Diajukan oleh
Yogi Kurnia Tama
17542310115
NIM : 17542310115
Menyetujui
Mengetahui
SAPRUDIN, SP, MP
NIDN. 1130097203
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................3
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
maksimal.
sapi Bali yaitu aspek pemberian pakan (feeding), pembibitan (breeding) dan
untuk meningkatkan pemeliharaan ternak oleh peternak ke arah yang lebih baik,
dengan memberikan nilai untuk setiap aspek teknis yang meliputi perbaikan pakan
dan sehat.
1
Tata laksana pemeliharaan salah satunya adalah perkandangan. Kandang
terhadap ternak dapat dilakukan lebih teliti, baik menyangkut masalah kesehatan,
Pakan merupakan hal penting pada usaha peternakan. Jika pakan yang
diberikan tepat, maka hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang diharapkan.
Sapi Bali akan menghasilkan bibit dan daging yang baik jika pakan yang
diberikan sesuai. Pakan seperti halnya rumput, jerami, silase memiliki serat kasar
pasokan pakan yang memiliki serat kasar tinggi karena sangat baik untuk
kesehatan pencernaan dan fungsi rumen. Pakan yang memiliki serat kasar tinggi
tersebut dapat menjadi penyakit bagi sapi dan lingkungan sekitar. Inilah beberapa
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai
berikut :
Satu?
1.3 Tujuan
Satu?
1.4 Manfaat
Kalimantan Tengah.
3
4. Mengetahui proses manajemen pemeliharaan sapi bali (perkandangan,
keadaan di lapangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Bali merupakan salah satu bangsa sapi asli di Indonesia yang
merupakan hasil domestikasi langsung dari Banteng liar. Sapi Bali dikembangkan,
ciri khas tertentu dan mempunyai kemampuan untuk berkembang dengan baik
pada berbagai lingkungan yang ada di Indonesia. Sapi Bali juga memiliki
performa produksi yang cukup bervariasi dan kemampuan reproduksi yang tetap
tinggi. Sehingga, sumberdaya genetik sapi Bali merupakan salah satu aset
dan dimanfaatkan secara lestari sebab memiliki keunggulan yang spesifik. Sapi
Bali juga telah masuk dalam aset dunia yang tercatat dalam list FAO sebagai salah
ekstensif.
2.2.1 Intensif
kebutuhan pakan dan air minum disediakan penuh. Pola ini meliputi:
5
1. Pemeliharaan pedet dilakukan sebagai berikut:
hari
b. Pedet dipelihara dalam satu kelompok umur dan jenis kelamin yang
sama
6
a. Mulai dikawinkan pada umur 18 bulan atau telah mencapai dewasa
tubuh
kebuntingan
c. Bebas bergerak
beranak
7
b. Pemberian pakan dalam jumlah dan mutu sesuai standar
serta sumber pakan utama disediakan sebagian dan/atau berasal dari padang
penggembalaan. Pola budidaya semi intensif ini hampir sama dengan budidaya
disediakan.
2.2.3 Ekstensif
kemungkinan kecelakaan
8
a. Sapi ditempatkan di paddock dalam satu kelompok umur dan jenis
kelamin.
tubuh
perkawinan
vitamin/mineral tambahan.
9
d. Perkawinan biasanya dilakukan dengan kawin alam.
Kandang merupakan salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus dapat
memberikan jaminan untuk hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang
diupayakan mampu melindungi ternak dari gangguan yang berasal dari luar
seperti sengatan matahari, cuaca buruk, hujan dan tiupan angin kencang. Secara
umum kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersikulasi udara baik.
Oleh karena itu, sehubungan dengan kontruksi ini yang perlu mendapat perhatian
terutama mengenai arah kandang, ventilasi, atap, dinding dan lantai (Sugeng dan
Sudarmono,2008).
adalah >50 m dari rumah. Selanjutnya ditambahkan oleh Santoso (2006), bahwa
10
itu dengan adanya drainase akan membuat lingkungan kandang bersih sehingga
tidak ada air yang tergenang.Menurut Pasaribu (2008), untuk mendirikan kandang
1. Penentuan lokasi
air bersih dan cukup guna air minum, memandikan sapi,pembersihan kandang dan
peralatan kandang. Tempatnya lebih tinggi dari lingkungan sekitar atau sekitar
bangunan kandang tidak ada pohon besar,selain itu kandang agak jauh dari
pemukiman penduduk pada jarak yang dianjurkan dalam Good Farming Practise
2. Kontruksi kandang
dibuka (tidak seluruhnya di tutup) supaya sirkulasi udara berjalan lancar. Atap
kandang harus cukup kuat dan tahan lama. Hal ini penting untuk menahan curah
Lantai kandang tidak licin, tidak tembus air dan tahan lama, maka dibuat miring 3
cm tiap meter ke arah parit.Parit kandang harus terbuat dari semen, berbentuk
melekuk atau persegi dengan lebar 20–30 cm dan dibuat miring kesaluran
pembuanga kotoran.
3. Tempat pakan
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan tempat pakan adalah terbuat
dari kayu atau semen yang dasarnya rapat sehingga pakan yang diberikan tidak
tercecer atau terbuang. Tempat minum harus tidak bocor,mudah di bersihkan dan
11
cukup untuk keperluan ternak sapi mengingat ternak membutuhkan air minum
4. Bentuk kandang
penempatan sapi satu baris. Kandang baris adalah kandang dengan penempatan
sapi dua baris yaitu saling berhadapan (head to head) atau saling berlawanan (tail
to tail). Tipe kandang head to head dan tail to tail, ukurannya adalah sebagai
berikut tempat pakan : lebar 80-90 cm, dalam 25-30 cm, panjang 105-110, tinggi
dari lantai 60 cm. tempat minum : 1 m(lebih besar lebih baik) dan parit lebar 25-
panjang badan sapi),kemiringan 3 cmtiap meter, panjang untuk tiap ekor sapi 125-
150 cm.
5. Peralatan kandang
dan minum. Peralatan yang lazim digunakan adalah ember, cangkul, garpu, skop,
sapu lidi, garu,sikat ijuk atau plastik, gerobak dorong dan seperangkat mesin air
hidup seperti oksigen, dengan adanya pakan tubuh ternak akan mampu bertahan
hidup dan kesehatan terjamin (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Pakan dibutuhkan
12
oleh ternak untuk tumbuh dan berkembang biak. Pakan yang baik mampu
2002).
pemotongan rumput, kemudian diberikan pada ternak sapi yang ada di dalam
kandang. Pemberian pakan seperti ini disebut cut and carry. Selain itu, rumput
2005). Ketersediaan pakan harus mencukupi kebutuhan ternak, baik yang berasal
dari hijauan/rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau berasal
kasar yang dapat dikonsumsi oleh ternak (Firman, 2010). Menurut Sudarmono
dan Sugeng (2008), pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari
tanaman atau tumbuhan berupa dedaunan, terkadang termasuk batang, ranting dan
bunga.
13
Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008), pakan hijauan termasuk ke dalam
dapat dilakukan dalam dua macam bentuk, yakni hijauan segar atau kering.
Beberapa hijauan segar adalah hijauan yang diberikan dalam keadaan segar
2.4.2 Konsentrat
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan cara tidak terbatas (adlibitum) dan
dibatasi (restricted). Pemberian secara adlibitum sering kali tidak efisien karena
akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan sisa menjadi busuk
sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya yang akan membahayakan ternak bila
termakan (Santosa, 2006). Pemberian pakan dapat dilakukan dengan tiga cara
2.4.3 Silase
Silase merupakan awetan basah segar yang disimpan dalam silo. Silo adalah
sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, hijaun disimpan dengan kondisi
untuk membentuk asam laktat (Mugiawati, 2013). Hijauan yang ideal digunakan
14
sebagai silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian, terutama
bijian, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas
dan jerami padi. Pakan yang diawetkan tersebut difermentasi selama sekitar 3
dan kepadatan lalat. Penempatan kandang sebaiknya tidak menjadi satu dengan
rumah atau jarak minimal 10 meter dari rumah maupun dari bangunan umum
lainnya, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup
dan terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak. Selain
lokasi kandang, hal lain yang mempengaruhi kondisi sanitasi kandang yaitu
dan kebersihan tubuh ternak salah satunya dengan cara memandikan sapi.
Menurut Ernawati et al. (2000) dalam melakukan sanitasi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu persyaratan kandang, lokasi kandang, arah kandang dan
kebersihan kandang.
15
BAB III
Desember 2020 di Kelompok Tani Maju Desa Pangkalan Satu Kecamatan Kumai.
a. Pengamatan (Observasi)
b. Wawancara
16
Menurut Soekartawi (2002) dijelaskan bahwa pengertian interview atau
c. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif adalah mengikuti secara aktif atau langsung suatu kegiatan.
Dalam Praktek Kerja Lapangan ini partisipasi aktif yang akan dilakukan meliputi
d. Studi Pustaka
berhubungan dengan kegiatan PKL. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal,
e. Dokumentasi
17
3.3 Diagram Alir Kerangka Kerja
Diagram alir atau kerangka kerja yang dilakukan pada kegiatan PKL di
Lapangan (PKL).
4. Pada minggu III melakukan pengambilan data pakan dari kegiatan Praktek
Kegiatan yang akan dilakukan dalam PKL di Kelompok Tani Maju Desa
berikut:
Minggu
No Kegiatan
I II III IV
1. Pengenalan, pengamatan pada
struktur organisasi di Kelompok Tani
Maju
18
2. Melakukan pengambilan data
perkandangan dan sanitasi dari
kegiatan PKL
3. Melakukan pengambilan data pakan
dari kegiatan PKL
4. Melakukan pengolahan data dan
penyusunan laporan PKL
DAFTAR PUSTAKA
19
Hewan.
Firman, A. 2010. Agribisnis Sapi Perah Dari Hulu Sampai Hilir. Widya
Padjadjaran. Bandung.
Mugiawati, R.E. 2013. Kadar air dan pH silase Rumput Gajah pada hari ke-21
dengan penambahan jenis additive dan bakteri asam laktat. J. Ternak
Ilmiah 1 (1): 201-207.
20