Gerakan angin tersebut ada yang bersifat makro, yakni yang mempunyai daerah
sebab musabab antarbenua dan antarsamudra, jadi berkawasan gerak yang sangat
luas. Lainnya adalah mikro atau lebih baik disebut angin-angin lokal.
3. Atap dibuat sedemikian rupa, sehingga udara panas yang terkumpul dapat
digantikan dengan udara segar.
Misal: - Atap dari genteng memiliki banyak rongga, dapat membantu mengalirkan
udara yang terkumpul pada atap.
- Atap diberi lapisan aluminium foil dibawah genteng untuk merefleksikan panas.
- Permainan tinggi rendah plafond dapat membantu terjadinya proses ventilasi
silang.
KECEPATAN ANGIN
Secara umum, kecepatan angin terus bertambah seiring dengan
pertambahan ketinggiannya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Tingkat
pertambahan kecepatan angin ini merupakan faktor dari kekasaran tanah, yang
awalnya diperlambat dari tanah hingga makin cepat sesuai pertambahan
ketinggian. Semakin banyak halangan pada keadaan sekeliling (pohon, gedung,
rumah, dsb), ketinggian yang diperlukan angin untuk mencapai kecepatan
Selama terjadi gempa, bangunan mengalami perpindahan vertikal dan horizontal. Gaya
gempa dalam arah vertikal hanya sedikit mengubah gaya gravitasi yang bekerja pada
struktur yang umumnya direncanakan terhadap gaya vertikal dengan faktor kearnanan
yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, struktur jarang runtuh akibat gaya gempa vertikal.
Sebaliknya gaya gempa horizontal bekerja pada titik-titik yang lemah pada struktur yang
tidak cukup kuat dan akan menyebabkan keruntuhan. Oleh
Karena itu, perancangan struktur tahan gempa adalah meningkatkan kekuatan struktur
terhadap gaya horizontal yang umumnya tidak cukup. Gerakan permukaan bumi
menimbulkan gaya inersia pada struktur bangunan karena adanya kecenderungn massa
bangunan (struktur) untuk mempertahankan dirinya.
a. Sebelum Gempa
1. Struktur dan letak bangunan
2. Bangun rumah tahan gempa atau RTG. Tidak harus mahal, namun rumah
dengan konstruksi bagus dan kuat dapat terhindar dari roboh saat gempa
terjadi.
3. Siapkan kotak P3K dan senter dilengkapi baterai di rumah Anda. Itu
sangat berfungsi ketika terluka saat gempa atau jika membutuhkan penerangan
saat gempa di malam hari
4. Pelajari jalur evakuasi pada tempat tinggal Anda. Terutama yang berada di
pesisir pantai
5. Pastikan perabotan Anda disimpan dalam kondisi aman. Paku lemari Anda
dan alat-alat lain yang dapat terjatuh saat terjadi gempa.
b. Saat Gempa
1. Jangan panik dan selalu optimis bahwa Anda dan keluarga dapat
selamat. Tidak lupa berdoa
2. Saat gempa terjadi dan posisi Anda di dalam ruangan, berlindung pada
tempat yang kuat. Di bawah meja atau tempat yang aman untuk berlindung,
atau segera keluar ruangan jika memungkinkan
3. Jangan gunakan lift jika gempa terjadi
4. Jika di luar ruangan, hindari tiang listrik, pohon atau bangunan yang
mudah roboh. Selalu perhatikan kondisi
5. Pastikan tanah yang anda pijak tidak mengalami erosi. Hindari jika
tanah melunak saat gempa
6. Jika berada di kendaraan, segera menepi dan turun. Lihat juga poin 4 di
atas
7. Prinsip 20:20:20 Saat terjadi gempa dengan lama 20 detik, Anda harus
mengungsi dalam waktu 20 menit pada ketinggian 20 meter
c. Setelah Gempa
1. Keluar dari dalam ruangan setelah terjadi gempa. Pastikan lihat ke atas
dan waspada benda yang jatuh
2. Segera cari informasi pusat gempa untuk mendapatkan informasi
apakah gempa berpotensi tsunami
3. Jangan kembali ke ruangan usai gempa, karena memungkinkan gempa
susulan
4. Jika potensi tsunami tidak ada, namun gempa susulan masih ada dan
cukup besar, bangun tenda darurat
5. Hindari merokok di tenda darurat, terutama tenda tersebut ada anak-
anak dan perempuan
6. Jaga psikologi anak. Hibur dia, jangan membuat dia panik. Bawakan
permainan kesukaannya
7. Jangan mudah percaya isu yang belum pasti kebenarannya seperti isu
gempa susulan, tsunami, maling dan lainnya
2. Struktur Sederhana
Struktur bangunan yang sederhana, compact, dan simetris memiliki
kemampuan menahan beban yang lebih besar dibandingkan dengan
bangunan yang memiliki struktur lebih kompleks. Hal ini menjadi
tantangan para arsitek dan desainer bangunan, karena harus mampu
menyeimbangkan antara estetika dengan fungsinya sebagai bangunan tahan
gempa