mengatakan sesak napas anaknya
2. mengobservasi frekuensi kedalaman dan berkurang
10.00
kemudahan bernafas
Diagnosa 3. meninggikan kepala dan membantu O:
1:Bersihan jalan mengubah posisi,nafas dalam - Klien tampak tenang
nafas tidak efektif 4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, - RR: 22 x/menit
berhubungan mencatat hipotensi,pucat dan sianosis - Bunyi napas vasikuler
dengan 5. Memberikan infus D5 5% - Terpasang oksigenasi nasal kanul 3 lpm
penumpukan 6. Memberikan anti inflamasi 3x sehari - Tidak terdapat Retraksi dada
mucus dijalan - Tipe pernafasaan dada dan perut
napas - Pernafasan teratur
- Tidak ada secret dijalan napas
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
42
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
43
44
IMPLEMENTASI 37
Nama Pasien : An. K
Ruang Rawat : Flamboyant
Tanda Tangan
Dan
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama
Perawat
Kamis, 28 Mei 2020 Diagnosa kep. 3 S:
- Orang tua mengatakan kurang mengerti
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
dengan keadaan anaknya
kemampuan menerima informasi
O:
2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang
- Ibu pasien sudah siap menerima informasi
dapat meningkatkan dan menurunkan
yang di sampaikan
motivasi perilaku hidip bersih sehat.
- Ibu An. K tampak tidak mengetahui tentang
3. Menyediakan materi dan pendidikan Oski Ria
penyakit anaknya
kesehatan.
- Ibu An. K bertanya tentang penyakit
4. Memberikan kesempatan umtuk bertanya.
anaknya
5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
A : Masalah teratasi sebagian
mempengaruhi kesehatan.
P : Intervensi dihentikan
45
46
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah merupakan peradangan pada parenkim paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal,
muntah, diare, serta batuk kering dan produktif. Timbulnya bronchopneumonia
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan
riketsia.
45
47
DAFTAR PUSTAKA