Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Kepadatan penduduk merupakan faktor utama terciptanya berbagai masalah sosial


dan lingkungan di daerah perkotaan. Kegiatan ekonomi perkotaan yang maju misalnya
pada sektor perdagangan, jasa, pendidikan serta pariwisata mendorong percepatan
proses urbanisasi masyarakat. Hal ini nyata terjadi di Kota Yogyakarta. Meurut BPS DI
Yogyakarta 2018, rata-rata persentasi laju pertumbuhan penduduk masyarakat Kota
Yogyakarta sebesar 1.85 % sejak tahun 2014 - 2018. Penduduk Kota Yogyakarta pada
tahun 2014 sebanyak 407.667 Jiwa dan mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 1.85
% maka dalam setahun pertambahan penduduk Kota yogyakarta sebanyak kuran lebih
7.541 Jiwa. Dengan demikian diprediksikan pada tahun 2025 jumlah penduduk mencapai
460.459 Jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan
perkotaan. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin berkurang jumlah luas
lahan perkotaan. Dampaknya, apabila tidak ditangani dengan baik maka masalah-
masalah sosial dan lingkungan akan semakin buruk. Misalnya pada Kampung Pajeksan,
Sosromenduran, Gedong Tengen, DI Yogyakarta.
Pada Oktober 2018 Kampung Pajeksan ditetapkan sebagai Kampung Wisata
Pajeksan. Bentuk persiapan Pajeksan sebagai Kampung Wisata yang diprogramkan
pemerintah misalnya; pengembangan kesenian tari, lukis, hadra, dan industri kuliner.
Sebagai kampung wisata, ketersediaan sarana prasarana paling kurang mendukung
kegiatan wisata yang berlangsung di wilayah Kampung Pajeksan, misalnya dari segi
penggunaan lahan, bentuk masa dan bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang communal,
pedestrian ways, Pendukung aktivitas, penandaa, dan pemeliharaan. Namun secara fisik
ketersediaan elemen-elemen tersebut belum siap untuk mendukung kegiatan wisata di
Kampung Pajeksan.
Pada pembahasan ini penulis menitik beratkan fokus pada elemen sirkulatif dan
penandaan yakni dari segi aksesibilitas dan navigasi di wilayah Kampung Pajeksan yang
mendukung konsep Tourist Friendly. Secara umum kondisi fisik aksesibilitas di Kampung
Pajeksan memiliki masalah secara standarisasi dimensional dan standarisasi
kenyamanan aksesibilitas. Sedangkan dari segi elemen penandaan, fungsi navigatif
elemen penandaan kurang memadai sehingga efektifitas penerapannya tidak dapat

KAMPUNG RAMAH WISATA menavigasi pengunjung secara baik. Ke dua hal ini berdampak pada kenyamanan
kegiatan wisata di Kampung Pajeksan. Secara umum dapat dikatakan elemen sirkulasi
dan penandaan Kampung Pajeksan kurang ramah terhadap kegiatan wisata di Kampung

PAJEKSAN
Pajeksan.

Land Use
?? Kampung Preservation
??
Ramah Wisata
DENGAN KONSEP TOURIST FRIENDLY Building Form And
Massing ?? Signage
??
Circulation & Parking
?? Activity Support
??
Open Space
?? Pedestrian Ways
??
Perencanaan Arsitektur Lingkungan Bersahabat
YOHANES H O NAMA TUAN / 185402859
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

1 2
6 7

3
4
1

2 5

3 4

5 5 6 7 8
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menciptakan Kampung Wisata Pajeksan menjadi Kampung Ramah Wisatawan untuk meningkatkan
sisi ekonomi masyarakat Kampung Pajeksan?

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan
1. Menciptakan susasana ramah wisata di Kampung Pajeksan
2. Peningkatan kualitas ruang publik Kampung Pajeksan
3. Penataan Kampung Pajeksan dari aspek elemen sirkulasi sesuai
4. Menyediakan elemen penandaan yang memadai untuk navigasi wisatawan di Kampung Pajeksan

Sasaran
1. Masyarakat Kampung Pajeksan
2. Pengelola Kawasan Wisata Kampung Pajeksan
3. Elemen fisik Kampung Pajeksan
KAMPUNG WISATA PAJEKSAN

Kampung Pajeksan merupakan sebuah kampung di Kawasan Malioboro yang merupakan bagian dari wilayah adminstrasi Kelurahan
Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Kampung Pajeksan memiliki luas kurang lebih 55.114 m2 yang
terbagi ke dalam 4 RW dan 13 RT.
Batas Fisik Kampung Pajeksan
Utara : Jalan Dagen Selatan : Jalan Pajeksan
Timur : Jalan Malioboro Barat : Kampung Jogonegaran
KAJIAN TEORI
Kampung Wisata
Menurut Wiendu Nuryati 1993, Kampung wisata adalah salah satu Kampung Wisata
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang
disajikan dalam duatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryati, 1993) Integration
Menurut Wiendu Nuryati 1993, ada dua komponen utama kampung
wisata yakni; Fasilitas
Ÿ Akomodasi; sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat
Atraksi
Pendukung
dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal
penduduk.
Ÿ Atraksi; seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta
setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya Akomodasi
wisatawan sebagai partisipan aktif, seperti; kursus tari, bahasa, dan
lain-lain.
Kriteria Kampung Wisata
Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNDP dan WTO 1991,
menetapkan beberapa kriteria kampung wisata, di antaranya; Kriteria Kampung Wisata
Ÿ Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam budaya dan hasil
ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik
dan yang paling atraktif.
Ÿ Jarak tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama Atraksi
tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibu kota
provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.
Ÿ Besaran Kampung; menyangkut masalah-masalah jumlah rumah,
Jarak Tempuh
jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah kampung.Kriteria
ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu
kampung. Besaran Kampung
Ÿ Sistem kepercayaan dan masyarakat; merupakan aspek penting
mengingat adanya aturan-aturan khusus pada komunitas sebuah Sistem Kepercayaan
kampung. perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi
mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.
Ÿ Ketersediaan infrastruktur ; meliputi fasilitas dan pelayanan Infrastruktur
transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telpon, dan
sebagainya.
KAJIAN TEORI
KRITERIA KAMPUNG WISATA
Dengan Pendekatan Teori Elemen Perkotaan
(Shirvani,1985)

Ÿ Tata Guna Lahan (Land Use); merupakan perencanaan dua dimensional pemanfaatan atau peruntukan suatu ruang
kota. Perencanaan pemanfaatan lahan suatu wilayah dilakukan dengan berbagai pertimbangan tertentu.
Ÿ Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing); membahas bagaimana bentuk dan massa bangunan di
suatu wilayah membentuk kota atau wilayah tersebut. Bentuk dan masa bangunan ini berkaitan dengan; ketinggian
bangunan, kepejalan bangunan, KLB, KDB, GSB, langgam, Skala, Material,tekstur, dan warna.
Ÿ Sirkulasi dan Parkir (Circulation and parking); merupakan elemen perancangan kota yang secara langsung dapat
membentuk dan mengontrol kegiatan kota.
Ÿ Ruang terbuka (open space); merupakan ketersediaan ruang terbuka untuk aktifitas komunal masyarakat. Ruang
terbuka dibagi menjadi dua yakni hardscape seperti; jalan, trotoar, patung, bebatuan,dan sebagainya, _dan
softscape seperti; tanaman dan air.
Ÿ Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian ways); merupakan ketersediaan ruang untuk pejalan kaki.
Ÿ Pendukung Aktifitas (Activity support); berkaitan dengan segala sesuatu yang mendukung kegiatan masyarakat
kota.
Ÿ Penandaan (Signage); merupakan penunjuk arah jalan, rambu-rambu lalulintas, media iklan, dll yang dapat
memberi informasi kepada masyarakat kota.
Ÿ Preservasi (preservation); merupakan perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dll yang
merupakan bagian dari kota.

KONSEP RAMAH WISATA


Menurut Lipman G 2007, “Tourist friendly destination is an approach to addressing the concept of customer-
oriented. It is mean the tourists will choose a destination when guided by a desire to
learn, to explore new experiences, and expand their meaning of life through the Activity
experience of travel.” (Lipman, 2007). Pada pengertian ini wisatawan (customer)
merupakan orientasi dari penyedia layanan atau pengelola wisata (provider),
Customer (Tourist)
artinya setiap fasilitas yang disediakan disesuaikan dengan permintaan.
Menurut Anuar Ana (2013) “Tourist friendly destination is a
Product Space
concept which gives a satisfaction (to meet tourist’s demand and
supply) through maximum use of activity, product, and space.”
(Ana, 2013). Pada pengertian ini penyedia layanan berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan dengan
memaksimalkan penyediaan layanan untuk digunakan wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai