Anda di halaman 1dari 5

Nama : Scaesar Imanuddin

NIM : 18542310133

Resume jurnal: Pengaruh penambahan sari temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap total fenol, kadar
garam, kadar lemak dan tekstur telur asin

PENDAHULUAN

Telur merupakan salah satu bahan pangan yang berasal dari unggas yang mudah dicerna serta memiliki
kandungan gizi yang lengkap. Kualitas telur secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas isi dan kulit
telur, sehingga penentuan kualitas telur dilakukan pada kedua bagian telur tersebut. Telur mempunyai
sumber nutrisi yang lengkap menyebabkan telur termasuk dalam bahan pangan yang cepat rusak, suatu
cara untuk memperpanjang daya tahan telur selama penyimpanan, yaitu dengan proses pengawetan.
Pengawetan telur itu sendiri terdiri dari proses pendinginan, proses pembungkusan kering, pelapisan
dengan minyak, pencelupan dalam berbagai cairan dan pengasinan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan penambahan sari temulawak dengan
konsentrasi berbeda memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing kualitas total fenol, kadar
garam, kadar lemak dan tekstur.

Total fenol Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi sari temulawak yang berbeda
tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) terhadap total fenol telur asin. Total fenol terendah pada
telur asin ditunjukkan pada P0 yaitu 0,082±0,030%, dan total fenol tertinggi pada telur asin ditunjukkan
pada P3 yaitu 0,125±0,044%. Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
penambahan sari temulawak maka semakin tinggi pula total fenol yang terkandung dalam telur asin.

Kadar garam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi sari temulawak yang
berbeda memberikan perbedaan yang sangat nyata (p≤0,01) terhadap kadar garam telur asin. Kadar garam
terendah pada telur asin ditunjukkan pada P3 yaitu 1,31±0,23% dan kadar garam tertinggi pada telur asin
ditunjukkan pada P0 yaitu 3,17±0,38%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa P3 memiliki
perbedaan pengaruh yang sangat nyata terhadap P0, P1 dan P2. Semakin tinggi konsentrasi sari
temulawak yang diberikan pada telur asin, maka semakin rendah kandungan kadar garam pada telur asin.

Kadar lemak Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi sari temulawak yang
berbeda memberikan perbedaan yang nyata (p≤0,05) terhadap kadar lemak telur asin. Kadar lemak
terendah pada telur asin ditunjukkan pada P3 yaitu 36,98±2,6983% dan kadar lemak tertinggi pada telur
asin ditunjukkan pada P0 yaitu 42,0025±2,1918%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa P3
memiliki perbedaan pengaruh yang sangat nyata terhadap P0, P1 dan P2.

KESIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penambahan sari temulawak dapat menurunkan
kadar garam dan kadar lemak pada telur asin, namun tidak berpengaruh terhadap total fenol dan tekstur.
Perlakuan terbaik pada pembuatan telur asin dengan penambahan sari temulawak sebanyak 75%.
Nama : Scaesar Imanuddin

NIM : 18542310133

Resume jurnal:Kualitas Telur Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) Berdasarkan Variabel pH
Telur, Kandungan Protein Telur dan Indeks Putih Telur setelah dilakukan Pencucian dan disimpan
Selama Waktu Tertentu

PENDAHULUAN Puyuh merupakan salah satu jenis aves yang sudah banyak terdapat di Indonesia
terutama strain Coturnix coturnix japonica L. Puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.) memiliki sifat
yang mudah didomestikasi dan mempunyai keunggulan terutama dalam kemampuan tumbuh dan
berkembang biak secara cepat. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis kualitas telur puyuh berdasarkan kandungan protein telur, Indeks Putih
Telur dan pH telur setelah pencucian dan penyimpanan dalam waktu tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi lingkungan yang diamati selama penelitian yaitu meliputi suhu
dan kelembaban relatif ruang penyimpanan. Secara keseluruhan adalah 27,5o C dan 71 %. Menurut BSN
(2008) penyimpanan telur konsumsi yang ideal adalah pada suhu 27 o C dengan kelembaban relatif 60
% . Suhu dan kelembaban relatif selama penyimpanan telur perlu untuk diketahui karena dua hal tersebut
termasuk dalam faktor yang berperan dalam penurunan kualitas telur selama penyimpanan. Menurut
USDA (2000) faktor faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas telur adalah umur simpan, tekstur
kerabang, suhu dan kelembaban relatif selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan pH antar
perlakuan dan antar waktu pengamatan berbeda nyata. Hasil penelitian kelompok perlakuan P1, P2 dan
P5 menunjukkan semakin meningkat, dengan peningkatan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan nilai pH Telur semakin meningkat. Penelitian
Akyurek and Okur (2009) menunjukkan lama penyimpanan berakibat kenaikan pH putih telur dan kuning
telur. Selama penyimpanan, pH telur menjadi semakin meningkat dari telur segar dengan pH berkisar 7,0
meningkat menjadi sekitar 8,0 setelah 2 minggu waktu penyimpanan dan meningkat menjadi 9,5 setelah 4
minggu waktu penyimpanan.

Hasil penelitian antar kelompok perlakuan tanpa pencucian dan dengan pencucian yaitu antar
kelompok P2, P3, P4 dan P5 berbeda bermakna(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pencucian telur
menyebabkan peningkatan pH Telur. Hasil penelitian menunjukkan kandungan protein telur antar
perlakuan dan antar waktu pengamatan berbeda nyata. Hasil penelitian kelompok perlakuan P1, P2 dan
P5 menunjukkan semakin menurun, dengan penurunan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan protein semakin menurun.

Hasil penelitian kelompok perlakuan P1, P2 dan P5 menunjukkan semakin menurun, dengan
penurunan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama
penyimpanan nilai Indeks Putih Telur semakin menurun. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bila
pencucian telur menyebabkan nilai Indeks Putih Telur menurun.

KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pencucian sebelum telur puyuh disimpan
serta lama waktu penyimpanan menyebabkan kualitas telur puyuh mengalami penurunan.
Nama : Scaesar Imanuddin

NIM : 18542310133

Resume jurnal :Pengaruh penambahan sari lengkuas merah (alpinia purpurata k. Schum) dan lama simpan
telur asin terhadap total mikroorganisme, aktivitas antioksidan, aktivitas air dan tekstur

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penambahan Sari Lengkuas Merah dan Lama Simpan Terhadap
Total Mikroorganisme Telur Asin Hasil analisis ragam Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata total
mikroorganisme telur asin pada penambahan sari lengkuas merah dengan konsentrasi 40% yaitu 2,907 ±
0,734 Log CFU/g lebih rendah dibandingkan dengan telur asin tanpa pemberian sari lengkuas merah 0%
(4,307 ± 0,719 Log CFU/g ). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa penambahan sari lengkuas merah
dapat menurunkan nilai total mikroorganisme dalam telur asin.

Pengaruh Penambahan Sari Lengkuas Merah dan Lama Simpan Terhadap Aktivitas Antioksidan Telur
Asin .aktivitas antioksidan berpengaruh sangat nyata antar konsentrasi, nilai IC50 aktivitas antioksidan
pada perlakuan P1 dengan penambahan sari lengkuas merah (40%) memiliki nilai aktivitas antioksidan
lebih tinggi (125,96±1,93) dibandingkan dengan P0 tanpa pemberian lengkuas merah (222,49±2,01) Nilai
rata-rata IC50 aktivitas antioksidan pada kedua perlakuan selama penyimpanan hari ke-0 sampai hari ke-
15 mengalami peningkatan yaitu P1 sebesar (79,72 mg/g-165,24 mg/g) sedangkan pada P0 sebesar
(192,47 mg/g-249,13 mg/g) dengan artian semakin lama penyimpanan yang dilakukan maka aktivitas
antioksidan akan semakin menurun baik dari perlakuan P1 (40%) maupun pada perlakuan P0 (0%).

Pengaruh Penambahan Sari Lengkuas Merah dan Lama Simpan Terhadap Aktivitas Air Telur Asin

a. Aktivitas Air Putih Telur Nilai aktivitas air putih telur dalam penelitian antara masing-masing
perlakuan yaitu P0 sebesar 0,943 ± 0,007 dan P1 sebesar 0,949 ± 0,008 yang menandakan bahwa
penambahan sari lengkuas merah dapat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas air yang
terkandung didalam putih telur. b. Aktivitas Air Kuning Telur penambahan sari lengkuas merah pada
telur asin dengan perbedaan konsentrasi yaitu 0% dan 40% menghasilkan nilai aktivitas air pada kuning
telur yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05), namun selama penyimpanan aktivitas air pada kuning telur
juga menghasilkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Pengaruh Penambahan Sari Lengkuas Merah dan Lama Simpan Terhadap Tekstur Telur Asin

a. Tekstur Putih Telur penggunaan sari lengkuas merah pada setiap konsentrasi dan lama simpan yang
berbeda menghasilkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). terhadap tekstur putih telur pada telur asin.
b. Tekstur Kuning Telur Hasil penggunaan sari lengkuas merah pada setiap konsentrasi menghasilkan
perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap semakin lama disimpan akan berpengaruh sangat nyata (P<0,01).
terhadap nilai tekstur kuning telur

KESIMPULAN Penambahan sari lengkuas merah pada telur asin dengan konsentrasi 40% dapat
menurunkan total mikroba, meningkatkan aktivitas antioksidan, meningkatkan aktivitas air putih dan
kuning telur serta meningkatkan nilai tekstur putih dan kuning. Penambahan sari lengkuas merah (40%)
mampu mempertahankan kualitas telur asin dari pada telur kontrol dengan lama simpan terbaik yang
diperoleh terdapat pada hari ke-0.
Nama : Scaesar Imanuddin

NIM : 18542310133

Resume jurnal : The influence of liquid smoke on the chemical characteristics of salted egg

INTRODUCTION Egg has a high quality protein. It is also contains various vitamin and minerals.
However, the eggs were damaged easily because of many factors as microbiological, physical and
chemical. Salted egg is one of the most traditional preserved egg products.

RESULTS AND DISCUSSION

Yolk Index of Salted Egg Yolk index obtained from differences concentration of liquid smoke during
salting time up to 4 weeks. Yolk index of control sample were no different statistically compared to that
of salted egg with liquid smoke treatment (p > 0.05). Significant different of yolk index (p < 0.05)
increased along with increase of salting time (4 weeks). The yolk index of control, 1%, and 1.25% liquid
smoke increased along with increase salting process.

Oil Exudation of Salted Egg Yolk Significant differences (p < 0.05) were found on oil exudation of
control sample compared to that salted egg with presence of liquid smoke. Oil exudation value of all
samples was obtained slightly different. The result of oil exudation value was showed in Table 1. Oil
exudation of salted egg yolk increased with increasing salting time (p < 0.05) up to 4 weeks. After salting
process up to 4 weeks, the oil exudation of egg yolk sample control was increased value from 2.57 to
52.39%. Salted eggs of liquid smoke 1% were increased value from 2.61 to 52.67%. Oil exudation for
salted eggs of liquid smoke 1.25% was increased value from 2.70 to 53.03%

Salt Content of Salted Egg Salt content of salted egg was presented with different concentration of
liquid smoke during salting process up to 4 weeks. Significant differences (p< 0.05) were obtained on the
salt contents of control sample white compared to that salted egg with treatment of liquid smoke. Salt
content values of all samples were slightly different. Salt content of duck egg white increased along with
the increase of salting time (p < 0.05). The control values of salt content were increased value from initial
0.57 to 5.25%. The salted egg with 1% liquid smoke was increased value from initial 0.56 to 5.30%. The
salted egg with 1.25 % liquid smoke was increased value from initial 0.56 to 5.51%. Salt content of
product was obtained the most values with treatment of liquid smoke 1.25%.

CONCLUSIONS The results of salted egg product with liquid smoke treatment with differences salting
time have influence on the chemical characteristics of salted egg products. The yolk index, oil exudation
and salt contents were increase during salting time.
Nama : Scaesar Imanuddin

NIM : 18542310133

Resume jurnal :Salted egg interior quality with starfruit extract 

Introduction Eggs are one of the animal foods that contain high nutritional value. Duck eggs have a high
nu‐ trient content, especially protein that is equal to 12.8% ‐ 13.4% ( 9 ). Egg protein contains essential
amino acids that are complete enough. The con‐ tent ofother nutrients arefats, carbohydrates, vita‐ mins
and minerals. To keep the eggs stay in good quality or at least to reduce damage tothe eggs,it can be done
the  preservation process.The princi‐ ple of preserving eggs is to keep the contents of the egg from the
evaporation and keep the con‐ tents of the eggs from outside air contamination. There are many methods
of egg spreservation, one of the easiest to dois salting eggs.

Results and Discussion

Yolk Index of Salted Egg

After conducted a statistical test, it was found that the treatment combination  wash‐ ing egg
with  starfruit extracts and different  time of soaking gave a highly significant influence on the value of
salted egg yolk index (P<0,01) but showed no interaction between the two of  treat‐ ment.The test results
of Duncan't Multiple Range Test indicate that salted eggs treated with extracts starfruit before soaked in
saturated salt solution and stored for 15 days at room temperature, it has a value of the yolk index higher
than eggs without being washed before. Likewise, soaking the eggs in a saturated salt solution for 7 days,
the yolk index value is very significantly higher than those soaked for 5 days.

Salted Egg Albumen Index

Albumen index value of research results from the salted egg of starfruit extract with different soaking   
time are listed in table 2. According to table 2, it is seen that the average value the albu‐ men index   of
the salted eggs of starfruit extract   is between 0 .040‐0.075.After conducted a statistical test, it was found
that the treatment combination  washing egg with  starfruit extracts and  time of soaking  different gave a
highly significant in fluence on the value of salted egg albumen index (P<0,01) but showed no interaction
between the two of  treatment

Hough Index Hough index value of research results from the salted egg of starfruit extract with different
soaking   time are listed in table 3. According to table 3, it is seen that the average value the hough index
of the salted eggs of starfruit extract is be‐ tween 69,073 – 85,046. After conducted a statistical test, it was
found that the treatment combination  washing egg with  starfruit extracts and  different time of soaking   
gave a highly significant influence on the value of salted egg on    hough index (P <0.01) but showed no
interaction be‐ tween the two of  treatment.

Conclusions and Recommendations The conclusions as the result of this research were: the optimum time
of soaking eggs in a saturated salt solution to obtain salted egg extracts starfruit is for 7 days. Quality
ofthe interior of salted egg extracts starfruit after being storedfor 15daysat room temperature, which is
best reached by treatment with the B1G2 that yolk index value of 0.891; albumen index of 0.075 and
hough index of 85.046.

Anda mungkin juga menyukai