NIM : 1807101030088
Defisnisi
Anemia adalah suatau keadaan dimana kadar hemoglobin atau sel darah merah
kurang dalam darah. Pada ibu hamil, anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin
pad trimester I da III adalah <11 g/dl, sedangkan pada trimester II adalah < 10,5 g/dl.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi
di dalam darah dan kekurangan hemoglobin dalam darah. Kekurangan hemoglobin
dalam darah karena proses pemebentukan sel-sel darah merah yang terganggangu
akibat kurangnya kadar zat besi di dalam darah.1
Epidemiologi
Menurut WHO anemia prevalensi anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat
besi pada ibu hamil mencapai sekitar 30-40%. WHO juga melaporkan bahwa kematian
ibu hamil di negara berkembang mencapai 40% dan diantaranya paling banyak
disebabkan oleh anemia karena akibat kekurangan zat besi. Di indinesia menurut
RISKESDAS tahun 2013, angka kejadian ibu hamil di Indonesia dengan anemia
mencapai 37,1%.1
Patofisiologi
Anemia defisiensi besi merupakan keadaan yang sangat parah pada keadaan
defisiensi besi yang ditandai dengan :
Tanda dan gejala yang muncul akibat anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan,
kapasitas fisik dan mental yang rendah, rasa sakit kepala, vertigo, kram di kaki,
pagofagia, mukoasa yang pucat, stomatitis angular, dan rasa berdebar. Selama
kehamilan, anemia defisiensi besi dapat meneybabkan berbagai masalah pada ibu dan
janin, yaitu termasuk kelahiran premature, retardasi perkembangan intrauterin, masalah
plasenta, penurunan penyimpanan zat besi yang baru lahir, risiko penurunan cadangan
darah ibu selama kelahiran, perlunya transfusi pada bayi pada kasus kehilangan darah
yang berat, stress jantung, penurunan produksi ASI ibu, dan penipisan cadangan zat
besi pada ibu selama dan setelah periode postpartum.4
Diagnosis
Diagnosis dari anemia defisiensi besi yang paling penting adalah tes
laboratorium setelah temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk
mendiagnosa cukup untuk menghitung darah lengkap dan serum ferritin. Jika serum
ferritin kosentrasinya < 30 ug//L, dan diikuti dengan konsentrasi HB <11 g/dl pada
kehamilan trimester I dan III, konsetrasi HB <10,5 g/dl pada kehamilan trimester II,
maka dapat didiagnosis dengan amenia selama kehamilan.
Jika serum ferritin hasilnya rendah <30 mg/L, tetapi kadar Hn dalam batas
normal (Hb ≥11 g/dl pada kehamilan termester I dan III, Hb ≥10 g/dl pada kehamilan
trimester II) maka diagnosisnya adalah difesiensi zat besi. Sedangkan jika nilai ferritin
rendah <30 mg/L, dan kadar Hb juga rendah (Hb <11 g/dl pada kehamilan termester I
dan III, Hb <10 g/dl pada kehamilan trimester II) maka diagnosisnya adalah anemia
defisiensi zat besi.
Jika kadar ferretin normal dan kadar Hb normal, maka diperlukan tes tambahan
seperti menghitung saturasi trasnferin, besi serum, kapasitas pengikat besi total, dan
protein C-reaktif, sangat diperlukan untuk dapat mendiagnosis anemia defisiensi zat
besi pada ibu hamil.4
Tatalaksana
Diet yang baik sangat penting untuk menangani dan mencegah anemia
defisiensi besi. Zat besi yang sangat mudah diserap dapat bersal dari daging merah,
ikan dan ungags. Dan juga dapat diperoleh dari sereal dan sayuran hijau seperti bayam.
Kemudia vitamin C juga diperlukan oleh tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan.
Vitamin C dapat diperoleh dari buah jeruk dan buah atau sayuran lainnya.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari karena dapat mencegah terjadinya
penyera[an zat besi di dalam tubuh. Makanan yang harus dihindari yaitu seperti the,
kopi, makanan yang mengandung kalsium, kacng-kacangan dan beberapa biji dan
produk susu.4
1. Paendong FT, Suparman E, Tendean HMM. Profil zat besi (Fe) pada ibu hamil
dengan anemia di Puskesmas Bahu Manado. e-CliniC. 2016;4(1).
2. Prawiroharjo S. Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: Bina Pustaka; 2011. 779 p.
Seorang ibu hamil usia 25 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 20 minggu datang ke
puskesmas diantar oleh suaminya dengan keluhan lemas dan pucat. Keluhan sudah
dirasakan dalam beberapa hari ini. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, kaki keram
dan mengeluh rasa berdebar. Pasien juga dengan riwayat anemia pada kehamilan
sebelumnya. Pada vital sign, TD: 90/60 mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 80 x/menit, dan
T: 37,0 oC. Pada pemeriksaan fisik dijumpai mukosa palpebra yang pucat. Pada
pemeriksaan laboratorium dijumpai kadar Hb 9 g/dl.