PADA KAWASAN
ODO PERBELANJAAN (MALL)
LOGI DI KOTAMAKASSAR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
R I S E LINGKUNGAN
TARS Penelitian ;
ITEK
KUANTITATIF
Dosen ;
Dr. Ir. St. Rachmat Budihardjo, MT.
TUR S. Felasari, ST., M.Sc., Ph.D.
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR Mahasiswa ;
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Alexianus Thomas M. Uak
185402814
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan, memetakan sebaran tingkat
kebisingan dan mengetahui persepsi pengunjung terhadap tingkat kebisingan di Mall dimana Mall
yang menjadi lokasi penelitian adalah Mall Panakkukang.
ANALISIS
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan Peruntukan Kawasan/ Tingkat Kebisingan Lingkungan Kegiatan dB (A) untuk batas
kebisingan tempat pertokoan adalah 70 dB.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi tingkat kebisingan yang
terjadi pada area Mall Panakkukang di kota Makassar terhadap nilai baku mutu kebisingan, untuk
memetakan sebaran tingkat kebisingan yang terjadi di area Mall Panakkukang di kota Makassar dan
untuk mengetahui bagaimana persepsi pengunjung terhadap tingkat kebisingan di Mall
Panakkukang.
ANALISIS
Instrumen yang paling umum digunakan untuk mengukur kebisingan yaitu SLM (Sound Level Meter).
Sound Level Meter terdiri dari: mikrofon, amplifier, weighting network dan layar (display) dalam satuan
desibel (dB). Layarnya dapat berupa layar manual yang ditunjukkan dengan jarum dan angka seperti
halnya jam manual, ataupun berupa layar digital (Lestari, 2011).
PERHITUNGAN KEBISINGAN
Pengukuran dengan system angka penunjuk yang paling banyak digunakan adalah angka
penunjuk ekuivalen (equivalent index (Leq)). Angka penunjuk ekuivalen adalah tingkat kebisingan
yang berubah-ubah (fluktuatif) yang diukur selama waktu tertentu, yang besarnya setara dengan
tingkat kebisingan tetap yang diukur pada selang waktu yang sama.
Sistem angka penunjuk yang banyak dipakai adalah angka penunjuk persentase. Persentase
yang mewakili tingkat kebisingan minoritas adalah kebisingan yang muncul 10% dari keseluruhan
data (L10) dan tingkat kebisingan mayoritas yang muncul adalah 90% dari data pengukuran (L90).
Persentase tengah (L50) uumunya identik dengan kebisingan rata-rata selama periode pengukuran.
L90 Disebut kebisingan buangan atau sisa dan L10 adalah tingkat kebisingan yang umumnya
menimbulkan gangguan. Khusus untuk jalan raya, L90 akan menunjukkan tingkat kebisingan latar
belakang dan L10 menunjukkan perkiraan tingkat kebisingan maksimum sehingga L10 adalah sistem
pengukuran angka penunjuk yang harus benar-benar diperhatikan. L10 dan Leq dijadikan acuan
untuk dibandingkan dengan bakuan yang berlaku, sementara L90 dapat diabaikan karena umumnya
tidak selisih jauh dengan bakuan (Mediastika, 2005).
METODOLOGI RISET ARSITEKTUR
Dengan menggunakan SLM sederhana yang menyebabkan pemakai harus menghitung secara manual angka penunjuk persentasenya, tentu
tidak mudah untuk menghitung angka penunjuk ekuivalennya. Namun demikian untuk kebisingan dari kendaraan bermotor (jalan raya), angka
penunjuk ekuivalennya dapat dihitung menggunakan persamaan berikut (Mediastika, 2005):
Analisis
Penelitian dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 September 2014 dan pada hari
Rabu tanggal 1 Oktober 2014. Penelitian ini dimulai dengan pemasangan patok dan
penandaan titik pengamatan kemudian pengukuran tingkat kebisingan dan pembagian
Pada lokasi penelitian ini, terdapat 45 titik pengambilan data yang tersebar di seluruh
area Mall Panakkukang, yakni di sekitar area parkir dan area Mall Panakkukang yang
berbatasan langsung dengan jalan raya, sebagaimana yang terlihat pada gambar
berikut ini.
Adapun bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
Satu set alat Sound Level Meter TM 103.
Aplikasi Smart Maesure untuk mengukur jarak.
Google Earth yang digunakan untuk menentukan koordinat titik pengambilan data.
Aplikasi GPS Tracker Lite yang digunakan untuk menyesuaikan titik koordinat di
lapangan dengan titik koordinat yang telah didapat dari Google Earth.
Surfer 7.0 yang digunakan untuk membuat pemetaan tingkat kebisingan.
Stopwatch atau handphone, untuk menghitung waktu.
Tripod, untuk menjaga stabilitas alat Sound Level Meter selama proses pengukuran
berlangsung.
Laptop untuk menyimpan data yang telah didapatkan dari proses pengukuran.
Alat tulis 10. Kuesioner untuk mengetahui tingkat ketergangguan akibat kebisingan
yang dirasakan oleh pengunjung Mall Panakkukang
Setelah dipasang di atas sebuah Tripod, alat diatur selektornya pada posisi fast, dan pembobotan A sehingga satuan yang dihasilkan adalah
dBA. Proses pengukuran dilakukan mulai pukul 10.00 WITA sampai pukul 16.00 WITA. Pengukuran dilakukan selama 10 menit tiap 1 titik
pengambilan data, dengan pembacaan alat 1 nilai untuk 1 detik, sehingga didapatkan 600 nilai untuk 1 titik pengambilan data.
HASIL PEMBAHASAN
Tingkat Kebisingan di Area Mall Panakkukang Untuk mengolah data hasil penelitian, yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengurutkan
600 data mulai dari nilai minimum sampai nilai maksimum. Setelah diurutkan, maka akan muncul nilai minimum dan maksimum untuk 1 titik
pengamatan. Untuk titik 1, nilai minimum yang didapatkan yaitu 64.3 dB, dan nilai maksimumnya yaitu 82.2 dB, dan interval yang digunakan
yaitu interval 2.
Dari nilai minimum dan maksimum tersebut dapat ditentukan range, jumlah kelas dan interval kelasnya.
Range = 82.2 dB – 64.3 dB = 17.9 dB Jumlah kelas = 10.2 Dari data-data di atas, kemudian dibuatkan tabel pengolahan seperti tabel berikut ini
Persepsi terhadap Tingkat Kebisingan Untuk pertanyaan mengenai persepsi terhadap tingkat kebisingan terbagi dua, yaitu persepsi
mengenai tingkat kebisingan di Mall yang dapat dilihat pada Gambar 9 dan persepsi mengenai tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh
klakson kendaraan pada jalan di depan Mall yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Pengaruh Kebisingan
Persepsi terhadap pengaruh kebisingan terdiri dari enam pertanyaan, tiga pertanyaan mengenai pengaruh
dalam berkomunikasi dan tiga pertanyaan mengenai pengaruh terhadap psikologi. Berdasarkan hasil
kuesioner, sebanyak 25.6% dari total responden merasa agak terganggu dalam berkomunikasi jika berada
di dalam Mall Panakkukang. Sebanyak 41.6% dari total responden merasa mengerti dengan apa yang
diucapkan lawan bicara dalam berkomunikasi jika berada di dalam Mall Panakkukang. Sebanyak 44.4% dari
total responden merasa kadang berteriak jika sedang berbicara saat berada di Mall Panakkukang.
TUJUAN
Mengidentifikasi dan menganalisis sumber - sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;
Mengkaji Intensitas bunyi yang dihasilkan dengan regulasi / aturan yang berlaku di Kota Yogyakarta;
Memberi rekomendasi kepada Pemerintah maupun swasta dalam menjaga dan melestarikan citra
kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di koridor jalan Malioboro.
MANFAAT
Mengetahui sumber - sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;
Mengetahui kesesuaian itensitas bunyi yang ada di Koridor Jalan Malioboro saat ini dengan regulasi /
aturan yang berlaku di Kota Yogyakarta;
Mendapatkan rekomendasi kepada Pemerintah maupun swasta dalam menjaga dan melestarikan
citra kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di koridor jalan Malioboro.
KERANGKA PEMIKIRAN
ANALISIS
JALAN MALIOBORO
PADA KORIDOR JALAN BUNYI KESIMPULAN /
SEBAGAI ELEMEN
MALIOBORO (AUDIO) PADA HASIL
LATAR BELAKANG KOMPONEN PENDUKUNG CITRA
SEBAGAI ELEMEN KORIDOR PENELITIAN
KOTA YOGYAKARTA
PENDUKUNG CITRA KOTA DAN KESESUAIAN JALAN
YOGYAKARTA DENGAN REGULASI / MALIOBORO
NON - FISIK Intensitas Bunyi ATURAN YANG
BERLAKU ?
PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA NOMOR 40
TAHUN 2017 TENTANG BAKU
TINGKAT KEBISINGAN
REGULASI / ATURAN
PEMERINTAH
PERDA KOTA YOGYAKARTA
NOMOR 2 TAHUN 2010
TENTANG
RTRW KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2010 - 2029
LANDASAN TEORI
BUNYI
Menurut Kamus Bahasa Indonesia;
1 sesuatu yg kedengaran (di- dengar) atau ditangkap oleh telinga; 2 nada; laras (pd alat musik atau nyanyian
dsb); 3 Ling suara yg diadakan oleh alat- alat bicara; 4 ucapan dari apa yg tertulis (surat, huruf, dsb);
Jurnal Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS);
Bunyi secara Harfiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita dengar. Bunyi merupakan hasil getaran dari
partikel – partikel yang berada di udara (Sound Research Laboratories Ltd,1976) dan energy yang terkandung
didalam bunyi dapat meningkat secara cepat dan dapat juga menempuh jarak yang sangat jauh. (Egan,1972).
Bunyi juga diidentikkan sebagai pergerakan gelombang di udara yang terjadi bila sumber bunyi mengubah
partikel terdekat dari posisi diam menjadi partikel yang bergerak.
KOMPONEN
FISIK
KENDARAAN
SPEAKER
MATERIAL AKUSTIK
VEGETASI
DATA EXISTING
Komponen Fisik yang dimaksud adalah semua benda yang
KENDARAAN SPEAKER
bisa dilihat dan dirabah yang menghasilkan bunyi atau ( Modern & Tradisional ) ( Indoor & Outdoor )
terkait dengan bunyi di Malioboro.
Ada beberapa Komponen Fisik yang akan dikaji dalam
MATERIAL BANGUNAN
penelitian ini terkait dengan penataan bunyi ( audio ) di ( Material Akustik )
VEGETASI
Koridor Jalan Malioboro, yakni;
Ade beberapa jenis kendaraan yang melewati jalan Malioboro, mulai dari Roda 2, 3
hingga roda 4, baik yang bermesin maupun yang tidak bermesin.
KENDARAAN
Kendaraan merupakan komponen sik yang paling dominan menghasilkan bunyi di KENDARAAN
Koridor Jalan Malioboro
MODEREN
Jenis Kendaraan Modern yang dimaksud adalah semua jenis kendaraan yang menggunkan mesin ( bermotor ).
Kendaraan modern yang paling besar adalah Bus ( Trans Jogja dan Bus Pariwisata ). Kendaraan roda 4 yang lain misalnya
mobil - mobil pribadi, taxi, pick up dan minibus juga memberi efek kebisingan di Koridor Jalan Malioboro. Selain roda 4,
kebisingan juga berasal dari kendaraan roda 2 ( motor ) dan roda 3 yakni becak yang menggunakan motor sebagai penggerak
DATA EXISTING
Selain kendaraan Modern, beberapa kendaraan Tradisional pun menghasilkan bunyi di KENDARAAN
Koridor Jalan Malioboro. Kendaraan trasional merupakan salah satu warisan budaya yang
meningkatkan Citra Kota Yogyakarta. KENDARAAN
TRADISIONAL
Dalam PERDA DIY. NO.5 Thn. 2016 Tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong, dijelaskan bahwa Kendaraan
Tradisional adalah Sarana angkutan umum dengan kendaraan tidak bermotor yang digerakan oleh tenaga orang dan / atau
ditarik oleh hewan yang oleh masyarakat masih diakui keberadaannya meliputi Becak dan Andong yang digunakan untuk
angkutan barang dan / atau orang dengan dipungut bayaran.
Material yang berserat merupakan salah satu contoh material yang dapat menyerap bunyi, pada lapisan luar bangunan
yang ada pada Koridor Jalan Malioboro belum ada yang menggunakan material akustik, sehingga ketika berada di area
pedestrian atau area luar kawasan Malioboro sangat terasa kebisingannya.
KOMPONEN
NON - FISIK
BUNYI
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DATA EXISTING
Syarat terjadinya Bunyi
Bunyi Termasuk Gelombang Mekanik, BUNYI = BENDA MATI
karena dalam perambatan bunyi
SUARA = MAKHLUK HIDUP
memerlukan Medium Perantara SUMBER BUNYI MEDIUM PENDENGAR
SUMBER BUNYI
MALIOBORO
SIANG HARI
SUMBER BUNYI SIANG HARI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO
TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 60 dB) SEDANG ( 61 dB - 80 dB) TINGGI ( 81 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG
Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
Kendaraan Modern diantaranya; Speaker Outdoor Speaker Indoor diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
Kendaraan Tradisional Speaker Outdoor Kendaraan Speaker Outdoor Speaker diantaranya; Kendaraan
Speaker Indoor Tradisional Kendaraan Modern Outdoor Speaker Moderen
Trans Jogja Outdoor
Kendaraan Speaker
Roda 4 & roda 2 Indoor
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DATA EXISTING
SUMBER BUNYI
MALIOBORO
MALAM HARI
TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 60 dB) SEDANG ( 61 dB - 80 dB) TINGGI ( 81 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG
Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
Kendaraan Modern diantaranya; Kendaraan Kendaraan Modern diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
Kendaraan Tradisional Alat Musik Tradisional Trans Jogja Alat Musik diantaranya; Kendaraan
Alat Musik Alat Musik Kendaraan Speaker Moderen
Roda 4 & roda 2 Outdoor
Alat
Musik
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DATA EXISTING
JENIS BUNYI
MALIOBORO
SIANG HARI
JENIS BUNYI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO
BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI
Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
Speaker Outdoor Kendaraan Speaker Outdoor Kendaraan
Speaker Indoor Speaker Indoor
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DATA EXISTING
JENIS BUNYI
MALIOBORO
MALAM HARI
JENIS BUNYI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO
BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI
Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
Alat Musik Kendaraan Alat Musik Kendaraan
SUMBER BUNYI ( SPEAKER OUTDOOR )
Speaker Outdoor adalah salah satu sumber bunyi di malioboro yang
1 hanya aktif pada siang hari. MALIOBORO
Terdapat 26 speaker yang tersebar di 26 titik berbeda.
2 Ini adalah salah satu contoh sumber bunyi yang posisinya tetap dan SIANG HARI
menghasilkan bunyi yang teratur .
3
4
5
6 1 2 3 4 5
7
8
9
10 6 7 8 9 10
11
12
13
14 11 12 13 14 15
15
22 16
23 17
16 17 18 19 20
24 18
25 19
26 20
21
21 22 23 24 25 26
Dari 26 titik, hanya beberapa yang aktif ketika siang hari dan sebagian besarnya tidak berfungi.
Walaupun menghasilkan bunyi yang teratur, Speaker Outdoor ini tidak terlalu digemari hal ini bisa
dilihat pada beberapa titik yang speakernya aktif. Namun ada beberpa titik aktif yang lain, MALIOBORO
misalnya titik - titik yang terdapat di depan Kantor DPRD Yogyakarta dapat menjadi aspek
kenyamanan bagi pengunjung malioboro. SIANG HARI
Speaker Outdoor
Speaker Indoor & Kendaraan
Selain Speaker Outdoor, terdapat juga Ssumber bunyi lainnya
ketika siang hari di malioboro yakni Speaker Indoor dan bunyi
MALIOBORO kendaraan.
Speaker Indoor yang dimaksud adalah sumber bunyi dari dalam
SIANG HARI beberapa gedung di koridor malioboro, misalnya Mall Malioboro
dan Ria Busana.
Selain itu sumber bunyi lainnya yang sangat dominan di
malioboro adalah bunyi kendaraan khusunya kendaraan
bermotor baik roda 2, 3 dan 4 yang cukup mengganggu
pengunjung di malioboro.
Mall Malioboro
1
1
2
2 Ria Busana
4
5 3 4
6
5 6
MALIOBORO
MALAM HARI
Suasana Malam di Malioboro
adalah salah satu suasana
yang menjadi daya tarik bagi
pengunjung maupun
wisatawan ke Malioboro.
Salah satu aktitas yang
paling banyak mendapat
perhatian pengunjung adalah
pentas musik Tradisional
yang mana ada 4 titik yang
paling banyak mendapat
perhatian pengunjung.
1
2 1 2 3 4
3
4
5
6 5 6 7 8
7
8
9
10 9 10 11 12
11
MALIOBORO
12 MALAM HARI
Selain alat musik, sumber bunyi lainnya yang ada di malioboro
13 13 ketika malam hari adalah speaker outdoor yang meneruskan suara
beberapa kaum disabilitas yang tersebar di 13 titik berbeda di
koridor malioboro
Meskipun mengasilkan bunyi yang teratur, sumber bunyi tidak terlalu digemari
pengunjung, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang hanya lewat dan
hanya ada sedikit yang berhenti beberapa saat.
Sumber bunyi pada malam hari di Malioboro lainnya adalah bunyi alat
musik yang berasal dari Event Musik yang tidak selalu hadir di MALIOBORO
1 malioboro setiap malamnya.
Even musik ini cukup mendapat perhatian dari pengunjung karena MALAM HARI
bunyi yang dihasilkan teratur.
3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka - angka,
meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kalimat yang terdapat
dalam angket , kalimat hasil wawancara antara peneliti dengan responden.
Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data
kualitatif yang diangkakan misalnya dalam skala pengukuran. Suatu penyataan atau
pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, misalnya sangat setuju diberi angka 4, setuju
angka 3, kurang setuju diberi angka 2, dan tidak setuju diberi angka 1 ( Sugiyono, 2002 ).
Proses penelitian diawali dengan pengumpulan data berupa pengkuran serta hasil wawancara
berupa angket berdasarkan kerangka yang telah dipersiapkan, sehingga data yang didapat
sesuai dengan fokus penelitian.
Alat yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah Sound Level Meter, yaitu alat untuk mendeteksi
kebisingan pada suatu lokasi.
Selain Sound Level Meter, alat lain yang dipakai dalam penelitian
ini adalah Angket ( untuk mendapatkan data tanggapan
pengunjung Malioboro terkait bunyi yang ada di kawasan
Malioboro ), Kamera ( untuk mendapatkan gambar / visual
komponen - komponen fisik terkait bunyi ).
Sound Level Meter
DATA PENGUKURAN
KEBISINGAN ( sound level meter )
Kamis, 01 November 2018
Siang, 12.05 WIB
±60,0 dB
a. ±68,4 dB ±79,2 dB
b. ±64,1 dB
82,0 dB
c. ±65,0 dB
d. ±64,0 dB
e. ±62,3 dB
f. ±60,0 dB
a. ±61,4 dB
±60,0 dB b. ±62,0 dB
c. ±64,0 dB
±65,2 dB d. ±64,0 dB
±63,0 dB e. ±62,3 dB
f. ±60,0 dB
±62,0 dB
a. ±60,0 dB c. ±64,0 dB e. ±62,3 dB
±61,0 dB b. ±62,0 dB d. ±64,0 dB f. ±60,0 dB
a. ±61,0 dB a. ±61,4 dB c. ±64,0 dB e. ±62,0 dB
b. ±62,0 dB b. ±62,0 dB d. ±64,0 dB f. ±60,0 dB
c. ±64,0 dB
a. ±60,0 dB c. ±64,0 dB e. ±62,0 dB
d. ±64,0 dB b. ±62,0 dB d. ±64,0 dB f. ±60,0 dB
e. ±62,3 dB
f. ±62,0 dB
±62,8 dB
75,0 dB ±63,0 dB
a. ±60,0 dB c. ±64,0 dB e. ±62,0 dB
99,1 dB b. ±62,0 dB d. ±64,0 dB f. ±60,0 dB
90,0 dB Kamis, 01 November 2018
Siang, 12.05 WIB
80,0 dB 82,6 dB
75,1 dB 75,2 dB
70,0 dB 68,8 dB
±67,0 dB 68,1 dB
66,2 dB
±64,0 dB ±64,0 dB
64,3 dB
±62,0 dB ±62,3 dB
±60,0 dB
60,0 dB ±60,0 dB
50,0 dB
a. b. c. d. e. f.
Kamis, 01 November 2018
Siang, 12.05 WIB
90,0 dB
82,6 dB
80,0 dB
75,1 dB 75,2 dB
68,8 dB 70,0 dB
68,1 dB
±67,0 dB
±64,0 dB ±64,0 dB
64,2 dB 64,3 dB
±62,0 dB
±62,3 dB
±60,0 dB
±61,4 dB 60,0 dB
50,0 dB
a. b. c. d. e. f.
DATA PENGUKURAN
KEBISINGAN ( sound level meter )
Sabtu, 03 November 2018
Malam, 21.00 WIB
85,0 dB
a. ±68,3 dB 97,2 dB
b. ±70,2 dB
99,1 dB
c. ±74,0 dB
d. ±73,0 dB
e. ±68,3 dB
f. ±65,0 dB
a. ±61,4 dB
85,0 dB b. ±68,4 dB
c. ±74,6 dB
93,2 dB d. ±70,2 dB
91,0 dB e. ±68,3 dB
f. ±69,0 dB
88,0 dB
a. ±62,0 dB c. ±74,0 dB e. ±68,3 dB
87,0 dB b. ±68,4 dB d. ±73,0 dB f. ±69,0 dB
a. ±69,0 dB a. ±76,0 dB c. ±87,0 dB e. ±72,3 dB
b. ±68,0 dB b. ±85,7 dB d. ±80,2 dB f. ±69,0 dB
c. ±74,0 dB
d. ±74,0 dB a. ±62,0 dB c. ±74,0 dB e. ±68,3 dB
e. ±68,3 dB b. ±68,4 dB d. ±73,0 dB f. ±69,0 dB
f. ±62,0 dB
99,2 dB
84,0 dB 85,1 dB
a. ±62,0 dB c. ±74,0 dB e. ±68,3 dB
104,0 dB b. ±68,4 dB d. ±73,0 dB f. ±62,0 dB
Sabtu, 03 November 2018
Malam, 21.00 WIB
100,0 dB
99,2 dB
97,4 dB 97,4 dB
92,4 dB
90,0 dB
88,0 dB
±87,0 dB
80,0 dB
77,9 dB
±74,0 dB
±72,0 dB
70,0 dB ±69,0 dB
±68,3 dB
±68,4 dB
66,2 dB
60,0 dB ±62,3 dB
50,0 dB
a. b. c. d. e. f.
Sabtu, 03 November 2018
±101,0 dB
Malam, 21.00 WIB 100,0 dB
97,6 dB 97,0 dB
95,0 dB
90,0 dB
87,0 dB
88,0 dB
82,6 dB
80,0 dB
77,3 dB
±74,0 dB
±73,0 dB
±70,2 dB 70,0 dB
±68,3 dB
±68,3 dB
±65,0 dB
60,0 dB
50,0 dB
a. b. c. d. e. f.
DATA RESPONDEN
KUESIONER
Selasa, 20 November 2018
DATA RESPONDEN
KUESIONER
Selasa, 20 November 2018
DATA RESPONDEN
KUESIONER
Selasa, 20 November 2018
Kamis, 01 November 2018
Siang, 12.05 WIB
Sabtu, 03 November 2018
Malam, 21.00 WIB