Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES

JAKARTA I
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

DOSEN PEMBIMBING :

Rosita Syaripah,S.SiT,.M.Keb

DISUSUN OLEH :

KELAS 2A KEBIDANAN

Denissa Aura Rizal (P17124018007)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR”. Telah
dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan revisi.

Jakarta,10 Mei 2020

Dosen pembimbing,
Rosita Syaripah,S.SiT,.M.Keb

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah dan bertujuan agar pembaca dapat
mengetahui “PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR”. Pada kesempatan ini pula, Penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang ditujukan kepada :

1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai Kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini
2. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami

3. Rosita Syaripah,S.SiT,.M.Keb selaku dosen pembimbing di Puskesmas Perjuangan


Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
mohon partisipasinya semoga makalah ini mendapat kritik dan saran agar lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta,10 mei 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
2.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
1.2 Tujuan................................................................................................................................................5
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Daftar Tilik Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir......................................................................7
2.2 Langkah-Langkah Pemeriksaan dan berikan penjelasannya menurut teori dan penatalaksanaan di
lahan praktik..........................................................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

4
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (Kukuh
Rahardjo, 2014 : 5). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar
bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan.
(Prawirohardjo, 2009 : 28).

Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak menyenangkan bagi
bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan
lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup
dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup bergantung penuh pada
ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau
proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar
uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau kemampuan
mempertahankan fungsi-fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan
perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme). Oleh karena itu, bayi
baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan perawatan yang dapat membantunya untuk
melewati masa transisi dengan berhasil. (Muslihatun, 2010 : 10).

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan khususnya
bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan PerMenKes RI
No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah
melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas sepert mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara
menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan
menghasilkan bayi yang sehat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan kebidanan sehingga bayi
dapat melewati masa transisinya dengan baik.

1.2.2 Tujuan Khusus

5
Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada bayi baru lahir normal

1.2.2.2 Mampu merumuskan diagnosa dan / masalah kebidanan sesuai dengan nomenklatur
kebidanan

1.2.2.3 Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang
ditegakkan

1.2.2.4 Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada BBL normal secara
komperhensif

1.2.2.5 Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien

1.2.2.6 Mampu melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan secara singkat dan jelas dalam
bentuk SOAP

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan khususnya perawatan pada
bayi baru lahir normal.

1.3.2 Bagi Penulis

Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal ini penulis mendapat
pengalaman nyata di lapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di DIII Kebidanan.

1.3.3 Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan dan pemberian
asuhan yang sesuai untuk bayi baru lahir normal.

1.3.4 Bagi Klien

Diharapkan orang tua mampu untuk melakukan perawatan bayi baru lahir normal sesuai dengan
asuhan kebidanan yang diberikan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Daftar Tilik Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :

0 : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika harus
berurutan) atau tidak dikerjakan
1 : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

LANGKAH/KEGIATAN MAHASISWA
1 2 3 4 5 6
1 Mempersiapan Alat :
- Stetoskop
- Meja pemeriksaan
- Jam tangan
- Timbangan bayi
- Alat untuk mengukur panjang badan
- Metlyn
- Senter/ lampu sorot
- Thermometer
- Sarung tangan
- Alat tulis & Buku catatan
- Baju bayi
2 Mengucapkan salam
3 Memperkenalkan diri
4 Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan minta
persetujuan orang tua
5 Mencuci Tangan dan memakai handscoon
6 Memastikan pencahayaan yang baik dan dalam
keadaan hangat
7
Melihat keadaan umum:
Ukuran secara keseluruhan
Menimbang berat badan
Mengukur panjang badan
Jenis kelamin
Menangis kuat

7
Warna kulit dan bibir
Mengukur suhu badan, pernafasan, nadi
8 Memeriksa kepala, lihat molase, raba fontanel
anterior apakah cekung/cembung , periksa adanya
trauma kelahiran seperti capput succedaneum, chepal
haemathom, perhatikan cacat kongenital seperti
hidrochepalus, anenchepali, mikrochepahli . Ukur
lingkar kepala
9 Melihat Wajah
Perhatikan bentuk wajah simetris atau tidak,
perhatikan kelainan wajah seperti sindrown down,
lihat apakah ada kelainan akibat trauma lahir seperti
laserasi.
10 Memeriksa Mata  Goyangkan kepala secara
perlahan sehingga mata bayi terbuka, memastikan
kedua mata simetris, periksa jumlah, posisi, periksa
adanya strabismus, tanda-tanda infeksi,warna sclera,
konjungtiva.
11 Memeriksa Telinga
Melihat posisi telinga dalam hubungannya dengan
letak mata, memeriksa adakah tulang rawan telinga,
memastikan adanya lubang telinga , menilai
gangguan pendengaran dengan membunyikan bel
atau suara, apakah ada reflek kejut.
12 Memeriksa Hidung
Meliputi bentuk dan lebar hidung, lihat pola
pernafasan, apakah melalui hidung atau mulut,
apakah ada gerakan cuping hidung saat bernafas,
apakah ada sekret mukopurulent, berdarah, cair,
13 Memeriksa Mulut  bibir harus simetris, palatum,
periksa adanya palatoschisis, labioscisis,
labiopalatoschisis, lihat lidah meliputi warna,gerak
apakah sering keluar masuk. Refleks hisap, dinilai
dengan mengamati bayi pada waktu menyusui
14 Memeriksa Leher  Leher bayi biasanya pendek,
apakah ada keterbatasan pergerakan, periksa apakah
ada trauma lahir, palpasi leher dengan menggerakkan
jari ke sekeliling leher untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
15 Memeriksa Bahu, Lengan dan Tangan  periksa

8
fraktur klavikula, kesimetrisan kedua lengan,
periksa gerakan lengan apakah bebas bergerak dan
ada gerakan sepontan, apakah ada sindaktil atau
polidaktil, telapak tangan harus dapat terbuka.
16 Memeriksa Dada  Periksa kesimetrisan gerakan
dada saat bernafas, memeriksa payudara meliputi
pembesaran, putting susu, areola, pengeluaran susu
atau cairan lain, perhatikan pola pernafasan,
auskultasi dengan stetoskop, frekuensi denyut
jantung, bunyi nafas, identifikasi hernia
diagrfragmatika
Ukur lingkar dada
17 Memeriksa Perut, Lihat gerakan saat bernafas,
bergerak secara bersamaam dengan gerakan dada.
Jika perut cekung kemungkinan terdapat hernia
diaghfragmatika, periksa pakah perut kembung atau
tidak, inspeksi tali pusat, identifikasi perdarahan tali
pusat
18 Memeriksa Kelamin Laki-laki, Panjang penis
(normal 3-4 cm, lebar 1-1,3 cm), posisi lubang
uretra. Apakah ada hipospadia atau epispadia, testis
Memeriksa Kelamin perempuan Lihat apakah
labia minora tertutup labia mayora, rentangkan kedua
labia mayora untuk memastikan adanya klitoris,
orifisium uretra.
19 Memeriksa Tungkai dan Kaki,  Kaji
kesimetrisan, ukuan bentuk dan posturnya. Apakah
ada kelainan posisi kaki , apakah ada edema kaki,
hitung jumlah jari
20 Memeriksa tulang belakang  mencari adanya
kelainan seperti skoliosis, meningokel, spina bífida,
pastikan adanya spingter ani, apakah ada atresia ani,
pastikan keluar mekoneum dalam waktu 24 jam.
21 Memeriksa Kulit  Perhatikan kondisi kulit bayi,
periksa adanya ruam, bercak, dan tanda lahir, periksa
apakah ada pembengkakan, vernik caseosa, lihat
lanugo.
22 Memeriksa Sistem Syaraf
Reflek Moro
Reflek Rooting
Reflek Sucking

9
Graps Reflek
Walking Reflek
Tonick Nick Reflek
Reflek babynski
Reflek Glabella
23 Merapikan kembali pakaian bayi, membereskan
alat
24 Mencuci tangan
24 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
orang tua bayi
25 Mendokumentasikan hasil temuan
JUMLAH SCORE
PENILAIAN: N/26 X 100

2.2 Langkah-Langkah Pemeriksaan dan berikan penjelasannya menurut teori dan


penatalaksanaan di lahan praktik
1. Langkah 7 : Melihat keadaan umum bayi

a. Teori
- Ukuran secara keseluruhan
- Penimbangan berat badan
 Berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu berkisar antara 2500-4000
gram. Diukur dengan keadaan tidak berbungkus, tetapi dalam melakukan
pemeriksaan berat badan pada bayi baru lahir tetap harus dibungkus
danhasilnya dikurangkan dari berat bungkus bayi.
- Pengukuran panjang badan
 Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pengukur, ukurlah dari ujung kepala
sampai ujung tumitnya, normal panjang bayi baru lahirberkisar antara 48-53
cm.
- Jenis kelamin
 Laki-laki atau perempuan.
- Menangis kuat
- Bayi lahir menangis kuat menandakan janin tumbuh sehat dan bayi lahir sehat.
- Apabila bayi lahir tidak menangis, bayi memerlukan perhatiandan perawatan khusus
dirumah karena kemungkinan ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
- Warna kulit dan bibir
 Warna kulit dada, wajah, selaput lendir, bibir harus berwarna merah muda
tanpa adanya kemerahan atau bisul.
- Mengukur TTV

10
- Temperatur tubuh internal bayi yang normal adalah 36,5-37,5 OC. Lakukan pemeriksaan
di aksila.
- Denyut pernapasan pada bayi baru lahir adalah 30-60 kali permenit. Normalnya
pernapasan bayi baru lahir itu tenang, cepat dan melambat.
- Nadi normal pada bayi baru lahir 100-180 kali permenit, jika kondisi bayitelah stabil,
menjadi 120-140 kali permenit.
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

2. Langkah 8 : Memeriksa kepala

a. Teori
- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk
atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang
kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal
kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan
ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar
dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan
tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat dehidrasi.
- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
- Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.
- Ukur lingkar kepala dengan menggunakan pita ukur kita dapat mengukur kepala
bayi baru lahir yaitu normal adalah 31-35,5 cm. Diukur dari bagian depan kepala
dan area occipital yang merupakan diameter terbesar
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

3. Langkah 9 : Melihat wajah

a. Teori
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi,
paresi N.fasialis.
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

11
4. Langkah 10 : Memeriksa mata

a. Teori
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
- Periksa jumlah, posisi atau letak mata.
- Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
- Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
- Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.
- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
- Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

5. Langkah 11 : Memeriksa telinga

a. Teori
- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
- Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
- Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian
atas.
- Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

6. Langkah 12 : Memeriksa hidung

a. Teori
- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.
- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
- Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis kongenital.

12
- Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan. 
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

7. Langkah 13 : Memeriksa mulut

a. Teori
- Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.
- Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal
dari dasar mulut).
- Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras
dan lunak.
- Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi.
- Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda
foote).
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

8. Langkah 14 : Memeriksa leher

a. Teori
- Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan
tulang leher.
- Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus
brakhialis.
- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
- Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi.
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

9. Langkah 15 : Memeriksa Bahu, Lengan dan Tangan

a. Teori
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.

13
- Meluruskan kedua lengan kebawah apakah lengan sama panjang.
- Memeriksa gerakan lengan apakah bebas bergerak dan ada gerakan spontan.
- Hitung jumlah jari apakah ada sindaktil atau polidaktil.
- Telapak tangan harus dapat terbuka.
- Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan.
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

10. Langkah 16 : Memeriksa Dada

a. Teori
- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak
secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan.
- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris.
- Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal. 
- Ukur lingkar dada Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Bayi baru lahir normal
biasanya berukuran 30,5-33 cm
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

11. Langkah 17 : Memeriksa Perut

a. Teori
- Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan.
- Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.
- Perut yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya.
- Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten.

b. Pelaksanaan di lahan praktik


Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

12. Langkah 18 : Memeriksa kelamin laki-laki/ perempuan

14
a. Teori
- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis.
- Periksa adanya hipospadia dan epispadia.
- Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua.
- Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora.
- Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina.
- Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu. 
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

13. Langkah 19 : Memeriksa Tungkai dan Kaki

a. Teori
- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan.
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
- Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

14. Langkah 20 : Memeriksa tulang belakang

a. Teori
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra. Periksa
adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini tidak dilakukan

15. Langkah 21 : Memeriksa kulit

a. Teori
- Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir.
- Periksa adanya pembekakan.
- Perhatinan adanya vernik kaseosa.
- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

15
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

16. Langkah 22 : Memeriksa sistem syaraf

a. Teori
- Refleks Moro
 Bayi akan melakukan gerakan ekstensi dan abduksi pada ekstremitasnya
saat dikagetkan atau dibaringkan secara tiba-tiba. Pada bulan 3-4 refleks
ini akan hilang.
- Refleks Rooting
 Bayi menoleh saat ada jari yang ditempelkan ke pipinya. Refleks ini akan
hilang pada usia 3-12 bulan.
- Refleks Isap (Sucking)
 Bayi menunjukkan refleks menghisap saat ada jari yang ditempelkan ke
bibirnya. Refleks Menggenggam (palmar grasp reflex)
- Grasping Reflex
 Adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal – hilang setelah
3-4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda
menyodorkan jari telunjuk kepadanya.
- Refleks Berjalan dan Melangkah (walking)
 Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri
dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut
akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke
depan.
- Refleks Leher (tonic neck reflex)
 Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai
sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi. Disebut juga posisi
menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada
sekitar usia lima bulan.
- Reflek babynski
 Refleks Babinski muncul ketika Anda menggaruk telapak kaki bayi Anda.
Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki lainnya akan terbuka.
Refleks ini menetap hingga usia 2 tahun.
- Reflek glabella
 Pada refleks ini menilai kedipan kedua mata bayi.Cara melakukannya
dengan mengetuk pelan pada bagian os frontalanterior atau dahi bayi,
kemudian menggesernya ke bawah dikit sejajardengan hidung. Lalu dilihat
kedipan mata yang terjadi. Ini normalterjadi berarti kalau refleks ini tidak
terjadi maka kita curiga adasesuatu

16
b. Pelaksanaan di lahan praktik
Tindakan ini tidak dilakukan seluruhnya, yang dilakukan hanya reflek rooting, reflek
isap, dan reflek glabella.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ns. AnikMaryani, S.Kep ETN, Nurhayati, SKp.2008.Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir
Normal (Asuhan Neonatal). Jakarta: TIM

Sri Rahayu, Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta: Salemba Medika

Beth Hasselquist, Mary. 2006. Tata Laksana Ibu dan Bayi Pasca Kelahiran. Jakarta: Prestasi
Pustaka

Eisenberg, Arlene, dkk. 1997. Bayi pada Tahun Pertama: Apa yang Anda Hadapi Bulan per
Bulan. Jakarta: Arcan

18

Anda mungkin juga menyukai