Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN, RINGKASAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI

2.1 Hernia Inguinalis

2.1.1 Definisi

Hernia inguinalis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya penonjolan isi
perut melalui pembukaan yang normal maupun abnormal bagian dinding perut yang
lemah, kelainan ini terutama ditemukan di daerah lipat paha. (3)

2.1.2 Anatomi

2.1.2.1 Regio Inguinalis

Gambar 2.1 Regio Inguinal


dikutif dari:Moore KL, Dalley AF.(13)
keterangan : kanalis inguinalis dibatasi oleh aperneorosis otot abdominalis eksterna untuk bagian
kranio lateral, di bagian bawah medial dibatasi tuberkulum pubikum, di bagian dasarnya
adaligamentum inguinale.(12)

4
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
Kanalis inguinalis

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang


merupakan bagian terbuka dari fasia transfersalis dan apeneorosis otot abdominalis.
Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus
abdominalis. Atapnya ialah aperneurosis otot oblikus eksternus abdominalis dan di
dasarnya terdapat ligamentum inguinale.(1)

2.1.3 Jenis

Berdasrkan letak dari hernia, pembagian hernia inguinalis dapat dibedakan


menjadi:(1)

1. Hernia inguinalis indirek atau lateral (HIL)


Hernia disebut lateralis menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior, dan disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu
anulus dan kanalis inguinalis, tidak langsung menembus dinding abdomen. (1,5)
Penyebab terjadinya HIL ini karena anomali kongenital atau karna sebab yang
didapat. Keluhan pada penderita HIL yaitu berupa benjolan di lipat paha yang
timbul pada saat mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang
pada saat istirahat baring.(5)
2. Hernia inguinalis direk atau medialis (HIM)
Hernia inguinalis medialis ini hampir selalu disebabkan oleh peningkatan
tekanan intraabdomen. Hernia ini menonjol langsung ke depan melalui trigonum
Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian inferior
pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus dibagian
medial. Hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. HIM
hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi. (1)

Menurut gejala klinis dan pemeriksaan fisik hernia dapat dibedakan menjadi:(1)

Hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk kedalam perut,

5
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
tidak ada keluhan nyeri. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam
rongga perut, disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun
tanda sumbatan usus.(1)

Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulata bila isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam
rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis,
istilah hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai
gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia
ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi. Pada keadaan sebenarnya,
gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan di mulai sampai nekrosis.(1,9)

2.1.4 Epidemiologi
Dari semua kasus jenis hernia abdomen 75% merupakan hernia inguinalis.
Perbandingan kejadian HIL dan HIM yaitu dua banding satu. (2) Insiden hernia
inguinalis meningkat seiring bertambahnya usia yaitu pada rentang 25-40 tahun
5-8% di atas 75 tahun 45%, sedangkan menurut jenis kelamin hernia inguinalis
pada pria 25 kali lebih besar dibandingkan wanita. angka kejadian hernia
inguinalis di salah satu rumah sakit di amerika sekitar 13,9% pada laki-laki. (7,15)

2.1.5 Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Berbagai faktor penyebab berperan dalam pembentukan pintu
masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor lain yang mendorong isi
hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut, seperti peninggian
tekanan intra abdomen dan kelemahan otot dinding perut karena usia, bisa juga
karna defisit kolagen.(1,5) Obesitas atau kelebihan berat badan secara alami akan
memiliki tekanan internal yang lebih besar. Tekanan internal tersebut dengan

6
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ internal menjadi hernia
inguinalis.(9)
2.1.6 Patofisiologi
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus ikut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi,
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup
sehingga dapat mencegah masuknya usus kedalam kanalis inguinalis. (1)
Pada orang sehat, terdapat tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring,adanya struktur
muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus
ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan mekanisme ini
menyebabkan terjadinya hernia inguinalis.(1)
Hernia inguinalis terjadi karena menonjolnya sebagian isi perut (usus halus,
omentum) melalui defek atau bagian lemah dinding perut. Faktor yang berperan
adalah ada prosesus vaginalis yang terbuka, peningkatan tekanan intra abdomen
(obesitas, batuk kronis) dan kelemahan otot dinding perut karena bertambahnya
usia. Jika di biarkan kantong hernia inguinalis ini bisa mencapai scrotum, hernia
disebut hernia inguinalis. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul jika
terjadi nekrosis atau gangren karena inkarserasi atau strangulasi (isi hernia terjepit
oleh cincin hernia).(1)

2.1.7 Diagnosis
Diagnosis klinis hernia inguinalis ditentukan dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. (14)

2.1.7.1 Anamnesis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah

7
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
berbaring.(1,15) Keluhan nyeri jarang dijumpai, jika ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau pra umbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium ketika segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. (1)
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Nyeri bisa memberat
setelah beraktivitas berat yang berkepanjangan. (1,15)

2.1.7.2 Pemeriksaan fisik


Tanda klinis pada pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia. Pada saat
inspeksi kita dapat melihat tonjolan di regio inguinalis. Jika tidak terlihat adanya
benjolan, kita bisa meminta pasien untuk mengedan (valsava maneuver) sehingga
benjolan dapat relihat. Ketika tonjolan terlihat kita palpasi untuk menilai
konsistensi dan masih bisa di reposisi atau tidak. (1,15)
Jika kantong hernia berisi organ, tergantung dari isi kantong tersebut, pada
palpasi mungkin teraba usus atau omentum. Dengan jari telunjuk dapat dicoba
untuk mendorong isi hernia dengan cara menekan kulit skrotum melalui anulus
eksternus dapat ditentukan apakah hernia dapat direposisi atau tidak. Jika hernia
tersebut dapat direposisi, pada saat pasien mengedan maka ujung jari akan
menyentuh hernia yang berada didalam anulus, maka hernia ini disebut HIL,
sedangkan jika bagian sisi jari yang menyentuhnya berarti HIM. (1)
Diagnosis dapat ditegakan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau tidak,
dan atas dasar tidak adanya batas yang jelas di sebelah kranial dan ada hubunga ke
kranial melalui anulus eksternus.(1,15)

2.1.7.3 Pemeriksaaan penunjang


Pemerikasaan penunjang yang dilakukan adalah gambaran pencitraan, yang
bertujuan untuk membantu penegakan diagnostik, jika pemeriksaan fisik dan
anamnesis tidak pasti. Terdapat juga pemerikasaan yang lain seperti USG, MRI dan
CT Scan.(15)

8
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
2.1.8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk hernia inguinalis bergantung pada keadaan pasien,
mulai keluhan sampai pemeriksaan fisik, berikut ini merupakan diagnosis banding
dari hernia inguinalis:(15)

a. Hernia femoralis
Hernia jenis ini umumnya di jumpai pada perempuan dengan usia sudah tua.
Lebih banyak insidenya pada perempuan, dengan perbandinga empat kali lipat
daripada laki-laki.(1)

b. Keganasan
Keganasan yang bisa terlihat sebagai suatu penonjolan pada area inguinal yaitu
lymphoma, retroperitoneal sarkoma, tumor testis. (15)

c. Primary Testicular
Benjolan yang terjadi bisa di inguinal ataupun pada area skrotum, yaitu
varikokel, epididimitis, testicular torsion, hidrokel, testis etopik. (15)

2.1.9 Penatalaksanaan
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
di reposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Reposisi sering dilakukan pada
anak yang menderita inkarserasi, hal ini di sebabkan karana cincin hernia pada anak
lebih elastis. Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan pemberian
sedatif dan kompres es di atas hernia.(1)
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan untuk menahan hernia yang
telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur
hidup. Cara ini tidak di anjurkan karena menimbulkan komplikasi , antara lain
merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan, sedangkan
strangulasi tetap mengancam.(1)

9
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
Tindakan operasi merupakan satu-satunya pengobatan yang rasional untuk
hernia inguinalis.(1,5) Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakan. Prinsip
dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik. Operasi herniotomi
dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, sehingga isi hernia
dapat dibebaskan jika terdapat perlengketan dan kemudian dioperasi. Sementara
pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting
dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan herniotomi. (1) Berbagai tehnik dan
jenis dari operasi hernia sudah berkembang sangat maju, hal ini tidak lain adalah
untuk menciptakan tujuan mengurangi angka kekambukan, infeksi dan nyeri pos
operasi.(16)
2.1.10 Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia, isi
hernia dapat tertahan di dalam kantong jika hernia terlalu besar, misalnya terdiri
atas omentum atau organ ekstraperitoneal. Disini tidak muncul gejala klinis kecuali
berupa penonjolan. Dapat pula terjadi hernia yang tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi strangulasi yang menimbulkan gejala obstruksi usus sederhana. (1)
Jepitan pada cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ
ataustruktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantonghernia. Timbulnya
udem menyebabkan jepitan makin bertambah sehingga akhirnya peredaran
darahjaringan terganggu.(1)

2.2 Obesitas
2.2.1 Definisi
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan di
jaringan adiposa yang menghadirkan risiko terhadap kesehatan. (18) Obesitas atau
kelebihan berat badan secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar.
Tekanan internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan
organ internal menjadi hernia inguinalis.(9) Faktor risiko genetik diketahui sangat
berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. (18)

10
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengukur
pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk
menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa. (18)

Berat badan (kg)


IMT=
Tinggi badan (m)2

Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa
Berdasarkan IMT Menurut WHO Kriteria Asia Pasifik(17)

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat Badan Kurang < 18,5


Kisaran Normal 18,5 – 22,9
Berat Badan Lebih > 23,0
Beresiko 23,0 – 24,9
Obes Tingkat I 25,0 – 29,9
Obes Tingkat II ≥30
Sumber: WHO WRP/ IASO/ IOTF dalam the asia pacific perspective:
redefening obesity and its treatmen 2004.

2.2.2 Epidemiologi
Saat ini di perkirakan jumlah orang yang obesitas lebih dari 250 juta orang,
yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa di dunia. Masalah obesitas meningkat
di negara berkembang. Penetapan BMI yang lebih rendah (kriteria asia besitas
>25kg/m2 ), telah menyebabkan peningkatan angka prevalensi di beberapa negara
Asia.(18,20) Prevalensi obesitas pada penduduk dewasa di Indonesia tahun 2007
adalah 23,9%.(19) Pada tahun 2014, 39% Secara keseluruhan, sekitar 13% populasi
orang dewasa di dunia (11% pria dan 15% wanita) mengalami obesitas pada tahun
2014. Pada orang dewasa 18 tahun ke atas (38% pria dan 40% wanita) yang
mengalami obesitas.(22) Prevalensi obesitas penduduk laki-laki dewasa ( >18 tahun)
di masing masing provinsi pada tahun 2007, 2010, 2013. Prevanlensi penduduk
laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan 2010 (7,8%).(11)

11
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
2.2.3 Etiologi
Etiologi obesitas bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara
latar belakang genetik, hormon dan faktor sosial serta lingkungan yaang berbeda,
seperti gaya hidup dan kebiasaan makan yang tidak sehat.(21) Penyebab mendasar
obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori
yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan.(22)

2.2.4 Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktifitas fisik yang menyebabkan penumpukan lemak di
sejumlah bagian tubuh.(22) Pengontrolan nafsu makan dan kekenyangan seseorang
diatur oleh hipotalamus untuk mengatur keseimbangan energi. Jadi pusat kenyang
(nukleus ventromedial) di hipotalamus rusak maka makan akan terjadi hasrat ingin
makan terus menerus sehingga menjadi obes. (24)
Proses dalam pengontrolan energi terjadi melalui sinyal kimia, mencakup
neuropeptida, hormon-hormon yang di sekresi oleh traktus gastrointestinal.
Terdapaat dua teori mengenai pengaturan asupan makanan: teori glukostatik dan
teori lipostatik. Teori glukostatik menyatakan bahwa bila konsentrasi glukosa darah
turun, pusat kenyang di tekan (nukleus ventromedial) di hipotalamus dan pusat
makan (nukleus lateral) di hipotalamus menjadi dominan, pusat kenyang
menghambat pusat makan. Teori lipostatik mempertahankan berat badan agar
berada dalam batas tertentu. Bila simpanan lemak bertambah, maka pusat makan
(nukleus lateral) akan di hambat. Obesitas terjadi akibat gangguan pada jalur ini. (24)
Leptin di sintesis di dalam adiposit, leptin bekerja sebagai sinyal umpan balik
negatif antara jaringan adiposa dan otak untuk menghambat Neouropeptida Y
(NPY), NPY merupakan neurotransmiter otak yang merangsang untuk makan. Jika
simpanan lemak bertambah, sel-sel adiposa mensekresi leptin yang lebih banyak
sehingga nafsu makan berkurang. Ini membuktikan teori lipostatik.(24)

12
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
2.2.5 Pencegahan
Obesitas sebagian besar dapat di cegah, dengang membuat pilihan makanan
yang lebih sehat dan aktivitas fisik atau olah raga teratur merupakan pilihan
termudah untuk mencegah obesitas.(22)

2.3 Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis


Hernia inguinalis terjadi karena menonjolnya sebagian isi perut (usus halus,
omentum) melalui defek atau bagian lemah dinding perut. Faktor yang berperan
adalah ada prosesus vaginalis yang terbuka, peningkatan tekanan intra abdomen
dan kelemahan otot dinding perut karena bertambahnya usia. (1)
Risiko terjadinya hernia inguinalis pada seseorang di karnakan oleh beberapa
keadaan yang dapat menimbulkan peningkatan tekanan intra abdomen dan juga
keadaan patologis pada struktur yang terkait. (1,8) Obesitas atau kelebihan berat
badan secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar. Tekanan
internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ internal
menjadi hernia inguinalis.(9)
Pada orang yang mempunyai berat badan berlebih atau obesitas memang
menjadi banyak faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit, termasuk ada
diadalamnya hernia inguinalis karena tekanan intra abdomen yang tinggi.
Banyaknya lemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan
menimbulkan lokus minoris atau kelemahan-kelemahan otot serta terjadi relaksasi
dari anulus. Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan
mengurangi volume rongga abdomen sehingga terjadi peningkatan tekanan
intraabdomen yang akan mendorong organ interna menjadi hernia inguinalis.(7)

13
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
2.3 Ringkasan pustaka

Tabel 2.3. Ringkasan pustaka

Lokasi Studi Variabel yang diteliti Lama


Peneliti Subjek Hasil
Penelitian Desain Terikat Bebas studi
Ashindoitiang Klinik Case 404 pasien Hernia Obesitas Juni 2016 Hasil penelitian tidak ada
J , Ibrahim N , bedah control pria usia 18 inguinalis hubungan obesitas dengan
Akinlolu O RSU tahun di kejadian hernia inguinalis.
(12)
Ikrodu Klinik
bedah RSU
Ikrodu
Agustina V RSUD Case 90 Pasien Hernia Obesitas Februari Hasil penelitian didapatkan
A (9) kab.Kudus control hernia inguinalis 2013 bahwa ada hubungannya
inguinalis antara obesitas dengan
di RSUD kejadian hernia inguinalis.
Kabupaten
Kudus
Amanullah R RSUD Cross- 51 pasien Hernia  Usia Terdapat hubungan antara
(26)
Tangurejo sectional laki-laki inguinalis  Obesitas usia, obesitas dan aktivitas
Semarang hernia  Aktivitas fisik dengan kejadian
iguinalis fisik hernia inguinalis.

14

Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
Mahendra H Poli bedah Cross- Pasien Hernia Indeks Desember Tidak ada hubungan antara
P (24) RSUD dr sectional >40thn inguinalis massa 2013 indeks massa tubuh dengan
Soehadi yang tubuh kejadian hernia inguinalis
Prijonegor berkunjung
o Sragen ke poli
bedah
RSUD

15

Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar
2.4 Kerangka Teori

Faktor usia
lanjut
Obesitas  Batuk
kronik
 Pekerjaan

Lemahnya fasia dan Akumulasi lemak


otot-otot penyusun abdominal
dinding abdomen

Tekanan intra
abdomen
Risiko terbentuknya
lokus minoris resisten

Mendorong sebagian isi


perut (usus, omentum)

Kanalis inguinalis atau


Prosesus vaginalis terbuka

HERNIA INGUINALIS

Gambar 2.4. Kerangka teori

16
Hubungan obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada laki-laki usia 20-40 tahun
Andri Bachtiar

Anda mungkin juga menyukai