Anda di halaman 1dari 45

S T U

D I O
D E S
A I N MAGISTER TEKNIK
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA
JAYA YOGYAKARTA

PRO
YEK
MALIOBORO
ERA
MILENIAL

PENATAAN AUDIO DI KORIDOR


JALAN MALIOBORO SEBAGAI
ELEMEN PENDUKUNG CITRA
KOTA YOGYAKARTA
Dosen ;
Dr. Ir. B. Sumardiyanto, M. Sc.
Dr. Ir. FX. E. Arianto, M. Arch.

Mahasiswa ;
Alexianus Thomas M. Uak
185402814
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Yogyakarta merupakan salah satu dari beberapa kota di Indonesia yang mendapat gelar
“Istimewa” sehingga biasa disebut Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ).

Sejak berdirinya Kraton Yogya (1755) yang ditandai dengan Perjanjian Giyanti, Yogyakarta
sudah melalui banyak perjalanan hingga kini. Banyak bukti sejarah yang tertinggal yang
mampu menegaskan bahwa Kota Yogyakarta pantas mendapatkan gelar Daerah Istimewa.

Jalan Malioboro adalah salah satu dari sekian banyak bukti sejarah yang hingga kini masih
sangat bermakna bagi masyarakat Yogyakarta dan sudah menjadi Citra Kota Yogyakarta.
Seperti halnya bukti sejarah yang lain, jalan Malioboro kini mengalami banyak perubahan
sejak awal lahirnya (1755) hingga kemudian oleh Sultan Hamengku Buwono I
mengembangkannya menjadi sarana perdagangan rakyat sekitar Keraton (1758 ).

Saat ini Jalan Malioboro telah menjadi salah satu koridor jalan dengan kegiatan Ekonomi
yang cukup tinggi di Kota Yogyakarta, terlepas dari perannya sebagai ikon Pariwisata Kota
Yogyakarta yang terkenal hingga mancanegara.

Walaupun berdampak positif, meningkatnya aktifitas di jalan Malioboro pun membawa


dampak negatif yang cukup signifikan. Salah satu contoh dampak negatif dapat dirasakan
ketika berada di jalan Malioboro adalah semakin padatnya kendaraan yang melintasi jalan ini
membuat tingkat kebisingan di jalan ini cukup tinggi. Hal ini tentu berdampak buruk buruk
terhadap citra kota Yogyakarta yang terkenal dengan Kota Keraton.
Dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2017 Tentang
Baku Tingkat Kebisingan dijelaskan tingkat kebisingan maksimal di kawasan Cagar Budaya
maksimal 70 dB, sehingga jika meninjau kembali apa yang terjadi di kawasan malioboro
yang juga merupakan kawasan cagar budaya, maka perlu adanya solusi untuk
menyelesaikan masalah ini.

Selain menjadi citra kota Yogyakarta, jalan Malioboro merupakan sumbu imajiner yang
menghubungkan Gunung Merapi - Keraton - Tugu - Laut Kidul sehingga kesan mistis dan sakral
sangat dirasakan dan oleh karena itu kebisingan yang terjadi saat ini harus segera diatasi
sehingga Yogyakarta semakin terasa “Istimewa”.
Tujuan
 Mengidentifikasi dan menganalisis sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;

03
 Mengkaji Intensitas bunyi yang dihasilkan dengan regulasi / aturan yang berlaku di Kota
Yogyakarta;
 Memberi rekomendasi berupa Model Desain kepada Pemerintah maupun swasta dalam
menjaga dan melestarikan citra kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di koridor
jalan Malioboro

Sasaran
 Menata Koridor Jalan Malioboro dari aspek bunyi, dalam rangka menjaga dan
melestarikan Citra Kota Yogyakarta
 Menciptakan ruang yang bebas dari kebisingan yang mengganggu pada koridor
Jalan Malioboro.

Manfaat
 Mengetahui sumber - sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;

03
 Mengetahui kesesuaian itensitas bunyi yang ada di Koridor Jalan Malioboro saat
ini dengan regulasi / aturan yang berlaku di Kota Yogyakarta;
 Mendapatkan rekomendasi kepada Pemerintah maupun swasta dalam menjaga
dan melestarikan citra kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di
koridor jalan Malioboro.

Pertanyaan Penelitian
 Bagaimana Penataan audio di Koridor Jalan Malioboro sebagai elemen
pendukung Citra Kota Yogyakarta yang sesuai dengan regulasi / aturan yang
berlaku dan dapat mejawab tantangan di era milenial masa kini dan masa yang
akan datang ?
KERANGKA PEMIKIRAN

JUDUL FOKUS UTAMA PROSES PENELITIAN HASIL

KORIDOR JALAN BAGIAN DARI SUMBU


MALIOBORO IMAJINER & CITRA
SEBAGAI CITRA KOTA KOTA

BAGAIMANA
PENATAAN BUNYI DI
Perangkat Audio Existing KORIDOR JALAN
FISIK Kendaraan
MALIOBORO
Material Bangunan
SEBAGAI ELEMEN
PENATAAN AUDIO PADA PENDUKUNG CITRA IDENTIFIKASI

ANALISIS
KORIDOR JALAN KOTA YOGYAKARTA AUDIO PADA KESIMPULAN /
MALIOBORO YANG SESUAI KORIDOR HASIL
LATAR BELAKANG KOMPONEN
SEBAGAI ELEMEN DENGAN REGULASI / JALAN PENELITIAN
PENDUKUNG CITRA KOTA ATURAN YANG MALIOBORO
YOGYAKARTA BERLAKU DAN
DAPAT MENJAWAB
NON - FISIK Intensitas Bunyi
TANTANG DI ERA
MILENIAL MASA KINI
DAN MASA YANG
AKAN DATANG ?

PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA NOMOR 40
TAHUN 2017 TENTANG BAKU
TINGKAT KEBISINGAN REGULASI / ATURAN
PEMERINTAH
PERDA KOTA YOGYAKARTA
NOMOR 2 TAHUN 2010
TENTANG
RTRW KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2010 - 2029
KAJIAN TEORI
BUNYI
Menurut Kamus Bahasa Indonesia;
1 sesuatu yg kedengaran (di- dengar) atau ditangkap oleh telinga; 2 nada; laras (pd alat musik atau nyanyian
dsb); 3 Ling suara yg diadakan oleh alat- alat bicara; 4 ucapan dari apa yg tertulis (surat, huruf, dsb);

Menurut Sears & Zemansky (2004: 58);


definisi umum dari bunyi (sound) adalah sebuah gelombang longitudinal yang merambat dalam suatu medium
(padat, cair atau gas)

Jurnal Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS);
Bunyi secara Harfiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita dengar. Bunyi merupakan hasil getaran dari
partikel – partikel yang berada di udara (Sound Research Laboratories Ltd,1976) dan energy yang terkandung
didalam bunyi dapat meningkat secara cepat dan dapat juga menempuh jarak yang sangat jauh. (Egan,1972).
Bunyi juga diidentikkan sebagai pergerakan gelombang di udara yang terjadi bila sumber bunyi mengubah
partikel terdekat dari posisi diam menjadi partikel yang bergerak.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009;


Bunyi serupa dengan suara. Dalam bahasa Inggris bunyi disebut Sound, sedangkan suara disebut voice. Dari
sudut bahasa bunyi tidak sama dengan suara oleh karena bunyi merupakan getaran yang dihasilkan oleh benda
mati sedangkan suara merupakan getaran yang dihasilkan oleh getaran (bunyi) yang keluar dari mulut atau
dihasilkan oleh makhluk hidup. Namun dari sudut fisika, bunyi maupun suara keduanya sama, oleh karena
keduanya sama-sama merupakan getaran. (Gabriel, 2001 :163)

Menurut Widagdo Mangunwiyoto dan Harjono ( Pokok Fisika SMP );


Syarat terbentuknya Bunyi;
 Ada sumber yang bergetar
SUMBER BUNYI MEDIUM PENENERIMA BUNYI
 Ada medium perambatan bunyi
 Ada penerima Bunyi;

Menurut Ir. Marthen Kanginan, M.Sc ( Seribu Pena Fisika SMU );


 Bunyi dihasilkan oleh sumber getar / sumber bunyi yaitu benda yang bergetar
 Energi dari sumber bunyi dipindahkan dalam bentuk gelombang longitudinal
 Bunyi dapat dideteksi ( dikenali ) oleh telinga atau intrument.
SIFAT BUNYI
1. Asal dan Perambatan Bunyi
Untuk menghasilkan bunyi dibutuhkan getaran, oleh karena itu semua benda yang bergetar cenderung
menghasilkan bunyi.
2. Frekuensi Bunyi
Frekuensi adalah banyaknya getaran per banyaknya waktu pada waktu lampau, satuan dari ukuran
sebuah frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya siklus perdetik. Frekuensi yang dapat didengar oleh
manusia berkisar 20 sampai 20.000 Hz dan jangkauan ini dapat mengalami penurunan sejalan dengan
bertambahnya umur manusia (lipscomb&Taylor,1978).
3. Cepat Rambat Bunyi
Benyi merupakan gelombang, maka terdapat 2 faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi;
 Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka
semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat. Kecepatan
bunyi dalam material dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Material Kec. Bunyi ( ft/s ) Kec. Bunyi ( m/s )


Udara 1,1 335
Timah 3,7 1128
Air 4,5 1385
Beton 10,2 3109
Kayu 11,1 3147
Kaca 15,5 4771
Baja 16 4925
( Hermond, 1983 )
 Suhu Medium
Jika suhu medium semakin panas, semakin cepat perambatan bunyi.
Besar kecilnya cepat rambat bunyi pada suatu medium sangat bergantung pada temperature
medium tersebut (Beranek & L’ver, 1992)
KEBISINGAN
Menurut Kamus Bahasa Indonesia;
1 ramai spt berdengung-dengung, berdesir-desir, berdesing-desing hingga menyebabkan telinga sbg pekak
(tt suara atau bunyi):

Amir Muzakki, 2016;


Kebisingan merupakan bentuk dari polusi suara. Bising disebabkan oleh benda-benda yang bergetar dengan
intensitas kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan.

JENIS KEBISINGAN
Menurut Buchari (2007), kebisingan dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
 Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya mesin-mesin,
dapur pijar, dan lain-lain.
 Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya gergaji serkuler,
katup gas, dan lain-lain.
 Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise) adalah kebisingan dimana suara
mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan, misalnya lalu-lintas, suara kapal
terbang di lapangan udara.
Kebisingan Kontinyu dengan Kebisingan Kontinyu dengan
Spektrum Frekuensi Luas Spektrum Frekuensi Sempit Kebisingan Terputus - Putus

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas:


 Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras, misalnya
mendengkur.
 Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang
jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
pekerja, karena teriakan isyarat atau tanda bahaya tenggelam dari bising dari sumber lain.
 Bising yang merusak (damaging/injurious noise), adalah bunyi yang melampaui NAB. Bunyi
jenis ini akan merusak/menurunkan fungsi pendengaran.

Kebisingan yang Mengganggu Kebisingan yang Menutupi Kebisingan yang Merusak


BUNYI & CITRA KOTA
Elemen Perancangan Kota Hamid Shirvani ;
1. Tata Guna Lahan ( Land Use )
Land Use (tata guna lahan) merupakan rencana dua dimensi dimana ruang-ruang tiga dimensi akan
dibangun dan fungsi-fungsi akan dibentuk. Kebijaksanaan tata guna lahan membentuk hubungan antara
sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan individual.
2. Bentuk dan Massa Bangunan ( Building Form and Massing )
Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang
ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa yang ada.
3. Sirkulasi dan Parkir ( Sirculation and Parking )
Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola
kegiatan kota.
4. Ruang Terbuka ( Open Space )
5. Jalur Pejalan Kaki ( Pedestrian Ways )
6. Aktivitas Pendukung (Activity Support )
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan – kegiatan yang mendukung ruang
publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan
berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak
hanya menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama dan
penggunaan elemen – elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas.
7. Papan Iklan ( Signage )
8. Preservasi ( Preservation )

Music Event
8 ELEMEN KOTA SHIRVANI Life Music
MALIOBORO ACTIVITY Speaker Outdoor
Speaker Indoor BUNYI
SUPPORT Pertunjukan Tari
PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
NOMOR 40 TAHUN 2017
TENTANG BAKU TINGKAT
KEBISINGAN

KAWASAN STRATEGIS DAN PARIWISATA CITRA KOTA

Status Malioboro;
 Pasal 65 huruf a, Malioboro merupakan kawasan pariwisata yang arah perencanaan kotanya
PERDA KOTA
mempertahankan dan mengembangkan kualitas ruang; YOGYAKARTA NOMOR
 Pasal 73 ayat (1) huruf a, Malioboro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan
budaya;
2 TAHUN 2010
 Pasal 73 ayat (2) huruf f, Malioboro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif TENTANG RTRW KOTA
dalam pengembangan citra kota; YOGYAKARTA TAHUN
 Pasal 74 huruf e, Kawasan Malioboro dengan batasannya merupakan kawasan pembatas dan jalur
bercitra budaya, pariwisata dan atau perjuangan;
2010 - 2029
 Pasal 80 ayat (2), Jalan Malioboro diarahkan untuk area khusus pejalan khaki ( pedestrian ).
REFERENSI PENELITIAN

JUDUL PENULIS SUMBER & TAHUN FOKUS

HUBUNGAN TINGKAT Lyna Hidayatul Khasanah http://library.fis.uny.ac.id/elibfis Mengetahui Pengaruh Kebisingan dan
KEBISINGAN LALU LINTAS DAN Mahasiswa Program Studi 2017 sebarannya di sepanjang jalan Cak Di
VOLUME KENDARAAN Pendidikan Geografi, Fakultas Tiro terhadap Kenyamanan layanan
TERHADAP KENYAMANAN Ilmu Sosial fasilitas umum yang ada di sepanjang
LAYANAN FASILITAS UMUM DI Universitas Negeri Yogyakarta jalan.
SEPANJANG JALAN CIK DI TIRO
KOTA YOGYAKARTA

KAJIAN METODE SAMPLING Dodi Rusjadi TE. js.bsn.go.id Mengkaji contoh metode sampling
PENGUKURAN KEBISINGAN DARI dan Maharani R. Palupi 2011 pengukuran yang terlampir pada
KEPUTUSAN MENTERI Subbid Metrologi Akustik dan keputusan itu dengan menganalisis hasil
LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 Getaran, Puslit KIM-LIPI pengukuran kebisingan per jam di
TAHUN 1996 Kompleks PUSPIPTEK Setu, beberapa kota di Indonesia, dan untuk
Tangerang mengusulkan sebuah pedoman
pengukuran baku

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN Khany Nuristian, Warsito, jurnal.fmipa.unila.ac.id Mengukur tingkat kebisingan suara di
SUARADI LINGKUNGAN Gurum Ahmad Pauzidan 2015 lingkungan Universitas Lampung( Unila )
UNIVERSITAS LAMPUNG Amir Supriyanto dalam bentuk sound topography
Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Lampung
KAJIAN LOKASI
Jalan Margo Utomo
LOKASI Parkiran Abu Bakar Ali
PENELITIAN
Jalan Malioboro

Jalan Sosrowijayan

Jalan Sosrokusuman

Jalan Dagen

Jalan Pajeksan
Jalan Suryatmajan

Jalan Margo Mulyo

Jalan Beskalan

Jalan Ketandan Wetan

Jalan Pabringan

Jalan Reksobayan

Yogjayakarta KM. 0
Jln. K.H. Ahman Dahlan
Jalan Raya Jogja
Batasan Penelitian
DATA EXISTING
KOMPONEN FISIK
Komponen Fisik yang dimaksud adalah semua benda yang
KENDARAAN SPEAKER
bisa dilihat dan dirabah yang menghasilkan bunyi atau ( Modern & Tradisional ) ( Indoor & Outdoor )
terkait dengan bunyi di Malioboro.
Ada beberapa Komponen Fisik yang akan dikaji dalam
MATERIAL BANGUNAN
penelitian ini terkait dengan penataan bunyi ( audio ) di ( Material Akustik )
VEGETASI
Koridor Jalan Malioboro, yakni;
Ade beberapa jenis kendaraan yang melewati jalan Malioboro, mulai dari Roda 2, 3
hingga roda 4, baik yang bermesin maupun yang tidak bermesin.
KENDARAAN
Kendaraan merupakan komponen sik yang paling dominan menghasilkan bunyi di KENDARAAN
Koridor Jalan Malioboro
MODEREN
Jenis Kendaraan Modern yang dimaksud adalah semua jenis kendaraan yang menggunkan mesin ( bermotor ).
Kendaraan modern yang paling besar adalah Bus ( Trans Jogja dan Bus Pariwisata ). Kendaraan roda 4 yang lain misalnya
mobil - mobil pribadi, taxi, pick up dan minibus juga memberi efek kebisingan di Koridor Jalan Malioboro. Selain roda 4,
kebisingan juga berasal dari kendaraan roda 2 ( motor ) dan roda 3 yakni becak yang menggunakan motor sebagai penggerak
DATA EXISTING
KOMPONEN FISIK
Selain kendaraan Modern, beberapa kendaraan Tradisional pun menghasilkan bunyi di KENDARAAN
Koridor Jalan Malioboro. Kendaraan trasional merupakan salah satu warisan budaya yang
meningkatkan Citra Kota Yogyakarta. KENDARAAN
TRADISIONAL
Dalam PERDA DIY. NO.5 Thn. 2016 Tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong, dijelaskan bahwa Kendaraan
Tradisional adalah Sarana angkutan umum dengan kendaraan tidak bermotor yang digerakan oleh tenaga orang dan / atau
ditarik oleh hewan yang oleh masyarakat masih diakui keberadaannya meliputi Becak dan Andong yang digunakan untuk
angkutan barang dan / atau orang dengan dipungut bayaran.

Selain kendaraan, baik yang moderen maupun


tradisional, sumber bunyi lain yang ada di koridor SPEAKER
Jalan Malioboro adalah Speaker baik yang Indoor OUTDOOR
maupun Outdoor. & INDOOR
Ada 26 titik Speaker Outdoor yang Selain Speaker Outdoor,
telah terpasang di Malioboro yang ada juga Speaker Indoor
tersebar di 26 titik berbeda yang ada di Koridor
sepanjang jalan Malioboro hingga Jalan Malioboro. Speaker
Titik KM 0 ( nol ). Indoor yang dimaksud
Pada dasarnya Speaker adalah bunyi yang
pemasangan beberapa Speaker berasal dari speaker
Outdoor ditempelkan pada Tiang Speaker Speaker Speaker yang berada di dalam
Outdoor Outdoor Outdoor
Lampu Jalan, ada juga pada tiang ditempelkan ditempelkan ditempelkan bangunan yang masih Mall Malioboro adalah salah satu
listrik dan ada juga pada tiang contoh bangunan yang bunyi dari
pada Tiang pada tiang pada Tiang terdengar hingga ke speaker yang barada dalam
yang disediakan khusus untuk Lampu Jalan. listrik. speaker.
ruang luar di jalan gedung masih terdengar hingga ke
pemasangan speaker. Malioboro. ruang luar.
DATA EXISTING
KOMPONEN FISIK
Komponen Fisik lainnya yang dibahas dalam penelitian ini adalah Material Bangunan
yang bersifat Peredam Bunyi ( Material Akustik ).
MATERIAL
Untuk menata Audio pada Koridor Jalan Malioboro tentu selain dari menata bunyinya
sendiri material akustik pada bangunan khususnya bagian luar bangunan harus
BANGUNAN
dipikirkan. AKUSTIK

Material yang berserat merupakan salah satu contoh material yang dapat menyerap bunyi, pada lapisan luar bangunan
yang ada pada Koridor Jalan Malioboro belum ada yang menggunakan material akustik, sehingga ketika berada di area
pedestrian atau area luar kawasan Malioboro sangat terasa kebisingannya.

Contohnya, pada bagian luar bangunan Mall Malioboro, material


Pasangan Dinding kolomnya menggunakan kolom beton yang dilapisi keramik.
Pada pasangan dindingnya diakhiri dengan plester, aci dan cat,
dan beberapa bagian lain ditutupi oleh papan iklan allumunium
Kolom Beton dan Besi Stainles.
Dari beberapa material diatas tidak ada material yang dapat
menyerap bunyi, dan semuanya bersifat memantulkan bunyi,
sehingga bunyi yang dipantulkan akan mengarah ke ruang luar
di Koridor Jalan Maliboro.

Vegetasi merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi kebisingan.


Pada koridor Jalan Malioboro sudah ada penataan vegetasi yang dilakukan oleh
Pemerintah maupun Swasta.
VEGETASI
DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK
Syarat terjadinya Bunyi
Bunyi Termasuk Gelombang Mekanik, BUNYI = BENDA MATI
karena dalam perambatan bunyi
SUARA = MAKHLUK HIDUP
memerlukan Medium Perantara SUMBER BUNYI MEDIUM PENDENGAR

SUMBER BUNYI

MALIOBORO
SIANG HARI
SUMBER BUNYI SIANG HARI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO

SUMBER BUNYI YANG DISKUAI/


POSISI / KEDUDUKAN INTENSITAS BUNYI TIDAK DISUKAI

TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 59 dB) SEDANG ( 61 dB - 79 dB) TINGGI ( 80 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG

Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
 Kendaraan Modern diantaranya;  Speaker Outdoor  Speaker Indoor diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
 Kendaraan Tradisional  Speaker Outdoor  Kendaraan  Speaker Outdoor  Speaker diantaranya;  Kendaraan
 Speaker Indoor Tradisional  Kendaraan Modern Outdoor  Speaker Moderen
 Trans Jogja Outdoor
 Kendaraan  Speaker
Roda 4 & roda 2 Indoor
DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK

SUMBER BUNYI

MALIOBORO
MALAM HARI

SUMBER BUNYI MALAM HARI


DI KORIDOR JALAN MALIOBORO

SUMBER BUNYI YANG DISKUAI/


POSISI / KEDUDUKAN INTENSITAS BUNYI TIDAK DISUKAI

TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 59 dB) SEDANG ( 61 dB - 79 dB) TINGGI ( 80 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG

Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
 Kendaraan Modern diantaranya;  Kendaraan  Kendaraan Modern diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
 Kendaraan Tradisional  Alat Musik Tradisional  Trans Jogja  Alat Musik diantaranya;  Kendaraan
 Alat Musik  Alat Musik  Kendaraan  Speaker Moderen
Roda 4 & roda 2 Outdoor
 Alat
Musik
DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK

JENIS BUNYI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO
JENIS BUNYI

MALIOBORO
KETERATURAN BUNYI
SIANG HARI BUNYI YANG DISUKAI/TIDAK DISUKAI

BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI

Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
 Speaker Outdoor  Kendaraan  Speaker Outdoor  Kendaraan
 Speaker Indoor  Speaker Indoor

MALIOBORO
MALAM HARI

BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI

Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
 Alat Musik  Kendaraan  Alat Musik  Kendaraan
SUMBER BUNYI ( SPEAKER OUTDOOR )
Speaker Outdoor adalah salah satu sumber bunyi di malioboro yang
1 hanya aktif pada siang hari. MALIOBORO
Terdapat 26 speaker yang tersebar di 26 titik berbeda.
2 Ini adalah salah satu contoh sumber bunyi yang posisinya tetap dan SIANG HARI
menghasilkan bunyi yang teratur .
3
4
5
6 1 2 3 4 5
7
8
9
10 6 7 8 9 10
11
12
13
14 11 12 13 14 15

15
22 16
23 17
16 17 18 19 20
24 18
25 19
26 20
21
21 22 23 24 25 26
Speaker Indoor & Kendaraan
Selain Speaker Outdoor, terdapat juga Ssumber bunyi lainnya
ketika siang hari di malioboro yakni Speaker Indoor dan bunyi
MALIOBORO kendaraan.
Speaker Indoor yang dimaksud adalah sumber bunyi dari dalam
SIANG HARI beberapa gedung di koridor malioboro, misalnya Mall Malioboro
dan Ria Busana.
Selain itu sumber bunyi lainnya yang sangat dominan di
malioboro adalah bunyi kendaraan khusunya kendaraan
bermotor baik roda 2, 3 dan 4 yang cukup mengganggu
pengunjung di malioboro.

Mall Malioboro
1
1

2
2 Ria Busana

4
5 3 4
6

5 6
MALIOBORO
MALAM HARI
Suasana Malam di Malioboro
adalah salah satu suasana
yang menjadi daya tarik bagi
pengunjung maupun
wisatawan ke Malioboro.
Salah satu aktitas yang
paling banyak mendapat
perhatian pengunjung adalah
pentas musik Tradisional
yang mana ada 4 titik yang
paling banyak mendapat
perhatian pengunjung.
1
2 1 2 3 4
3
4
5
6 5 6 7 8
7
8
9
10 9 10 11 12
11
MALIOBORO
12 MALAM HARI
Selain alat musik, sumber bunyi lainnya yang ada di malioboro
13 13 ketika malam hari adalah speaker outdoor yang meneruskan suara
beberapa kaum disabilitas yang tersebar di 13 titik berbeda di
koridor malioboro
Meskipun mengasilkan bunyi yang teratur, sumber bunyi tidak terlalu digemari
pengunjung, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang hanya lewat dan
hanya ada sedikit yang berhenti beberapa saat.
METODE PENELITIAN
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini alat yang akan digunakan adalah ;
 Sound Level Meter ( SLM )
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kebisingan yang terjadi di koridor Jalan
METODE PENELITIAN Malioboro sehingga alat yang paling utama
dibutuhkan adalah Sound Level Meter.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan  Global Positioning System ( GPS )
pendekatan eksplanatori yaitu penelitian tentang data yang Sebelum melakukan pengambilan data dengan
SLM, terlebih dahulu menentukan titik – titik untuk
dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka - angka,
dilakukan penelitian. Penentuan titik – titik
meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, pengukuran ini menggunakan alat bantu GPS
seperti kalimat yang terdapat dalam angket , kalimat hasil sehingga data lokasinya lebih akurat.
wawancara antara peneliti dengan responden.  Kamera dan perekam suara
Untuk merekam visual lokasi existing maka
Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka atau data dibutuhkan kamera sedangkan perekam suara untuk
merekam data suara misalnya suara responden
kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan
ketika melakukan wawancara.
misalnya dalam skala pengukuran. Suatu penyataan atau  Kuesioner
pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, misalnya Untuk mendapatkan tanggapan pengunjung
sangat setuju diberi angka 4, setuju angka 3, kurang setuju terhadap tingkat kebisingan yang ada di koridor jalan
diberi angka 2, dan tidak setuju diberi angka 1 ( Sugiyono, Malioboro maka diperlukan kuesioner.
2002 ).
Langkah - Langkah Penelitian
Persiapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti akan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini
baik dari alat ukur berupa SLM, GPS ( dapat menggunakan GPS Handphone ), kamera,
perekam suara dan kuesioner.

Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dengan menggunakan Sound Level Meter dilakukan dengan dua
kondisi waktu berbeda dan bersifat konstan yang terjadi di koridor jalan Malioboro. Kondisi
konstan yang dimaksud adalah,

Kondisi dengan tingkat aktifitas yang rendah, Kondisi dengan tingkat aktitas yang tinggi,
dengan sifat yang tetap dan tidak terpengaruh dengan sifat yang tetap dan tidak terpengaruh oleh
oleh faktor lain. Contohnya, ketika faktor lain. Contoh kondisi ini adalah susana ketika
waktu siang ( 12.00 - 14.00 ) pada hari senin saat malam minggu yang ada di Malioboro.
hingga kamis

Berikut langkah - langkah pengumpulan data yang dilakukan ;

a. Pengumpulan data dengan menggunkan Sound Level Meter (SLM)


Ada beberapa tahap pengukuran, yakni;
 Menentukan titik – titik di sepanjang koridor jalan Malioboro, yakni dengan interval 10
meter setiap titik.
 Dari titik ini kemudian dengan menggunakan GPS dimasukan koordinat lokasi ke
dalam google map sehingga sesuai citra satelit.

b. Pengumplan data menggunakan Kuesioner


Kuesioner disebarkan pada kondisi dengan tingkat aktifitas yang tinggi. Kuesioner yang
bagikan berjumlah 100 kuesioner.
ANALISA
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengambilan Data 9
Sound Level Meter 10
11
Proses pengambilan data dengan menggunakan Sound Level Meter
dilkukan pada 2 kondisi berbeda seperti yang sudah dijelaskan pada 12
bagian sebelumnya 13
Pada lokasi penelitian akan dilakukan pengambilan data dengan 14
SLM sebanyak 28 titik. 15
Pada 1 titik, terdapat 4 titik ukur, sehingga total 112 titik pengukuran.
16
Pada 1 titik, terdapat 4 titik ukur, sehingga 17
Sisi Sisi
timur Barat total 112 titik pengukuran. 18
Contoh, pada titik 1 akan terdapat 4 titik 19
ukur, yakni titik, 1a, 1b, 1d, dan 1d.
Urutannya berawal dari sisi timur ke barat. 20
1a 1b 1c 1d
21
22
23
24
25
26
27
28
Data Siang
Kamis, 6 Desember 2018
11.10 - 15.20

Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan
Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB )
a 62 a 60 a 79,2 a 67 a 62,8
b b b
1 c
82
85 7 c
64
64,2 13 c
73,5
68 19 bc 71,4
69,2 25 b
c
64,8
64
d 79,2 d 60 d 62 d 64,8 d 60
a 61,4 a 62 a 63 a 61,7 a 61,3
b 64 b b 68,6
20 bc b
2 c 64 8 c
65
65 14 c 65,3
65,3
63,2 26 c
64,2
64
d 60 d 60,1 d 61 d 61,5 d 59,8
a 63 a 62 a 60 a 64,2 a 64,4
b b b
21 bc b
67 64,1 68,4
3 c 64 9 c
65
65 15 c
63,5
63,2 63,5 27 c 68,2
d 62 d 61,4 d 60,2 d 61,2 d 63,2
a 63 a 61,3 a 62,2 a 63,7 a 67,1
b b b
4 c
68
65 10 c
64,1
64 16 c
64
64,3 22 bc 64,5
64,2 28 b
c
72,4
75,8
d 63 d 60 d 62 d 62,4 d 64,5
a 61 a 63,2 a 62 a 65,1
b 64 b b 23 bc
5 c 64 11 c
65
64 17 c
64
64
64
64,2
d 61 d 63 d 59 d 61,2
a 61 a 61 a 60 a 64,3
b 64 b b
6 c 65 12 c
64
64 18 c
64,2
63,7 24 bc 66,2
65,8
d 62 d 60,7 d 58,2 d 63,8
Data Malam
Sabtu, 8 Desember 2018
19.00 - 22.40

Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan
Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB )
a 70 a 60,9 a 70,5 a 75,3 a 74,3
b b b
1 c
99
99,8 7 c
74,4
74,6 13 c
75,3
74,2 19 bc 88,2
87,5 25 b
c
77,2
76,4
d 97,2 d 69,1 d 70,2 d 72,2 d 72,4
a 70 a 62 a 63 a 67,1 a 74,1
b 74,5 b b 74,1
20 bc b
2 c 74,6 8 c
74,1
73,1 14 c 75
74,8
74 26 c
78,3
78,2
d 69 d 69 d 69 d 70,2 d 71,5
a 69,3 a 72 a 63 a 69,3 a 75,2
b b b
21 bc b
74,2 74,1 78,7
3 c 74 9 c
79
80,1 15 c
75
74,3 73,8 27 c 78,4
d 68,8 d 67,3 d 69 d 71 d 72,5
a 62,1 a 63,2 a 64,2 a 78,3 a 78,2
b b b
4 c
74
74,5 10 c
74
74,1 16 c
75,1
74,2 22 bc 76,3
74 28 b
c
82,6
82,2
d 69,2 d 68,3 d 69,1 d 70,4 d 68,8
a 62,1 a 70,2 a 78,2 a 82,4
b 74,3 b b 23 bc
5 c 74,5 11 c
78,3
77,2 17 c
87,3
82,1
86,4
83,7
d 68,7 d 69 d 70,3 d 78,7
a 61,6 a 72 a 72,1 a 75,2
b 74,6 b b
6 c 74,2 12 c
85,2
84,8 18 c
76,3
75,7 24 bc 80,6
79,8
d 67,9 d 72,5 d 72 d 75,4
Utara Utara
Malioboro Malioboro

Utara
Malioboro KM O
2

Utara
KM O
4
Malioboro

KM O KM O
KM 0 ( Nol )

Utara
Malioboro

KM 0 ( Nol )

Utara
Malioboro
Data diperoleh dari 100 responden, dengan rata - rata umur 28 tahun.
Kuesioner disebar pada tanggal 6 November 2018, ketika malioboro banyak
Pengambilan Data
dikunjungi wisatawan. Kuesioner
Analisa Data
 Dari 100 orang, 54 orang menghabiskan waktu lebih dari 5 jam dalam
1 kunjungan ke Malioboro.
 Dari 100 orang, ditinjau dari aspek bunyi pengunjung lebih dominan
merasa nyaman ( 38% ) dibanding dengan yang merasa tidak nyaman
( 30% ).
 45 Orang menilai kendaraan bermesin roda 2, 3 dan 4 membuat
mereka merasa tidak nyaman.
 42 Orang merasa pentas musik disepanjang koridor Malioboro belum
efektif, 48% diantaranya menilai alasan belum efektif dikarenakan
ruang untuk menikmati pentas musik terbatas dan tertutup oleh bunyi
lain.
KONSEP DESIGN
Alternatif 1
Kebisingan yang ditimbulkan
oleh kendaraan merupakan
jenis bunyi yang mengganggu
di koridor Malioboro, baik
siang hari maupun malam
hari.

Secara sik sudah ada


pembatas antara sirkuasi
manusia dan sirkulasi
kendaraa, yakni jalan raya
dan area pedestrian, namun
batas antara bunyi
kendaraan dan sumber bunyi
yang lain di mMalioboro
belum ada, oleh karenanya
terdapat beberapa alternatif Drop Off
untuk mengatasi masalah ini. & Sirkulasi
Manusia
Alternastif pertama adalah
pembuatan jalur bawah Sirkulasi Kendaraan
khusus untuk sirkulasi
kendaraan bermotor. Area
Parkir
Pintu Masuk
Terowongan Terowongan ini akan dimulai
dari depan parkiran Abu
Pintu Keluar Bakar Ali dan pintu keluar
Terowongan utama berada di jalan
Reksobayan ( samping
Pintu Masuk
gedung agung )
& Keluar
Terowongan Untuk sirkulasi kendaraan
yang masuk dan keluar dari
Terowongan jalan Malioboro ke jalan -
1 lajur jalan Ventilator, semuanya
Terowongan melalui pintu terowongan di
2 lajur masing - masing
persimpangan.
Alternatif 2

Alternatif ke-2 untuk konsep sirkulasi


kendaraan adalah Pengalihan Jalur
kendaraan bermotor dan
membebaskan Koridor Jalan
Malioboro dari kendaraan bermotor.

Ada beberapa pengecualian pada


beberapa fungsi kendaraan, misalnya
transportasi Umum yakni Trans Jogja,
kendaraan bongkar muat barang
Material
bagi toko - toko yang ada dalam
Paving
koridor jalan Malioboro, kendaraan
Hotel yang pintu atau akses
utamanya langsung terhubung
dengan jalan Malioboro dan juga
kendaraan pemerintah yang akan ke
kantor pemerintah yang berada
dalam Koridor Malioboro.

Selain yang disebutkan di atas,


kendaraan yang diijinkan di jalan
Malioboro adalah kendaraan
tradisional, misalnya becak sepeda ( Material
bukan becak motor ), delman ( Paving
andong ) dan sepeda.

Dengan jumlah dan bobot kendaraan yang


berkurang, maka perkerasan muka
jalannya menggunakan Paving.
Jalur Khusus Jika dibandingkan material aspal, paving
Jalur Umum lebih sedikit mengurangi bunyi ( menyerap
bunyi ) karena kepadatan material paving
tidak sepadat aspal.
Alternatif 3

Alternatif ke-3 yang menjadi konsep adalah jalan Malioboro hanya


akan dibuka untuk jalan umum dalam waktu tertentu, yakni dari
jam 5.00 pagi hingga pukul 18.00 sore.

Setelah batas waktu ini, jalan yang dipakai untuk mau dan ke
Malioboro dapat melalui jalan Gandekan, Reksobayan, Jalan
Mataram, dan jalan Mayor Suryotomo.

Konsep ini mengatasi kebisingan malam yang melebihi batas


kebisingan sesaui regulasi yang berlaku.

Jalur Khusus Sesuai Waktu


Jalur Umum Bebas Waktu

Anda mungkin juga menyukai